Dalam menjalankan suatu bisnis, Sahabat Wirausaha pasti ingin terus tumbuh. Pertumbuhan sebuah usaha merupakan hal penting, tidak hanya untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, tetapi juga untuk keberlangsungan usaha untuk jangka waktu panjang. Sebuah bisnis yang tidak berkembang akan tersisihkan oleh kompetitor dan menyebabkan bisnis tersebut bangkrut.
Perlu diperhatikan bahwa pertumbuhan usaha merupakan sebuah keniscayaan yang harus dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini tidak terlepas dari para kompetitor yang juga terus mengalami perkembangan. Mereka akan terus melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas bisnis mereka, baik dari sisi produk, pemasaran, teknologi dan faktor lainnya.
Dengan demikian, apabila Sahabat Wirausaha berhenti dalam melakukan pengembangan usaha maka bisnis dapat tertinggal. Sebagai contoh, Pak Andi mengembangkan usahanya untuk mampu tumbuh. Salah satu aspek yang ingin dikembangkan adalah aspek penjualan.
Baca Juga: Pola Struktur Organisasi bagi UMKM
Beliau menargetkan mampu menjual seribu unit produk dengan melakukan pemasaran melalui sosial media. Pada saat target tersebut tercapai, Pak Andi harus memiliki target baru untuk memastikan usahanya tetap terus tumbuh.
Pada tulisan kali ini, Sahabat Wirausaha akan diajak untuk memahami urgensi dari menyusun rencana usaha dan juga bagaimana cara menyusun rencana tersebut. Yuk kita simak.
Pentingnya Perencanaan Pertumbuhan Usaha
Sahabat Wirausaha perlu memperhatikan bahwa pertumbuhan usaha perlu memiliki sebuah perencanaan yang matang. Rencana usaha akan menentukan bagaimana pertumbuhan tersebut berjalan.
Dengan memiliki rencana usaha, Sahabat Wirausaha dapat memastikan bahwa bisnis berjalan dalam koridor yang diinginkan. Tanpa memiliki rencana usaha, Sahabat Wirausaha akan kesulitan mengukur perkembangan dalam mencapai suatu tujuan.
Selain itu, rencana pengembangan usaha dapat menjadi indikator bahwa suatu bisnis memiliki tujuan yang ingin dicapai. Sebuah bisnis yang tidak memiliki rencana usaha biasanya juga tidak memiliki tujuan mengenai kegiatan usahanya.
Baca Juga: Memilih Jenis Badan Usaha yang Sesuai dengan Kebutuhan dan Tujuan Bisnis
Bisnis tersebut hanya menjadi sebuah rutinitas tanpa mengetahui arah mana yang akan dituju. Hal ini dikarenakan bisnis tersebut tidak memiliki gambaran yang jelas mengenai apa yang harus dilakukan dalam setiap tahapan bisnis yang ada.
Rencana usaha juga dapat meningkatkan potensi usaha untuk berkembang dengan mempermudah pelaku UMKM untuk mengakses permodalan. Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi Lanjutan tahun 2018 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), rencana pengembangan memiliki odds ratio sebesar 1,702 dalam memberikan akses keuangan bagi pelaku usaha mikro kecil (UMK).
Angka ini dapat diartikan bahwa pelaku UMK yang memiliki rencana usaha memiliki peluang hampir dua kali lipat untuk memperoleh pembiayaan dibandingkan degan yang tidak memiliki.
Hal ini tidak terlepas dari bagaimana investor mendapatkan kepastian mengenai prospek usaha dari pelaku UMK yang sudah memiliki rencana usaha. Rencana usaha juga dapat menjadi acuan dalam penggunaan dana pembiayaan yang akan diberikan oleh investor. Dengan mendapatkan pembiayaan tersebut, pelaku UMK yang telah memiliki rencana usaha dapat menggunakan dana yang didapatkan secara lebih terukur dan bermanfaat bagi kegiatan usaha.
Namun sayangnya, masih banyak pelaku UMKM yang masih belum memiliki rencana usaha. Berdasarkan data yang sama dari BPS, 63,72 persen pelaku usaha UMK masih belum memiliki rencana usaha. Apabila digali lebih lanjut, mayoritas dari para pelaku UMK tersebut menyatakan bahwa alasan mereka tidak memiliki rencana usaha adalah karena tidak memiliki modal.
