Pandemi Covid-19 yang datang tanpa permisi menimbulkan dampak yang luar biasa di segala bidang, terutama layanan kesehatan dan ekonomi masyarakat. Tak sedikit bisnis yang tumbang selama pandemi ini berlangsung mulai Maret 2020 hingga saat ini.
Bahkan perusahaan-perusahaan berskala besar yang notabene memiliki sistem permodalan yang kuat pun tak kuasa bertahan dari resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19 ini. Sebut saja Matahari yang harus menutup 13 gerai, Giant dan Hero Supermarket sebagai perusahaan ritel besar juga terpaksa menutup seluruh gerainya, demikian juga halnya dengan Centro, Gramedia, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Baca
Juga: Perspektif Gender Dari Hasil Survei Pedagang Online Selama Pandemi
COVID-19
Jika perusahaan-perusahaan besar saja tidak mampu bertahan selama pandemi Covid-19, lantas bagaimana dengan UKM yang dari sisi permodalan saja belum memiliki akar yang kuat? Jangan salah, tak semua UKM itu lemah. Bahkan tak sedikit UKM yang justru mampu bertahan bahkan tetap merangkak, tumbuh, dan berkembang. Salah satunya adalah Naruna Ceramic.
Profil Naruna Ceramic
Naruna Ceramic adalah UKM di Salatiga, Jawa Tengah yang memproduksi produk unggulan berupa cangkir keramik berbahan dasar tanah liat. Sebagai UKM yang masih terbilang seumur jagung, Naruna mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Dalam waktu kurang dari dua tahun, produk UKM ini telah mampu menembus pasar internasional dengan melakukan ekspor ke berbagai negara seperti Australia, India, dan Qatar.
Baca Juga: Tips Desain Kemasan untuk Menonjolkan Keunggulan Produk dan Citra Brand
Adalah Roy Wibisono Anang Prabowo, seorang pecinta keramik yang memiliki impian untuk mewujudkan hobinya menjadi bisnis yang sukses. Sejak kecil, Roy gemar bermain tanah liat.
Meski sering dimarahi sang bunda karena pulang dengan baju belepotan tanah liat, tak membuat Roy jera, bahkan ia semakin ‘cinta’ dengan tanah liat. Saking ‘cintanya’, Roy mendalami ilmu tentang keramik yang dibuat dari tanah liat dengan memilih jurusan kimia.
Dengan berbekal ilmu yang mumpuni tentang keramik, Roy bersama dengan dua orang temannya yaitu Oktavianus Dwi Wahyu Widyanarka dan Indra berusaha mewujudkan mimpi merintis bisnis keramik. Setelah melakukan meeting beberapa kali di warung burjo (bubur kacang hijau) dengan suguhan 3 gelas minuman dan 1 porsi mendoan, Roy dan kedua temannya sepakat untuk berbagi tugas guna mewujudkan Naruna Ceramic.
Dari garasi rumah yang beralamat di Jalan Kauman 9B Salatiga, Roy bersama kedua temannya mulai merintis Naruna Ceramic. Keterbatasan modal, tenaga kerja, dan ruang usaha tak membuat mereka pesimis dan menyerah, justru memacu semangat juang yang semakin tinggi demi mewujudkan impian bersama.
Baca Juga: Membangun Tim Dengan Budaya Inovasi
Benar saja, kerja keras dan cerdas yang dilakukan membuahkan hasil melebihi ekspektasi. Bisnis Naruna Ceramic mengalami perkembangan pesat hanya dalam waktu singkat. Dari yang awalnya bisnis rumahan, menjadi UKM yang naik kelas.
Mengenal Keramik dan Keunggulannya
Mengapa keramik? Memang apa sih keunggulan dari produk keramik? Pertanyaan tersebut sering kali dilontarkan kepada Roy Wibisono selaku owner atau CEO (Chief Executive Officer) Naruna Ceramic. Menurutnya, keramik memiliki keunikan dan keunggulan yang tidak dimiliki oleh produk berbahan dasar kayu, kaca, bahkan besi sekalipun.
Istilah keramik berasal dari bahasa Yunani, keramos yang artinya benda pecah belah yang dibuat dari tanah liat yang telah melalui proses pembakaran. Sederhananya, segala produk dari tanah liat yang dibakar merupakan keramik, termasuk batu bata, genteng, dan porselen.
