Penyebab Omzet Bisnis Kuliner Menurun - Salah satu hal yang kerap menjadi tantangan dalam bisnis kuliner adalah masalah penurunan omzet. Meskipun pada beberapa kasus,  penurunan omzet dapat terjadi karena adanya pandemi, krisis ekonomi, dan lain sebagainya, namun banyak juga pebisnis kuliner yang mengalami penurunan omzet karena kesalahan kecil yang dianggap sepele.

Nah, untuk itulah, Sahabat Wirausaha perlu mengetahui apa yang menjadi penyebab omzet jualan menurun, sehingga Sahabat Wirausaha dapat melakukan pencegahan dan segera melakukan tindakan perbaikan agar bisnis tetap berjalan. Yuk, langsung saja kita simak penjelasan berikut ini!


Penyebab Omzet Bisnis Kuliner Terus Turun

Bukan hanya akan mengganggu operasional bisnis secara keseluruhan, penurunan omzet juga dapat mengancam keberlangsungan bisnis yang dijalani. Karenanya, kita perlu tahu apa saja yang dapat menyebabkan omzet penjualan menurun. Menurut Foodizz Channel, penyebab omzet jualan turun dapat dilihat dari empat perspektif, yakni konsumen, persaingan, internal perusahaan, dan eksternal. Nah, berikut ini penjelasan detailnya.

Baca Juga: Keren Banget! Inilah Strategi ThenBlank Tingkatkan Penjualan hingga 500 Kali Lipat


Melihat Perspektif Konsumen

Untuk tahu penyebab omzet penjualan yang terus menurun, kita harus melihat perspektif konsumen terlebih dahulu. Berikut enam poin utama penyebab omzet penjualan terus turun, diantaranya : 

1. Konsumen Merasa Bosan Dengan Produk

Hal pertama yang dapat menyebabkan omzet menurun adalah ketika seorang konsumen mulai merasa bosan dengan produk kita. Mendapatkan sesuatu yang sama dalam kurun waktu tertentu bahkan bertahun-tahun bisa membuat konsumen merasa bosan. 

Selain karena tidak ada hal yang baru, rasa bosan tersebut juga bisa dikarenakan banyaknya pesaing yang memiliki produk yang sama persis dengan kita, atau bisa juga dikarenakan tampilan outlet usaha yang terlihat membosankan, jadul dan tidak pernah ada pembaharuan. 

Jika kasusnya seperti itu, maka Sahabat Wirausaha perlu melakukan inovasi produk dan melakukan pembaruan terhadap outlet agar terlihat lebih menarik. Namun dalam hal pembaharuan ini, ada pengecualian terhadap usaha atau brand tertentu, nih! Misalnya seperti brand-brand legend, yang mana konsep usahanya memang mempertahankan orisinalitas brand atau produk sejak awal. 

Contohnya seperti Soto Kwali yang dimasak dalam kuali tanah liat dan disajikan dalam mangkuk yang juga terbuat dari tanah liat, meskipun ada juga yang menyajikan dalam mangkuk kaca, namun pada dasarnya brand tersebut ingin mempertahankan orisinalitas brand-nya, yaitu soto yang dimasak dalam kuali tanah liat.

2. Kecewa dan TIdak Puas Dengan Layanan yang Diberikan

Hal kedua yang bisa menjadi sebab menurunnya omzet penjualan adalah konsumen merasa kecewa dan tidak puas dengan layanan yang diberikan. Misalnya ketika seorang konsumen memberikan komplain, atau kritik dan masukan, lantas kita memberikan respon yang kurang baik, lama dalam merespon hal tersebut, atau bahkan tidak memberikan respon sama sekali. 

Contoh lainnya, Sahabat Wirausaha memiliki produk yang enak dan harga yang juga terjangkau, namun karena karyawan yang melayani konsumen terlihat jutek, tidak ramah, atau kurang sopan, maka pada akhirnya konsumen menjadi enggan untuk datang kembali.

Terlebih di zaman teknologi yang maju saat ini, masalah akan menjadi lebih rumit apabila konsumen pada akhirnya mengekspresikan kekecewaan dan ketidakpuasannya itu di media sosial, tentunya hal itu dapat memperburuk citra usaha dan dapat mengancam keberlangsungan usaha kedepannya.

