Siapa yang tidak tahu platform bisnis yang bernama Alibaba? Atau mungkin Sahabat Wirausaha sudah memanfaatkan platform Alibaba? Sedikit kilas balik, Grup Alibaba sendiri berdiri pada tahun 1999 dibawah kepemimpinan Jack Ma, dengan 18 orang pendiri lainnya yang bekerja di apartemen Jack Ma di Hangzhou, Zhejiang, Tiongkok. Lini usaha pertama mereka adalah Alibaba.com, sebuah situs berbahasa Inggris untuk perdagangan.

Sejak awal, para pendiri Grup Alibaba memiliki keyakinan bahwa internet akan menghadirkan kesetaraan dengan memampukan para pelaku UMKM untuk memanfaatkan inovasi dan teknologi untuk tumbuh dan berkompetisi secara efektif di tingkat domestik dan global. Atas keyaknan itu, setelah melalui dua dekade, Alibaba.com kini menjadi platform B2B terbesar di dunia. Waw! Pertanyaan selanjutnya, kira-kira bagaimana ya, peluang ekspor bagi para pelaku usaha di Indonesia melalui platform Alibaba? Mari kita ulas bersama!

Baca Juga: Perbedaan B2B dan B2C


Hadirnya Alibaba di Indonesia

Sahabat Wirausaha, sebelum membahas lebih lanjut, mari kita menilik perjalanan kehadiran Alibaba di Indonesia. Dimana Grup Alibaba telah melakukan pergerakan bisnis mereka di Indonesia sejak 2015, melalui investasi, ekspansi hingga akuisisi. Perkembangan Alibaba tidak hanya bergerak di bidang e-commerce, tetapi juga merambah bidang logistik, hingga pada bidang financial technology (fintech). Grup Alibaba melakukan pergerakan bisnis di Indonesia untuk memanjangkan tangannya di tanah air, loh, Sahabat Wirausaha! Berikut pergerakan bisnis Grup Alibaba di Indonesia :

  • Alibaba membentuk perusahaan Ant Financial secara resmi didirikan pada 2014. Ant Financial bertugas untuk mengelola layanan pembayaran milik Alibaba, yakni Alipay.
    Pada tanggal 1 November 2016, Ant Financial memberikan pendanaan kepada perusahaan Ascend Money yang merupakan induk perusahaan dari layanan e-money True Money. True Money telah hadir di Indonesia sejak September 2015 setelah mengakuisisi pemilik lisensi e-money di Indonesia, Witami Tunai Mandiri.
  • Pada 19 April 2017 Ant Financial selaku pengelola Alipay melakukan merger dengan HelloPay Group yang notabene merupakanan layanan pembayaran online yang dimiliki oleh Lazada. Setelah merger itu, HelloPay mengubah namanya menjadi Alipay disertai nama negara tempat beroperasi seperti Alipay Indonesia, Alipay Filipina, Alipay Malaysia, Alipay Singapura.
  • Alibaba juga menyasar perusahaan logistik J&T Express, pada 9 Mei 2017, Alibaba dan J&T Express melakukan kerjasama menghasilkan anak perusahaan J&T Alibaba. Kerja sama ini menjadikan J&T Express sebagai rekan untuk mensosialisasikan servis dari Alibaba, bukan sebagai mitra logistik. Perusahaan ini didirikan karena di masa lalu, Alibaba mengalami kesulitan untuk menyentuh pemasok dari Indonesia. J&T Alibaba lebih fokus pada UKM furnitur, pertanian, makanan, minuman, serta barang kerajinan tangan.
  • Alibaba juga mengakuisisi 67% saham Lazada yang berbasis di Asia Tenggara senilai USD1 miliar atau sekitar Rp14,9 triliun. Akuisisi menjadikan Alibaba sebagai pemegang saham mayoritas di enam negara termasuk Indonesia. Pada Juni 2017 Alibaba menambah suntikan modal ke Lazada Group dengan nilai serupa. Alibaba menggelontorkan US$2 miliar atau setara Rp29,8 triliun untuk Grup Lazada di pasar Asia Tenggara.
  • Pada 17 Agustus 2017, Tokopedia mengumumkan perolehan investasi senilai USD1,1 miliar atau setara Rp14 triliun dari Alibaba. Babak investasi ini akan dipimpin Grup Alibaba dengan partisipasi dari pemegang saham Tokopedia yang sekarang. Investasi ini akan menjadikan Grup Alibaba sebagai pemegang saham minoritas di Tokopedia. Kerjasama ini diyakini mempermudah para penjual dan para mitra Tokopedia untuk mengembangkan usahanya ke seluruh daerah di Indonesia, dan dunia.
  • Ant Financial kemudian menjadi salah satu investor utama dalam ronde pendanaan untuk Bukalapak senilai US$1,1 miliar pada Agustus 2017.
  • Pada Maret 2018, Alibaba menyuntik US$2 miliar sehingga total investasi Alibaba mencapai US$4 miliar di Lazada. Sebelum investasi ini, Alibaba memegang saham sebesar 83 persen di Lazada.
  • Sesuai dengan besarnya perkembangan layanan keuangan Grup Ant. Selanjutnya Akulaku, perusahaan financial technology yang mendapat suntikan dana dari Ant Financial. Alibaba meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB). Saat ini, Akulaku menjadi pemegang saham institusi terbesar di bank yang dulunya bernama Bank Yudha Bhakti itu. Total saham yang dikuasai adalah 24,98 persen. Sejak kuartal IV/2018, Akulaku juga mengambil alih saham PT Trimuda Nuansa Citra Tbk. (TNCA). Saham yang dimiliki di emiten logistik itu tercatat sebanyak 31,62 persen.
  • Bisnis aplikasi pembayaran dan dompet digital pun menjadi sasaran investasi Alibaba Group, yaitu DANA. Alibaba memiliki 45% saham Elang Andalan Nusantara (EAN) lewat anak usaha API Investment Limited. EAN merupakan induk dari perusahaan aplikasi dan dompet digital DANA.