Baca Juga: 8 Jenis Inovasi yang Efektif Untuk Menaikkan Skala UMKM
Roy menuturkan bahwa produk-produk keramik memiliki tingkat keawetan yang tinggi (long lifetime). Hanya ada dua hal yang membuat keramik tidak awet, yaitu pecah karena terjatuh dan dicuri orang. Jika kedua hal tersebut tidak terjadi, maka produk keramik dapat berumur panjang bahkan bisa diwariskan.
Kualitas dan keawetan produk-produk keramik dibuktikan dengan banyaknya penemuan peninggalan sejarah berupa tembikar. Selain itu dalam kasus kapal karam yang telah puluhan bahkan ratusan tahun di dasar laut, banyak ditemukan barang yang terbuat dari keramik, baik peralatan makan maupun guci, atau yang lainnya.
Sementara muatan lain seperti furniture dari kayu, kaca, bahkan besi telah lapuk dan berkarat termakan usia. Keunggulan keramik inilah yang memotivasi Roy untuk menciptakan produk-produk keramik yang tak hanya unik tetapi juga berkualitas.
Keunggulan Kompetitif Naruna Ceramic
Naruna Ceramic tentu bukan satu-satunya usaha keramik di Indonesia. Meski masih ‘seumur jagung’, namun kinerja dari bisnis yang masuk dalam kategori UKM ini mampu menorehkan prestasi luar biasa yang patut diacungi jempol.
Bagaimana tidak? Naruna Ceramic mampu menembus pasar produk keramik lokal bahkan internasional hanya dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Bahkan kini, usaha UKM ini mampu disejajarkan dengan perusahaan-perusahaan besar di industri yang sama. Hebatnya lagi, Naruna Ceramic berambisi menjadi perusahaan keramik kebanggaan Indonesia.
Bukan takabur, tetapi memang harus optimis. Sebagai UKM yang belum lama berkiprah di industri keramik, Naruna mengklaim bahwa perusahaannya memiliki keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
Baca Juga: Menciptakan Keunggulan Unik Produk dan Menceritakannya
Keunggulan kompetitif inilah yang menjadikan bisnis Naruna mengalami perkembangan pesat dibandingkan UKM sejenis. Adapun keunggulan kompetitif yang sekaligus menjadi kekuatan dari Naruna antara lain sebagai berikut.
1. Research and development
Meski masih tergolong sebagai pemain baru di industri keramik, namun Naruna Ceramic terus melakukan inovasi guna menemukan ide-ide baru terkait dengan bahan baku, desain, dan lainnya. Hal ini didukung dengan background pendidikan sang owner yang memang memperdalam ilmu tentang keramik.
Sains tentang keramik diperoleh selama menempuh pendidikan di bangku sekolah dan kuliah. Bahkan untuk memperdalam ilmunya, Roy melanjutkan pendidikannya di Brisbane, Australia untuk belajar tentang seni dari keramik.
Inovasi yang pernah dihasilkan Roy Wibisono adalah menciptakan keramik berbahan dasar lumpur Lapindo dan abu vulkanik Gunung Merapi. Secara finansial, inovasi tersebut jelas menghasilkan pundi-pundi uang yang fantastis. Sementara dari kreativitas, inovasi tersebut diganjar dengan beberapa penghargaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemen Ristekdikti) hingga Inacraft.
2. Desain yang unik
Naruna Ceramic memproduksi cangkir dan aneka produk berbahan keramik, seperti sendok, piring, teapot, dan juga patung. Dari jenis produknya, memang tidak ada yang spesial karena produk-produk tersebut banyak ditemui di pasaran. Namun, ada yang berbeda dari produk Naruna Ceramic, yaitu desain dan perpaduan warna yang unik.
Baca Juga: 10 Tipe Inovasi Bisnis yang Perlu Dilakukan
Kebanyakan desain cangkir keramik yang beredar di pasaran hanya seperti itu-itu saja dengan menggunakan glasir polos satu warna. Lain halnya dengan Naruna Ceramic yang memproduksi cangkir keramik dengan beragam desain unik dan tentu saja menarik.
