Cara Menentukan Target Konsumen - Halo Sahabat Wirausaha! Dalam melakukan bisnis, tentunya kita perlu menargetkan siapa saja yang akan menjadi pelanggan atau konsumen untuk produk yang ditawarkan. Keberagaman jenis atau bidang bisnis yang ada membuat target konsumen kita juga bermacam-macam, tergantung dari bagaimana cara memperkenalkan produk kepada konsumen tersebut. Pertanyaannya adalah, sebenarnya siapa ya konsumen yang ditargetkan untuk produk kita? Kira-kira, apa saja ya yang jadi pertimbangan ketika kita memilih segmen atau target konsumen tertentu? Bagaimana ya implementasinya terhadap bisnis? 

Nah, untuk menjawab rasa penasaran tersebut artikel ini akan membahas tentang 5 (lima) cara dalam menentukan target konsumen kita untuk bisnis yang dijalankan. Adapun kelima cara tersebut meliputi istilah market size, kemudian market growth, market competition, market opportunity, hingga yang terakhir yaitu competitive advantage. Yuk simak penjelasannya di bawah ini!

1. Market Size (Melakukan Riset Terhadap Ruang Lingkup Pasar yang Dituju)

Secara umum, market size ini adalah ruang lingkup jumlah konsumen yang kita targetkan. Misalnya, ketika kita ingin berbisnis minuman kopi, tentunya perlu survei lokasi terlebih dahulu. Kemudian, lokasinya ternyata kita dapat di daerah yang cukup strategis, contohnya seperti daerah Dipati Ukur, Bandung, Jawa Barat. 

Dari sini, kita perlu tahu berapa besar target market kita yang berada di daerah Dipati Ukur tersebut, atau bisa dispesifikkan dengan jarak radius 1 hingga 3 kilometer. Kemudian, kita bisa mengetahui dari radius tersebut seperti apa masyarakat yang jadi target market kita. 

Jika dari radius 1-3 kilometer tersebut kita menjaring masyarakat dengan usia yang beragam, maka bisa kita kelompokkan seperti dari kalangan Gen-Z (usia 12-25 tahun), ada Milennial (usia 25-40 tahun), ada generasi Baby Boomers (usia di atas 60 tahun), atau lainnya. Pengelompokkan tadi bisa memudahkan kita untuk menentukan siapa yang jadi target market untuk bisnis kopi ini. Kalau kita mengambil target market kalangan Gen-Z karena ingin bisnis kopi yang kekinian, maka kita bisa menjangkau segmen yang lebih spesifik, yaitu kalangan mahasiswa dan anak SMA. Kalangan mahasiswa dan SMA inilah yang perlu diperhitungkan jumlahnya, agar angka market size kita tinggi sesuai dengan target konsumen yang dituju.

Baca Juga: 5 Brand Fashion Lokal UMKM, Rekomendasi Buat Tampil Modis!

2. Market Growth (Mengamati Pertumbuhan Pasar yang Dituju)

Kedua, kita perlu memperhitungkan tentang market growth, yaitu pertumbuhan dari target pasar yang dituju. Jika berdasarkan poin sebelumnya, kedua target market tadi yaitu mahasiswa dan anak SMA bisa tetap digarap, karena marketnya masih bisa berkembang. Misalnya, kalangan mahasiswa di daerah Dipati Ukur tersebut ada sekitar 5.000 orang. Tetapi, dari anak-anak SMA di sana juga nantinya akan jadi mahasiswa juga, sehingga akan bertambah lagi target mahasiswanya. 

Berarti, akan ada pertumbuhan pada target market ini, sehingga bisnis kopi ini cenderung tidak perlu khawatir akan kehilangan target konsumennya. Namun, target ini juga tetap bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis kok. Jika bisnis kopi ini justru hanya membutuhkan 50 orang sampai 100 orang konsumen per harinya, maka sebetulnya hal tersebut boleh saja selama bisa mendatangkan keuntungan. Jadi, jangan lupa untuk lihat market growth atau pertumbuhan pasarnya. 

3. Market Competition (Menganalisis Kompetitor/Pesaing)

Ketiga, kita perlu menganalisis market competition atau para kompetitor. Kita bisa mulai dengan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Berapa banyak kompetitornya?
  • Seberapa kuat kehebatannya?
  • Apa saja kelemahan yang dimilikinya?
  • Apa saja strategi yang dilakukannya?
  • Seperti apa konsep yang dicetuskannya? 

