ThenBlank Sahabat Wirausaha, industri fashion merupakan salah satu kategori yang cukup menjanjikan karena perkembangannya dalam beberapa tahun belakangan bisa dibilang cukup pesat. Meskipun persaingannya tergolong ketat, namun tak mengurungkan niat Mutiara Kamila, owner dari clothing brand ThenBlank, untuk terjun di industri fashion

Mutiara Kamila memulai clothing brand miliknya ini saat usianya masih 15 tahun. Berbekal modal sebesar Rp 1.500.000 pada tahun 2012, ia mulai memproduksi dan memasarkan 20 produk pakaian dengan berbagai macam gaya ke teman-temannya kala itu. 11 tahun kemudian, Mutiara Kamila berhasil menjual produk ThenBlank sebanyak 10.000 – 15.000 potong setiap tahunnya. Melalui artikel ini, yuk kita ulas strategi apa saja yang Mutiara Kamila lakukan untuk meningkatkan penjualan produknya hingga 500 kali lipat!


Manfaatkan Momentum Pandemi Untuk Marketing 

Brand ThenBlank sendiri hadir karena ketertarikan Mutiara Kamila pada dunia bisnis dan industri fashion yang sudah ia kenal sejak masih remaja. Dalam perjalannya berbisnis, ia selalu berusaha untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Sejak awal memulai usaha ini pada tahun 2012, Mutiara sudah memasarkan produknya melalui online channel, seperti BlackBerry Messenger (BBM) dan Instagram yang saat itu mulai booming di kalangan anak muda. 

Maraknya pengguna Instagram pada tahun tersebut, Mutiara melihat hal ini sebagai momentum untuk memasarkan produk-produknya melalui konten yang ia unggah di media sosial tersebut. Booming-nya Instagram memunculkan fenomena “endorsement” di kalangan artis dan influencer. 

Ia memanfaatkan momentum ini untuk strategi marketing ThenBlank dengan sebaik mungkin, terlebih karena saat itu endorsement belumlah berbayar seperti sekarang. Pandemi yang berlangsung lebih dari 2 tahun belakangan pun, tak membuat Mutiara Kamila patah semangat. Ia melihat pandemi  sebagai momentum untuk fokus melakukan branding agar dapat menjangkau target pasar yang lebih banyak lagi. 

Salah satu strategi branding yang sukses ThenBlank gunakan saat itu ialah berkolaborasi dengan influencer. Sahabat Wirausaha, kemampuan untuk melihat dan memanfaatkan momentum inilah yang menjadi pondasi bagi ThenBlank untuk dapat bertahan hingga 11 tahun lamanya.

Baca Juga: 8 Tren Bisnis di Jepang yang Populer, Bisa Jadi Inspirasi Bisnis


Pentingnya Fokus di Satu Lini Bisnis

Dalam wawancaranya di Youtube channel Tom Mc Iffle, Mutiara Kamila menyatakan bahwa dirinya pernah sempat tertarik untuk membuka lini bisnis baru dibawah brand ThenBlank, yaitu footwear. Namun, setelah beberapa saat mencoba untuk menggeluti lini bisnis baru ini, sangat disayangkan lini bisnis ini mengalami kegagalan. 

Salah satu faktor utama penyebab kegagalan tersebut adalah fokusnya yang kurang sehingga ia tidak bisa maksimal untuk menggarap lini bisnis baru tersebut. Belajar dari pengalaman ini, ia meyakini bahwa fokus dan keseriusan terhadap lini bisnis yang sedang kita jalankan berperan penting dalam kelangsungan sebuah bisnis, terlebih di tahun-tahun pertama beroperasi.


Target & Positioning Itu Penting

Pada awal beroperasinya ThenBlank, Mutiara mengatakan bahwa ia sama sekali tidak memiliki gambaran akan target pasar dari clothing brand miliknya. Yang ia lakukan pertama kali adalah memproduksi beberapa jenis pakaian yang berbeda dan menawarkan ke calon pelanggan. Dari sini, ia akan menilai produk seperti apakah yang terjual lebih dulu dan lebih banyak. 

Pada saat itu, produk yang banyak laku terjual adalah pakaian yang easy-to-wear yang simple, santai, dan dapat dipakai sehari-hari. Setelah beberapa proses riset dan pengembangan produk, akhirnya ia menemukan niche pasar yang sesuai untuk ThenBlank, yaitu mahasiswa, first jobber, dan ibu muda.

Setelah Mutiara mulai fokus pada usahanya, ia semakin menyadari bahwa target pasar dan positioning sangat penting untuk menentukan strategi marketing seperti apa yang akan dilakukan untuk branding maupun meningkatkan sales kedepannya.


Pentingnya Kolaborasi dengan Influencer

Semenjak mendaftarkan bisnisnya sebagai  PT (Perseroan Terbatas) pada tahun 2019, Mutiara Kamila semakin mantap untuk memikirkan strategi branding yang tepat untuk ThenBlank. Lalu, muncullah ide untuk berkolaborasi dengan influencer yang memiliki nilai/value yang sama dengan value brand ThenBlank

Menurut Mutiara Kamila dalam wawancaranya di Youtube channel Tom Mc Iffle, image ThenBlank sangat cocok digunakan orang dengan kepribadian introvert karena style-nya yang simpel dan easy-to-wear. Nilai brand inilah yang Mutiara Kamila gunakan untuk menyeleksi influencer seperti apa yang akan ia tawarkan untuk berkolaborasi dengan brand miliknya.