Baca Juga: Hal yang UMKM Wajib Tahu Tentang Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Alasan kedua terbanyak adalah belum merasa perlu mengembangkan usaha, kurangnya tenaga kerja hingga sudah terbiasa pada barang dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Selain itu, terdapat beberapa alasan lain seperti kesulitan pemasaran dan kurangnya keahlian. Hasil ini menjadi sebuah indikator bahwa kesadaran membuat rencana usaha masih menjadi tugas rumah dari pelaku UMKM.
Proses Menyusun Rencana Usaha dalam Pengembangan Usaha
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, rencana usaha dibuat untuk membantu Sahabat Wirausaha dalam mencapai tujuan usaha. Proses penyusunan rencana usaha tersebut harus dilakukan secara komprehensif dan mempertimbangkan banyak aspek. Selain itu, proses ini juga harus berkesinambungan dari satu aspek terhadap aspek lainnya.
Berdasarkan buku Strategic Management yang ditulis oleh Fred R. David (2010), prosedur dalam menyusun sebuah rencana untuk pengembangan usaha mencakup tiga tahapan, yaitu tahapan input, tahapan pengelompokan atau matching dan tahap penentuan.
Baca Juga: Pentingnya Memiliki Visi Dalam Menentukan Arah Pengembangan Usaha
1. Tahapan Input
Pada tahapan input, Sahabat Wirausaha harus melakukan analisa yang mendalam mengenai dua aspek, yaitu aspek eksternal dan aspek internal. Aspek eksternal ini mencakup berbagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi keberlangsungan usaha.
Beberapa contoh aspek adalah birokrasi dan politik dari pemerintah, makroekonomi, sosial dan demografi, perkembangan teknologi, lingkungan serta tenaga kerja. Sahabat Wirausaha dapat melakukan identifikasi terhadap keenam aspek tersebut untuk kemudian mengidentifikasi peluang dan tantangan yang bisa muncul dari aspek eksternal tersebut.
Pada sisi aspek internal, Sahabat Wirausaha dapat melakukan analisa mengenai kondisi internal bisnis. Sahabat Wirausaha dapat melihat aspek operasional, keuangan, sumber daya manusia, teknologi serta riset dan pengembangan. Keseluruhan aspek tersebut dapat dievaluasi untuk kemudian menentukan kelebihan dan kekurangan dari usaha yang dijalankan.
Sebagai contoh, Pak Andi adalah seorang pengusaha pakaian tidur. Dengan tujuan memastikan usahanya terus tumbuh, beliau berusaha menyusun rencana usaha. Pada tahap input yang dijelaskan di atas, beliau mencoba menganalisis aspek eksternal dan internal dari usahanya.
Beliau menemukan bahwa terdapat beberapa kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh usahanya berupa menurunnya kualitas tidur masyarakat karena berbagai kesibukan dan gadget. Pada saat yang sama masyarakat sebenarnya sangat memperhatikan kualitas tidur mereka.
Hal ini tidak terlepas dari pengaruh kualitas tidur terhadap kesehatan mental yang bisa dialami oleh seseorang. Pak Andi juga menemukan bahwa kualitas tidur akan dipengaruhi oleh kenyamanan pakaian tidur yang digunakan oleh seseorang. Berbagai fakta tersebut dapat menjadi kesempatan atau potensi yang dimanfaatkan.
Baca Juga: Peluang Pasar: Membangun Usaha Jasa Rutin Pendukung Kehidupan
Pada sisi tantangannya, Pak Andi menemukan bahwa daya beli masyarakat sedang menurun. Kondisi pandemi yang terjadi pada tahun 2019 hingga 2021 membuat masyarakat tidak mampu mendapatkan pemasukan yang sesuai. Hal ini menjadi catatan penting Pak Andi mengenai tantangan dari faktor eksternal yang harus dihadapi.
Pada aspek internal, Pak Andi menemukan bahwa bisnisnya memiliki kelebihan dalam dua hal, yaitu proses produksi dan juga pengembangan dan riset. Produk beliau tergolong menarik dan unik karena mampu menghadirkan sebuah pakaian tidur yang nyaman digunakan dan berkualitas.
Beliau menggunakan sebuah kombinasi bahan pakaian yang melalui proses uji coba yang panjang sehingga tidak mudah diikuti oleh kompetitor. Produk ini juga dapat dihasilkan dengan biaya produksi yang relatif terjangkau.
