Apique Laundry, Bisnis Laundry – Saat ini, sebagian besar gaya hidup masyarakat sudah beralih ke arah yang lebih praktis. Misalnya seperti memesan makanan secara online, belanja kebutuhan sehari-hari via e-commerce, hingga mencuci pakaian di binatu/laundry. Hal ini dikarenakan kegiatan masyarakat kita yang semakin padat dan beragam, sehingga memerlukan opsi yang lebih praktis ketika melakukan hal-hal tersebut. Maka, sebagai pelaku usaha kegiatan masyarakat di atas bisa menjadi peluang bisnis sebagai solusi dari kebutuhan mereka. 

Selain itu, dari beragam kegiatan di atas, usaha binatu atau laundry tetap menjadi peluang bisnis yang menjanjikan di masa kini, karena sifatnya yang merupakan kebutuhan primer (sandang/pakaian). Tidak hanya di sekitar kampus atau kawasan kost-kostan saja, usaha ini bahkan sudah banyak ditemukan juga di kawasan perumahan. Hal inilah yang menginspirasi seorang Apik Primadya, seorang karyawan provider telekomunikasi seluler untuk membuka usaha laundry sendiri. 

Bahkan, kini ia berhasil menjadi Ketua Umum Asosiasi Laundry Indonesia, sekaligus menjadi pemilik dari “Apique Laundry Management” dengan omset miliaran rupiah per bulannya. Wah, kira-kira apa ya rahasia suksesnya? Yuk kita bahas selengkapnya pada artikel berikut ini.


Awal Mula Bisnis Apique Laundry: Bermula dari Ide Bisnis Bersama Teman

Apik Primadya atau biasa dipanggil dengan sebutan Pak Apik, hidup dari keluarga yang notabene justru bukan berasal dari kalangan pebisnis. Orang tuanya bekerja sebagai PNS, yang membuat Pak Apik juga ingin bekerja sebagai karyawan kantoran saja. Pak Apik pun mengawali kariernya sebagai karyawan di sebuah perusahaan telekomunikasi seluler. Namun siapa sangka, Pak Apik justru mendapat ide bisnis setelah mendapat pesan dari orang tuanya untuk melanjutkan studi perkuliahan.

Saat kuliah, Pak Apik mendapat ide bisnis laundry berdasarkan kebiasaannya sehari-hari yang juga laundry pakaian. Akibat kesibukannya di kantor, ia pun jadi tidak sempat bahkan malas untuk mencuci pakaian. Maka, Pak Apik pun berencana membuat usaha laundry sendiri, apalagi di tahun-tahun tersebut (2005-2007) usaha laundry di sekitar tempat tinggalnya yaitu daerah Kebagusan, Jakarta Selatan masih relatif sedikit.

Baca Juga: Punya Rencana Memulai Usaha Laundry? Bikin Perencanaan dengan Kanvas Model Bisnis, Yuk! 

Ide bisnis ini pun tervalidasi setelah Pak Apik mengobrol bersama temannya yang dari Surabaya. “Iya, kenapa kamu gak buka usaha laundry aja? Lumayan buat tambah-tambahan jajan kuliah”. tuturnya. Akhirnya, Pak Apik pun memantapkan diri untuk memulai usaha laundry ini bersama temannya tadi. 

Dimulai dengan modal awal sebesar 20 juta rupiah, Pak Apik memutuskan untuk membeli mesin cuci untuk laundry dan pengering. Ia memulai usaha laundrynya dengan konsep laundry kiloan, dan berusaha menjangkau pelanggan dari lingkungan terdekatnya, yaitu teman-teman kantornya dahulu. 

Meskipun pada awalnya ia sempat kewalahan dengan permintaan laundry yang cukup banyak, ia pun bisa mengelolanya dengan baik, karena sifat tekun dan kegigihan yang dimilikinya. Apalagi respons pasar terhadap bisnisnya cenderung ke arah yang lebih positif, sehingga jumlah pelanggan pun kian meningkat. 

Kini, usaha laundrynya sudah berusia lebih dari 15 tahun dan memiliki 300 titik cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Omzet yang didapat pun tidak main-main, dalam sebulan Pak Apik bisa mendapat omzet hingga hampir 10 miliar rupiah. Wow, angka yang fantastis, bukan? 

