Tren Bisnis Kekinian di Amerika Serikat. Sedang mencari ide bisnis yang berbeda dari kebanyakan bisnis yang sudah ada? Sebenarnya ide bisnis dapat diperoleh dari mana saja, termasuk mengadopsi tren bisnis yang sedang berkembang di luar negeri, terutama di Amerika Serikat. Namun yang harus diperhatikan adalah apakah ide bisnis tersebut dapat menarik pasar dan belum banyak diterapkan di Indonesia, atau bahkan belum ada sama sekali. 

Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara super power memiliki lanskap bisnis yang senantiasa berubah. Hal ini tak lepas dari pengaruh perkembangan teknologi, preferensi konsumen, dan kebijakan pemerintah. 

Perubahan ini memunculkan ide bisnis baru yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya, tetapi setelah dijalankan ternyata diminati pasar sehingga memiliki prospek yang baik ke depannya. Berikut bisnis kekinian yang sedang trending di Amerika Serikat yang bisa Sahabat Wirausaha adopsi untuk dijalankan di Indonesia. 

1. Bisnis Makanan Bayi Organik

Sumber gambar : She Knows.com

Saat ini bisnis makanan bayi organik semakin marak di Amerika Serikat seiring dengan meningkatnya kesadaran orang tua akan pentingnya memberikan makanan bergizi dan bebas bahan kimia kepada bayinya. Orang tua semakin menyadari bahwa paparan pestisida, hormon, dan organisme hasil rekayasa genetika dalam makanan bayi non-organik berisiko terhadap kesehatan bayi baik dalam jangka pendek maupun panjang. 

Tak heran jika tingkat permintaan makanan bayi organik semakin tinggi, sehingga memunculkan ide bisnis makanan bayi organik sebagai peluang menguntungkan yang dapat dijalankan sebagai bisnis rumahan. Tak hanya sekadar alasan kesehatan, bisnis ini juga mendorong praktik keberlanjutan karena produk yang ramah lingkungan. Menurut Market Research Future, tren bisnis ini mengalami pertumbuhan yang signifikan setiap tahunnya di Amerika Serikat. 

Baca Juga: Tips Menggunakan Google Trends Untuk Membuat Konten, Efektif Bangun Interaksi dengan Audiens!

Bagaimana implementasinya di Indonesia? Sebenarnya bisnis makanan bayi sudah cukup marak di Indonesia, baik yang dijual dalam bentuk kemasan sachet maupun fresh di pagi hari dengan menu yang bervariasi setiap harinya. Namun, makanan bayi tersebut umumnya masih menggunakan bahan baku non-organik. 

Sama halnya dengan orang tua di Amerika Serikat, di Indonesia pun telah banyak orang tua yang semakin sadar akan pentingnya pemenuhan gizi bayi yang bebas dari bahan kimia. Jika Sahabat Wirausaha mampu menonjolkan komitmen penggunaan bahan-bahan organik dan menerapkan prinsip ramah lingkungan, maka bisnis ini akan memiliki keunggulan kompetitif sehingga dapat menarik banyak konsumen. 

Untuk memberikan beragam pilihan paket menu makanan, Sahabat Wirausaha bisa menawarkan olahan makanan bayi mulai dari bubur, biskuit, sayuran, puding hingga minuman organik seperti jus buah, susu kedelai, sari kacang hijau, setup jambu, dan lain sebagainya. Pastikan untuk tekstur dan rasanya disesuaikan dengan sistem pencernaan bayi yang sedang belajar mengenal dan memproses makanan semi padat. 

2. Bisnis Penyewaan Ayam Petelur

Sumber gambar : ABC News

Memelihara atau beternak ayam tentu bukan hal baru di Indonesia. Namun ide menyewakan ayam sebagai bisnis belum ada di Indonesia, tetapi booming di Amerika Serikat. Ide bisnis ini muncul sebagai imbas dari makin tingginya harga telur ayam di pasar Amerika Serikat. Untuk menghemat pengeluaran dan bisa tetap memenuhi kebutuhan akan telur ayam, maka jasa penyewaan ayam bisa menjadi pilihan guna mendapatkan telur segar setiap hari. 

Bisnis penyewaan ayam di Amerika Serikat sebenarnya tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan telur segar saja, tetapi juga sebagai media belajar beternak ayam terutama bagi masyarakat yang hidup di perkotaan. Dengan menyewa ayam, mereka tidak hanya mendapat fasilitas perlengkapan beternak ayam saja mulai dari kandang hingga pakannya, tetapi juga diajari cara merawat ayam dan membersihkan kandangnya. 

Tak hanya itu, menyewa ayam juga mendapatkan jaminan penggantian jika ayam yang disewa mati selama bukan karena kelalaian, misalnya sakit, hilang, atau dimangsa binatang lain. Hal ini tentu tidak diperoleh ketika mereka membeli ayam. Selain itu, biaya sewa ayam juga cenderung lebih murah dibandingkan dengan membeli ayam. 

Baca Juga: Cara Praktis Memulai Bisnis Ayam Potong Skala Rumahan Untuk Pemula, Peluang Bisnis Ketahanan Pangan

Meski tidak lazim, namun ide bisnis penyewaan ayam petelur ini bisa diterapkan di Indonesia, apalagi harga telur ayam di negeri ini juga semakin melonjak tinggi, apalagi yang organik. Awalnya mungkin dipandang aneh dan menuai cibiran, ngapain harus repot-repot nyewa ayam untuk mendapatkan telurnya, toh di pasar stoknya berlimpah, tinggal beli saja. 

Memang dibutuhkan effort lebih untuk mengubah mindset masyarakat bahwa ‘memanen’ telur langsung dari sumbernya lebih sehat dan menyenangkan. Memelihara atau beternak ayam bagi sebagian orang tidak hanya menjadi kegiatan untuk mengisi waktu luang saja, tetapi juga mengasah keterampilan berwirausaha. Sebab tidak sedikit orang yang ingin menjadi peternak ayam tetapi tidak terampil, sehingga harus latihan terlebih dahulu. Salah satu caranya adalah dengan menyewa ayam. 

Bagaimana dengan pasarnya? Apakah akan ada yang berminat? Sahabat Wirausaha bisa melakukan riset pasar lebih dulu sambil menyusun mekanisme dan fasilitas yang akan ditawarkan. Sasaran yang bisa dibidik adalah masyarakat baik di perkotaan maupun pedesaan yang ingin memperoleh bahan pangan berupa telur langsung dari sumbernya. Terlebih jika Sahabat Wirausaha menawarkan penyewaan ayam yang dirawat secara organik dari segi pakannya, sehingga menghasilkan telur organik pula, yang tentunya lebih berkualitas dan menyehatkan.  

3. Bisnis Popok Ayam 

Sumber gambar : SadAndUseless.com

Bagi sebagian orang, ayam dipandang sebagai hewan yang lucu dan menggemaskan. Tak heran jika anak-anak suka menggendong ayam-ayam kecil dan mengajaknya bermain, bahkan sampai dibawa ke dalam rumah. Alhasil, kotoran ayam berserak di mana-mana. Inilah pengalaman Baker, yang kemudian memiliki ide untuk membuat popok ayam.

Awalnya Baker membuat popok ayam untuk menampung kotoran ayam miliknya yang sering dibawa ke dalam rumah oleh anaknya. Tanpa disangka, teman-temannya dalam komunitas pecinta unggas tertarik dan meminta dibuatkan popok yang sama. Tingkat permintaan popok ayam yang semakin tinggi mendorong Baker untuk menjadikannya sebagai bisnis. 

Bagaimana jika bisnis ini diterapkan di Indonesia? Sejauh ini sepertinya pemain bisnis popok ayam di Indonesia belum banyak. Artinya masih ada peluang bagi Sahabat Wirausaha untuk terjun ke bisnis ini. Memang siapa yang mau beli? Tentu saja akan tetap ada pasarnya. 

Saat ini ayam bukan hanya hewan ternak tetapi juga hewan peliharaan. Tak sedikit orang yang memelihara ayam, layaknya memelihara kucing atau anjing. Target pasar dari bisnis ini memang bukan peternak, melainkan mereka yang memelihara ayam rumahan, utamanya di perkotaan dan perumahan padat penduduk. Tertarik dengan bisnis ini? 

Baca Juga: Guerilla Marketing: Strategi Pemasaran Inovatif yang Gemparkan Konsumen, Begini Cara Menerapkannya!

4. Bisnis Food Truck 

Sumber gambar : Unsplash

Bisnis food truck bukanlah hal baru di Amerika Serikat. Meski telah lama berjalan, namun hingga saat masih tetap eksis dan booming. Jenis makanan yang dijajakan pun beragam, mulai dari es krim, burger, BBQ, steak daging sapi, olahan lobster, dan lainnya. Bisnis ini berkembang di Amerika karena dinilai lebih efisien dalam hal biaya perawatan dibandingkan dengan restoran. Selain itu juga lebih fleksibel karena dapat berpindah-pindah mengikuti selera pasar.  

Di Indonesia, bisnis food truck sebenarnya sudah ada dan mulai berkembang dari sisi kuantitasnya. Meskipun begitu, jumlahnya masih terbilang belum banyak, dan dari sisi jenis makanan yang dijual pun masih terbatas dan belum variatif. Maka dari itu, peluang untuk masuk ke bisnis ini masih cukup besar.

Bisnis food truck versi sederhana yang telah berjalan misalnya tahu bulat, bakery, jajanan kekinian berupa banana crispy, french fries, corn dog, sosis bakar, dan lainnya. Ada pula food truck versi lebih kompleks yang mana mobil atau truck yang menjadi media jualannya membutuhkan modifikasi sehingga mengalami banyak perubahan dari aslinya. Sejauh ini bisnis food truck yang dikenal banyak kalangan cenderung menjajakan menu makanan asing, seperti makanan dari Meksiko, Korea Selatan, dan Jepang. 

Jika Sahabat Wirausaha ingin turut meramaikan bisnis di industri food truck ini, pastikan bisa menghadirkan sesuatu yang lain sehingga tak kalah menarik, bahkan mampu menarik lebih banyak konsumen. Misalnya saja masakan nusantara atau lainnya yang belum pernah ada dalam konsep bisnis food truck

Baca Juga: Visual Marketing, Teknik Pemasaran Berorientasi Visual yang Efektif Bikin Konsumen Terpikat

5. Bisnis Toko Tanpa Staf 

Sumber gambar : Nebrak.com

Tren bisnis berbasis teknologi di Amerika Serikat mengalami perkembangan yang signifikan. Salah satunya yang menonjol adalah toko tanpa staf. Bisnis ini menyediakan toko serba ada yang beroperasi dengan dukungan teknologi AI (Artificial Intelligence), sehingga tidak membutuhkan staf manusia. 

Inovasi bisnis ritel ini pada awalnya dikembangkan di China, baru kemudian diadopsi oleh Amazon sebagai salah satu toko ritel terbesar di Amerika Serikat. Semua transaksi yang terjadi di toko tanpa staf ini terkoneksi dengan smartphone konsumen. Setiap pergerakan konsumen ketika masuk ke toko hingga pengambilan produk ke keranjang belanja terekam oleh kamera, untuk menjamin keamanan transaksi. 

Bisnis toko tanpa staf dinilai lebih efisien karena pemilik usaha tidak perlu berurusan dengan biaya-biaya yang berhubungan dengan karyawan, mulai dari gaji hingga tunjangan-tunjangannya. Dengan begitu, biaya operasional bisa lebih ditekan. Apakah Sahabat Wirausaha tertarik untuk mengadopsi bisnis ini dan menerapkannya di Indonesia?

***

Ide bisnis tidak harus selalu original. Jika mau menyelisik informasi lebih luas, Sahabat Wirausaha bisa mengadopsi ide-ide bisnis yang sedang booming di berbagai negara, salah satunya di Amerika Serikat. Sahabat Wirausaha bisa mengadopsi bisnis tersebut baik dari jenis produk atau layanan maupun konsepnya. Hal tersebut tentu sah-sah saja, selama tidak menggunakan nama brand yang sama. Selamat mencoba! 

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.

Referensi:

  1. Sleeknote.com. 2023.
  2. Market Research Future. 2023.
  3. Patch.com. 2023.
  4. Abc7news.com. 2022. 
  5. Theoutline.com. 2018.
  6. Truic.com. 2023.
  7. Bisnis News Daily. 2023.
  8. Zenbusiness.com. 2023.
  9. LinkedIn.com.