Siapa yang tidak pernah makan rice bowl? Makanan ini menjadi salah satu opsi penyelemat kala perut sedang lapar dan di saat kita tidak punya banyak waktu untuk pergi makan di kantin atau restauran.
Makanan yang cukup praktis untuk dibawa kemana saja dan memilihi varian yang beragam ini menjadi pilihan makanan alternatif masyarakat urban dengan mobilitas yang cukup tinggi. Sekarang ini tren rice bowl sedang menjamur di kalangan mahasiswa dan pekerja muda yang tinggal di perkotaan.
Baca Juga: Mengumpulkan Data Untuk Inovasi Bisnis Kuliner
Hal ini menjadikan rice bowl sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Nah, apakah Sahabat Wirausaha tertarik untuk mencoba peluang bisnis ini? Apa saja sih yang harus kita persiapkan untuk berbisnis rice bowl?
Kenapa Harus Bisnis Rice Bowl?
Kelebihan
1. Bisnis yang cocok untuk masyarakat urban
Sebagai masyarakat urban dengan gaya hidup serba cepat, masyarakat cenderung mencari sesuatu yang praktis untuk keseharian mereka. Seperti halnya makanan, mereka membutuhkan makanan yang bisa dipesan dan dibawa kemana saja.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, lahirlah rice bowl. Makanan yang dikemas dengan paper box atau bowl dan praktis bagi masyarakat urban. Permintaan rice bowl yang tinggi di tengah masyarakat urban dapat menjadikan rice bowl menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.
Baca Juga: Pempek Kamsoli, Kuliner Palembang yang Hidupkan Semarang
2. Proses produksi yang mudah
Sesuai dengan namanya, bahan utama dari rice bowl adalah nasi. Kita dapat memasak nasi menggunakan rice cooker atau magic com di rumah, lalu mememasak lauk dan toping untuk rice bowl. Kita bisa memilih varian lauk yang cukup mudah untuk dimasak, seperti chicken katsu, udang asam manis, ayam geprek, dsb. Cukup mudah, bukan?
3. Minim modal
Bisnis rice bowl dapat dimulai dengan modal yang minim. Sahabat Wirausaha tidak memerlukan peralatan yang canggih untuk memulainya. Cukup dengan peralatan dapur yang kita punya, Sahabat Wirausaha dapat langsung memulai bisnis ini. Sahabat wirausaha hanya memerlukan modal untuk membeli bahan baku dan melakukan beberapa percobaan rasa.
Kekurangan
1. Sifat makanan
Seperti sifat makanan pada umumnya yang tidak tahan lama, rice bowl dapat cepat basi jika kita menggunakan bahan yang tidak berkualitas atau cara memasak kita tidak benar. Kita harus menyiapkan bahan yang berkualitas dan memastikan proses produksi (memasak) sudah tepat.
Sahabat Wirausaha mungkin akan membutuhkan beberapa percobaan untuk menemukan rasa dan kualitas makanan yang baik. Dengan sifat yang tidak tahan lama, kita harus memberikan batas jarak pengiriman maksimum dan mencari layanan pengiriman yang menyediakan layanan langsung sampai untuk menghindari risiko penurunan kualitas makanan karena terlalu lama di waktu pengiriman.
Baca Juga: Belajar dari Kegagalan Bisnis Kuliner Ayam Bakar KO
2. Sulit menembus pasar non-urban
Salah satu kekurangan dari bisnis ini adalah rice bowl diperuntukkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat urban akan kepraktisan makanan. Kita akan menemukan kesulitan menembus pasar dengan masyarakat non urban yang tidak memiliki gaya hidup dengan mobilitas tinggi. Hal ini dikarenakan kebanyakan masyarakat non-urban memiliki cukup waktu untuk mnyiapkan bekal makanan mereka.
Bagaimana Memulai Bisnis Rice Bowl?
1. Survei/riset pasar
Sahabat Wirausaha, survei atau riset pasar dilakukan untuk melihat bagaimana respon pasar terhadap produk yang kita akan kita jual, siapa saja kompetitor kita dalam bisnis ini dan apa yang mereka tawarkan.
Riset pasar merupakan hal yang wajib dilakukan, terlebih jika Sahabat Wirausaha tidak memiliki pengetahuan tentang kondisi pasar suatu industri. Riset pasar juga bertujuan untuk mengurangi resiko bisnis yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Riset pasar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu riset online dan offline.