Baca Juga: Nano-Influencer: Pengertian, Kelebihan dan Potensi Untuk Bisnis

Salah satu kolaborasi yang dinilai cukup berhasil ialah saat ThenBlank berkolaborasi dengan Ayudia Bing Slamet dan Isyana Sarasvati. Ayudia dan Isyana masing-masing memiliki kepribadian dan gaya berpakaian yang sesuai dengan value brand ThenBlank. Hal inilah yang menjadikan koleksi pakaian hasil kolaborasi ThenBlank dengan Ayudia dan Isyana sangat laris di pasaran.

Menurut Mutiara, hal yang tak kalah penting saat berkolaborasi atau bekerja sama dengan influencer adalah untuk meminta hasil laporan dari campaign yang mereka lakukan. Misalnya, jika campaign tersebut dilakukan di Instagram atau social media influencer lainnya, kita dapat meminta insight laporan setiap postingan yang mencakup jumlah reach maupun impressions postingan tersebut. Hal ini dilakukan agar kita sebagai pelaku usaha memiliki catatan yang nantinya dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan setiap campaign yang dilakukan.


Quality Control (QC) Harus Diutamakan

ThenBlank selalu mengutamakan kualitas produk-produknya. Salah satu visi ThenBlank adalah sebagai lokal clothing brand yang menyediakan pakaian easy-to-wear dengan kualitas ekspor namun dengan harga yang masih bisa dijangkau oleh target pasar ThenBlank, yaitu mahasiswa, first jobber, dan ibu muda. Untuk mencapai visi tersebut, Mutiara sangat memperhatikan kualitas produk ThenBlank, mulai dari bahan, proses produksi, hingga memberikan pelayanan konsumen yang memuaskan. 

Meskipun proses produksi ThenBlank masih menggunakan sistem outsource, Mutiara dan timnya yang memilih dan menentukan bahan yang akan dipakai. Jika jenis bahan yang ia inginkan tidak tersedia di pasaran,  ia rela memesan secara khusus bahan pakaian yang ia inginkan. Di sisi lain, jika ia dan timnya menemukan kecacatan jahitan / cutting bahan pakaian yang diproduksi oleh mitra produsennya, Mutiara akan langsung mengembalikan atau memusnahkan produk cacat tersebut. 

Menurutnya, jika kita menjual produk cacat tersebut dengan harga lebih murah sekalipun, hal ini tetap akan berdampak pada proses quality control secara keseluruhan dan image brand di mata pelanggan akan menurun. Oleh sebab itu, produk cacat tersebut harus dimusnahkan atau dikembalikan ke pabrik. Dalam wawancaranya, ia juga menambahkan agar kita jangan takut bernegosiasi dengan partner produsen mengenai standar kualitas yang kita inginkan, karena jika kita telah memesan dalam kuantitas yang tidak sedikit, pihak produsen tidak akan memiliki alasan untuk menolak permintaan kita.


Pentingnya Mendaftarkan Hak Paten untuk Desain

Saat salah satu desain pakaiannya yang berkolaborasi dengan Isyana Sarasvati menjadi booming, tim ThenBlank menemukan adanya salah satu video ajakan di Instagram untuk membuat baju dengan desain yang sama untuk menghemat biaya. Untungnya, saat kejadian ini terjadi, pihak ThenBlank telah mendaftarkan hak paten atas desain tersebut sehingga jika ada pesaing dari brand lainnya berusaha untuk menjiplak/meniru desain kolaborasi dengan Isyana tersebut, mereka tidak dapat memperjualbelikan produk dengan desain yang sama. 

Nah, Sahabat wirausaha, belajar dari kejadian ini bahwa penting sekali untuk mendaftarkan hak paten atas desain suatu produk jika bisnis kita berada di industri kreatif, termasuk didalamnya industri fashion.

Baca Juga: Cara Mendapatkan Hak Paten: Pengertian, Syarat, Manfaat, Alur, Biaya, dan Cara Mendaftar


Mempelajari Laporan Keuangan Demi Kesehatan Usaha 

Last but not least, selaku pemilik usaha yang sudah berkecimpung selama 11 tahun lamanya, Mutiara menyarankan kepada semua pelaku usaha wajib hukumnya untuk dapat membaca, membuat, dan memahami laporan keuangan. Sebelum terdaftar sebagai badan usaha, pemilik dari ThenBlank itu jarang memperhatikan laporan keuangan usahanya dengan seksama karena kurangnya pengetahuan yang ia miliki saat itu. 

Hal tersebut menyebabkan kemungkinan adanya transaksi yang tidak tercatat dengan benar hingga adanya kerugian yang tidak disadari oleh tim manajemen ThenBlank. Sejak saat itu, Mutiara sebagai pemilik usaha merasa memiliki tanggung jawab untuk mengelola bisnisnya dengan lebih terorganisir. Karenanya, ia mulai rajin mempelajari laporan keuangan usahanya dengan lebih teliti untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kerugian yang tidak disadari.

Sahabat Wirausaha, Mutiara Kamila memang memulai bisnisnya sejak masih belia, namun semangat juang untuk membesarkan bisnisnya patut untuk dicontoh. Meskipun memiliki pengalaman berbisnis yang minim kala itu, hal ini tak mengurangi rasa percaya dirinya untuk tetap belajar hal-hal baru demi bisnisnya dan mencoba meraih peluang yang ada. Dengan modal keseriusan dan fokus pada usaha yang digeluti, disertai dengan strategi marketing dan branding yang tepat, quality control, dan memantau laporan keuangan secara berkala, hal-hal tersebut membantu ThenBlank bertahan hingga 11 tahun lamanya. 

Nah, apakah Sahabat Wirausaha tertarik untuk memulai bisnis clothing sendiri? Yuk, kita belajar dari strategi-strategi Mutiara Kamila di atas!

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi:

  1. swa.co.id
  2. youtube.com