Apakah Sahabat Wirausaha mengetahui bahwa sekitar 34 persen dari populasi anak sulit makan (Misrawatie Goi, 2017) disebabkan karena anak-anak tersebut intoleransi gluten? Intoleransi gluten merupakan salah satu masalah pencernaan yang terjadi karena tubuh tidak mampu mencerna gluten. Di kehidupan sehari-hari, gluten ditemukan pada tepung terigu yang umum digunakan sebagai bahan utama camilan anak.

Lalu bagaimana jika anak kita suka ngemil, tapi ternyata anak kita intoleransi terhadap gluten? Melihat permasalahan ini, Stephen — Founder Vegipuff — bergerak untuk membuat cemilan sehat bebas gluten untuk anak. Tidak tanggung-tanggung, penjualan camilan sehat Vegipuff pun berhasil naik 2 kali lipat dalam setahun. Bagaimana mereka bisa mencapainya dalam waktu singkat? Yuk, simak perjalanan bisnis Vegipuff berikut ini!


Menjawab Masalah di Pasar, Vegipuff Kembangkan Cemilan Sehat untuk Anak

Berangkat dari permasalahan intoleransi gluten yang dialami oleh keponakannya yang hobi ngemil, Stephen mencari solusi dengan membuat cemilan anak dari tepung mocaf (modified cassava flour) yang bebas gluten agar keponakannya dapat ngemil lebih aman. “Setelah keponakan saya coba cemilannya, hasilnya aman dan dia suka sekali. Dari situlah saya berpikir, bagaimana kalau saya melebarkan jangkauan cemilan sehat ini untuk membantu banyak anak yang mengalami kondisi serupa? Dari sinilah lahir Vegipuff,” jelas Stephen.

Mengambil pasar niche (target pasar yang lebih spesifik dalam kegiatan bisnis) tidak menjadikan Stephen lantas menyerah. Menurut Stephen, sebelum akhirnya produk kita dijual di pasaran, kita harus memahami karakter profil pasar niche kita terlebih dahulu. Stephen mulai melakukan riset potensi pasar cemilan sehat bebas gluten untuk anak-anak di Indonesia melalui survei yang disebarkan ke pasar niche-nya. Pengembangan produk Vegipuff pun mengalami banyak proses trial and error demi menghasilkan tekstur, rasa, dan manfaat produk yang diinginkan oleh pasar.

Baca Juga: 6 Langkah Mudah Menentukan Harga Jual Makanan Ringan

“Target pasar Vegipuff itu kan orang tua yang memiliki anak berumur 1 tahun ke atas dan ingin menjaga kesehatan anaknya. Dari hasil riset ternyata ditemukan bahwa di Indonesia itu banyak anak-anak yang susah makan seperti GTM (Gerakan Tutup Mulut) dan tidak suka makan sayur. Akhirnya, kami coba menambahkan sayuran ke dalam produk Vegipuff untuk menyelesaikan masalah ini,” terangnya.

Hasil pengembangan ini menghasilkan produk Vegipuff yang saat ini dijual di pasaran. Stephen pun menyatakan bahwa Vegipuff bebas dari penggunaan pengawet, pemanis buatan, dan MSG sehingga aman dikonsumsi oleh anak-anak berumur 1 tahun keatas. Saat ini pun, Vegipuff telah tersertifikasi P-IRT dan Halal, sehingga aman untuk dikonsumsi. Sedangkan dari segi legalitas, Vegipuff telah memiliki izin NIB (Nomor Induk Berusaha) dan terdaftar HAKI (Hak Kekayaan Intelektual).

Walau begitu, Stephen berkata bahwa Ia tak lantas puas dan sedang mengembangkan varian rasa lain agar produknya semakin beragam. Tiga varian produk Vegipuff yang bisa Sahabat Wirausaha temukan di pasaran dibanderol mulai dari harga 15 ribu rupiah dengan varian rasa sebagai berikut:

  1. Orimix: mengandung sayur kale dan buah bit, sehingga kaya akan vitamin (C, B, K), beta karoten, zat besi, kalsium, asam folat, magnesium, dan antioksidan.
  2. Kale-Chez: mengandung sayur kale dan keju, sehingga kaya akan protein, kalsium, vitamin, lemak, dan mineral.
  3. Choco-Beet: mengandung coklat dan buah bit, sehingga kaya akan vitamin A, vitamin B6, vitamin D, kalsium, lemak, dan mineral.

Turun Langsung ke Lapangan untuk Mengontrol Kualitas Produk

Saat pertama kali didirikan pada tahun 2021, Stephen menangani manajemen bisnis Vegipuff seorang diri, dari mulai pemasaran, pengembangan produk, hingga proses produksinya. Produksi Vegipuff semula hanya menggunakan alat-alat baking — seperti kompor, mixer, dan oven — ala rumahan dan hanya mampu menghasilkan 2 sampai 3 kemasan per harinya. Seiring berjalannya waktu, Vegipuff berhasil meningkatkan kapasitasnya hingga mampu memproduksi 2000 kemasan per bulan dengan dua orang karyawan di bagian produksi.

Menurut Stephen, ada dua tantangan terbesar yang Ia alami dari segi produksi. Pertama adalah ketika Vegipuff mencoba scale up atau meningkatkan kapasitas produksi, dimana kebutuhan dan komposisi bahan-bahan berubah karena ada kenaikan kapasitas. Kedua adalah ketika Vegipuff mulai mempunyai tim dan Stephen harus mendelegasikan proses produksi kepada timnya. Karena penjagaan kualitas pada produk adalah hal yang krusial, Stephen selalu terjun langsung ke lapangan dan bertindak sebagai Supervisor Produksi untuk memastikan apakah tim menggunakan APD, mengecek kualitas bahan, dan mengecek kualitas di setiap proses hingga proses akhir menjadi produk Vegipuff.


