Vecteezy

Tahun 2021 merupakan tahun kedua sejak pandemi virus COVID-19 berlangsung di Indonesia. Kita mungkin sudah tahu, atau bahkan masih ingat ketika awal pandemi masuk ke Indonesia, hampir semua produk/alat kesehatan menjadi barang langka karena diburu oleh masyarakat.

Produk kesehatan seperti hand sanitizer, termometer, hingga masker meningkat permintaannya. Khususnya masker, produk ini sempat “disembunyikan” stoknya oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk dijual lagi dengan harga tinggi. Tetapi untungnya hal tersebut tidak berlangsung lama dan pihak tersebut telah ditangkap.

Baca Juga: Surat Keterangan Ekspor Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik

Sebenarnya, masker hingga kini masih menjadi kebutuhan masyarakat, bahkan permintaannya masih tinggi. Selain menjadi kebutuhan dasar agar terhindar dari virus COVID-19, masker juga dapat meningkatkan daya tarik tersendiri bagi pemakainya.

Hal inilah yang menjadikannya sebagai peluang untuk menciptakan produk masker dengan tampilan yang beragam, seperti masker motif bunga, masker menyerupai kumis kucing, dan lainnya. Apakah sahabat wirausaha juga memikirkan hal yang sama? Berikut akan diulas tentang peluang produk masker yang bisa dijadikan lahan bisnis bagi sahabat, selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat juga untuk mendapatkan profit penjualan.


Awal Mula Pandemi COVID 19 di Indonesia

Latar belakang tingginya permintaan masker di Indonesia adalah berawal dari virus COVID-19 yang muncul pada 2 Maret 2020 lalu. Kemudian, semakin hari virus tersebut ternyata menular sangat cepat hingga organisasi World Health Organization (WHO) pun menetapkan status pandemi COVID-19 pada 11 Maret 2020 yang lalu.

Baca Juga: 6 Bisnis yang Punya Prospek Cerah di Masa Pandemi

Hal ini juga berdampak pada perekonomian di Indonesia. Bukan hanya karena produksi barang saja yang terganggu, tetapi investasi pun juga terhambat. Adapun beberapa dampak virus COVID-19 di Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Beberapa barang menjadi mahal dan langka untuk ditemukan.
  • Masyarakat Indonesia kesulitan untuk bepergian ke luar negeri.
  • Kunjungan para wisatawan mancanegara di Indonesia menurun.
  • Sistem ekonomi di Indonesia menjadi berantakan.
  • Impor barang menjadi terhambat.

Dari beberapa dampak di atas, sahabat wirausaha sebagai pelaku UKM dapat mengambil peran untuk kembali memulihkan perekonomian, salah satunya untuk menciptakan sendiri produk masker yang sempat langka di pasaran.

Produk masker yang dibuat pun memiliki ketentuan sendiri, tidak semua jenis masker cocok untuk diproduksi oleh pelaku UKM. Agar lebih jelas, yuk kita kenali terlebih dahulu beberapa jenis produk masker berikut ini.

Baca Juga: Perspektif Gender Dari Hasil Survei Pedagang Online Selama Pandemi COVID-19


Jenis-jenis Produk Masker

Terdapat berbagai jenis masker yang dapat digunakan untuk melindungi diri dari kuman dan bakteri, bahkan virus saat beraktivitas. Namun nyatanya tidak semua masker dapat memberikan perlindungan serupa untuk para penggunanya. Setiap masker memiliki jenis yang berbeda sesuai dengan fungsi dan karakteristik pengguna masing-masing. Beberapa jenis masker yang tersebut di antaranya adalah :

1. Masker N95

Masker N95 adalah salah satu jenis masker yang mampu menyaring setidaknya 95% partikel debu dan polutan yang sangat kecil di udara. Tak hanya itu, masker ini juga dianggap efektif mencegah penyebaran virus dan bakteri.

Meski demikian, masker N95 tidak dapat berfungsi optimal apabila digunakan oleh anak-anak dan orang dengan kumis/janggut yang tebal. Hal ini dikarenakan masker N95 tidak dapat menutupi wajah dengan sempurna, sehingga menyisakan sedikit celah yang bisa menyebabkan polusi tetap terhirup.

