Rencana Memulai Usaha Laundry – Sahabat Wirausaha, di kehidupan perkotaan saat ini, usaha laundry atau jasa cuci pakaian menjadi salah satu jenis bisnis yang menjanjikan. Kebutuhan akan layanan cuci pakaian di sana cenderung sangat tinggi, baik dari kalangan individu maupun pebisnis. Tentunya hal tersebut bisa menjadi peluang bagi kita untuk mendirikan usaha laundry, bukan?. Namun, dalam mewujudkannya kita perlu menyusun rencana bisnis yang matang, salah satunya adalah dengan menggunakan Kanvas Model Bisnis.
Secara umum, Kanvas Model Bisnis atau Business Model Canvas (BMC) adalah kerangka kerja sederhana yang membantu kita memvisualisasikan elemen inti yang dibutuhkan dalam bisnis. Adapun elemen Inti tersebut mencakup total 9 (sembilan) yang terdiri dari segmen pasar, nilai keunggulan, saluran distribusi, hubungan dengan pelanggan, sumber pendapatan, sumber daya inti, aktivitas inti, kemitraan, dan struktur biaya yang dikeluarkan.
Nantinya, elemen tersebut akan disusun dalam suatu perencanaan yang berupa satu halaman kertas, dan berisi poin-poin untuk memulai usaha laundry ini. Daripada penasaran, yuk simak caranya pada pembahasan berikut ini:
1. Segmen Pasar (Customer Segment)
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengIdentifikasi segmen pasar kita. Siapa target pelanggan kita? Apakah kita menargetkan kalangan muda yang sibuk dengan pekerjaan kantoran, keluarga dengan anak kecil, atau mungkin perusahaan dengan kebutuhan cuci pakaian skala besar?
Selain itu, lokasi atau tempat merupakan faktor yang sangat berkaitan dengan usaha laundry kita. Misalnya, jika tempat tinggal sekitar kita banyak pemuda yang menyewa kost supaya dekat dengan kantornya, maka target kita adalah para pekerja kantoran. Maka, sebelum memulai usaha laundry ini diperlukan riset lingkungan sekitar yang akan menjadi segmen pasar kita.
Baca Juga: 5 Masalah Bisnis Laundry yang Kerap Dihadapi, Berikut Solusinya!
2. Nilai Keunggulan (Value Proposition)
Selanjutnya, tentukan proposisi nilai unik/nilai keunggulan dari usaha laundry kita. Apa yang membedakan pelayanan kita dari pesaing? Misalnya, kita menawarkan layanan cuci secara efektif (lebih cepat - 6 jam selesai), atau dengan pilihan pengantaran ke rumah pelanggan, serta pelayanan khusus untuk jenis kain tertentu.
Maka dari itu, untuk mewujudkan keunggulan tersebut kita perlu memahami teknik mencuci pakaian yang benar sesuai jenis bahannya. Setiap jenis kain dari baju/celana membutuhkan perawatan yang berbeda-beda. Ada bahan kain yang tidak bisa dicampur dengan jenis kain lainnya, atau ada juga bahan kain yang mudah luntur. Kecermatan dalam identifikasi setiap jenis bahan pakaian sangat dibutuhkan.
3. Saluran Distribusi (Distribution Channels)
Kemudian, pertimbangkan bagaimana kita akan mendistribusikan layanan laundry ini kepada pelanggan. Apakah kita akan membuka toko/gerai fisik, atau mungkin melayani pelanggan secara online melalui situs website/media sosial? Kembali lagi, kita perlu menyesuaikannya dengan target konsumen yang telah ditentukan.
Misalnya, jika masyarakat di sekitar kita kebanyakan pekerja kantoran muda, maka laundry ini bisa ditawarkan melalui media sosial - dengan layanan antar jemput agar praktis. Jika nantinya kita menargetkan jasa laundry dalam skala besar (perusahaan), maka perlu menyiapkan gerai fisik yang memiliki beberapa karyawan, agar pelayanan laundry bisa dilakukan sesuai dengan tarif yang diberikan.
4. Hubungan dengan Pelanggan (Customer Relations)
interaksi dengan pelanggan sangat penting, agar mereka merasa “percaya” dengan jasa laundry kita. Contohnya seperti fokus pada pelayanan yang mengutamakan pelanggan, atau lebih berorientasi pada transaksi yang cepat dan efisien. Selain itu, bisa juga dengan merawat hubungan dengan pelanggan.
Jika pilihannya adalah pekerja kantoran tadi, maka hubungan tersebut bisa dilakukan melalui promosi di media sosial sebagai kegiatan branding kita. Misalnya dengan membuat poster digital yang memuat promo “Cuci 5kg, Gratis 1kg”. Nantinya, promosi ini bisa didapatkan dengan membagikan poster kepada minimal 5 teman, misalnya. Pelanggan akan membagikan poster tersebut ke teman-temannya di media sosial, dan secara tidak langsung akan semakin banyak audiens/target pasar yang mengenal usaha laundry kita.
Baca Juga: Bisnis Laundry Gak Laku? Sudah Coba 3 Memasarkan Usaha Laundry Begini?
5.Sumber Pendapatan (Revenue Stream)
Setelah menjalin hubungan dengan pelanggan, tentukan sumber pendapatan utama dari usaha laundry kita. Apakah kita akan menerapkan biaya langganan bulanan, biaya per kilogram, atau mungkin menawarkan layanan tambahan dengan biaya ekstra pada usaha laundry yang dijalankan? Selain itu, tentukan juga pelayanan laundry yang akan ditawarkan ke pelanggan, misalnya layanan cuci saja, cuci dan setrika, atau setrika saja.