Memenangkan Posisi Pertama dalam Kompetisi Bisnis Makanan Sehat

Pada tahun 2022, Stephen bersama dengan Vegipuff mengikuti perlombaan Healthypreneur yang diselenggarakan oleh Ladang Lima dan berkolaborasi dengan ukmindonesia.id. Pada tahap pertama, Vegipuff mendapatkan pendampingan bootcamp secara online dan ditantang untuk melakukan validasi pasar dengan menjual menu baru, dievaluasi dari segi kelengkapan perizinan usaha, kreatifitas promosi digital, dan rencana pengembangan usaha kedepan atau pitch deck.

“Yang penting itu, bagaimana produk kita bisa stand out dibandingkan dengan kontestan lainnya. Saya bawa dan tunjukkan USP (Unique Selling Points) Vegipuff sebagai cemilan sehat untuk anak-anak, tanpa pengawet, tanpa pemanis, tanpa gluten, dan juga tanpa tambahan MSG hingga akhirnya menjuarai kompetisi Healthypreneur 2022,” cerita Stephen.

Baca Juga: Dapur Sagala Lada, Dari Bisnis Reseller Hingga Bangun Brand Makanan Ringan

Menurut Stephen, mengikuti kompetisi bisnis merupakan sebuah kesempatan emas yang wajib dicoba oleh setiap pengusaha. “Dari kompetisi ini, Vegipuff mendapatkan eksposur lebih, mendapatkan reseller, mendapat ilmu serta networking yang baru, dan mendapat kesempatan untuk ekspor produk keluar negeri. Bagi seorang pengusaha UMKM, pengalaman tersebut tidak ternilai,” sambungnya.


Omset Meningkat Sebanyak 2 Kali Lipat dalam Setahun Karena Reseller

Dalam perjalanan membangun bisnis Vegipuff, Stephen bercerita bahwa Ia berhasil meningkatkan pertumbuhan omset sebanyak 2X lipat dalam setahun ini. Pertumbuhan bisnis yang cepat tentu tidak luput dari keberhasilan teknik pemasaran yang diimplementasikan oleh Vegipuff.

Saat Vegipuff pertama kali didirikan, Stephen hanya menggunakan teknik pemasaran Word of Mouth atau sebuah teknik pemasaran dari mulut ke mulut melalui teman-temannya. Setelah dirasa berhasil, barulah Vegipuff masuk ke ranah marketplace untuk berjualan langsung ke konsumen.

“Di tahun pertama Vegipuff berjualan lewat marketplace, rasanya penjualan itu selalu stagnan padahal tingkat repeat order-nya tinggi dan produknya pun bagus. Kemudian kami evaluasi dan dari sinilah kami menemukan dua masalah,” kata Stephen.

Masalah pertama yang ia hadapi adalah keuntungan berbelanja marketplace yang semakin berkurang, ditambah dengan biaya ongkos kirim yang terlalu besar sehingga kecenderungan masyarakat untuk berbelanja online semakin sedikit. Kedua adalah walaupun produk Vegipuff merupakan produk cemilan sehat, manfaat kesehatan yang dirasakan tidak dirasakan secara langsung oleh konsumen sehingga konsumen berpikir dua kali sebelum membeli produknya. Pada akhirnya, Stephen menemukan solusi dengan membuat program reseller.

Dimulai pada tahun 2022, Vegipuff fokus mengembangkan jaringan reseller untuk menjualkan kembali produknya dan mengedukasi konsumen yang tinggal jauh dari lokasi Vegipuff, yaitu di Surabaya. Karena Vegipuff merupakan produk cemilan sehat yang baru di pasaran, tantangan terbesar Stephen dalam mengembangkan dan memberdayakan jaringan reseller adalah bagaimana supaya reseller yakin untuk menjual produk Vegipuff.

Baca Juga: Tips Membuat Logo dan Ikon yang Murah Meriah Untuk Produk dan Usaha

Untuk mensiasati hal ini, Stephen melakukan pendekatan personal untuk meyakinkan reseller, memberikan materi bisnis dan edukasi produk, serta memberikan promo dan keuntungan yang menarik untuk reseller dengan sistem beli putus.

Saat ini, Vegipuff telah memiliki sekitar 30 reseller yang tersebar dari Jabodetabek, Bandung, Jogja, Surabaya, Malang, Semarang, Sumatera, Palembang, dan Makassar. Dengan adanya sistem reseller, konsumen Vegipuff yang berada di kota-kota tersebut bisa teredukasi secara langsung dan mendapatkan produk Vegipuff dengan biaya ongkos kirim dan harga jual yang lebih murah dari harga di marketplace.

Di akhir cerita, Stephen memberikan sebuah pesan untuk Sahabat Wirausaha supaya pertumbuhan bisnis kita dapat meningkat dengan cepat. “Mulailah dengan menganalisis data dan mengevaluasi hal apa yang akan mendatangkan hasil untuk bisnis kita? Selalu siapkan budget untuk melakukan percobaan. Tidak apa-apa kita mengalami trial and error sebelum akhirnya berhasil. Sebagai pengusaha, kita harus banyak melakukan riset dan jangan lupa mencoba mengambil setiap peluang yang ada. Saatnya UMKM naik kelas!” pesan Stephen.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Sumber: Stephen, Founder Vegipuff