Baca Juga: Potensi Ekspor Suplemen Kesehatan Herbal (Jamu)

Selain itu, masker N95 juga dapat membuat sebagian orang sulit bernapas. Oleh karena itu, masker ini tidak disarankan untuk orang yang memiliki masalah pernapasan kronis, seperti asma dan penyakit jantung.

2. Masker KN95

Masker KN95 memiliki kemampuan yang hampir serupa dengan masker N95, yaitu dapat menghalau sekitar 95% partikel polutan di udara. Hal yang membedakan masker KN95 dengan N95 adalah standarnya.

N95 dinilai telah memenuhi standar masker di Amerika, sedangkan masker KN95 lebih diakui efektivitasnya di Cina. Masker KN95 juga dinilai bisa memberikan perlindungan lebih tinggi, baik dari polusi udara, virus, atau bakteri, daripada jenis masker lain seperti masker kain.

3. Masker KF94

Belakangan ini, masker KF94 yang berasal dari Korea Selatan juga semakin banyak digunakan untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19. Hal ini karena masker KF94 dianggap memiliki tingkat perlindungan yang tinggi, mirip dengan masker N95 dan KN95.

Masker KF94 berbentuk seperti perahu dan memiliki penutup samping yang dapat disesuaikan dengan bentuk wajah. Dengan bentuk tersebut, masker ini dapat menutupi celah antara wajah dengan masker, sehingga polusi akan tersaring dengan lebih maksimal.

Baca Juga: Peluang Pasar: Produk Kesehatan

4. Masker bedah

Masker bedah merupakan salah satu jenis masker yang banyak digunakan orang saat sedang beraktivitas di luar rumah. Salah satu alasan masker ini sering digunakan adalah karena pemakainya lebih leluasa untuk bernapas dan tidak merasa sesak.

Meski demikian, efektivitas masker bedah dalam menyaring partikel polusi dan debu terbilang lebih kecil daripada jenis masker lainnya, karena fungsi utama masker bedah ini adalah untuk mencegah penularan penyakit melalui percikan air (droplet) dari mulut/hidung yang bisa saja mengandung bakteri atau virus.

5. Masker kain

Meski tidak menawarkan perlindungan setinggi masker lainnya, masker kain masih dapat melindungi para pemakainya dari debu dan berbagai partikel bebas. Sebuah penelitian menunjukkan masker kain dengan katup udara mampu menyaring polusi udara sebanyak 80–90%. Selain itu, masker kain juga bisa dipakai berulang kali dengan beragam pilihan gambar/motif, sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi penggunanya.

Dari beberapa jenis masker di atas, sebenarnya semua jenis masker dapat dijadikan peluang bisnis. Namun, untuk masker medis/bedah dan masker kN95 sejatinya benar-benar diperuntukkan bagi mereka yang bertugas di bidang kesehatan.

Dalam sektor UKM, masker kain sangat potensial untuk menjadi peluang bisnis masyarakat, karena pembuatannya yang relatif cukup mudah serta kustomisasi atau motifnya bisa ditentukan sendiri sesuai selera. Agar lebih jelas mengenai pembahasan peluang bisnis masker kain, sahabat wirausaha dapat menuju bagian di bawah ini:

Baca Juga: Potensi Ekspor Alat Kesehatan

Sumber: Pexels


Peluang Bisnis Masker Kain untuk UKM

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kebutuhan (demand) masyarakat untuk masker bisa menjadi peluang bisnis di masa pandemi ini. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya permintaan produk kesehatan, khususnya masker, yang dibutuhkan untuk mencegah penularan virus COVID-19.

Dilansir dari situs covid19.go.id, potensi bisnis masker ini meningkatkan permintaan hingga 77%. Hal ini juga dipengaruhi oleh pengusaha UKM yang memiliki bisnis konveksi kini beralih menjadi membuat masker.

Tetapi saat ini, sayangnya bisnis masker khususnya N95 di dalam negeri mungkin terhitung baru di bawah 10 perusahaan yang memproduksinya. Para pengusaha yang masuk kategori UKM ini diharapkan untuk tetap mengikuti permintaan dari pasar, apabila mampu memproduksi atau bahkan menjalankan bisnis masker N95 tersebut. Apabila belum mampu, dapat dimulai dengan berbisnis produk masker kain.