Jika baru merencanakan usaha laundry, sebaiknya mulai dengan skema biaya per kilogram, dengan variasi harga tiap pelayanannya (misal: cuci + setrika Rp. 7.000/kg, setrika saja Rp. 5.000/kg). Apabila ingin berencana ke skala perusahaan besar, maka bisa menerapkan biaya langganan dengan kuantitas yang lebih tinggi.
6. Sumber Daya Inti (Key Resources)
Setelah menentukan revenue, berikutnya Identifikasi sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha laundry ini. Biasanya, usaha laundry akan memerlukan mesin cuci yang dilengkapi dengan pengering, setrika, deterjen berkualitas tinggi, karyawan (SDM) terlatih, dan infrastruktur bangunan seperti gerai fisik di lokasi tertentu.
Selain deterjen, perlengkapan seperti pewangi pakaian, plastik kemasan/plastik kaca, selotip, dan lain-lain juga perlu disediakan. Semua ini termasuk ke dalam sumber daya yang digunakan untuk usaha laundry yang dijalankan.
7. Aktivitas Inti (Key Activities)
Aktivitas yang akan dilakukan dalam usaha laundry tentunya tidak jauh dari mencuci pakaian. Namun, bukan hanya mencuci saja, aktivitas ini juga termasuk dalam proses pengeringan dan setrika, manajemen inventaris, pemasaran, serta layanan pelanggan.
Jika belum memiliki karyawan, mungkin kita bisa fokus memberi pelayanan yang terbaik dahulu kepada pelanggan. Seperti menyelesaikan kegiatan laundry tepat waktu, memberikan hasil laundry yang rapi dan wangi, aktif di media sosial untuk mengabari konsumen terkait orderannya, dan sebagainya.
8. Hubungan dengan Kemitraan (Key Partners)
Kemudian, kita perlu mempertimbangkan apakah usaha laundry ini perlu menjalin kemitraan dengan pihak lain. Contohnya seperti pemasok deterjen atau penyedia layanan pengantaran, untuk mendukung operasional bisnis kita.
Selain itu, kita juga bisa bermitra dengan produsen lemari atau rak penyimpanan pakaian. Hal ini dikarenakan pakaian yang telah selesai dicuci, disetrika, dan dikemas sesuai nama pelanggan juga perlu disimpan sebelum diberikan ke mereka. Lemari atau rak yang digunakan berfungsi untuk menyimpan pakaian yang baru datang, atau yang sudah dikemas dan siap diambil.
Baca Juga: Ingin Tahu Cara Memulai Bisnis Laundry? Simak 7 Tips Berikut
9. Struktur Biaya (Cost Structure)
Terakhir, rincikan biaya-biaya yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha laundry kita. Hal ini meliputi biaya operasional, gaji karyawan, biaya peralatan, biaya pemasaran, dan sebagainya.
Biaya yang dibutuhkan untuk bisnis ini sejatinya bisa saja berbeda-beda. Tergantung dari jumlah mesin cuci serta peralatan yang dibutuhkan untuk operasional laundry. Misalnya, jika sudah punya mesin cuci di rumah, maka kita tidak perlu beli lagi dan biayanya bisa dialokasikan untuk kebutuhan lainnya.
Jika memang belum ada modal, (mesin cuci, detergen, pewangi, setrika, dan lainnya), sebaiknya lakukan survey ke toko langsung. Hal ini dilakukan supaya bisa mengetahui harga barang-barang tersebut sebagai biaya yang harus dikeluarkan. Khusus untuk deterjen dan pewangi, sebaiknya dibeli dalam jumlah banyak karena harganya bisa jauh lebih murah.
Contoh Kanvas Model Bisnis: Laundry “Clean and Stylish”
Setelah mempelajari 9 pilar kanvas model bisnis di atas, berikutnya adalah contoh mengenai suatu rencana usaha laundry yang telah diterapkan dalam model kanvas model bisnis sebagai berikut:
Sahabat Wirausaha, menggunakan Kanvas model bisnis sejatinya dapat membantu kita dalam memahami aspek penting untuk memulai usaha laundry. Melalui 9 elemen atau pilar yang dibutuhkan dalam satu gambar, kita dapat merencanakan strategi usaha laundry yang lebih terfokus dan efisien. Selain itu, kanvas model bisnis ini juga membantu kita mengidentifikasi potensi kekurangan atau kesempatan baru yang mungkin belum dipertimbangkan sebelumnya.
Namun, penting untuk diingat bahwa model ini hanyalah alat bantu dalam perencanaan awal usaha laundry yang dijalankan. Seiring berjalannya waktu, bisnis kita mungkin mengalami perubahan dan penyesuaian. Oleh karena itu, selalu perbarui rencana usaha laundry ini secara berkala, agar tetap relevan dengan perkembangan pasar dan kebutuhan pelanggan. Melalui perencanaan yang matang dan penerapan yang maksimal, semoga usaha laundry yang diharapkan dapat berkembang dan semakin naik kelas. Selamat berwirausaha!
Jika merasa artikel ini bermanfaat, silahkan bagikan atau share kepada teman dekat atau kerabat kita. Jangan lupa juga untuk like dan berikan komentar pada artikel ini ya, Sahabat Wirausaha.
Referensi : KoinWorks, Pinhome, Adira Finance