Bentuk cangkir yang beraneka ragam didukung dengan sentuhan glasir dengan kombinasi dua warna, sehingga menambah cantik tampilannya. Motif-motif cangkir yang unik dengan glasir warna yang menarik menjadikan produk Naruna tampak begitu artistik.
Dalam menentukan desain dan warna, Naruna Ceramic mengikuti trend dunia. Oleh sebab itu, UKM ini selalu meng-update informasi dari berbagai sumber mengenai trend industri keramik di pasar internasional. Hal ini dilakukan karena target pasar UKM ini tidak hanya pasar lokal saja, tetapi juga internasional.
3. Produksi yang berkelanjutan
Proses produksi produk peralatan makan dan minum di Naruna Ceramic memang berbeda. Produk-produk unggulan dibuat handmade, tanpa ada bantuan mesin. Setiap harinya, Naruna mampu memproduksi cangkir sebanyak 150 hingga 350 buah. Jumlah yang cukup banyak untuk ukuran UKM yang proses produksinya masih manual.
Keunggulan produksi Naruna Ceramic adalah didukung oleh tangan-tangan pengrajin yang andal dan ulet serta memiliki dedikasi yang tinggi. Pihak manajemen Naruna percaya bahwa tangan-tangan terampil yang bekerja dengan dedikasi tinggi, akan mampu menciptakan karya-karya yang luar biasa. Sebab itulah, Naruna masih mengandalkan proses produksi manual untuk menciptakan produk-produknya.
Baca Juga: Lima Alasan Kenapa Budaya Inovasi Penting Bagi UMKM
Meski masih manual, namun quality control tetap dijaga dengan ketat. Hanya saja, kendala yang sering dihadapi dalam pembuatan produk handmade adalah konsistensi. Artinya, bentuk produk yang dihasilkan tidak selalu simetris. Walapun begitu, hal inilah yang justru menjadi salah satu keistimewaan dan keunikan produk Naruna.
4. Marketing
Roy Wibisono mengklaim bahwa Naruna Ceramic memiliki strategi marketing yang kuat. Tak hanya menawarkan produknya secara offline, UKM kriya ini juga menyasar target pasarnya secara online. Sebagai produsen produk peralatan makan unik dari keramik, Naruna lebih fokus membidik hotel dan kafe sebagai pasarnya.
Benar saja, banyak hotel dan kafe yang tertarik untuk membeli dan menggunakan produk-produk Naruna. Pemasaran tidak hanya seputar Salatiga dan Semarang saja, tetapi telah sampai ke Jakarta, Surabaya, Bali, Makassar, bahkan Australia, India, dan Arab Saudi.
5. Kepemimpinan yang kuat
Merintis bisnis mulai dari nol hingga mampu berkembang pesat, dikenal, dan diakui kualitas produknya tentu tidaklah mudah. Namun faktanya, Naruna mampu membuktikannya hanya dalam waktu singkat. Hal ini karena adanya kepemimpinan yang kuat. Artinya, pemimpin mampu memotivasi, mengarahkan, dan mengelola sumber daya yang dimiliki dengan baik dan humanis.
Strategi Naruna Ceramic Tetap Survive Menghadapi Pandemi Covid-19
Perkembangan bisnis Naruna Ceramic cukup mencengangkan sekaligus membanggakan. Berawal dari usaha rumahan, siapa yang menyangka akan mendunia dalam waktu singkat. Dari yang beromset kurang lebih Rp 2 juta per bulan, melonjak hingga ratusan juta setiap bulannya. Bahkan, di saat bisnis yang lain terpuruk dan gulung tikar akibat pandemi Covid-19, Natura Ceramic justru makin berkibar. Koq bisa?
Selain memiliki keunggulan kompetitif yang tak hanya menjadi kekuatan internal, Naruna Ceramic juga memiliki strategi jitu untuk menghadapi pandemi Covid-19 ini. Harus diakui tak sedikit hotel dan kafe yang sepi pengunjung sehingga harus menutup sementara bisnisnya sebagai dampak pandemi.
Tak hanya itu, kebijakan pemerintah dengan memberlakukan pembatasan mobilitas warga guna meminimalisir penyebaran virus juga turut andil dalam menyumbat ‘napas’ bisnis UKM.
