Bagaimana menciptakan nilai keunggulan unik yang ditawarkan (value proposition) untuk sukses di pasar ekspor?
Sahabat UKM, nilai keunggulan itu tidak semerta-merta dapat tercipta dengan sendirinya. Kita harus terus belajar apa yang dibutuhkan oleh konsumen global saat ini. Salah satu kebutuhan yang umum saat ini adalah prinsip sustainability. Kali ini kita akan belajar dari Rorokenes yang sudah memanfaatkan komunikasi sustainability ini dalam menembus pasar ekspor. Mbak Syanaz, sebagai pendiri dan pemilik Rorokenes, akan sharing mengenai pengalamannya kepada para sahabat UKM.
Latar Belakang Rorokenes
Mbak Syanaz memulai usaha Rorokenes sejak 2014 di Semarang. Motivasi memulai usaha dikarenakan kecintaannya pada tas serta keinginan untuk menggali konten lokal Indonesia dalam memproduksinya. Pada produk-produk tas Rorokenes, 85% menggunakan bahan baku lokal dengan mengedepankan prinsip etis dan meminimalisir limbah (zero waste), Tidak hanya itu, Rorokenes juga memberlakukan persamaan gender di dalam internal perusahaan maupun kepada konsumen. Maka dari itu, prinsip sustainability sangat melekat dalam model bisnis Rorokenes.
Rorokenes menjual berbagai produk kerajinan tas, di antaranya yang utama adalah Tas Kulit, Tas Kulit Anyaman, Tas Anyaman Tenun, dan Tas Daur Ulang Kayu. Konsumen yang membeli kebanyakan adalah wanita dengan umur 28-45 tahun. Saat ini usahanya mampu mempekerjakan sekitar 11 orang, yang hampir semuanya direkrut dari Semarang karena memprioritaskan masyarakat lokal.
Baca Juga: Mengenal Ragam Standar Produk Ekspor
Apa Saja sih Prinsip Sustainability yang Dijalankan?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Rorokenes mengedepankan prinsip sustainability sebagai nilai keunggulan. Konsep sustainability terdiri dari aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Segala aspek ini dikomunikasikan kepada calon pembeli/importir dengan baik, terutama melalui company profile. Yuk kita bahas masing-masing aspek tersebut.
Pengembangan Ekonomi
Rorokenes percaya bahwa kinerja ekonominya tidak hanya berdampak pada keberlangsungan bisnis tapi juga meningkatkan taraf hidup karyawannya. Kinerja ekonomi ditunjukkan dengan meningkatnya omset dan profit tiap tahun secara bertahap.
Rorokenes juga memberikan dampak ekonomi secara tidak langsung dengan memberdayakan masyarakat sekitar sejak awal usaha. Ini ditunjukkan dengan merekrut karyawan dari komunitas lokal. Yang paling penting adalah dengan adanya program kontribusi terhadap Pundi Perempuan, organisasi yang memberikan advokasi terhadap KDRT dan penyetaraan gender. Setiap pembelian akan disisihkan untuk program ini. Bahkan di setiap pembelian produk Rorokenes, akan diberikan flyer mengenai edukasi bagaimana mencari bantuan terhadap KDRT.
Baca Juga: Cost, Insurance, dan Freight (CIF)
Selain itu, Rorokenes juga memberikan berbagai pelatihan soft skill kepada masyarakat sekitar. Terdapat tiga kelompok komunitas yang didampingi oleh Rorokenes sebagai tenaga kerja produksi. Pertama, terdapat kelompok wanita yang memproduksi produk tenun. Kelompok kedua adalah wanita yang memproduksi produk anyaman. Lalu, Rorokenes jugamendampingi komunitas bernama “Kenduri Inklusi” yang berisikan wanita disabilitas. Disini, para anggota komunitas dilatih soft skill nya dan diberikan kesempatan untuk mengikuti pameran.