Baca Juga: Melakukan Analisa Kesehatan Bisnis Untuk Menyusun Prioritas

Namun, dibalik kondisi ini, para ahli justru menyarankan agar masyarakat menggunakan masker yang terbuat dari bahan kain. Walaupun keefektifannya tidak bisa dibandingkan dengan masker medis, tapi masker kain bisa dijadikan sebagai alternatif saat harus keluar rumah.

Kabar ini tentu menjadi peluang usaha bagi sahabat wirausaha untuk penghasilan di tengah situasi ekonomi yang cukup sulit ini. Alasan masker kain sangat potensial untuk bisnis akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Mengapa Masker Kain?

Pada saat virus COVID-19 masuk ke Indonesia, masker medis menjadi barang yang langka saat itu karena diburu oleh masyarakat. Akibatnya, masker medis, N95, dan sejenisnya sangat sulit ditemukan di pasaran. Kalaupun ada harganya juga relatif mahal, bisa dihargai hingga Rp. 10.000 untuk selembar masker.

Padahal dengan harga tersebut, kita bisa mendapatkan 3 hingga 5 masker sebelum COVID-19 menyerang. Sebenarnya dalam dunia ekonomi, hal ini terbilang wajar. Saat permintaan akan suatu barang naik, persediaan barang akan semakin menurun. Persediaan barang yang menurun akan mengakibatkan kelangkaan sehingga harga akan naik.

Dengan adanya kondisi ini, tentu saja peluang usaha masker kain semakin tinggi. Banyak akun media sosial dan online shop sudah mulai menjual masker kain. Di beberapa sentra konveksi pun sudah banyak produsen beralih memproduksi masker kain karena permintaan yang cukup besar.

Baca Juga: Menjaga Kesehatan Konten di Ruang Digital Kita Dengan 3S: Saring Sebelum Sharing

Peluang ini tidak hanya dimanfaatkan untuk pemilik produsen, tapi juga untuk supplier, pengecer hingga drop shipper. Namun jangan khawatir, usaha ini juga cocok untuk sahabat wirausaha yang sempat bekerja di sektor informal dan terkena dampak kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk mendapat penghasilan.

2. Standar Masker Kain yang Layak Pakai

Sebelum memulai usaha masker kain, sahabat wirausaha sudah sepatutnya mengetahui syarat yang dijadikan standar masker kain yang layak pakai sehingga dapat dipasarkan untuk mengurangi penyebaran COVID-19.

Berikut syarat-syarat masker kain yang direkomendasikan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), yaitu pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Amerika Serikat:

  • Menutup bagian tepi wajah

Pastikan masker kain cukup lebar hingga dapat menutupi bagian pangkal hidung serta sebagian besar pipi. Sahabat wirausaha dapat memakai model yang persis seperti masker bedah sekali pakai maupun yang bentuknya cenderung bulat seperti masker N95.

  • Memiliki tali pengikat atau karet telinga

Tali pengikat ataupun karet yang digunakan untuk mengaitkan masker ke telinga sangat penting untuk masker kain. Fungsinya adalah untuk menjaga masker tetap berada di tempatnya selama beraktivitas. Tali atau karet yang terlalu longgar berpotensi membuat pengguna masker lebih banyak menyentuh wajah untuk membetulkan posisi masker, sehingga virus bisa saja masuk ke dalam tubuh.

Baca Juga: SOBI: Ketika Alam dan Teknologi Bersatu

  • Terdiri dari beberapa lapis kain

Mengingat setiap kain memiliki ketebalan dan kerapatan struktur serat kain yang berbeda-beda, menggunakan masker yang terdiri dari beberapa lapis kain akan lebih aman untuk mencegah penyebaran air liur atau keringat. Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan COVID-19 menyarankan masker kain minimal terdiri dari tiga lapis kain. Terkait bahan kainnya, organisasi Johns Hopkins Medicine menyarankan untuk menggunakan kain katun 100%, yaitu kain katun yang ditenun tanpa campuran benang lain. Salah satu cirinya adalah kain ini tidak memanjang (longgar) jika ditarik.