Baca Juga: Batik Trusmi: Berawal dari Toko di Garasi Rumah, Kini Punya Bisnis Batik Beromzet Miliaran dengan Ribuan Karyawan

3. Konsumen Menemukan Pilihan Produk Lain yang Lebih Baik

Pembeli pasti akan selalu memiliki pilihan untuk datang dan membeli suatu produk, terlebih jika usaha kita memiliki banyak pesaing, contohnya seperti coffee shop. Bahkan dalam kurun waktu berapa bulan kita mungkin akan mendengar adanya coffee shop yang baru buka. Tanpa sadar bisnis coffee shop pun menjamur hingga ke setiap sudut kota.

Karenanya, sebagai pemilik usaha, sangatlah penting bagi kita untuk bisa berinovasi dan memiliki alasan kuat yang akan menjadi kelebihan dari brand kita, sehingga meskipun konsumen akan coba-coba dengan produk baru, namun pada akhirnya mereka akan kembali lagi ke produk kita.

Misalnya, kita memiliki coffee shop yang selain memiliki rasa kopi yang kuat, kita juga memiliki kualitas pelayanan yang baik, memiliki promo menarik di tiap waktu tertentu, atau kita memiliki fasilitas internet yang baik dibandingkan tempat lain. Nah, hal ini bisa menjadi kelebihan brand kita, sehingga konsumen akan datang kembali ke kita.

4. Brand Sudah Tidak Relevan Lagi 

Seiring berjalannya waktu, tanpa kita sadari, brand atau produk kita terkadang sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan tren dan target market. Misalnya desain interior outlet kita ternyata sudah terlihat ‘jadul’ atau tidak relevan dengan apa yang sedang tren saat ini.

Contoh lain, misalnya menu yang kita tawarkan tidak update, maksud tidak update di sini adalah kita tidak pernah mencoba membuat inovasi menu. Maka tidak ada salahnya jika kita mencoba membuat menu baru. 

Selain itu, mungkin promosi kita juga sudah terkesan membosankan karena medianya tidak update atau ‘jadul’, misalnya hanya dengan spanduk, flyer, dan sejenisnya. Maka kita perlu mencoba media promosi lain, misalnya promosi secara online. Promosi online bisa kita lakukan secara mandiri melalui sosial media yang kita miliki, atau bisa juga menggunakan iklan berbayar.

Nah, beberapa hal di atas bisa saja menyebabkan brand atau produk kita tidak lagi relevan dengan target market saat ini. Jika kasusnya seperti itu, maka kita bisa mencoba refresh desain outlet kita, atau inovasi menu dengan melihat perkembangan tren di kalangan mahasiswa saat itu, atau bisa juga membuat promosi yang sedang hits atau sedang dicari mahasiswa.

Jadi sangat penting untuk selalu menyesuaikan relevansi brand dengan target market ya, Sahabat Wirausaha. Meskipun mungkin dengan membuat perubahan tadi kita jadi kehilangan konsumen lama, namun kita tetap bisa mempertahankan sales atau penjualan dengan menarik konsumen yang baru, dan tentunya kita tetap berharap jika konsumen lama tetap kembali lagi. 

Baca Juga: Apique Laundry: Kisah Mantan Karyawan yang Kini Punya Bisnis Laundry Beromzet Miliaran

5. Pergeseran Segmen Konsumen

Disadari atau tidak, akan ada yang namanya konsumen menghilang karena satu dan lain hal, mungkin saja sudah pindah domisili atau pergi ke pesaing yang lain, atau bisa dikarenakan kebiasaan dan gaya hidup konsumen yang juga sudah berubah. 

Nah, karenanya, sebagai seorang pengusaha, jangan pernah hanya berpegang pada asumsi bahwa konsumen itu akan selalu sama dan loyal. Faktanya, konsumen akan berubah. Jika kita tidak bisa membaca perubahan tersebut dan tidak segera melakukan antisipasi, maka sangat memungkinkan jika omset kita akan terus menurun.

6. Gagal Mengembangkan Target Market yang Baru

Hal lain yang bisa menjadi penyebab omzet menurun adalah kita gagal dalam membuat dan mengembangkan target market baru yang nantinya akan membeli dan loyal terhadap brand kita. 

Misalnya, target market kita adalah mahasiswa yang bisa dikatakan shifting, maksudnya mereka yang sudah lulus bisa saja tidak lagi tinggal di lokasi yang berdekatan dengan usaha kita, maka tantangannya adalah kita harus bisa mendatangkan konsumen baru dari mahasiswa yang baru. 