Dalam hal praktek pengadaan barang, Rorokenes memiliki kebijakan untuk memilih pemasok dan bahan baku hanya dari wilayah lokal. Contohnya, bahan baku kulit diambil hanya dari pemasok di pulau Jawa. Rorokenes hanya mengimpor bahan baku dari luar negeri yang ketersediaannya sangat terbatas di Indonesia, di antaranya adalah aksesoris tas dan mesin.
Pelestarian Lingkungan
Untuk terus berkomitmen melestarikan lingkungan, Rorokenes melakukan kebijakan “zero waste” untuk mengurangi limbah produksi. Total maksimal limbah yang dihasilkan produksi adalah hanya 3%. Sisanya dilakukan daur ulang, sehingga hampir tidak ada limbah produksi
Daur ulang limbah menjadi prioritas dalam model bisnis. Salah satu contohnya adalah dengan mengubah limbah kulit menjadi produk lainnya seperti keyholder, yang dapat dijual kembali dan jadi bonus tambahan untuk karyawan. Bahkan, sisa-sisa kayu dari industri furniture diolah menjadi produk Tas Daur Ulang Kayu.
Baca Juga: Meningkatkan Daya Saing Ekspor dengan Mengkomunikasikan Prinsip ‘Sustainability’
Selain itu, Rorokenes selalu melakukan pemilihan dan evaluasi yang ketat terhadap pemasok bahan bakunya. Untuk pemasok bahan kulit, diwajibkan untuk memiliki ISO atau SNI dan manajemen limbah yang baik dikarenakan limbah kulit yang berbahaya bagi lingkungan. Sedangkan untuk pemasok bahan kayu, diwajibkan untuk memiliki SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) dan sudah dilakukan proses Kiln Dry sehingga produknya tahan lama.
Pemberdayaan Sosial
Rorokenes selalu berkomitmen untuk mensejahterakan karyawannya. Ini dilakukan dengan berbagai remunerasi yang tidak hanya terbatas pada gaji, tetapi juga pada cuti tahunan, cuti menstruasi pada wanita, tunjangan makanan, transportasi, beras, sampai tunjangan hidup. Bahkan, Rorokenes memastikan kesetaraan gender di lingkungan usaha. Contohnya, tidak ada kesenjangan gender dalam masalah remunerasi serta tidak boleh adanya pelecehan gender. Bahkan, Rorokenes juga memberikan cuti dan bonus pada karyawan pria ketika istrinya melahirkan.
Di samping remunerasi, Rorokenes secara 6 bulan sekali memberikan pelatihan kepada karyawan. Pelatihan ini berupa edukasi produksi kulit sampai keterampilan manajerial. Sehingga, karyawannya diharapkan dapat meningkatkan kapasitas bagi karirnya.
Lalu, Rorokenes memastikan keselamatan kerja karyawannya dengan penyediaan fasilitas K3 dan penanggungan segala biaya kesehatan karyawan. Tidak hanya itu, tidak ada karyawan di bawah 18 tahun, yang membuktikan bahwa Rorokenes tidak mentoleransi pemaksaan kerja anak-anak.
Baca Juga: Menerapkan Pelabelan (Labelling) yang Layak dalam Standar Ekspor
Rorokenes juga selalu memprioritaskan konsumennya. Mereka terus menjaga rahasia konsumen, khususnya dalam hal permintaan custom pembuatan produk. Untuk memastikan kepuasan konsumen, Rorokenes juga memberikan garansi pada tahun pertama pembelian.
Motivasi yang Melandasi Melakukan Ekspor
Sebenarnya, Rorokenes tidak memiliki motivasi tertentu untuk bermain di pasar ekspor. Motivasi awalnya hanya berangkat dari melihat brand-brand tas ternama dari Eropa yang harganya sangat mahal. Lalu, dilihat juga terdapat berbagai tiruan produk dari Korea dan China. Ini yang menantang Mbak Syanaz untuk bisa membuat produk dengan kualitas yang tidak kalah menggunakan konten lokal Indonesia. Setelah itu, Mbak Syanaz mencoba memasarkan di pasar ekspor untuk membuktikan bahwa produk Indonesia tidak kalah dengan brand-brand ternama tersebut serta mampu diakui oleh konsumen global.
