2020 adalah tahun yang paling berkesan bagi kita semua dan mungkin tidak akan kita lupakan. Di tahun tersebut pandemi melanda seluruh dunia dan menelan korban dalam jumlah yang tidak sedikit. Dikutip dari Merdeka.com, per 31 Desember 2020, jumlah orang yang terinfeksi telah mencapai 743.198 orang dan menelan korban jiwa sebanyak 22.138 orang di Indonesia.
Pandemi merubah kebiasaan masyarakat secara revolutif, mulai dari aktivitas harian hingga rutinitas pekerjaan. Sebelum pandemi, banyak orang yang mungkin menghabiskan waktu lebih banyak di luar ruangan baik untuk bekerja, bersekolah, berkumpul dengan komunitas, dan mencari hiburan. Namun aktivitas itu kini tidak bebas lagi dilakukan karena pembatasan sosial dan penerapan protokol kesehatan.
Penerapan protokol kesehatan juga merubah kebiasaan kita di masa pandemi. Kita diharuskan untuk menggunakan masker, mencuci tangan secara rutin, dan membatasi kontak sosial dengan orang lain. Namun di sisi lain, pandemi ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kebersihan dan mengenal diri kita lebih dekat, mengetahui betapa pentingnya sistem imunitas dan bagaimana ia bekerja memproteksi tubuh dari virus dan bakteri.
Baca Juga: Menghadapi Pandemi Dengan Riset Berbasis Data
Pandemi juga melatih fleksibilitas dan mendorong kita berlatih untuk saling terhubung dalam jarak jauh. Kita dikondisikan untuk tetap tinggal di rumah, namun di sisi lain harus menjalankan aktivitas rutin seperti belajar dan bekerja.
Yang tidak kalah penting, pandemi mendekatkan kita pada keluarga di rumah. Kesibukan yang tidak ada henti-hentinya sepanjang tahun mungkin membuat interaksi kita dengan anggota keluarga serba terbatas, meski dekat kita tidak mengenal secara dalam masing-masing anggota keluarga. Pandemi ini mendorong kita untuk saling mengenal satu sama lain, mengembalikan ikatan emosional antar keluarga yang sempat merenggang karena keterbatasan waktu.
Perubahan pola kebiasaan itu dicatat oleh Google melalui kebiasaan masyarakat menggunakan mesin pencarian. Google merilis Google Trend Report 2020 yang berisi informasi kata kunci apa yang paling sering dicari oleh pengguna mesin pencarian di Indonesia.
Jumlah pengguna mesin pencarian Indonesia relatif besar, seperti yang disampaikan oleh Katadata bahwa ada 81,8 juta pengguna internet di Indonesia yang secara aktif menggunakan Google Chrome untuk mencari informasi. Jumlah tersebut cukup merepresentasikan ke mana pikiran mayoritas orang Indonesia tertuju dan apa yang mereka inginkan.
Baca Juga: PolicyLab COVID-19 VS UMKM: Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Pandemi
Dari sudut pandang bisnis, Google Trend Report 2020 memberikan insight yang sangat bermakna untuk pengembangan bisnis. Dengan memahami apa yang masyarakat inginkan, kita dapat mengambil keputusan bisnis secara akurat dan mengembangkan ide-ide yang relevan dengan kebutuhan masyarakat hari ini.
Informasi trend pasar pada Google ini penting untuk diketahui oleh Sahabat Wirausaha, khususnya untuk dapat menang di pasar online. Dengan mengetahui ini, kita dapat merencakan strategi yang lebih tepat. Yuk kita bahas dalam artikel Bedah Kasus ini.
Trend Pencarian Terpopuler
Selama pandemi hal apa yang paling banyak dipikirkan dan diinginkan orang? Mari kita bahas lima trend penting yang mengalami kenaikan signifikan di mesin pencarian yang dikategorikan dalam lima aspek yaitu: Masalah Individu, Tujuan Mulia, Kebutuhan Pribadi, Hobi dan Hiburan, serta Skill, Kemampuan, dan Bisnis.
Dengan memahami apa yang menjadi trend saat ini, kita sebagai pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dapat lebih memahami apa yang konsumen pikirkan dan rasakan sehingga kita dapat menyentuh aspek emosional konsumen selagi melakukan pendekatan bisnis. Apa saja trend-trend tersebut?