Nah, dalam menjawab pertanyaan tersebut kita perlu memperhatikan keadaan sekitar, termasuk bisnis yang dilakukan kompetitor. Perhatikan ketika memilih sebuah target market tadi, misalnya dengan kalangan mahasiswa tadi kita ingin mematok harga jual kopi sekitar Rp50.000/cup untuk mahasiswa kelas menengah. 

Namun, ternyata di rentang harga tersebut sudah ada kompetitor kedai kopi yang kuat, dengan cabangnya di mana-mana, konsep desainnya bagus, dekorasi kafenya juga bagus, dan lainnya. Sebagai pemula, kita sebaiknya hindari hal ini karena akan susah untuk “masuk” dan menjangkau target konsumennya.

Kita bisa coba masuk ke kelas yang lebih “rendah”, misalnya mematok harga jual kopi sekitar Rp15.000-Rp20.000/cup. Setelah dilihat, ternyata target marketnya lebih besar lagi, kompetitornya juga banyak tapi belum punya branding yang kuat. Dari sini, kita bisa melihat peluang tersebut dengan memunculkan branding yang kuat, misalnya dengan jargon “Kopinya Anak Muda”, rajin mengadakan promo dan diskon untuk mahasiswa, dan lainnya. Jadi, meskipun target marketnya lebih besar namun dari kelas yang relatif rendah, kita bisa memanfaatkan situasi yang ada serta kreativitas supaya target ini tetap berpihak pada bisnis yang dijalankan.

Baca Juga: Panduan Strategi Marketing Untuk Target Pasar Gen Z, Optimalkan Cuan di Era Digital! 

4. Market Opportunity (Jeli Melihat Peluang)

Kemudian, market opportunity identik dengan peluang pada target market yang dituju. Hal ini bisa mengacu dari beberapa poin, misalnya dari segi customer, pesaing tadi (kompetitor), serta kemampuan kita terhadap peluang tersebut.

Misalnya, setelah dipelajari ternyata kalangan mahasiswa di daerah Dipati Ukur tadi kebanyakan gendernya adalah wanita. Maka, kita bisa mengembangkan bisnis kopi yang mengusung konsep “women in power”, untuk memberikan kenyamanan pada target konsumen tersebut. Jadi bisa merekrut barista wanita, waiter atau pelayannya juga wanita, dan sebagainya sebagai brand identity yang tidak dimiliki oleh kompetitor. Jika ada pria yang datang juga boleh, karena menu yang disajikan bisa dibuat bervariasi agar tetap sesuai dengan kebutuhan kalangan mahasiswa yang ditargetkan. 

5. Competitive Advantage (Menciptakan Keunggulan Bisnis)

Terakhir, competitive advantage mengacu kepada kelebihan atau kekuatan apa yang dimiliki oleh bisnis kita. Dari sini, kita bisa menentukan kelebihan apa yang ingin dimunculkan setelah memutuskan target market seperti apa yang ingin dituju. 

Jika memang ingin tetap menargetkan kalangan mahasiswa kelas menengah, kita bisa menyiapkan kedai kopi (coffee shop) yang nyaman, keren, dan bernuansa “mewah” dengan sofa yang empuk serta koneksi Wi-Fi yang stabil. Atau jika ingin menargetkan kalangan mahasiswa yang “merakyat” seperti tadi, kita dapat memanfaatkan komunitas mahasiswa yang ada, sehingga akan ada banyak jumlah mahasiswa yang datang ke kedai kopi kita. 

Caranya bisa dengan promosi diskon atau voucher seperti pada poin sebelumnya, atau mengadakan acara tertentu seperti live music, gathering, dan sebagainya. Nah, di sinilah kejelian kita sebagai pebisnis akan diuji, dengan target konsumen yang dituju supaya bisnis kita bisa berjalan dengan baik dan berkelanjutan.

Baca Juga: Semakin Populer, Strategi Pop Up Store yang Efektif Tingkatkan Kesadaran Brand

Nah Sahabat Wirausaha, dari kelima cara menentukan target konsumen di atas kita bisa mempelajari bahwa lingkup pasar dan pertumbuhannya berperan penting untuk pertimbangan dalam menargetkan konsumen. Selain itu, jangan lupa untuk selalu riset dan pelajari produk dari pesaing atau kompetitor, agar bisnis kita tetap bisa bertahan dan menjadi pilihan konsumen. 

Selain itu, jika kita juga jeli melihat peluang dan menciptakan “ciri khas” tersendiri yang menjadi keunggulan produk yang ditawarkan, maka konsumen yang kita targetkan bisa dijangkau dengan mudah. Jadi, tunggu apalagi? Tentukan target konsumen untuk bisnis kita, dari sekarang!

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi : YouTube Foodiez, 5 Pertimbangan Penting Memilih Target Market