  • Tidak menghalangi jalan napas

Masker yang terlalu tebal juga tidak baik karena dapat menghalangi jalan napas yang membahayakan tubuh. Ada baiknya untuk mencoba terlebih dahulu masker kain yang akan dipilih. Pastikan agar pernapasan tetap dapat dilakukan, namun masker tetap menutupi bagian mulut dan hidung dengan sempurna.

  • Jika dicuci tidak berubah bentuk

Beberapa jenis kain dapat mengalami perubahan bentuk jika dicuci dengan mesin cuci. Misalnya, kain bisa longgar karena putaran mesin cuci, atau malah jadi berkerut karena mesin pengering. Jika masker berubah bentuk setelah dicuci, pilihlah bahan kain yang lebih baik lagi dan cuci dengan lembut.


Hal yang Harus Dihindari dalam Pembuatan Masker Kain

Setelah mengetahui syarat masker kain yang baik, untuk memulai usaha masker kain sahabat wirausaha juga harus memastikan untuk menghindari beberapa hal ini dalam pembuatannya. Hal ini patut diperhitungkan karena masih banyak yang membuat masker kain tanpa memperhatikan efektivitasnya. Adapun hal-hal yang harus dihindari tersebut yaitu:

Baca Juga: Imago Raw Honey, Mengubah Hidup Semanis Madu

1. Menggunakan warna polos

Panduan pembuatan masker kain yang dikeluarkan oleh Johns Hopkins Medicine, menyatakan bahwa penggunaan warna polos harus dihindari. Warna polos khususnya biru polos dan putih polos patut dihindari karena menyerupai masker bedah sekali pakai. Hal ini dapat menimbulkan kebingungan pada pengguna, khususnya jika bentuk, ukuran, serta jenis kain sangat mirip dengan masker bedah.

Di Indonesia, masker bedah dominan berwarna hijau. Maka, sahabat wirausaha juga sebaiknya menghindari untuk membeli atau membuat masker dengan kain berwarna hijau. Jadi, masker kain yang akan dibuat bisa menggunakan kain yang bermotif atau memiliki paduan warna tertentu.

2. Kesamaan warna pada sisi luar dan dalam masker

Warna yang sama tidak disarankan dalam hal ini, karena pengguna masker bisa salah menggunakan sisi luar untuk bagian dalam masker, atau sebaliknya. Apabila tertukar letaknya, maka bisa membuat virus berpindah ke wajah, jika masker tersebut dilepas lalu digunakan kembali.

Jadi buatlah masker kain dengan warna atau motif berbeda. Tetapi jika terpaksa menggunakan warna yang sama, setidaknya sahabat wirausaha dapat menambahkan tanda pada bagian luar masker seperti garis atau semacamnya.

Baca Juga: Fresh Story, Sebuah Cerita Berbeda Dari Kesegaran Sebotol Yoghurt

3. Kain terlalu tipis

Seperti yang sudah dibahas di atas, salah satu syarat masker kain adalah minimal terdiri dari tiga lapis kain. Masker kain yang tipis tentu membuat fungsi perlindungannya berkurang.

4. Ukuran terlalu kecil

Sebaiknya sediakan masker dengan berbagai ukuran, sehingga pengguna bisa memilih masker sesuai bentuk wajah mereka. Sebagai patokan, ukuran masker bedah kurang lebih 17,5 x 9,5 cm dengan lipatan agar masker dapat ditarik untuk menjangkau dagu. Namun, jika masker kainnya tidak menggunakan lipatan, maka bisa dibuat dengan ukuran yang lebih besar agar menjangkau area wajah.


Bagaimana Cara Memulai Bisnis Produk Masker Kain?

Himbauan pemerintah untuk wajib menggunakan masker saat keluar rumah menjadi salah satu peluang yang menarik untuk menjalankan bisnis masker kain ini. Apalagi kini masyarakat pun dihimbau untuk menggunakan dua lapis masker, yaitu masker kain dan masker medis. Sehingga pengguna masker kain diuntungkan juga karena dapat memilih motif masker kain yang beragam sesuai selera.

Pembuatan masker kain juga cukup mudah dilakukan. Akan tetapi, dalam pembuatannya sahabat wirausaha tetap harus mematuhi standar anjuran pemerintah. Mengingat guna masker itu sendiri adalah untuk melindungi pemakainya dari paparan virus saat kondisi pandemi seperti saat ini. Untuk memulai bisnis ini, ada beberapa hal yang dapat dipersiapkan untuk memulai bisnis produk masker kain. Mari disimak!