Baca Juga: Fenomena Conscious Consumption (Kemelekan Konsumsi) yang Perlu Dimanfaatkan UMKM
Trend 1 : Masalah Individu
Pandemi tidak hanya berdampak bagi kesehatan fisik saja, tetapi juga bagi kesehatan mental. Untuk sebagian orang, pandemi dapat menyebabkan efek psikologis seperti rasa takut dan kecemasan berlebih.
Menurut alodokter, gangguan kesehatan mental bisa saja terjadi ketika seseorang merasa ketakutan terhadap wabah, merasa terasing selama menjalani karantina, mengalami kesedihan, merasa kesepian karena jauh dari keluarga, serta merasa cemas akan kebutuhan sehari-hari. Tidak mengherankan kata kunci mengenai kesehatan mental (70%) dan kecemasan (55%) meningkat di mesin pencarian google selama pandemi.
Untuk menangani masalah yang mengganggu kesehatan mental, sebagian orang juga berusaha mencari metode untuk menanganinya semisal melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi makanan bergizi, melakukan hobi baru, dan menjaga komunikasi dengan keluarga. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kata kunci perawatan diri (45%) dan pencarian obat gerd (90%) di mesin pencarian.
Selain masalah kesehatan mental, masyarakat Indonesia juga tertarik dengan isu-isu sosial yang tercermin dengan peningkatan pencarian kata kunci rasisme (40%) dan gender equality (25%). Sebagaimana yang kita ketahui pada Juni 2020 lalu, kejadian penembakan warga kulit hitam oleh oknum kepolisian di Amerika Serikat sempat menarik perhatian dunia yang ternyata isu ini juga menarik perhatian masyarakat Indonesia.
Trend 2 : Tujuan Mulia
Masalah lingkungan sebenarnya sudah lama menjadi perhatian dan menjadi isu yang mengundang keprihatinan kita. Selama masa pandemi, kesadaran orang untuk lebih peduli pada isu lingkungan sepertinya semakin besar.
Kata kunci bebas plastik (35%), reusable cup (170%), dan plant based diet (90%) mengalami peningkatan cukup signifikan. Selain ketiga kata kunci tersebut, orang juga beralih melakukan pencarian tentang reusable mask atau masker yang bisa dipakai berulang mengingat masker sekali pakai memiliki dampak negatif bagi lingkungan.
Masyarakat Indonesia juga terlihat menunjukkan kepedulian dan empati terhadap kelompok masyarakat yang paling terdampak karena pandemi seperti fakir miskin, pekerja lepas, tenaga medis, dan pelaku usaha lokal. Itu sebabnya sepanjang 2020, kata kunci menyumbangkan (150%) dan paket sembako (200%) mengalami peningkatan signifikan.
Orang juga menunjukkan kepedulian pada tenaga medis yang berada di garis terdepan dalam menangani pandemi, hal ini tercermin dari peningkatan kata kunci terkait apresiasi untuk tenaga medis dan lagu untuk tenaga medis.
Selain itu, orang juga menunjukkan keprihatinan terhadap pelaku usaha lokal yang bisnisnya mengalami penurunan selama pandemi yang ditunjukkan dengan meningkatnya kata kunci buatan Indonesia (95%) dan produk lokal (70%) di mesin pencarian.
Trend 3 : Kebutuhan Pribadi
Di era new normal, banyak kebiasaan baru yang terbentuk karena situasi pandemi seperti melakukan pekerjaan dan belajar dari rumah. Kebiasaan baru itu mendorong orang untuk melengkapi ketersediaan fasilitas bekerja dan belajar yang sebelumnya tidak dimiliki dan diterapkan.
Pencarian kata kunci home office (55%), lagu untuk kerja (130%), voice typing (210%) mengalami peningkatan signifikan karena orang tengah berusaha melakukan penyesuaian kebiasaan baru dengan lingkungan rumah sehingga membutuhkan perangkat kerja baru dan metode yang membantu orang menyelesaikan pekerjaan di rumah.
Tidak hanya pekerjaan, proses belajar mengajar di sekolah dan kampus secara tatap muka pun berhenti sejenak, digantikan dengan proses pembelajaran jarak jauh secara online dari rumah. Terkait hal ini, kata kunci lagu untuk belajar (60%), translate google to Indonesia text (70%), e-learning (180%), home schooling (60%), dan google classroom (270%) mengalami peningkatan.