Pada sisi lain, Pak Andi juga menyadari bahwa kekurangan dari aspek internalnya adalah biaya pengembangan produk yang relatif mahal. Ketika mencoba menemukan bentuk pakaian tersebut, Pak Andi melakukan beberapa eksperimen dan analisa yang mengeluarkan cukup banyak investasi. Selain itu, produk ini juga mungkin masih belum cukup sering digunakan di kalangan masyarakat dan hanya digunakan pada lingkungan relasi Pak Andi sendiri.
Proses identifikasi yang dilakukan oleh Pak Andi ini dapat dicontoh oleh Sahabat Wirausaha. Hal yang harus dilakukan yaitu melakukan identifikasi sederhana seperti yang dilakukan oleh Pak Andi dalam mencari pengaruh faktor eksternal dan internal dalam mendorong pertumbuhan usaha.
2. Tahapan Pengelompokan
Setelah melakukan analisa pada tahap input, Sahabat Wirausaha dapat masuk ke tahapan penyesuaian kedua faktor tersebut. Sahabat Wirausaha dapat menggabungkan faktor eksternal dan internal tersebut untuk kemudian menentukan alternatif strategi yang perlu dilakukan.
Baca Juga: Mempersiapkan Ekspansi Bisnis Melalui Franchise Ala Fish Streat
Sebagai gambaran, berdasarkan data BPS pada Sensus Ekonomi Lanjutan pada tahun 2018, terdapat 36.28 persen dari para pelaku UMK yang telah memiliki rencana pengembangan usaha.
Apabila dilihat lebih lanjut, 72,77 persen dari para pelaku UMK tersebut memiliki rencana ekspansi berupa memperluas tempat menjalankan usaha. Sedangkan 40,37 persen dari para pelaku UMK tersebut juga memiliki rencana untuk melakukan diversifikasi produk.
Beberapa bentuk pengembangan usaha lainnya adalah membuka cabang dan meningkatkan keahlian dalam melakukan produksi. Sahabat Wirausaha dapat menggunakan beberapa strategi tersebut dalam tahapan matching.
Meskipun begitu, Sahabat Wirausaha sebenarnya bisa membuat berbagai strategi yang lebih spesifik dan sesuai dengan kondisi usaha. Sebagai contoh dalam kasus Pak Andi sebelumnya, beliau memiliki kelebihan dalam sisi kualitas produk yang baik dan nyaman.
Hal ini dapat dikombinasikan dengan faktor eksternal mengenai pola konsumen yang membutuhkan pakaian tidur yang nyaman dan tantangan dimana produk ini masih belum dapat dikenal dengan baik. Strategi yang dapat muncul dari kondisi ini adalah dengan melakukan kampanye dan promosi yang masif mengenai pentingnya kenyamanan dalam beristirahat. Pak Andi dapat menekankan peran pakaian tidur dalam kampanye tersebut.
Selain itu, masih terdapat beberapa aspek yang dapat dianalisis oleh Pak Andi. Dalam konteks eksternal, kondisi masyarakat yang sedang mengalami pandemi dan menghadapi penurunan pendapatan dapat dipertemukan dengan kondisi internal yang memiliki biaya produksi relatif murah.
Pak Andi dapat mengambil strategi untuk menghasilkan produk dengan harga murah dalam menjawab kebutuhan masyarakat di masa pandemi. Beberapa strategi lain yang bisa dikerjakan oleh Pak Andi adalah memperbanyak jenis pakaian tidur untuk menyesuaikan dengan banyaknya jenis konsumen. Pak Andi juga dapat melakukan efisiensi proses produksi untuk menghasilkan produk yang lebih baik dengan harga yang lebih terjangkau.
Baca Juga: Empat Langkah Mengembangkan Produk Berbasis Validasi Pasar
3. Tahapan Penentuan
Setelah melalui tahapan matching, Sahabat Wirausaha perlu masuk ke tahapan berikutnya, yaitu tahapan penentuan. Sahabat Wirausaha dapat melakukan penentuan mana strategi yang paling sesuai untuk diterapkan dalam mencapai target yang ada. Dalam melakukan hal ini, pertama Sahabat Wirausaha dapat melakukan penilaian terhadap setiap indikator yang ada.
