Apa Itu Merchant Fraud- Pernahkah Sahabat Wirausaha mendengar ungkapan “Merchant Fraud”? Fraud adalah kejahatan tercela yang dapat merusak organisasi dan individu. 

Hal ini dapat berupa penipuan yang dilakukan oleh individu atau kelompok demi keuntungan pribadi. Maka dari itu, mari kita cegah perilaku tersebut dengan mengetahui poin-poin penting dibawah ini!


Definisi Umum Mengenai Fraud

Secara harfiah, Fraud adalah kata benda dalam bahasa Inggris yang berarti penipuan. Kegiatan ini bisa berupa manipulasi rekening keuangan yang disengaja untuk mengelabui pihak terkait.

Fraud juga dapat diartikan sebagai perbuatan melawan hukum dan perbuatan ketidakteraturan (irregularities) yang dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi.

Baca Juga: 8 Hal yang Wajib Dilakukan Untuk Menjamin Keamanan Transaksi Digital

Selain tidak jujur, Fraud juga sangat merugikan organisasi baik secara material maupun non-materi. Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), Fraud didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu, seperti manipulasi atau memberikan laporan palsu kepada pihak lain. 

Orang-orang dari dalam atau luar organisasi biasa melakukan tindakan tersebut untuk keuntungan pribadi. 


Lalu Apa Itu Merchant Fraud?

Kejahatan ini didefinisikan sebagai segala jenis aktivitas pemalsuan atau transaksi ilegal yang dilakukan oleh pelaku kejahatan dunia maya dengan tujuan mencuri uang, harta benda, aset pribadi, hingga mengakses informasi sensitif melalui jaringan internet.

Kejahatan Merchant Fraud sendiri bisa dikenali dari 3 faktor berikut ini:

  • Transaksi yang bersifat penipuan atau tidak dengan persetujuan pemilik akun
  • Tindakan yang menghilangkan atau mencuri barang
  • Permintaan refund dana palsu, pengembalian, atau bounced checks

Pada dasarnya Fraud jenis ini paling banyak terjadi di bidang e-commerce atau marketplace yang pada hakekatnya merupakan transaksi digital antara pembeli dan penjual dengan menggunakan sistem yang telah disediakan.

Seperti kita ketahui bersama, meningkatnya transaksi online meningkatkan juga risiko dan kemungkinan terjadinya kejahatan dunia maya. Karenanya, kita sebagai pemilik bisnis atau pengguna layanan harus mewaspadai kejahatan ini.


Jenis-jenis Merchant Fraud

Ada berbagai jenis Fraud yang harus dipahami dan waspadai supaya tidak merugikan layanan yang ada. Diantaranya adalah:

1. Phishing

Jenis ini melibatkan penyamaran email atau situs web yang terlihat seperti penyedia layanan digital asli namun sebenarnya palsu. Nantinya situs web atau email akan meminta informasi sensitif pengguna, seperti kartu kredit, rekening bank, atau kredensial login.

Ketika data ini dimasukkan, pengguna akan menjadi korban karena pelaku kejahatan Fraud akan mencuri data tersebut.

Baca Juga: Tips Terhindar dari Phising

2. Identity theft

Pencurian identitas, juga dikenal sebagai identity theft adalah upaya kejahatan dunia maya yang melanggar sistem keamanan atau WiFi publik. Tujuannya sendiri untuk mencuri identitas pengguna dan kredensial lainnya. Kemudian data yang dicuri akan digunakan untuk keuntungan pribadi.

3. Pagejacking

Merchant Fraud jenis ini akan mengalihkan lalu lintas dari situs web kita ke situs lain. Berbagai entitas dan file yang dapat membahayakan, seperti virus, malware, spyware, dan sejenisnya, akan disertakan pada halaman website.

4. Advanced fee and wire transfer scams

Advanced fee and wire transfer scams adalah jenis penipuan yang menargetkan konsumen kartu kredit dan pemilik e-commerce dengan meminta pembayaran di muka, lalu akan menggantinya di kemudian hari.

5. Merchant identity Fraud

Merchant Identity Fraud adalah metode dimana penipu membuat akun yang tampak seperti akun resmi dari suatu layanan. Transaksi dilakukan seperti biasa dengan penawaran produk tertentu, namun pelakunya akan kabur ketika pembeli tidak menemukan barang atau produk tersebut.

Jika kita perhatikan, Sahabat Wirausaha akan melihat bahwa setiap kasus Merchant Fraud akan melibatkan pemalsuan dokumen atau pencurian identitas serta kredensial. Oleh karena itu, sebagai penyedia layanan digital, sudah sewajarnya kita meningkatkan proteksi yang lebih baik.


Faktor yang Mendorong Merchant Fraud

Fraud dipicu oleh berbagai kondisi, yang biasa dikenal dengan istilah Fraud Triangle Theory (FTT). Donald R. Cressey, seorang kriminolog, mengembangkan hipotesis ini pada tahun 1950. Cressey berpendapat bahwa Fraud sangat mungkin terjadi karena melibatkan tiga faktor ini:

1. Kesempatan (Opportunity)

Suatu kejahatan bisa saja terjadi karena adanya peluang atau kesempatan. Fraud bisa berkembang dalam suatu layanan karena adanya peluang yang ada. Misalnya, kurangnya pengendalian internal, kebijakan hukum yang tidak memadai, atau sanksi yang dijatuhkan sehingga memungkinkan pihak tertentu menyalahgunakan posisinya.

2. Kurangnya Kontrol Diri (Pressure)

Selain karena peluang, Merchant Fraud juga bisa terjadi karena kurangnya pengendalian diri. Dorongan emosional, tekanan ekonomi, dan faktor-faktor lain dapat menyebabkan seseorang membenarkan perilakunya dan percaya bahwa ini adalah pilihan yang tepat.

Baca Juga: 10 Tips Aman Transaksi Online Agar Tidak Tertipu Oleh Oknum Pembeli

3. Rasionalisasi Atas Tindakan (Rationalization)

Pembenaran terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku Fraud disebut dengan rasionalisasi. Misalnya, para pelaku penipuan percaya bahwa aktivitas mereka diperbolehkan dan merupakan hal yang lumrah karena gaji mereka tidak cukup untuk menutupi beban kerja yang mereka tanggung.

Selain ketiga penyebab di atas, Fraud juga bisa saja muncul karena kemampuan. Karyawan yang memiliki akses terhadap laporan keuangan lebih mungkin melakukan hal ini.


Cara Mencegah Tindakan Merchant Fraud

Metode mitigasi untuk mencegah kejahatan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya adalah:

  • Pantau terus berita dan perkembangan seputar metode kejahatan dunia maya yang marak terjadi.
  • Kerjasama harus dibangun, dan layanan pembayaran yang mudah dan terbukti kredibilitas harus digunakan.
  • Enkripsi transaksi dan email yang berisi informasi sensitif.
  • Dorong konsumen untuk sering mengubah kode keamanan mereka.
  • Mengadopsi kebijakan seputar akses yang dimiliki dan informasi rahasia.
  • Jalankan pemeriksaan keamanan secara berkala.
  • Ketika melakukan pembelian atau transaksi, mewajibkan pelanggan untuk login ke akunnya.

Nah, dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa Merchant Fraud dapat merugikan perusahaan dan penggunanya. Oleh karena itu, upaya preventif harus dilakukan untuk menekan dan menghindari resiko tersebut. Dalam situasi ini, menerapkan mekanisme verifikasi yang jelas bagi masing-masing pihak adalah salah satu tindakan preventif yang bisa kita lakukan. Jadi, tetap waspada ya!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.