Fasilitas pembelajaran seperti smartphone juga banyak dicari oleh para orang tua untuk melengkapi kegiatan studi dan hiburan anak di rumah sehingga produk ini meningkat di mesin pencarian sebesar 50%.
Namun tidak serta merta berada di rumah bersama anggota keluarga mendorong kebersamaan yang menyenangkan. Bagi sebagian orang, tinggal bersama anggota keluarga lain di rumah mungkin terasa menantang seperti menimbulkan konflik antar anggota keluarga. Google mencatat bahwa kata kunci konflik keluarga (80%) mengalami peningkatan di mesin pencarian.
Tantangan lain yang dihadapi oleh orang tua ketika anak-anak berada di rumah adalah bagaimana membuat mereka tidak bosan dan tetap sibuk menjalankan aktivitas-aktivitas positif. Generasi Z (usia 11-21 tahun) yang adaptif terhadap teknologi tetap membutuhkan arahan dan pengawasan dari orang tua ketika menggunakan gadget.
Itu sebabnya kata kunci parental control (30%) juga mengalami kenaikan. Orang tua juga mencari kegiatan alternatif agar anak tetap betah selama berada di rumah sehingga peningkatan juga terjadi dengan kata kunci kegiatan anak di rumah (330%).
Trend 4 : Hobi dan Hiburan
Pembatasan sosial selama pandemi juga membatasi dan melarang kegiatan berkumpul. Ada banyak festival, event, dan konser yang tidak bisa dilaksanakan karena ancaman penularan virus. Akan tetapi, hiburan sebenarnya bisa diperoleh dari sarana apa saja, tidak harus selalu pergi ke tempat keramaian.
Itulah mengapa orang berusaha mencari kegiatan yang mereka sukai sebagai upaya untuk mencegah stress. Kata kunci meditasi (20%) dan podcast (105%) tampak menunjukkan peningkatan di mesin pencarian sebagai media relaksasi.
Menyibukkan diri dengan hal-hal positif tentu memiliki banyak manfaat baik untuk pengembangan diri dan mencegah stres. Selama pandemi, sebagian besar orang memiliki hobi baru seperti memasak, menanam tanaman, dan memelihara hewan.
Baca Juga: Ekonomi Sirkular dan Bisnis Sosial
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kata kunci pembuatan es krim (30%), tanaman rumah (120%), easy recipe (30%), dan cara menanam (55%), hewan peliharaan (95%), adopsi kucing (55%), dan ikan cupang (110%).
Trend 5 : Skill, Kemampuan, dan Bisnis
Banyak hal diluar kontrol kita terjadi di masa pandemi. Mungkin ada sebagian orang yang baru diberhentikan dari pekerjaannya, ada yang bisnisnya tiba-tiba menurun, ada yang kehilangan anggota keluarga sebagai tulang punggung ekonomi rumah tangga, dan banyak hal lain yang sulit untuk diprediksi.
Kondisi ini mendorong orang berusaha mengembangkan kemampuan dirinya untuk mengakses peluang yang lebih baik lagi di masa mendatang. Selama 2020, kata kunci cara membuat aplikasi (20%), online course (35%), data science (40%), dan digital marketing (35%) mengalami peningkatan yang signifikan.
Pandemi ini juga mungkin menyebabkan krisis finansial bagi sebagian orang sehingga menyadarkan orang untuk lebih proporsional dalam mengelola keuangan. Orang menambah informasi tentang mengelola keuangan yang tercermin dari peningkatan kata kunci cara membuka online banking (20%) dan dana darurat (60%).
Sebagian orang juga berinisiatif memulai bisnis ketika peluang pekerjaan semakin terbatas memberikan kesempatan. Informasi mengenai daftar usaha (200%) dan cara buat google bisnisku (140%) meningkat sangat pesat selama pandemi yang mengindikasikan bahwa banyak orang yang tertarik memulai dan mengembangkan usaha.
Baca Juga: Pentingnya Memiliki Visi Dalam Menentukan Arah Pengembangan Usaha
Selain itu, perhatian tentang bagaimana menjaga kesehatan selama pandemi tetap menjadi prioritas utama. Kata kunci mengenai cara mencuci tangan yang benar (650%) menunjukkan kenaikan paling signifikan dibandingkan kata kunci lainnya. Perhatian untuk menjaga kesehatan juga tercermin pada pencarian kata kunci menjaga kesehatan (160%), hitung langkah (60%), dan sepeda (100%).