Mungkin akan dianggap sepele, karena kita beranggapan bahwa mendatangkan pembeli dari kalangan mahasiswa itu mudah. Padahal, idealnya kita tetap memerlukan strategi dan program bisnis yang tepat untuk mereka, meskipun memang hal ini tidak bisa digeneralisir, karena ada juga brand yang memiliki umur konsumen yang panjang.

Maksud dari umur di sini adalah CLV (Customer Lifetime Value), yang mana target marketnya secara umur itu panjang, misalnya usaha nasi padang, penggemar kuliner yang satu ini tidak terpengaruh dengan yang namanya tren atau musim tertentu. 

Namun apapun usahanya, kita pasti akan tetap membutuhkan program untuk mendatangkan konsumen baru, sehingga penjualan kita bisa naik atau setidaknya stabil. Misalnya program promosi, bahkan sekelas brand-brand kuliner yang sudah terkenal pun masih membuat promosi-promosi unik, seperti KFC, McDonald, Burger King, Starbuck, dan lain sebagainya. 


Melihat Perspektif Persaingan

Setelah kita melihat penyebab menurunnya omzet dari perspektif konsumen, maka kali ini kita akan melihat dari perspektif persaingan. Ada beberapa poin terkait hal itu, diantaranya : 

1. Pesaing yang Memberikan Value Lebih

Hal pertama yang akan dibahas adalah persaingan, yang mana memberikan value lebih terhadap bisnis. Misalnya begini, Sahabat Wirausaha memiliki usaha kopi dan kita mungkin memiliki harga yang sama dengan beberapa pesaing, tetapi ada pesaing yang memiliki kelebihan, misalnya plating atau penyajiannya unik, gelasnya unik sehingga terlihat bagus untuk dijadikan konten, atau memiliki tempat yang lebih nyaman, atau fasilitas internetnya lebih kencang, pilihan makanan lebih bervariasi dan memiliki makanan sehat dengan harga terjangkau, dan sebagainya.

Semua hal tadi bisa memberikan value lebih terhadap pesaing yang dapat membuat konsumen bingung sehingga memutuskan pindah ke pesaing tersebut, dan pada akhirnya omzet kita pun menurun. Karena itulah ketika kita membangun sebuah bisnis, kita harus membangun positioning brand atau kesan yang kuat yang membuat brand kita mudah diingat. Misalnya penggunaan tagline atau jargon dan sebagainya. 

Seperti brand Indomie dengan tagline-nya ‘Indomie Seleraku’ atau Starbucks dengan tagline-nya ‘Third Place Between Home and Office’. Dalam tagline tersebut, brand tersebut ingin menyampaikan bahwa Starbucks adalah tempat ketiga, yang mana jika kita tidak sedang di rumah atau kantor, maka kita seharusnya berada di Starbucks.

Baca Juga: Bisnis Makin Unggul, Begini 7 Cara Riset Kompetitor Agar Bersaing di Pasar

2. Pesaing yang Inovatif, Agresif, dan Bermodal Besar 

Hal ini juga dapat menyebabkan sales atau penjualan kita menjadi turun. Karenanya, alangkah baiknya dalam berbisnis kita jangan mengarahkan persaingan pada level ‘perang harga’, melainkan persaingan di ‘brand’, karena pada dasarnya, brand akan menciptakan value, menciptakan loyalitas, dan loyalitas akan menciptakan keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang. 

Hal lain yang juga dapat membuat omzet turun adalah pesaing kita sangat inovatif dan cepat dalam melakukan eksekusi, terlebih jika pesaing itu adalah pesaing lokal. Misalnya, jika brand Sahabat Wirausaha memiliki brand yang sudah ada di mana-mana. 

Nah, pada waktu tertentu, pesaing lokal, bisa dengan mudah dan cepat dalam meluncurkan sesuatu yang sedang menjadi tren atau kekinian, sementara kita yang merupakan brand nasional tidak semudah itu dalam melakukan launching, karena biasanya kita akan melalui berbagai prosedur, misalnya seperti riset pasar, riset produk, inventory, vendor, logistik, dan sebagainya.

Nah, demikianlah beberapa hal yang dapat menjadi sebab turunnya omzet bisnis kuliner kita. Dengan mengetahui lebih awal penyebabnya, kita mungkin bisa mencari solusi dan pemecahan masalah, sehingga kita bisa mempertahan bisnis dan omzet kita. Yuk, tetap semangat dalam menjalankan bisnis!

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi : 

https://www.youtube.com/watch?v=Uv6JL0WliZc