Baca Juga: Cara Mendorong Kreativitas Dalam Berbisnis
Sepinya hotel dan kafe berimbas pula ke Naruna Ceramic, karena orderan produk cangkir dan peralatan makan keramik dari target pasar tersebut menurun. Meski demikian, Roy Wibisono dan timnya terus berusaha untuk bisa survive menghadapi pandemi Covid-19. Benar saja, selama pandemi Naruna Ceramic justru mengalami peningkatan omset. Lantas, apa strateginya?
1. Mengubah target pasar
Target pasar utama dan terbesar Naruna Ceramic adalah hotel dan kafe. Namun selama pandemi, target pasar tersebut lesu. Agar bisnisnya bisa tetap bertahan dan produksi terus berjalan, Naruna mengubah target pasarnya ke konsumen individu. Meski penjualan ke konsumen individu tidak sebesar hotel dan kafe, namun setidaknya orderan produk cangkir tetap jalan.
Masyarakat yang tak lagi bisa nongkrong di kafe bisa membuat sendiri kopi atau minuman ala-ala kafe lainnya seperti cappucino, latte, dan lainnya di rumah. Mereka yang work from home bisa bekerja sambil santai menikmati secangkir kopi bernuansa kafe dengan cangkir Naruna.
2. Meningkatkan online marketing
Teknologi internet saat ini memungkinkan bisnis untuk menjangkau pasar sasaran secara lebih luas. Naruna Ceramic pun memanfaatkan teknologi tersebut untuk memperluas jangkauan pasarnya. Namun, UKM ini tidak hanya mengandalkan online marketing untuk memasarkan produknya. Sebab, online marketing juga harus mempertimbangkan jumlah follower media sosial yang dimiliki.
Katakanlah sebuah akun bisnis memiliki 1.000 follower, maka hal tersebut belum bisa mendongkrak penjualan sesuai yang diharapkan, kecuali telah memiliki jutaan follower. Meski demikian, Naruna tetap meningkatkan online marketing-nya untuk menjangkau pasar yang lebih luas dari luar daerah bahkan luar negeri.
3. Menerapkan strategi story telling
Memasarkan produk hanya dengan mengandalkan desain dan keunikan produk hasilnya tidak akan maksimal. Harus diakui bahwa produk Naruna Ceramic memang unik, eksklusif, dan artistik. Banyak konsumen yang membeli produk cangkir keramik dari UKM ini hanya sebagai hiasan dan kepentingan fotografi saja. Mereka justru merasa sayang untuk menggunakannya sehari-hari.
Terlepas dari tujuan pembelian produk oleh konsumen, Naruna memproduksi dan memasarkan produk cangkir dan peralatan makan eksklusifnya untuk digunakan sehari-hari. Untuk itu, Naruna mengenalkan keunggulan produknya melalui story telling.
Tanpa strategi tersebut, sulit bagi Naruna untuk menjual produknya, karena harga sebuah cangkir dibanderol Rp 120.000, padahal harga cangkir keramik yang banyak dijual di pasaran paling murah Rp 10.000.
Baca Juga: Optimalkan Digital Marketing Dengan Agenda dan Saluran yang Tepat
Agar bisa laku terjual, tentu harus ada cerita atau konten yang bagus, selain desain dan glasir warna. Naruna meyakinkan pasar bahwa produk yang dijualnya memiliki kualitas yang baik, kuat, handmade, tahan gores, aman dan tahan dipanggang di microwave, dan bebas bahan beracun.
Ketika konsumen percaya dan membuktikan sendiri kualitasnya, maka merekalah yang akan menjadi ‘juru bicara’ yang menyebarkan kelebihan dan keunggulan produk Naruna dari mulut ke mulut.
UKM yang dikelola dengan baik akan mempersiapkan diri menghadapi berbagai risiko dan kemungkinan yang tidak menguntungkan. Ketika hal-hal buruk benar-benar terjadi, bisnis telah siap dengan strategi yang tepat agar bisa tetap survive.
Naruna Ceramic telah membuktikan, di mana pandemi Covid-19 menimbulkan situasi yang serba tidak menguntungkan. Namun faktanya UKM ini mampu bertahan bahkan terus berkibar.
Jika merasa
artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa
untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.