2. Riset Online
Riset online dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti membagikan kuisioner online, bertanya secara langsung kepada teman dan kerabat melalui broadcast WhatsApp, melakukan penelusuran di Google, mengecek hastag di media sosial untuk melihat makanan rice bowl yang sedang viral, atau bisa juga dengan berkunjung ke media sosial kompetitor terdekat untuk melihat apa yang mereka tawarkan, bagaimana kompetitor berinteraksi dengan pelanggan mereka, dan bagaimana respon pelanggan mereka terhadap produk yang dijual oleh kompetitor.
Baca Juga: Menjaga Standar Mutu Bisnis Kuliner Waralaba
Dengan melakukan riset online diharapkan Sahabat Wirausaha dapat mengetahui seberapa ketat persaingan pasar terhadap suatu produk. Hal ini dapat membantu Sahabat Wirausaha untuk menentukan akan memberi nilai tambah (value-added) seperti apa pada produk yang akan kita jual.
3. Riset Offline
Untuk riset offline, Sahabat Wirausaha dapat mencoba membeli rice bowl yang dijual oleh kompetitor untuk menilai rasa dan kualitas produk yang mereka jual, terlebih jika mereka menjual varian rice bowl yang sama dengan varian yang akan kita jual.
Dengan ini, Sahabat Wirausaha dapat memiliki pembanding rasa dan kualitas produk jika ingin melakukan eksperimen rasa. Kita juga dapat menjadikan bagaimana pelayanan mereka secara keseluruhan terhadap pelanggan sebagai tolak ukur pelayanan yang akan kita berikan nanti.
4. Tentukan segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah hal yang krusial untuk sebelum kita memulai bisnis apapun. Untuk mengetahui segmentasi pasar, tentukan target pasar konsumen rice bowl berdasarkan beberapa kriteria seperti rentang usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal, dsb.
Dengan begitu kita akan menemukan siapa target pasar utama dari bisnis rice bowl ini. Segmentasi pasar berguna untuk menentukan varian produk yang akan dijual, branding, dan menentukan harga jual.
5. Tentukan varian produk
Setelah kita menentukan segmentasi pasar, Sahabat Wirausaha dapat memulai mencari ide untuk varian rice bowl yang akan dijual. Konsumen dengan rentang usia tertentu hingga rentang pekerjaan yang berbeda dapat memiliki preferensi makanan tersendiri.
Baca Juga: Jenis-Jenis Promosi Paling Pas Untuk Bisnis Kuliner
Kita dapat menggunakan preferensi makanan yang disukai oleh target pasar kita sebagai varian produk yang akan kita jual. Sahabat Wirausaha dapat memilih varian rice bowl yang umum seperti, chicken katsu, chicken curry, atau chicken teriyaki. Selain itu, menjual varian rice bowl yang unik dengan cita rasa Indonesia dapat menjadi nilai tambah tersendiri.
6. Buat Brand dan Logo
Tahap selanjutnya yang dapat kita lakukan adalah dengan membuat brand dan logo untuk keperluan branding. Pada tahap ini, kita dapat harus menyesuaikan konsep branding kita agar sesuai dengan preferensi target pasar kita. Hal ini diharapkan untuk membantu meningkatkan brand awareness terhadap bisnis kita.
7. Lakukan eksperimen rasa
Dalam berbisnis makanan, melakukan eksperimen rasa dan kualitas makanan menjadi sangat penting untuk meraih dan menjaga loyalitas konsumen. Cita rasa yang sesuai dengan lidah konsumen akan meningkatkan kemungkinan konsumen untuk repeat order.
8. Tentukan kemasan yang sesuai
Setelah kita mendapatkan varian dan melakukan eksperimen rasa, saatnya untuk memilih kemasan yang tepat. Pilihlah kemasan yang aman dan dapat menjaga kualitas makanan, serta dapat menjadi alat untuk melakukan branding pada produk kita. Sahabat Wirausaha dapat memilih kemasan paper bowl atau box dengan desain yang menarik serta mampu mencerminkan brand kita.
Baca Juga: Tang Kitchen: Usaha Kuliner yang Dirintis di Usia Muda
9. Memilih supplier yang tepat
Dalam memilih supplier, pilihlah supplier yang menyediakan bahan baku yang masih segar, karena cita rasa dan kualitas makanan ditentukan oleh kesegaran bahan baku. Sahabat Wirausaha pastinya tidak ingin dikomplain oleh pelanggan karena rasa makanan yang tidak enak, bukan?