Baca Juga: Menentukan Unique Selling Proposition
Manfaat terbesar yang dirasakan dengan melakukan ekspor adalah proses pembelajaran yang didapatkan. Rorokenes mampu belajar bagaimana mengatasi persaingan ekspor seperti China dan India yang bermain di harga. Dari pengalaman ini, ditemukan bahwa produk Indonesia bisa lebih unggul dalam hal kualitas dalam persaingan ekspor. Manfaat lainnya tentu saja dapat meningkatkan omset dan laba usaha.
Saat ini, Rorokenes sudah menjalin kerjasama dengan distributor di Jepang, melalui strategi white label. Keberhasilan menembus pasar Jepang menjadi bukti kesuksesan ekspor karena negara tersebut termasuk yang paling sulit dalam hal regulasi dan standarisasi. Tidak hanya itu, produk Rorokenes sudah banyak dibeli oleh konsumen di berbagai negara seperti Qatar, Hongkong, Malaysia, Singapura, Australia, Selandia Baru, bahkan sampai Eropa.
Keberhasilan Ekspor dengan Prinsip Sustainability
Prinsip sustainability yang dilakukan oleh Rorokenes diakui mampu meningkatkan daya saing di pasar ekspor. Prinsip ini dikomunikasikan melalui cerita yang dibalut dalam suatu pemasaran konten di berbagai media sosial dalam bentuk foto dan video. Apalagi, dengan adanya company profile berbasis sustainability yang dikirim ke tiap calon pembeli/importir potensial mampu meningkatkan ketertarikan untuk menghubungi lebih lanjut.
Baca Juga: Tips Melakukan Riset Pasar Bagi UMKM
Akan tetapi sebelum itu, konsumen ekspor juga melihat dulu beberapa nilai keunggulan lainnya. Pertama, mereka akan lihat dulu dari kualitas produk Rorokenes. Kedua, mereka juga melihat pelayanan Rorokenes kepada konsumen, khususnya dalam layanan garansi perbaikan produk gratis. Baru setelah itu, konsumen akan melihat prinsip sustainability yang dilakukan yang dirasa menjadi nilai keunggulan dibandingkan para pesaing. Dengan kombinasi nilai keunggulan Rorokenes ini, sudah banyak importir yang menawarkan kerjasama ekspor. Tanpa adanya sertifikasi sustainability saja sudah bisa meningkatkan daya saing, apalagi jika ada sertifikasi yang membuktikan praktek sustainability ini.
Bahkan, berbagai konsumen sudah lebih memilih produk Rorokenes dibandingkan produk brand ternama lainnya, dikarenakan model produk Rorokenes lebih terbatas (limited) dan handmade, serta tidak ada tiruan. Prinsip sustainability yang dijalankan Rorokenes pun membuat konsumen ikut andil dalam kontribusi meningkatkan lingkungan dan sosial.
Baca Juga: Membedah Penggunaan Analisis SWOT pada UKM
Mengenai segmentasi pasar, sebenarnya Rorokenes menargetkan konsumen secara umum. Tetapi pada akhirnya, prinsip sustainability dapat menciptakan loyal market (konsumen yang setia). Inilah pentingnya nilai sustainability pada suatu bisnis dalam bertahan di pasar ekspor.