Menggunakan Trend Untuk Menyediakan Produk yang Dibutuhkan Konsumen
Google Trend Report menginformasikan kepada kita isu apa yang orang perhatikan. Dari informasi itu, kita bisa menganalisis masalah dan kebutuhan apa yang tengah dihadapi banyak orang, lalu menciptakan solusinya dengan membuat suatu produk yang bisa membantu mereka meringankan masalah tersebut.
Kita bisa ambil contoh topik kesehatan mental (70%) yang sedang mengalami peningkatan signifikan di mesin pencarian. Dari topik ini saja, banyak hal yang bisa kita tawarkan. Bagi Sahabat Wirausaha yang ingin membuka jasa konsultasi psikologi, praktek psikiater, dan jasa hipnoterapi, kesempatan usaha ini terbuka cukup besar.
Topik itu bisa diramu juga untuk menghasilkan konten kreatif berupa tulisan, gambar, video, dan podcast. Peluang yang menguntungkan bagi content creator jika ingin mencari isu yang sedang naik daun dan diinginkan viewer.
Baca Juga: Menyusun Konten Untuk Membangun Kesetiaan Pelanggan (Customer Loyalty Program)
Contoh lainnya mengenai kegiatan anak di rumah (330%) yang mengalami kenaikan sangat signifikan. Ada banyak peluang usaha yang dapat ditekuni seiring dengan meningkatnya pencarian kata kunci tersebut misalnya bisnis menjual mainan anak, buku-buku edukasi anak, membuat program e-learning, jasa homeschooling online, dan belajar privat.
Ada banyak peluang bisnis yang bisa kita kerjakan dengan melihat Google Trend Report 2020 yang isunya mungkin masih relevan dengan kebutuhan masyarakat di tahun 2021 ini. Selain kedua contoh tersebut, kata kunci lainnya yang bisa dijelajahi lebih lanjut untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat antara lain sembako (200%), hewan peliharaan (95%), sepeda (100%), tanaman rumah (120), dan produk lokal (70%).
Menggunakan Trend Untuk Memulai Interaksi Dengan Konsumen
Menjalin keterikatan dengan konsumen sangatlah penting karena hubungan yang terjalin dengan baik akan mengikat konsumen untuk terus memilih produk atau layanan jasa kita secara berkala. Dikutip dari Studi Ilmu, keterikatan ini terbangun melalui pengalaman yang dirasakan konsumen secara keseluruhan terhadap produk atau layanan jasa yang dipilih, mulai dari ketertarikan, interaksi, reaksi, efek, atau pengalaman yang dirasakan pelanggan selama menggunakan produk yang kita tawarkan.
Kita bisa menggunakan trend dari Laporan Google sebagai tahap awal dalam membangun interaksi dengan konsumen. Jika memasarkan produk melalui media sosial misalnya, konsumen belum tentu akan langsung membeli produk setelah follow akun kita. Kita perlu membangun impresi konsumen di awal agar mereka benar-benar tertarik dan memutuskan untuk membeli produk yang kita tawarkan.
Baca Juga: Tips Mengelola Kontak Untuk Lancarkan Komunikasi Konsumen
Ada banyak cara membuat konten yang dapat menarik interaksi dengan konsumen, misalnya dengan memaparkan informasi tentang isu yang sedang trending, mengajukan pertanyaan kepada konsumen, dan menggunakan hashtag trending yang masih memiliki benang merah dengan produk yang kita tawarkan.
Menggunakan Trend Untuk Membangun Identitas Brand
Trend Google menjelaskan kepada kita apa yang mayoritas orang pikirkan dan butuhkan. Dengan memahami informasi tersebut kita jadi mengerti isu apa yang kini menjadi perhatian banyak orang sehingga kita dapat menggunakan sumber informasi itu untuk membangun brand.
Kita ambil contoh tentang isu kesetaraan yang mengalami kenaikan cukup signifikan baik pada tahun-tahun sebelum pandami maupun selama masa pandemi. Sejumlah brand coba menarik isu ini karena masih terkait dengan produk yang mereka tawarkan, misalnya isu kesetaraan peran di rumah tangga pada iklan Kecap ABC.