Baca Juga: Apa itu Product Adaptation?

Bagaimana menurut Sahabat Wirausaha dengan ekspansi Grup Alibaba secara besar-besaran seperti ini ke Asia tenggara termasuk Indonesia? Rasanya sudah bisa terlihat ya, apakah peluang ekspor bagi pelaku usaha terutama UKM di Indonesia memiliki kesempatan besar. Gimana? Makin semangat, kan?


Platform Alibaba dan Peluang Ekspor bagi UKM

Sahabat Wirausaha, ternyata pada tahun 2020 lalu, Alibaba.com mengumumkan sebuah inisiatif bernama Sprout Up dengan tujuan memudahkan IKM (Industri Kecil dan Menengah) dan UKM Indonesia yang berorientasi ekspor untuk go online dan go global serta bisa menangkap peluang perdagangan B2B yang saat ini tersedia di pasar global yang luas melalui platform online. Menurut pihak Alibaba.com, pertumbuhan ekonomi digital dan ketidakpastian bisnis yang terjadi terutama di awal pandemi, telah membawa perubahan mendasar pada bagaimana bisnis beroperasi, termasuk dalam perdagangan B2B global. Namun, walau ada banyak peluang dan desakan untuk go online dan go global, masih banyak pelaku IKM dan UKM yang mengalami kesulitan dalam memanfaatkan pasar global dan transformasi besar yang saat ini sedang terjadi.

Sprout Up merupakan bagian dari inisiatif global bertajuk Spring Thunder dari Grup Alibaba untuk memberdayakan IKM dan UKM agar dapat bertahan dan berkembang melalui digitalisasi semasa dan pasca pandemi Covid-19. Harapannya adalah IKM dan UKM di Indonesia tumbuh dan dapat menyebar, sesuai nama inisiatif ini: Sprout Up. serta mencapai pertumbuhan yang sehat dan kuat dengan menjual produk mereka di pasar global. Melalui inisiatif ini, Alibaba.com akan mendukung IKM dan UKM Indonesia di tiga bidang:

Baca Juga: Jitu Membidik Peluang Pasar dan Target Negara Ekspor

  • Proses on-boarding yang lebih cepat di platform Alibaba.com untuk membangun jangkauan global.
  • Akses ke berbagai solusi untuk mempercepat pertumbuhan bisnis.
  • Berbagai layanan yang disesuaikan dengan tujuan meningkatkan kapabilitas perdagangan online para pelaku usaha.

Cara lainnya yang ditawarkan oleh Alibaba adalah pengenalan sistem digital bagi UMKM. Pada awal tahun 2022, Alibaba Cloud mengadakan kegiatan tahunan Alibaba Cloud Day dengan tema “1 Day in Life with Alibaba Cloud”. Alibaba Cloud adalah adalah sebuah perusahaan komputasi awan, sebuah subsidier dari Alibaba Group. Alibaba Cloud menyediakan layanan-layanan komputasi awan untuk bisnis-bisnis daring dan ekosistem perdagangan elektronik Alibaba sendiri.

Pada kegiatan ini, Alibaba Cloud secara khusus menyiapkan sesi “Go Digital bersama UMKM”, dengan mengundang partner mereka sebagai narasumber, seperti 3Dolphins, Desty, dan Niagahoster yang menyediakan solusi siap pakai bagi para UMKM. Hal ini memudahkan UMKM untuk memulai ekosistem digital dengan harga yang sangat terjangkau. Narasumber-narasumber tersebut akan mendiskusikan tentang bagaimana bagaimana Alibaba Cloud membantu bisnis mereka dalam kemajuan dan transformasi digital, dari transaksi hingga pembelajaran secara online.