Baca Juga: Tips Sukses Membangun Strategi Pemasaran Secara Offline dan Tetap Relevan Ala Rendang Mizaki

1. Mempersiapkan Modal

Sama seperti bisnis pada umumnya, bisnis masker ini juga membutuhkan modal untuk memulainya. Modal tersebut digunakan untuk membeli peralatan, bahan, serta pembungkus masker. Besaran modal dapat disesuaikan dengan kebutuhan sahabat wirausaha. Semakin banyak yang tingkat produksinya, tentu modalnya semakin besar.

Peralatan yang dibutuhkan adalah alat mesin jahit, serta beberapa sarana seperti bangku, tenaga listrik, dan lainnya. Harga mesin jahit pun cukup bervariasi, namun sebaiknya pilihlah yang kualitasnya terjamin agar dapat bertahan lebih lama. Biasanya, harga mesin jahit berkisar antara Rp. 800.000 hingga Rp. 3.000.000. Modal awal ini belum termasuk biaya untuk membeli bahan serta pembungkus masker.

2. Memilih Bahan Berkualitas

Masker kain yang baik harus terbuat dari bahan yang berkualitas. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, masker kain yang dibuat harus sesuai standar yang telah dianjurkan oleh pemerintah. Hal ini bertujuan agar masker kain tersebut dapat melindungi pemakainya dari paparan virus secara maksimal.

3. Membuat Masker Kain

Masker kain yang baik memiliki setidaknya 2 lapisan, dan akan lebih baik lagi 3 lapisan. Jika menggunakan 3 lapisan, untuk lapisan pertama dapat menggunakan kain katun atau polyester berjenis water repellent. Lapisan kedua gunakan kain keras/kodok (viselin) jenis K-25 berbahan interliner, dan lapisan ketiga menggunakan kaos katun combed.

Baca Juga: Potensi Ekspor Kain Kerajinan

Apabila kain sudah dipersiapkan, kemudian sahabat wirausaha dapat menentukan motif atau gambar apa yang akan digunakan pada produk masker kain. Tujuannya adalah agar menarik minat atau perhatian calon pembeli, serta dapat berpotensi dijadikan koleksi jika sahabat wirausaha memiliki pelanggan tetap.

Contoh motif sederhana seperti daun, bunga, cocok untuk kalangan ibu-ibu yang akan beraktivitas bersama di luar ruangan. Atau bisa juga masker kain bergambar unik atau lucu seperti kumis kucing, bibir sedang tersenyum, dan sebagainya.

Tahapan membuat masker kain sesuai SNI dimulai dari perlekatan bahan lapisan pertama dan kedua dilekatkan dengan proses sublimasi, lalu gunakan cara steam untuk memastikan kedua lapisan telah menyatu dengan baik. Setelah itu, lakukan pemotongan sesuai pola, kemudian menjahitnya dengan lapisan ketiga ditambah dengan tali atau karet pengait telinga.

Akan lebih baik dilakukan penyinaran ultraviolet agar masker steril untuk digunakan. Namun, jika tidak ada alat untuk penyinaran ultravioletnya, maka tidak apa-apa karena hal ini tidak wajib dilakukan. Terakhir, sahabat wirausaha dapat langsung mengemas masker dengan plastik atau kemasan yang menarik dan siap untuk dipasarkan ke masyarakat.


Kesimpulan

Masker kain sangat berpotensi tinggi untuk dijadikan “lahan” bisnis di saat pandemi virus COVID-19 ini. Tingginya permintaan masyarakat serta himbauan pemerintah untuk memakai masker, menjadi dukungan bagi kita sebagai pelaku usaha dalam mencoba peluang produksi masker kain.

Namun, jangan lupa bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika berbisnis masker kain. Tujuannya adalah supaya masker yang dipasarkan oleh sahabat wirausaha tetap melindungi penggunanya dari virus, bakteri ataupun partikel bebas. Tetap jaga kesehatan yah sahabat wirausaha, dan selamat mencoba bisnis produk masker ini. Semoga bermanfaat serta menjadi berkah untuk kita semua.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

  1. Alodokter
  2. Investree
  3. J-Express