Dalam mendistribusikan produknya, Rorokenes lebih banyak memanfaatkan platform digital yaitu website dan media sosial. Terbukti banyak pembeli dari berbagai negara menemukan Rorokenes melalui internet, termasuk rekan distributor di Jepang. Mbak Syanaz mengatakan platform digital di era saat ini sangat membantu bahkan sudah menjadi keharusan bagi pelaku UKM dalam memasarkan di pasar global. Apalagi biaya pemasaran ekspor lewat digital sangat murah. Kunci dari keberhasilan jalur digital ini adalah terus mengembangkan kinerja SEO (Search Engine Optimization) melalui konten, sehingga harus sabar dengan prosesnya. Selain itu, berbagai pameran internasional juga sudah diikuti oleh Rorokenes dalam menjangkau konsumen di berbagai negara.
Untuk mengenal dan meriset suatu negara tujuan ekspor, Rorokenes mengakui hanya mempelajarinya lewat internet. Jadi, tidak ada yang tidak mungkin untuk dipelajari bagi pelaku UKM di era digital sekarang. Setiap UKM pasti bisa untuk masuk pasar ekspor.
Pemenuhan Standar dan Persiapan dalam Ekspor
Tidak ada persiapan lebih bagi Rorokenes dalam memenuhi standar pasar ekspor. Ini dikarenakan standar yang ditetapkan pada produk-produk Rorokenes sudah berkualitas tinggi dari awal. Karena itu penting bagi pelaku UKM untuk dari awal melakukan standarisasi pada produknya, sehingga bisa siap untuk dipasarkan di pasar ekspor.
Baca Juga: Jitu Membidik Peluang Pasar dan Target Negara Ekspor
Akan tetapi, hambatan yang dirasakan adalah mengenai pengurusan lisensi dan sertifikasi. Terutama untuk pengurusan WIPO (World Intellectual Property Organization) dan sertifikasi sustainability yang masih sangat sulit untuk diurus. Padahal sudah banyak pembeli/importir yang sudah sepakat untuk kerjasama tapi hanya terkendala di masalah ini. Dibutuhkan lebih kuat lagi layanan dukungan pemerintah Indonesia untuk membantu para pelaku UKM Indonesia dalam memiliki lisensi dan sertifikasi yang dibutuhkan oleh pasar ekspor.
Mbak Syanaz mengakui belajar prosedur dan regulasi tentang ekspor dari pelatihan ekspor yang diselenggarakan oleh PPEI (Pendidikan Pelatihan Ekspor Indonesia) dan dinas-dinas daerah. Selain itu, Rorokenes pernah juga diikuti program DDS (Designer Dispatch Service) dari Kemendag RI yang memberikan pendampingan untuk menghasilkan produk-produk berbasis desain sesuai tren global saat ini. Saat ini juga diakui pemerintah telah memberikan berbagai fasilitas pembiayaan bagi UKM untuk mengembangkan pasar ekspor, salah satunya adalah program KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Kedepannya, Rorokenes ingin terus dapat menguatkan brand Rorokenes di pasar global. Sehingga, konsep dan ide produk Rorokenes akan selalu terlindungi. Terutama dari para negara pesaing yang mampu memproduksi dengan harga yang lebih murah.
Baca Juga: Mengenal Harga Patokan Ekspor
Terakhir, Mbak Syanaz hanya berpesan bagi pelaku UKM untuk jangan pernah berhenti untuk belajar. Terutama dalam merintis dan mengembangkan usaha ekspor. Karena ini butuh proses belajar yang terus menerus.
Sekian pembahasan kita kali ini mengenai pengalaman dari Rorokenes. Banyak pelajaran yang kita bisa ambil disini. Sahabat UKM memang harus mengutamakan terlebih dahulu kualitas dan standarisasi untuk dapat masuk pasar ekspor. Namun, untuk bisa memenangi persaingan pasar dan menciptakan konsumen yang setia, prinsip sustainability saat ini penting untuk dilakukan dan dikomunikasikan. Baca juga artikel mengkomunikasikan prinsip sustainability secara efektif.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Narasumber:
Syanaz Nadya Winanto Putri, Pendiri dan Pemilik Rorokenes Indonesia
ig @rorokenesindonesia