Peluang Ekspor Kakao - Siapa yang tidak suka cokelat? Produk ini dinikmati banyak sekali konsumen di pasar global dengan target pasar dari semua kalangan usia. Sebagai produsen kakao ketiga terbesar di dunia, Indonesia telah lama turut andil dalam memenuhi permintaan pasar kakao dunia. Di tahun 2021 lalu, nilai ekspor kakao Indonesia bahkan mencapai 1,2 miliar US dollar. Tak cuma dalam bentuk mentah, Indonesia juga mampu mengekspor berbagai jenis olahan dan produk turunan kakao.
Artinya, peluang ekspor di bidang memang cukup besar sejak lama. Nah, bagaimana kinerja ekspor kakao Indonesia? Negara apa saja yang paling potensial menjadi sasaran ekspor? Simak seluk-beluk ekspor kakao Indonesia berikut ini.
Peluang Ekspor Kakao, Mengenal Produk Kakao di Pasar Komoditas
Kebanyakan Indonesia mengekspor biji kakao (utuh atau pecah, mentah atau dipanggang), yang sesuai dengan kode HS 1801. Perdagangan kakao global mengenal dua pasar utama biji kakao: pasar komoditas dan pasar khusus.
Pasar komoditas terutama menawarkan kakao curah, yang diproduksi dalam volume tinggi dan kualitas standar. Kakao curah menempati lebih dari 90% dari seluruh pasar, dan sangat berorientasi pada harga (sehingga mengikuti harga internasional). Sertifikasi semakin banyak digunakan di pasar ini sebagai persyaratan masuk, kebanyakan Rainforest Alliance.
Baca Juga: Mau Ekspor Jahe ke Eropa? Ini Daftar Importir dan Peluang Pasarnya
Ini karena protokol keberlanjutan yang lebih ketat dari produsen dan pengecer di Eropa. Sedangkan pasar khusus menempati kurang dari 10% dari pasar. Ini menawarkan harga yang lebih tinggi untuk eksportir kakao yang menangani biji kakao berkualitas tinggi dalam volume yang lebih rendah. Kakao khusus mengacu pada kakao dengan karakteristik yang berbeda.
Terdapat pula turunan biji kakao (pasta kakao, mentega kakao, dan bubuk kakao) yang diperdagangkan di kode HS lainnya. Produk kakao turunan ini terutama digunakan dalam industri makanan, minuman, dan kembang gula. Mereka biasanya tidak dijual langsung di pasar konsumen. Produk turunan kakao yang dibutuhkan dan digunakan oleh suatu produsen akan berbeda-beda sesuai dengan kapasitas dan skala produsen serta penggunaan akhir produk tersebut.
Industri minuman terutama membutuhkan kakao bubuk, sedangkan industri kue menuntut baik pasta kakao maupun bubuk kakao. Industri cokelat menggunakan cairan kakao, mentega kakao, dan couverture. Industri kosmetik terutama menuntut mentega kakao, meskipun banyak produsen semakin mengganti mentega kakao dengan minyak dan lemak nabati yang lebih murah.
Artikel ini akan membahas peluang ekspor yang mencakup seluruh jenis kakao Indonesia, yang rangkuman kode HSnya adalah sebagai berikut:
- 1801: Biji Kakao, utuh atau pecah, mentah atau dipanggang
- 1802: Kerang, sekam, kulit, dan limbah kakao lain
- 1803: Pasta kakao, dihilangkan lemaknya maupun tidak
- 1804: Mentega kakao dan lemak kako
- 1805: Bubuk kakao, tidak mengandung tambahan gula atau bahan pemanis lainnya
Data Statistik Ekspor Kakao Indonesia
Indonesia merupakan negara terbesar ke-12 untuk urusan ekspor kakao di dunia. Hal yang menarik disini adalah posisi teratas ditempati oleh Jerman dan Belanda, padahal mereka berdua tidak memiliki pertanian kakao. Itu artinya mereka sukses dalam memproduksi turunan kakao dan memperdagangkan ulang ke negara-negara lainnya.
Pada tahun 2022, Indonesia paling banyak mengekspor produk kakao ke negara India (17%), Amerika Serikat (15%), dan China (10%). Ketiga negara ini memang yang memiliki penduduk terbanyak di dunia dan merupakan pusat perdagangan.