Baca Juga: Cerita Inspirasi Tentang Proses Membangun Identitas Brand Maicih
Dengan tagline Suami Sejati Mau Masak, Kecap ABC coba mengkampanyekan bahwa tidak ada salahnya suami membantu pekerjaan rumah tangga dan saling berbagi peran dengan isteri dalam urusan memasak di dapur. Isu ini menarik untuk diangkat mengingat sebagian orang masih berpandangan bahwa urusan pekerjaan rumah adalah tanggung jawab perempuan.
Burger King juga mengkampanyekan perihal kesetaraan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas. Ini isu besar mengingat para penyandang disabilitas mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan karena perusahaan menganggap keterbatasan yang mereka miliki dapat menghambat mereka untuk menyelesaikan pekerjaan. Burger King kini mempekerjakan 100 tuna rungu di outletnya yang tersebar pada sejumlah daerah dan secara aktif mendorong brand lain memberikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.
Dari kedua contoh itu, UKM pun bisa membangun dan memperkuat brand dengan memperhatikan isu-isu apa yang menjadi perhatian masyarakat, lalu mengaitkannya dengan aktivitas usaha dan produk yang ditawarkan.
Sebagai contoh, jika produk yang kita jual adalah tote bag, kita dapat menampilkan pesan bebas plastik dengan memilih dan membawa tas belanja. Jika produk berupa minuman kesehatan yang punya fungsi meningkatkan sistem imunitas, kita dapat mengaitkannya dengan isu tentang menjaga kesehatan.
Selain mengaitkan isu dengan produk yang ditawarkan, kita juga dapat mengaitkan isu dengan aktivitas bisnis. Seperti Burger King dengan isu kesetaraan kerja bagi penyandang disabilitas dimana perusahaan itu berkomitmen menyediakan lowongan pekerjaan bagi penyandang disabilitas tertentu yang sulit mengakses pekerjaan.
Menggunakan Trend Untuk Membangun Kesadaran Konsumen Terhadap Isu Penting
Saat ini banyak bisnis yang turut berpartisipasi dalam membangun kesadaran kolektif masyarakat, salah satunya dengan melakukan kampanye mengenai isu yang sedang trending melalui platform pemasaran yang digunakan.
Kita ambil contoh tentang Ecorasa.id yang membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya menggunakan wadah ramah lingkungan seperti sedotan kertas dan kemasan yang dapat didaur ulang sambil memasarkan produk kemasan yang bersifat biodegradable.
Masalah sampah plastik yang sulit didaur ulang menjadi salah satu perhatian dengan meningkatnya kata kunci bebas plastik (35%) di mesin pencarian. Keprihatinan isu lingkungan ini yang ditangkap Ecorasa.id dengan memproduksi kemasan plastik mudah didaur ulang dan melakukan kampanye dengan hastag #hijaukankemasan.
Ecorasa.id juga mengajak konsumen yang menggunakan produknya untuk mempopulerkan hastag ini dan diikuti oleh pelaku UKM yang memakai produk-produk Ecorasa.id dengan hastag #hijaukankemasan. Ada saykatsu_id dengan produk bento, Likely Café dengan kopi susu, dan noe_s_taste dengan katering harian yang menggunakan kemasan plastik oxo-biodegradable produksi Ecorasa.id.
***
Google Trend Report 2020 memberikan kita informasi mengenai isu-isu yang tengah menjadi perhatian masyarakat. Informasi ini dapat menjadi referensi kita untuk menemukan peluang bisnis dan menggunakannya untuk memahami apa yang diinginkan konsumen.
Maka dari itu, Sahabat Wirausaha wajib untuk selalu tahu apa saja trend-trend dalam mesin pencarian Google ini. Kita semua sudah mengetahui dari artikel ini bahwa kita dapat menggunakan trend-trend ini dalam segala strategi kita khususnya dalam produk, komunikasi konsumen, dan branding. Gunakan trend-trend ini untuk menang dalam pasar online yah teman-teman.
Selain trend yang dibahas pada tulisan ini, ada juga vertical trend pada Google Trend Report 2020 yang akan dimuat pada artikel Bagian Kedua. Semoga artikel ini dapat memberikan insight yang bermanfaat bagi kita semua.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.