Banyak orang membangun sebuah bisnis dengan tujuan utama mendapatkan profit semaksimal mungkin. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa aspek finansial menjadi hal penting yang diburu dan ingin dicapai oleh setiap pelaku usaha. Bahkan, tidak sedikit pelaku usaha yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari bisnisnya.
Di sini tentu kita tidak akan membahas kecurangan dalam berbisnis untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Justru kita akan belajar tentang strategi keuangan berkelanjutan agar bisnis tetap lestari. Serangkai dengan hal tersebut dan tak kalah penting adalah bagaimana bisnis kita bisa memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat sekitar. Yuk daripada penasaran, simak artikel ini sampai selesai!
Apa Itu Strategi Berkelanjutan dalam Keuangan?
Sebagai pelaku bisnis, kita pasti menginginkan kebutuhan bahan baku dapat terpenuhi setiap saat agar proses produksi bisa berjalan lancar, sehingga pasokan produk senantiasa terjaga. Sayangnya tak sedikit dari pelaku usaha, terutama yang menggunakan bahan baku dari alam justru cenderung mengeksploitasi, tanpa ada upaya yang signifikan untuk menjaga kelestarian lingkungan agar dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh generasi penerus di masa depan.
Baca Juga: Menyusun Anggaran dan Proyeksi Pertumbuhan Usaha Untuk Rencanakan Kesuksesan
Kini setiap pelaku usaha dituntut untuk tidak hanya mengejar profit saja, tetapi juga memikirkan aspek sosial dan lingkungan dari bisnis yang dijalankannya. Inilah gambaran tentang sustainable financing atau keuangan berkelanjutan dalam bisnis, yaitu sebuah praktik industri keuangan yang mengutamakan pertumbuhan berkelanjutan dengan menyelaraskan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
Salah satu contoh masalah yang sering timbul dari industri adalah limbah kemasan produk. Banyak produsen yang masih menggunakan kemasan tidak ramah lingkungan dan parahnya tidak memiliki paket solusi untuk menangani limbah kemasan produknya. Akibatnya lingkungan yang harus menanggung kerusakan akibat pencemaran dan tumpukan sampah limbah kemasan produk.
Kerusakan dan pencemaran lingkungan sebenarnya dapat diminimalisir bahkan dihindari, apabila pelaku bisnis memiliki tingkat kesadaran yang tinggi akan kelestarian lingkungan itu sendiri. Misalnya dengan menggunakan kemasan produk yang ramah lingkungan. Biayanya mungkin lebih mahal dibandingkan dengan kemasan yang tidak ramah lingkungan. Namun, kita bisa menjual produk dengan harga sedikit lebih mahal, karena packaging produknya bagus dan bisa digunakan kembali (reuse) atau didaur ulang (recycle). Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan profit dari bisnis kita. Tak hanya itu, kita juga telah berkontribusi terhadap lingkungan sekitar dengan tidak menambah volume limbah kemasan produk.
Baca Juga: Membuat Laporan Keuangan Sederhana: Langkah-langkah Dasar
Aspek-Aspek Strategi Berkelanjutan dalam Keuangan
Strategi berkelanjutan dalam keuangan berfokus pada bisnis lestari. Meski demikian, kelestarian bisnis tidak hanya menitikberatkan pada keberlangsungan bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi produk yang akan dijual. Ada aspek-aspek lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan agar bisnis tetap lestari.
1. Aspek Ekonomi
Semua bisnis bermuara pada hal yang sama, yakni keuntungan. Bisnis merupakan pengejawantahan dari aspek ekonomi, yang berkaitan erat dengan perolehan pendapatan dan pengelolaan keuangan. Dalam kaitannya dengan sustainable financing ini, aspek ekonomi mencakup dua faktor, yaitu pertumbuhan bisnis dan equator capital. Bisnis tanpa kekuatan finansial akan sulit untuk bertumbuh dan berkembang. Meski demikian, faktor non-finansial pun tidak bisa diabaikan. Kualitas produk dan tata kelola perusahaan juga memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan bisnis.
Kualitas produk jelas mengacu pada nilai-nilai yang terkandung dalam produk itu sendiri, baik rasa, daya tahan, bahan baku, maupun kemasannya. Sementara tata kelola mengacu pada manajemen internal perusahaan mulai dari struktur organisasi, peraturan perusahaan, hingga pencatatan keuangan. Hal ini penting karena akan menjadi pondasi bisnis ke depannya, terutama ketika bisnis membutuhkan tambahan modal alias investasi.
Baca Juga: Solusi Transaksi Digital Untuk
Pengelolaan Keuangan Bisnis
Investasi tak hanya menjamah bisnis skala besar saja, tetapi juga UMKM. Satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah instrumen-instrumen investasi akan diberdayakan untuk mendukung organisasi-organisasi bisnis lestari. Artinya, organisasi bisnis tidak hanya berfokus pada pertumbuhan saja, tetapi juga ramah lingkungan dan sosial. Investasi tidak hanya dilakukan untuk kepentingan internal perusahaan saja, tetapi juga kepentingan eksternal dengan turut menjaga kelestarian lingkungan.
2. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan dalam konteks strategi berkelanjutan keuangan jelas mengacu pada pelestarian alam. Setiap orang berhak untuk memanfaatkan segala sesuatu yang ada dan tumbuh di bumi ini. Hal ini memang tidak salah, namun perlu digaris bawahi bahwa memanfaatkan tidak sama dengan merusak.
Misalnya, pemanfaatan tanaman kakao untuk membuat produk coklat bernilai ekonomi tinggi bisa saja dilakukan oleh para pelaku bisnis apapun skalanya. Namun, penggunaan bahan baku kakao secara besar-besaran tanpa disertai dengan peremajaan atau reboisasi tanaman tersebut, akan tiba saatnya terjadi kelangkaan. Produksi coklat akan terhambat bahkan terhenti sama sekali apabila bahan baku kakao tidak tersedia lagi. Inilah gambaran dari bisnis yang tidak ramah lingkungan.
Baca Juga: 10 Aplikasi Keuangan Digital
Intinya konsep strategi berkelanjutan dalam proses keuangan ini berusaha menciptakan bisnis yang ramah lingkungan. Mulai dari bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk hingga kemasan produk akhir. Pelaku bisnis sudah harus memikirkan kelangsungan ketersediaan bahan baku produknya dalam jangka panjang. Hal ini penting agar bisnis yang dijalankan pun bisa berkelanjutan dan terus lestari.
3. Aspek Sosial
Aspek sosial mengacu pada kebermanfaatan bisnis terhadap lingkungan masyarakat sekitar. Artinya, ada pihak yang menerima manfaat atas keberadaan bisnis tersebut. Misalnya pelaku usaha yang bisnisnya telah bertumbuh dan berkembang menjadi besar mencanangkan program pemberdayaan anak-anak muda di daerah rural untuk melakukan penanaman pohon sebagai penghijauan.
Prinsip kebermanfaatan secara sosial ini tidak hanya mencakup pihak-pihak eksternal saja, tetapi juga untuk pihak-pihak internal perusahaan atau organisasi bisnis, seperti karyawan. Bentuk berkelanjutan finansial dari segi sosial ini bisa diwujudkan dengan sistem kerja berbasis kekeluargaan yang memberikan kenyamanan kepada karyawan.
Baca Juga: Mengenal Standar PSAK Untuk Pencatatan dan Pelaporan Keuangan
Tak hanya itu, pelaku bisnis juga dapat meningkatkan kompetensi dan keterampilan karyawan dengan memberikan pelatihan secara berkala. Dengan demikian, karyawan mampu mengembangkan diri sehingga diharapkan dapat berimbas pada peningkatan kinerja dan produktivitas.
Manfaat dari bisnis juga dapat diperoleh dari produk yang dihasilkan dan dijual ke pasaran. Produk dengan bahan baku yang ramah lingkungan tentu akan memberikan manfaat bagi konsumennya. Misalnya produk roti yang bebas gluten, akan bermanfaat bagi konsumen karena bergizi dan menyehatkan. Demikian pula halnya dengan produk fashion ready to wear berupa sandal dan aksesoris yang terbuat dari serat alam (Agave) yang tentunya selain memberikan alternatif kepada konsumen, juga membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan perajin serat alam.
Sumber: Instagram Yorri Eatery
4. Aspek Tata Kelola Perusahaan
Sekecil apapun skala usaha yang dijalankan, apabila terkelola dengan baik maka akan lebih mudah dijalankan dan mencapai tujuan. Pengelolaan bisnis ini menjadi acuan dari aspek tata kelola dalam strategi berkelanjutan keuangan. Tata kelola perusahaan lebih mengacu pada pengelolaan bisnis secara internal, mencakup:
Baca Juga: Menyiapkan Company Profile, Rencana
Usaha, dan Proposal Bisnis untuk Mengundang Investor
- Struktur organisasi yang menunjukkan garis komando yang merepresentasikan koordinasi dan tanggung jawab masing-masing posisi jabatan dalam organisasi bisnis.
- Susunan tim kerja yang sistematis, termasuk deskripsi tugas dan tanggung jawabnya.
- Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk semua tim kerja dalam organisasi bisnis yang digunakan sebagai panduan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
- Peraturan organisasi bisnis secara tertulis yang berlaku untuk semua tim kerja tanpa terkecuali, agar proses kerja dapat dijalankan dengan lancar dan tanpa hambatan.
Dampak Positif dari Penerapan Strategi Berkelanjutan dalam Keuangan
Deforestasi, pencemaran lingkungan, dan kerusakan alam lainnya diakui atau tidak merupakan imbas dari industri atau bisnis. Puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu industri berkembang dengan mengekstraksi sumber-sumber daya alam yang ada. Kini, kita mengalami dampak negatif dari kerusakan lingkungan tersebut. Global warming, perubahan cuaca ekstrem, gelombang panas di beberapa negara, musim dingin di negara tropis, bahkan hujan salju di gurun pasir merupakan bukti nyata bahwa bumi kita sedang tidak baik-baik saja. Bumi kita butuh recovery, dilestarikan kembali sehingga keseimbangan ekosistem senantiasa terjaga.
Kita sebagai pelaku usaha tentu tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama, bahkan semakin memperparah kerusakan bumi. Itulah pentingnya strategi berkelanjutan dalam proses keuangan. Dengan kekuatan finansial yang diperoleh dari bisnis, kita turut peduli dengan lingkungan sekitar agar mereka pun bertumbuh dan lestari. Penerapan strategi berkelanjutan dalam keuangan ini mampu memberikan dampak positif sebagai berikut.
Baca Juga: Pentingnya Pencatatan Keuangan Bagi
UMKM
1. Bisnis Terus Lestari
Kita pasti berharap agar bisnis kita bisa bertumbuh dan berkembang menjadi besar. Tak hanya itu, kita pun menginginkan bisnis kita bisa berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bahkan turun-temurun. Harapan ini bisa saja terwujud apabila kita mampu menjaga kualitas produk dan juga memastikan bahwa pasokan bahan baku untuk membuat produk tersebut terjaga dan terus tersedia.
Dengan menerapkan sustainable financing, pasar atau konsumen akan bisa menilai kredibilitas dan orientasi bisnis kita yang ramah lingkungan dan juga sosial. Hal tersebut tentu akan menjadi poin plus bagi bisnis kita di mata konsumen.
Tak hanya itu, kita juga dapat mengajak konsumen untuk turut peduli terhadap kelestarian lingkungan, di mana setiap pembelian produk, berarti telah ikut menghijaukan bumi. Sebab, sebagian dari profit bisnis yang diperoleh akan dialokasikan untuk penanaman pohon. Artinya, semakin banyak konsumen membeli produk kita, semakin banyak pohon yang akan ditanam.
Baca Juga: Tips Memilih Mitra Distributor
2. Kelestarian Lingkungan Tetap Terjaga
Sekarang sudah tidak zamannya bisnis hanya berorientasi pada profit semata. Dari profit yang diperoleh, sebagian dialokasikan untuk pelestarian lingkungan, barulah bisnis yang hebat. Strategi berkelanjutan dalam keuangan mendorong kita untuk memiliki kepedulian terhadap sesama baik saat ini maupun di masa yang akan datang.
Bisnis lestari yang telah menerapkan sustainable financing menyadari akan pentingnya ketersediaan pasokan bahan baku secara kontinu. Oleh sebab itu, pelaku bisnis lestari umumnya memiliki program penghijauan atau penanaman kembali tanaman-tanaman yang menjadi bahan baku produknya.
Seperti dilakukan oleh Bagudaya dan Yorri Eatery, dua bisnis lestari yang bergerak di bidang berbeda. Bagudaya adalah sebuah bisnis yang memproduksi produk fashion ready to wear dari serat alam (gebang/Agave), yang biasa digunakan untuk rambut barong, yakni kesenian asal Bali. Untuk menjaga ketersediaan pasokan serat gebang, Bagudaya melakukan penanaman tanaman gebang secara kontinu.
Baca Juga: 10 Tipe Inovasi Bisnis yang Perlu Dilakukan
Demikian pula dengan Yorri Eatery. Bisnis yang bergerak di bidang bakery ini memiliki produk andalan berupa banana bread (roti pisang). Bahan baku pisang dipasok dari petani di daerah Malang yang memang berlimpah produksinya. Meski berlimpah, Yorri Eatery tetap menjaga pasokan bahan baku pisang dengan melakukan penanaman pohon pisang untuk setiap produk yang terjual.
3. Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat
Bisnis tidak hanya tentang kita sebagai owner, tetapi bagaimana kita bisa memberikan sumbangsih kepada masyarakat sekitar. Poin ini pun tidak lepas dari dampak positif penerapan strategi berkelanjutan dalam keuangan.
Penerima manfaat dari bisnis tidak hanya pemilik bisnis itu sendiri, tetapi juga orang-orang yang diberdayakan dan memberi kontribusi atas bertumbuhnya bisnis tersebut. Penerapan sustainable financing ini benar-benar mengajarkan pada pemilik bisnis untuk ikhlas berbagi baik secara materi maupun non-materi, seperti ilmu dan keterampilan. Intinya, bisnis akan bertumbuh dan lestari apabila melibatkan orang-orang yang memiliki energi positif sehingga bisa saling mendukung dan berbagi semangat untuk mencapai kesuksesan bersama.
Baca Juga: Lima Alasan Kenapa Budaya Inovasi Penting Bagi UMKM
Sahabat Wirausaha, strategi berkelanjutan dalam proses keuangan tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi yang bermuara pada perolehan profit saja, tetapi juga memperhatikan aspek lainnya. Berbisnis untuk mendapatkan profit, itu pasti. Namun, berbisnis juga harus berorientasi pada ramah lingkungan dan sosial. Artinya, bisnis yang dijalankan mampu memberikan manfaat untuk pelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi:
Webinar APINDO Keuangan Series: Strategi Keberlanjutan dalam Proses Keuangan