Baca Juga: Mengenal Ragam Standar Produk Ekspor

Selain itu, Alibaba Cloud juga mengundang Alibaba Cloud Academy yang bertanggung jawab atas pelatihan dan sertifikasi dalam bidang cloud computing, big data, security, dan topik menarik lainnya. Alibaba Cloud Academy akan menyampaikan program pelatihan dan sertifikasi. Tentu saja hal ini makin mendekatkan pelaku usaha dengan keberadaan platform Alibaba. Sebuah cara edukasi dan pengenalan yang cerdas bagi para pelaku usaha agar terbuka terhadap teknologi dan transformasi digital, hingga membuka peluang untuk mengembangkan usaha hingga macanegara.


Dukungan Pemerintah Buka Peluang Ekspor lewat Marketplace

Merujuk pada siaran pers dari situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, disebutkan bahwa pemerintah mendukung dan mendorong UMKM untuk go digital dan go global. Menurut berita yang dirilis pada tahun 2021 ini, pada masa pandemi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang terdampak secara negatif, namun dari sisi positifnya terdapat akselerasi pemanfaatan teknologi digital serta meningkatnya keterlibatan UMKM dalam pasar digital. Untuk membantu dan mendukung UMKM menghadapi dampak pandemi Covid-19, Pemerintah telah mengeluarkan bantuan insentif fiskal dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Pada tahun 2020, realisasi dukungan untuk UMKM telah mencapai Rp112,26 Triliun. Dengan mempertimbangkan fluktuasi pertumbuhan ekonomi dan guna mendukung UMKM untuk terus berkembang, alokasi anggaran yang disediakan bagi UMKM dan korporasi pada tahun 2021 yakni sebesar Rp171,77 Triliun.

UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai Rp8.573,89 Triliun. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia yakni memiliki kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja serta dapat menghimpun sampai 60,42% dari total investasi. Namun demikian, kemampuan ekspor UMKM masih terbatas sekitar 14,37% dari total ekspor serta pemanfaatan e-commerce juga masih rendah yaitu sekitar 21%.

Baca Juga: Cost, Insurance, dan Freight (CIF)

Berdasarkan data eksportir tahun 2020, terdapat eksportir UKM sebanyak 12.234 perusahaan atau 83,3% dari total eksportir dengan nilai ekspor sebesar USD 5,3 Milyar. Secara umum, potensi ekspor UMKM masih didominasi oleh produk-produk seperti aksesoris, batik, kriya, fashion, serta makanan dan minuman olahan. Walaupun UMKM siap melakukan ekspor tetapi masih mengalami berbagai kendala seperti minimnya pengetahuan pasar luar negeri, konsistensi kualitas dan kapasitas produk, sertifikasi, hingga kendala logistik.

Dukungan penuh pemerintah untuk UMKM tetap dilakukan dengan terus berupaya untuk membantu UMKM agar dapat mengatasi kendala-kendala tersebut. Kementerian, Lembaga dan para pihak terkait lainnya telah meluncurkan Program Penciptaan 500 ribu Eksportir Baru hingga tahun 2030. Pemerintah juga telah meluncurkan program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang bertujuan untuk mendorong digitalisasi (onboarding) bagi UMKM offline serta mendorong national branding produk UMKM unggulan pada berbagai marketplace. Selain itu, gerakan ini juga diharapkan dapat meningkatkan ekspor produk UMKM.

Pemerintah juga menyambut baik terhadap seluruh upaya untuk meningkatkan kemampuan UMKM menembus pasar global seperti:

  • “Kreasi Nusantara, From Local to Global” yang memfasilitasi penjualan produk lokal ke Malaysia dan Singapura;
  • “BukaGlobal” yang memfasilitasi pembelian produk lokal oleh para customer dari Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, dan Taiwan; dan
  • “ASEAN Online Sale Day” yang bertujuan meningkatkan transaksi lintas batas e-commerce di kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga: Membedah Pameran Domestik Untuk Produk Kecantikan

Selain itu, Pemerintah menugaskan secara khusus kepada LPEI/Eximbank untuk mendukung pembiayaan ekspor bagi UKM yang berorientasi ekspor dengan alokasi sebesar Rp500 Miliar untuk disalurkan oleh LPEI/Eximbank. Dalam UU Cipta Kerja, Pelaku UKM saat ini juga didorong untuk memanfaatkan peluang kemitraan dengan usaha besar. Dalam hal ini, Pemerintah memfasilitasi kemitraan Usaha Menengah dan Besar (UMB) dengan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) termasuk Koperasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan level usaha dari pelaku UMK dan Koperasi.