Penilaian ini dapat dilakukan dengan memberikan bobot terhadap setiap aspek yang telah dikumpulkan pada tahap input. Setelah itu, setiap strategi yang telah diformulasikan dalam tahap matching dapat ditampilkan untuk kemudian disajikan dalam bentuk matriks. Terakhir, Sahabat Wirausaha dapat memberikan skor untuk setiap strategi yang ada berdasarkan aspek eksternal dan internal yang ada.
Pada kasus Pak Andi, beliau dapat menyusun sebuah tabel dimana barisnya berisi aspek usaha yang sudah ada. Sedangkan pada kolom, beliau memasukkan aspek strategi untuk kemudian dimasukkan skornya.
Baca Juga: Pemanfaatan SDM Untuk Riset Pasar dan Pengembangan Produk
Terakhir, beliau kemudian menghitung nilai akhir dengan mengalikan skor yang sudah ditentukan dengan bobot dari setiap aspek. Pak Andi kemudian dapat memilih strategi dengan nilai akhir yang paling tinggi. Tabel yang disusun oleh Pak Andi tersebut akan berbentuk sebagai berikut:
Aspek Usaha |
Bobot |
Strategi |
|||
Meningkatkan kampanye tidur sehat dengan produk |
Memproduksi dengan harga yang cukup murah |
||||
Aspek Eksternal |
Skor |
Bobot x Skor |
Skor |
Bobot x Skor |
|
Perhatian yang meningkat dari masyarakat atas pola tidur yang sehat |
0.5 |
3 |
1.5 |
0 |
0 |
Pentingnya sebuah pakaian dalam peningkatan kualitas tidur |
0.17 |
2 |
0.34 |
1 |
0.17 |
Penurunan daya beli masyarakat |
0.33 |
0 |
0 |
3 |
0.99 |
Aspek Internal |
|||||
Produk yang berkualitas |
0.4 |
3 |
1.2 |
2 |
0.8 |
Biaya produksi relatif murah |
0.2 |
1 |
0.2 |
3 |
0.6 |
Biaya pengembangan produk cukup mahal |
0.1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
Pemasaran masih kurang |
0.3 |
2 |
0.6 |
1 |
0.3 |
Total |
3.84 |
2.86 |
Berdasarkan tabel tersebut, Pak Andi memberikan bobot paling besar pada perhatian masyarakat yang meningkat pada pola tidur sehat. Bobot berikutnya yang besar adalah penurunan daya beli masyarakat dan terakhir adalah pentingnya pakaian tidur dalam meningkatkan kualitas tidur. Total bobot aspek eksternal ini harus sama dengan satu.
Pada aspek internal, bobot terbesar diberikan Pak Andi pada produk yang berkualitas disusul dengan pemasaran yang masih kurang. Setelah itu, aspek dengan bobot yang cukup rendah adalah biaya produksi yang relatif murah dan pengembangan produk yang mahal.
Setelah menentukan bobot, Pak Andi menentukan skor untuk setiap produk yang ada. Penentuan skor ini dilakukan dengan melihat bagaimana strategi tersebut memanfaatkan kelebihan atau mengatasi kekurangan tersebut. Dengan memberikan skor ini, Pak Andi dapat mengukur nilai akhir yang kemudian dapat digunakan untuk melihat strategi mana yang layak digunakan.
Baca Juga: Beberapa Model Ekspansi Bisnis yang Perlu Diketahui UMKM
Berdasarkan hasil perhitungan dari Pak Andi, strategi yang prioritas dilakukan adalah melakukan kampanye tidur sehat dengan produk dari Pak Andi. Strategi menjual dengan produksi harga yang cukup murah masih bisa dilakukan ketika terdapat sisa sumber daya setelah melakukan strategi pemasaran tersebut.
Setelah menyusun strategi usaha dengan baik, Sahabat Wirausaha dapat melakukan implementasi strategi pada setiap aspek usaha. Beberapa aspek usaha yang tercakup di dalamnya seperti aspek keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, riset dan pengembangan serta teknologi.
Beberapa strategi mungkin akan cukup fokus pada beberapa aspek seperti pada kasus Pak Andi, bobotnya mungkin akan cukup besar pada kegiatan pemasaran.
Nah, demikian adalah beberapa hal yang bisa dilakukan dalam menyusun rencana pengembangan usaha. Proses penyusunan rencana ini akan menjadi sangat penting dalam membantu Sahabat Wirausaha untuk mendapatkan strategi yang paling tepat. Jadi, selamat mencoba.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.