Selain kualitas bahan baku, Sahabat Wirausaha perlu mempertimbangkan harga yang ditawarkan dan biaya tambahan, seperti biaya pengiriman dan pengemasan. Pilihlah supplier dengan kualitas bahan baku dan pelayanan yang baik, namun menawarkan harga yang masuk akal.
10. Tentukan modal awal
Setelah menentukan varian rice bowl yang akan kita jual, berikutnya Sahabat Wirausaha harus mulai menghitung anggaran modal awal yang dibutuhkan untuk memulai bisnis ini. Hitung kebutuhan apa saja yang harus disertakan dalam perhitungan modal awal, termasuk biaya yang dikeluarkan jika Anda harus bekerjasama dengan supplier bahan baku untuk kebutuhan bisnis rice bowl ini. Pastikan perhitungan modal awal dilakukan serinci mungkin.
Sebagai contoh, kita lakukan perhitungan anggaran modal awal dan biaya operasional sebulan secara sederhana, kita asumsikan Sahabat Wirausaha memilih untuk berjualan rice bowl chicken teriyaki dan chicken katsu. Berikut merupakan perkiraan rincian modal awal dan biaya operasional sebulan:
Baca Juga: Membangun Diferensiasi Produk Pada Bisnis Kuliner
Peralatan | Biaya (rupiah) |
Peralatan Memasak (Penggorengan, piring, sendok, garpu, pisau, dll) | Rp500.000 |
Kompor dan tabung gas | Rp650.000 |
Mesin chopper daging/bumbu | Rp250.000 |
Rice Cooker | Rp500.000 |
Total | Rp1.900.000 |
Depresiasi (Asumsi umur perlatan mencapai 5 tahun atau 60 bulan ) | Rp31.667 |
Biaya Operasional per Bulan (asumsi menjual 500 rice bowl/bulan) | |
Jenis Biaya | Jumlah (Rupiah) |
Biaya variabel - bahan baku | Rp3.250.000 |
Biaya tetap - tenaga kerja | Rp1.000.000 |
Biaya variabel - kemasan | Rp750.000 |
Biaya overhead (listrik, gas, air) | Rp150.000 |
Biaya lain-lain | Rp250.000 |
Biaya penyusutan | Rp31.667 |
Total biaya operasional | Rp5.431.667 |
Dari perhitungan diatas, perkiraan modal awal jika membeli seluruh peralatan bisnis rice bowl sebesar Rp1.900.000,- dengan biaya operasional sebesar Rp5.431.667,- per bulan untuk 500 rice bowl yang terjual.
Yang perlu digaris bawahi adalah perkiraan perhitungan modal awal dan estimasi biaya operasional ini bisa berubah menyesuaikan kebutuhan Sahabat Wirausaha dan perbedaan harga bahan baku di beberapa tempat.
Sahabat Wirausaha dapat menggunakan perlatan masak pribadi saat pertama kali berjualan, namun Sahabat Wirausaha harus tetap menghitung peralatan yang dibutuhkan untuk menghitung estimasi biaya penyusutan yang akan dibebankan pada produk yang dijual, ya!
1. Tentukan harga jual
Sahabat Wirausaha, dalam menentukan harga jual ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, seperti harga pokok penjualan (HPP), harga jual di pasaran, margin keuntungan yang akan kita ambil, dan berapa lama rencana untuk balik modal.
Baca Juga: Membangun Bisnis Kuliner Dari WhatsApp
Nah, sekarang kita asumsikan kita memiliki dua skenario sederhana untuk perhitungan harga jual berdasarkan jumlah margin keuntungan yang akan kita ambil.
Perhitungan Harga Jual | |||
Opsi I (Margin Keuntungan 35%) | Opsi II (Margin Keuntungan 65%) | ||
HPP per bowl (total biaya operasional | Rp10.863 | HPP per bowl | Rp10.863 |
Harga jual per bowl dengan mark up sebesar 35% dari HPP | Rp14.666 | Harga jual per bowl dengan mark up sebesar 65% dari HPP | Rp17.925 |
Pembulatan | Rp15.000 | Pembulatan | Rp18.000 |
Dari tabel diatas, kita mendapatkan dua opsi skenario berapa harga jual yang akan kita tawarkan di pasar berdasarkan presentase mark up keuntungan yang kita ambil. Skenario I, dengan margin keuntungan sebesar 35% dari HPP dan pembulatan, kita mendapatkan harga jual sebesar Rp 15.000,-.