Dukungan pemerintah bukan baru saja terjadi, pada tahun 2018 lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menargetkan untuk mendukung peningkatan ekspor melalui marketplace e-commerce. Di tahun itu, pemerintah Indonesia sudah berencana untuk bekerja sama dengan Alibaba.com, untuk memasarkan produk ekspor dari Indonesia ke China.


Bagaimana Cara Untuk Berjualan di Alibaba?

Sahabat Wirausaha pasti penasaran, sebetulnya bagaimana agar produk usaha milik Sahabat Wirausaha dapat berjualan pada platform Alibaba?

Ada beberapa langkah awal mudah untuk perusahaan memulai berjualan lintas-negara :

  • Jika Sahabat Wirausaha ingin memulai sebagai pelanggan gratis, Sahabat Wirausaha cukup mendaftarkan diri ke Alibaba.com dan membuat profil perusahaan. Setelah itu Sahabat Wirausaha dapat langsung mengunggah foto-foto dan keterangan produk yang akan dijual.
  • Alibaba.com juga menyediakan fitur premium yang dapat dinikmati jika Sahabat Wirausaha mendaftar sebagai gold supplier (pelanggan premium).

Baca Juga: Potensi UMKM Purbalingga Menembus Pasar Ekspor

Ternyata, menjadi pelanggan premium di Alibaba.com memiliki banyak keuntungan dibanding pelanggan biasa. Salah satunya tidak ada batasan unggahan foto produk, ranking lebih tinggi dari toko biasa, dan tentunya kepercayaan pelanggan. Berikut cara mendaftar menjadi Gold Supplier di Alibaba.com :

  • Daftarkan diri di Alibaba.com
  • Buatlah profil perusahaan
  • Siapkan dokumen verifikasi
  • Tim Alibaba.com akan menghubungi Anda untuk melakukan verifikasi ulang
  • Lakukan pembayaran
  • Setelah itu, Sahabat Wirausaha bisa mulai mengunggah foto dan keterangan produk

Selanjutnya, ada tipe-tipe perusahaan yang ideal untuk menjual produknya di Alibaba.com. Diantaranya adalah :

  • Menjual >10 varian produk
  • Memiliki karyawan khusus yang menangani ekspor
  • Memiliki pengalaman melakukan ekspor sebelumnya
  • Memiliki kapasitas produksi untuk jumlah besar
  • Produk memiliki pangsa pasar besar (bukan produk niche)

Alibaba.com berkomitmen menaati peraturan dan kebijakan setiap negara yang terhubung dan kualitas dari produk itu sendiri. Oleh karena itu, Alibaba.com melarang jenis produk dibawah untuk dijual di Alibaba.com, yaitu :

  • Tembakau dan produk turunannya
  • NAPZA
  • Peralatan medis
  • Produk tiruan yang melanggar hak cipta merek

Baca Juga: Potensi Ekspor Produk Seafood

Terdapat wilayah market yang banyak melakukan pembelian produk asal Indonesia di Alibaba.com, yaitu :

  • Amerika Serikat
  • Uni Eropa
  • Timur Tengah

Tips Dan Trik Mendapatkan Banyak Pesanan di Alibaba.com

Nah, Sahabat Wirausaha, ini bagian yang paling menarik, ya? Berikut 9 kiat jadikan jualan laris di Alibaba.com :

  • Diversifikasi produk
  • Copywriting produk yang menarik
  • Deskripsi produk menggunakan video visual
  • Aktif mendekati calon pembeli
  • Sering melakukan follow up pada calon pembeli
  • Rajin mengikuti tender
  • Manfaatkan analisa pasar dari Alibaba.com
  • Rutin melakukan update produk
  • Memasang iklan promosi berupa keyword ads

Baca Juga: Potensi Ekspor Produk Kopi

Jadi Sahabat Wirausaha, peluang ekspor begitu terbentang lebar terutama jika Sahabat Wirausaha dapat mengoptimalkan platform atau marketplace sebagai media online berjualan. Sahabat Wirausaha harus terus membuka wawasan dan menerima teknologi sebagai bagian dari pengembangan usaha, dengan prinsip go digital, karena kesempatan mengenalkan produk ke pasar global akan begitu besar. Selamat mendunia, Sahabat Wirausaha!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Link :

  1. https://id.alibabanews.com
  2. https://www.suaramerdeka.com
  3. https://www.antaranews.com
  4. https://kominfo.go.id
  5. https://www.cnnindonesia.com
  6. https://infografik.bisnis.com
  7. https://id.alibabanews.com
  8. https://www.cnbcindonesia.com
  9. https://ekon.go.id
  10. https://id.alibabanews.com