Selain Apique Laundry, Pak Apik juga mengembangkan bisnisnya dengan mendirikan Apique Management, yang meliputi layanan konsultasi, paket usaha laundry, serta pendampingan training untuk para pelaku usaha yang ingin mendirikan dan mengembangkan bisnis laundry. Dari sini, kita bisa mempelajari bahwa Pak Apik selain memiliki keberanian, kerja keras, dan ketekunan, ia pun turut membawa dan mengamalkan ilmunya kepada orang lain agar mereka dapat meraih kesuksesan dalam berbisnis seperti dirinya. Keren Pak Apik! 

Baca Juga: 5 Cara Menentukan Target Konsumen Untuk Bisnis, Agar Makin Untung dan Laris!


Pentingnya Menyusun Target dan Proyeksi Usaha

Pak Apik pun juga menuturkan, bagi pelaku usaha yang ingin memulai usaha laundry seperti dirinya, bisa mempersiapkannya dengan mulai menghitung target penjualan yang ingin dicapai sebelum menganggarkan modal. Dari sini, Pak Apik bisa membantu kita dalam menghitung dan memperkirakan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam keberhasilan usaha laundry yang akan kita jalankan.

Selanjutnya, Pak Apik menekankan bahwa setiap orang perlu menyusun target serta proyeksi usahanya dengan detail, baik target titik balik usaha atau break even point (BEP), hingga rencana lokasi usaha yang dipilih. Hal ini dikarenakan dari pengalaman Pak Apik dalam membuka cabang, lokasi menjadi salah satu kuncinya.

"Biasanya, kami berdiskusi dengan pelaku usaha yang ingin mendirikan laundry, seperti target penjualannya mau berapa per bulan?, lalu omzetnya mau berapa per bulan?, Dari angka yang didapatkan, baru kita hitung kebutuhannya seperti mesinnya harus disiapkan berapa, lokasinya apakah strategis atau tidak, karena ada formula yang berbeda dari setiap tujuan yang diharapkan," ungkapnya.

Misalnya, jika omzetnya ditargetkan 20 juta per bulan, maka profitnya juga perlu didetailkan per bulan, misalnya 50% dari total omzet. Maka, profit yang didapat bisa sekitar 10 juta per bulan, berdasarkan perhitungan Pak Apik hal tersebut sangat memungkinkan. Hal ini tentunya didasari berdasarkan lokasi yang strategis, serta modal awal yang dimiliki oleh pelaku usaha tersebut. 

Baca Juga: Perluas Relasi Hingga Peluang Kerjasama, Inilah 10 Manfaat Bergabung dengan Komunitas Usaha


Segmentasi Pelanggan Untuk Layanan Prima 

Pak Apik juga mengingatkan bahwa bisnis laundry adalah bidang usaha yang bisa dibagi menjadi beberapa level segmentasi pelanggan. Maka dari itu, ketelitian seorang pelaku usaha sangat diperlukan untuk menargetkan segmen pelanggan yang tepat dan sesuai dengan lokasi usaha yang dipilih.

"Kita juga harus paham bahwa bisnis laundry memiliki segmen kelas yang berbeda-beda, misal ada kelas A, kelas B, dan kelas C. Kelas A fokus kepada kebersihan dan kerapihan tingkat tinggi, kelas B bisa menawarkan kualitas yang standar, serta kelas C menawarkan harga yang terjangkau." ujar Pak Apik.

Nah Sahabat Wirausaha, dari kisah sukses tentang Apik Primadya beserta usahanya yaitu Apique Laundry Management kita dapat mempelajari bahwa keberanian dan tekad pantang menyerah bisa membuat Pak Apik terus mengembangkan usaha laundrynya sampai sekarang ini. Melalui observasi dan risetnya terhadap jumlah pelanggan yang dianggap potensial, ia memiliki keyakinan dan semakin percaya diri bahwa bisnis laundry dapat mendatangkan keuntungan serta menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

Maka, sebagai pelaku usaha yang ingin berkembang kita juga jangan takut untuk mulai bermimpi, serta memiliki cita-cita sendiri demi menggapai kesuksesan yang diharapkan. Kita bisa menerapkan prinsip ini di berbagai bidang, tidak terkecuali dalam dunia bisnis. Melalui kisah Apique Laundry tadi, semoga kita bisa terinspirasi dan bisa meneladani perjuangannya, dan mengikuti langkah suksesnya pada bisnis yang kita jalankan. Semangat selalu!

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Kontak Apique Laundry Management

Instagram : @apiquelaundry  

YouTube : @apikprimadya  

Referensi : TimeNews, Detik Finance, YouTube