Pada skenario II, dengan margin keuntungan sebesar 65% dari HPP dan pembulatan, kita mendapatkan harga jual sebesar Rp 18.000,-. Nah sekarang mari kita hitung, berapa omset dan laba yang akan kita dapatkan jika kita mampu menjual 500 rice bowl setiap bulan, atau setara dengan rata-rata menjual 16 – 17 rice bowl per hari.
Perhitungan Laba | |||
Opsi I | Opsi II | ||
Omset penjualan 500 rice bowl (Markup laba 35%) | Rp7.500.000 | Omset penjualan 500 rice bowl (Markup laba 65%) | Rp9.000.000 |
Total biaya operasional per bulan | Rp5.431.667 | Total biaya operasional per bulan | Rp5.431.667 |
Total laba per bulan | Rp2.068.333 | Total laba per bulan | Rp3.568.333 |
Dari perhitungan diatas, kita mendapat kesimpulan bahwa pada skenario I, kita mendapatkan omset sebesar Rp7.500.000,- dan laba sebesar Rp2.068.333,- untuk penjualan 500 rice bowl dalam sebulan. Sedangkan pada skenario II, kita mendapatkan omset sebesar Rp9.000.000,- dan laba sebesar Rp3.568.333,- untuk penjualan 500 rice bowl dalam sebulan.
Dari kedua opsi diatas, Sahabat Wirausaha dapat memilih mana skenario yang paling tepat berdasarkan kemampuan daya beli target pasar. Rentang harga jual untuk rice bowl sendiri, pada umumnya ada dikisaran Rp15.000,- hingga Rp25.000,-. Berdasarkan skenario perhitungan ini, kita dapat mengestimasikan untuk balik modal dalam beberapa bulan ke depan.
Baca Juga: Percepat Pertumbuhan UMKM Kuliner Dengan Cloud Kitchen
2. Tentukan strategi pemasaran dan penjualan
Di era digital marketing ini, Sahabat Wirausaha harus pintar melakukan promosi melalui berbagai platform digital, seperti media sosial. Sahabat wirausaha dapat menggunakan media sosial untuk melakukan branding terhadap produk yang ditawarkan.
Selain itu, Sahabat Wirausaha dapat mempertimbangkan untuk berjualan secara online dengan mendaftar sebagai merchant di Go Food, Grab Food, ataupun Shopee Food. Dengan begitu, kita akan mampu meraih pangsa pasar yang lebih luas.
3. Konsisten dengan rasa
Salah satu permasalahan yang sering terjadi dalam bisnis makanan bagi konsumen adalah cita rasa yang tidak konsisten dari waktu ke waktu. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti fluktuasi harga bahan baku ataupun kita tidak memiliki resep yang pasti untuk memasak.
Jika terjadi berulang-ulang, hal ini dapat mengurangi customer experience dan menyebabkan konsumen enggan untuk membeli makanan dari kita di masa yang akan datang. Untuk menghindari hal ini, Sahabat wirausaha dapat membuat kesepakatan dengan supplier terkait kemungkinan kenaikan harga bahan baku. Sahabat Wirausaha juga dapat menulis buku resep dengan takaran yang pasti untuk menghindari cita rasa yang tidak konsisten.
Baca Juga: Prospek Usaha Sambal
Seperti peluang bisnis pada umumnya, bisnis rice bowl juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika Sahabat Wirausaha tinggal di daerah urban, ide bisnis ini akan menjadi peluang yang cukup menguntungkan kedepannya.
Sahabat Wirausaha hanya perlu melakukan sedikit riset mengenai target pasar, menentukan varian yang akan dijual, melakukan percobaan rasa, menentukan harga jual, dan melakukan promosi serta branding menggunakan media sosial. Cukup mudah, bukan?
Apalagi, kita bisa berbisnis rice bowl dengan peralatan memasak yang ada di rumah. Namun kita perlu mengingat bahwa dalam berbisnis makanan, jangan sampai kita mengurangi kualitas dari bahan baku yang menyebabkan perubahan cita rasa makanan, ya! Nanti kita akan kehilangan pelanggan, loh! Nah, apakah Sahabat Wirausaha tertarik berbisnis rice bowl?
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi: