Peluang Bisnis Kue Kering - Sahabat Wirausaha tentu mengetahui ada banyak sekali bisnis yang berjatuhan tahun 2020 silam atau tepatnya di era Pandemi Covid-19. Mulai dari salon, agen travel, properti, wedding organizer, sampai kuliner, semuanya nyaris rata.

Namun hal ini tidak berlaku bagi Kota Silat Cakes & Cookies. UKM yang satu ini malah memulai bisnis di era pandemi. Berawal dengan mengikuti kompetisi lokal di Madiun, Jawa Timur. Kala itu, Kota Silat mengangkat konsep kue nastar dengan isian nanas, telur asin sampai durian lokal. Seiring berjalannya waktu, bisnis mereka menjadi besar seperti sekarang. Apa ya kira-kira rahasia memulai bisnis di era serba susah seperti itu? Berikut jurus-jurusnya.


Cikal Bakal Kota Silat Cakes & Cookies Lahir dari Kompetisi

Seperti yang disebutkan diatas, Kota Silat Cakes & Cookies tumbuh di era pandemi Covid-19 tahun 2020. Kala itu sang pemilik, Yohan Triwahyono mengawalinya dengan berjualan kue, kukis, dan makanan khas daerahnya, Madiun, Jawa Timur dengan cara mengikuti kompetisi lokal bersama istri. 

Perlombaan ini sengaja digelar oleh pemerintah setempat untuk menjaring ide-ide startup agar dapat berbicara banyak di kancah nasional di tengah lesunya perekonomian kala itu. Dari sana, Yohan tampil dengan mengangkat makanan khas Madiun tak biasa yakni mengusung konsep kue nastar dengan isian nanas, telur asin sampai durian asli Madiun. 

Baca Juga: Djintoel Snack Khas Tegal, Raup Omzet Ratusan Juta Per Bulan Saat Pandemi dengan Optimalkan Reseller

Kue nastar yang kerap disajikan dengan bentuk bulat, dari tangannya dikreasikan menjadi kotak-kotak, berbeda dari yang lain. Ide ini dia dapatkan dari sang ibu di tahun 1995 silam, "Usaha serupa sebetulnya sudah pernah dirintis ibu kami sendirian sejak tahun 1995, namun terhenti karena kesibukan rumah tangga," ujar Yohan.

Dari sana, dia mulai ketagihan mengikuti kompetisi-kompetisi baik lokal maupun nasional. Mengikuti perlombaan menurutnya akan mendapatkan insight baru yang datang dari narasumber, juri, maupun rekan sesama UMKM yang lebih lama berkecimpung di dunia kuliner. Dengan mengikuti kompetisi juga Yohan dapat dengan mudah menyerap ilmu yang selama ini tidak pernah dia dapatkan. Mengikuti kompetisi juga membuatnya mendapatkan inspirasi baru dalam pengembangan bisnis kue.

Dari ajang tersebut, lahirlah nama Kota Silat Cakes & Cookies. Penamaan bisnis ini menurutnya diambil dari tanah kelahirannya, Madiun yang notabene merupakan wilayah penghasil perguruan pencak silat terbesar di Indonesia. Setidaknya sampai saat ini ada 12 perguruan pencak silat yang pernah lahir dari kota ini.

Dia begitu bangga dengan penamaan itu karena ceritanya, kehadiran puluhan perguruan pencak silat membuat Menpora RI kala itu, Imam Nahrowi di tahun 2017 menobatkan Madiun sebagai Kampung Pencak Silat Dunia. "Kalau Bali merupakan destinasi wisata, maka Madiun akan menjadi destinasi pencak silat dunia. Ini adalah peluang. Apa lagi pencak silat mulai dikenal dunia," ujar Nahrowi seperti dilansir dari Antara, 2017.


Memodifikasi Kemasan Agar Produk Menarik dan Awet

Yohan sama seperti UKM kebanyakan lainnya yang pernah kebagian masalah. Salah satu yang mau disampaikan kepada Sahabat Wirausaha adalah pengalaman memasukkan barang ke toko retail modern. Jangan kira, begitu produk sampai ke toko, semua urusan selesai. Menurut Yohan, produk yang dititipkan di lokasi retail modern harus dipantau. Kalau perlu, minimal dalam satu minggu pemilik usaha atau karyawan melakukan pengecekan kondisi kelayakan produk. Seperti misalnya di awal-awal usahanya banyak produk yang mengalami kerusakan.

Mau tidak mau kenyataan ini harus diambil. Menurutnya, hal ini terjadi karena kue dibolak-balik oleh pengunjung, termasuk disebabkan oleh stock opname reguler dari petugas toko. Solusi dari masalah itu tentu saja dengan menarik produk yang tak layak jual. Supaya masalah tak kembali terulang, dia memutar otak dengan melakukan modifikasi kemasan agar produk tetap aman hingga sampai ke tangan konsumen. 

Seperti misalnya meletakkan semua produk dalam kemasan toples plastik hingga bungkus karton kertas tebal. Selain memberikan kekuatan tambahan, buntelan diatas memberikan tambahan persepsi cantik, mewah dan tetap aman sampai tiba di rumah. Setelah memperbaiki bentuk kemasan, dia mengaku sampai saat ini semua produknya menjadi kuat dan jarang ada yang rusak.

Selain masalah produk, yang tak kalah penting bagi seorang pedagang adalah paham dengan konsep bisnis. Hal ini dia rasakan jauh sebelum memulai bisnis Kota Silat. Di Awal-awal, usaha kuliner yang dia bangun dibuat dengan konsep idealis. Yohan percaya produk yang ditawarkan akan laku keras. Seiring berjalannya waktu, bisnis yang dibangun dengan rasa percaya diri itu malah tak berkembang.

Kelemahannya karena Yohan tidak melakukan riset mendalam. Seperti misalnya tidak pandai berkomunikasi ditambah gagal dalam membuat sistem. Padahal hanya dengan komunikasi dan memiliki sistem yang baik, orang-orang bisa menerima bisnis idealis tersebut. Pasalnya, konsep bisnis idealis membutuhkan pengakuan ditambah kekuatan yang hanya didapatkan dengan cara menjalin komunikasi yang baik. Dari mulut-mulut mereka lah, ide bisnis seperti ini dapat mendatangkan laba.

Baca Juga: Vegipuff, Cemilan Anak Gluten Free yang Kembangkan Bisnis Lewat Jaringan Reseller

"Ini ternyata relate banget. Jadi waktu awal kami dulu bikin konsep dan proposal terlalu idealis, dan macem-macem hal detail dipikirkan. Produk yang dibuat adalah produk yang kami suka, high value, bukan yang konsumen butuhkan. Dari situ baru kami evaluasi," sebutnya.

Akhir perjuangannya, bisnis Yohan tersebut malah beberapa kali sempat pivot dan sampailah pada puncaknya dengan menemukan usaha yang tepat, yakni Kota Silat Cakes & Cookies.


Omzet Melejit Setelah Dirundung Masalah

Masalah yang datang silih berganti membuat Kota Silat Cakes & Cookies menjadi kuat. Tak hanya itu, pertumbuhan omzet yang tak pernah disangka-sangka pun dia rasakan. Awal berjualan, omset yang dia dapatkan hanya berkisar antara 1 juta hingga 9 juta rupiah per bulannya. Namun kini, omset Kota Silat pernah mencapai Rp10.000.000, bahkan hampir mendekati Rp20.000.000 per bulan. Pendapatan di atas menurutnya di luar dari sumber bisnis lain yang dia geluti seperti berjualan kopi dan roti.

Meningkatnya omzet tentu saja memaksa Kota Silat untuk pelan-pelan melakukan upgrade peralatan produksi. Salah satunya adalah alat panggangan atau oven. Awal tahun mereka masih menggunakan oven kompor tangkring yang di pasaran dijual Rp500.000. Namun tidak untuk saat ini karena mereka sudah menggunakan oven deck gas yang harganya bisa mencapai Rp17.000.000. Menurut Yohan, uang yang mereka peroleh untuk mengganti alat bakaran tersebut bukan berasal dari pinjaman bank, melainkan murni hasil omzet yang mereka kumpulkan sedikit demi sedikit.

Selain peralatan, semua proses produksi Kota Silat Cakes & Cookies yang tadinya hanya dikerjakan oleh keluarga inti, kini sebagiannya sudah diambil alih oleh warga sekitar (karyawan) yang tak jauh dari lokasi produksi di Desa Jatisari, Madiun. Yohan sebagai CEO, istri CFO dan Marketing, sang ibu sebagai COO merangkap Supervisi Produksi, tambahan 2 karyawan di bagian Produksi, 1 orang bagian Kurir dan 2 orang bertugas sebagai Pramusaji. Memasuki suasana Lebaran Idul Fitri tahun 2023 silam, Yohan menambah lagi 4-6 orang warga sekitar untuk ditempatkan di bagian produksi dalam rangka pemenuhan permintaan hari besar.

"Kebetulan untuk karyawan produksi yang tetap memang kami batasi hanya 2 orang saja. Sisanya kami memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di sekitar kami. Misalnya untuk melipat dus, produksi, dan packing. Ketika menghadapi lebaran, misalnya sebelum bulan puasa seperti ini kami mulai mengajak kerjasama 4-6 orang warga sekitar untuk mulai bekerja," sebutnya.

Tak sampai disitu, Kota Silat Cakes & Cookies juga meraih posisi 10 besar dalam ajang Arqam Food Accelerator. Kemudian Healthypreneur LadangLima ft UKMIndonesia di posisi 30 besar, lolos UKMJagowan, mendapatkan fasilitasi pitching dari Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), Jakarta.

Kota Silat juga pernah mendapatkan tawaran suntikan dana, memiliki aneka macam perizinan seperti PIRT, NIB, Halal, Uji Nutrisi, dan BPOM (dalam proses) serta berkesempatan menularkan ilmu yang mereka miliki pada salah satu SMK tempatan dalam rangka pemantapan teknik pembuatan cookies, bread, sampai perencanaan wirausaha untuk bekal siswa-siswi setelah meninggalkan bangku sekolah.

Berikutnya, Kota Silat juga sukses menciptakan kue nastar dengan bentuk unik bernama Nastar Cube Premium. Keistimewaan dari cemilan ini selain bentuk kotak-kotak, isiannya merupakan selai nanas asli yang dibuat sendiri atau home made. Selain itu juga ada Nastar Classic dan Snow White Cookies yang keberadaanya selalu gaib alias menjadi best seller  hampir setiap bulan.

Baca Juga: Ina Cookies: Berawal dari Bisnis Kue Rumahan, Kini Punya Pabrik Lima Lantai

Paling penting, Kota Silat mengklaim diri berhasil mengubah pandangan yang selama ini tertanam di benak masyarakat umum yakni kue-kue kering seperti nastar, putri salju dan lainnya tidak hanya dapat disantap dan dijumpai saat lebaran saja, namun dapat dinikmati dimana saja dan menjadi konsumsi orang-orang setiap hari.

Harapan kami, semoga artikel ini memberikan informasi tambahan bagi Sahabat Wirausaha. Boleh memiliki bisnis idealis, tapi harus diiringi dengan membangun sistem dan komunikasi yang baik. Jangan lupa juga kembangkan diri dengan mengikuti berbagai ajang kompetisi. Tujuannya untuk mengasah keterampilan agar bisnis cepat naik kelas.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.