Selain itu, Malaysia juga merupakan negera tujuan ekspor kakao Indonesia dengan proporsi 10%. Hal ini dikarenakan Malaysia juga melakukan produksi dan perdagangan kakao. Lalu, Australia juga mengimpor cukup besar kakao Indonesia dengan proporsi 6%.
Baca Juga: Agregator Ekspor - Pengertian, Fungsi, Manfaat, Contoh
Amerika Serikat juga merupakan importir kakao terbesar di dunia dengan pangsa pasar 11,5%. Jerman dan Belanda juga merupakan importir kakao yang besar dengan proporsi impor kakao di dunia masing-masing 8,9% dan 7,7%. Sayangnya, Indonesia sangat rendah untuk ekspor ke dua negara ini.
Hal yang menarik disini adalah India adalah negara yang memiliki pertumbuhan impor kakao paling besar (14%). Bagusnya, pertumbuhan ekspor kakao Indonesia ke India lebih tinggi daripada pertumbuhan impor secara keseluruhan. Ini juga terjadi di Filipina dimana pertumbuhan impor kakao sangat tinggi sebesar 12% dan pertumbuhan ekspor kakao Indonesia kesana lebih tinggi daripada itu.
Jika melihat pertumbuhan dari 2018-2022, ternyata Inggris dan Italia yang memiliki tingkat paling tinggi yaitu 145% dan 136%. Selanjutnya disusul oleh Nigeria (116%) dan Iraq (104%). Sisanya pertumbuhannya di bawah 100%.
Data Potensi Ekspor Kakao Indonesia
Kedepannya, berbagai produk kakao Indonesia memiliki banyak sekali alternatif negara tujuan potensial. Amerika Serikat masih memiliki potensi tinggi dengan diperkirakan terdapat 114 juta USD ekspor kakao Indonesia yang belum direalisasikan. Jika mengincar negara yang dekat, maka Singapura termasuk paling potensial karena masih menyisakan potensi ekspor sebesar 91 juta USD.
Lalu, Jepang juga potensial dengan angka ekspor belum terealisasi sebesar 67 juta USD. Jika mengincar Eropa, maka Belanda dan Perancis termasuk negara potensial karena memiliki ruang untuk diekspor, masing-masing sebesar 49 juta USD dan 35 juta USD
Bagaimana potensi untuk ekspor biji kakao? Pasar yang paling potensial untuk ekspor biji kakao Indonesia adalah Singapura, Amerika Serikat dan Belanda. Indonesia memiliki hubungan ekspor yang paling dekat dengan Singapura. Negara ini juga diperkirakan masih memiliki nilai ekspor biji kakao Indonesia yang belum terealisasikan sebesar 46 juta USD.
Sedangkan Belanda merupakan pasar dengan potensi permintaan tertinggi untuk biji Kakao. Bayangkan dari total 13 juta USD proyeksi ekspor, Indonesia baru mengekspor 389 ribu USD kakao kesana. Sahabat Wirausaha perlu untuk memanfaatkan peluang ini.
Di artikel ini, kita sudah melihat bahwa besar sekali peluang untuk ekspor produk-produk kakao Indonesia. Data-data menunjukkan bahwa masih rendahnya ekspor produk kakao Indonesia. Sahabat Wirausaha yang memproduksi produk kakao bisa mulai untuk mempersiapkan ekspor ke negara-negara yang sudah disebutkan di artikel ini.
Sebaiknya Sahabat Wirausaha perlu untuk fokuskan untuk mengekspor produk kakao dengan segmen khusus, seperti specialty dan organic. Pasar global makin ingin tahu lebih banyak tentang produksi kakao dan dampak pembelian mereka. Mereka ingin mengetahui cerita dibalik sebuah produk. Hubungan dagang jangka panjang dan langsung antara produsen kakao dan pembuat cokelat juga menjadi semakin penting.Itu bisa meningkatkan nilai ekspor kakao secara signifikan. Jangan mau untuk menjual barang kita dengan harga murah. Hal ini jelas akan membuat produk kita makin bisa masuk ke pasar negara-negara maju lainnya dengan harga yang tinggi. Semangat go global!
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.