Tidak banyak Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia yang sukses menerapkan prinsip keberlanjutan dalam menjalankan bisnis. Apalagi memusatkan pengembangannya dengan dukungan potensi kawula muda. Meski begitu, GoodVibes, sebuah UKM yang mempromosikan produk perawatan kulit dan home remedy natural, mampu melakukan dua hal tersebut dengan apik.

Gina Priandini, sang pemilik usaha, selalu memastikan bisnisnya berdampak pada ekonomi di lingkungan terdekatnya terlebih dulu. Seperti apa kisah sukses Gina dalam membangun GoodVibes? Dan bagaimana cara ia tetap konsisten mengembangkan usahanya dengan prinsip sustainable business? Simak ceritanya berikut ini.

Baca Juga: Peluang Pasar: Produk Kecantikan dan Perawatan


Apa Itu Good Vibes?

GoodVibes merupakan merk produk perawatan kulit natural dan aromaterapi lokal yang menerapkan pendekatan berkelanjutan dari segi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dalam setiap pembuatan produknya, GoodVibes menggunakan bahan baku natural yang telah bersertifikat Ecocert.

Bisnis ini berdiri sejak tahun 2019, dengan kurang lebih 20 Stock Keeping Unit (SKU). Saar ini, kantor pusatnya bertempat di wilayah Tangerang Selatan, Banten.

Baca Juga: Mempersiapkan Kemasan (Packaging) untuk Memenuhi Standar Ekspor

GoodVibes sendiri tidak main-main dalam menerapkan prinsip berkelanjutannya. Di tahun 2020, mereka bekerjasama dengan gerakan Bintaro Bebas Sampah untuk memilah sampah organik dan anorganik yang dihasilkannya.

Dalam merintis bisnis ini, Gina Prinadi punya cerita sendiri yang tak terlepas dari pengalaman pribadinya. Awalnya, Gina menggunakan pengobatan alami dan home remedy berbasis essential oil (minyak esensial) untuk anaknya.

Setelah praktik ini berhasil, ia mulai bereksplorasi di produk aromaterapi dan belajar meracik produk tersebut. Usaha ini berhasil menemukan resep yang tepat untu produk perdana GoodVibes, yaitu Tension Reliever.

Baca Juga: Potensi Ekspor Bahan Alami Kosmetik

“Tension Reliever itu tadinya seperti produk untuk orang-orang kota yang stres di jalan, dan penyakit orang kota yang susah tidur, ototnya kaku,” jelas Gina. Produk ini berhasil mendapatkan tempat sendiri di hati para konsumennya.

Di tahun 2019, Gina menjadi semakin percaya diri menawarkan produknya ke pasar yang lebih luas. Pasalnya, waktu itu pengobatan alami dan home remedy mulai menanjak di pasaran. Ia pun memutuskan keluar dari tempatnya bekerja untuk mulai lebih serius dalam mengembangkan GoodVibes.

Untuk resep, Gina meracik sendiri seluruh produk GoodVibes, berbekal pengetahuan tentang perawatan kulit natural yang ia peroleh dari banyak tempat. Namun, untuk proses produksi ia menggaet pabrikan untuk kerjasama.

Sejak mendirikan PT. Reka Natura Asia yang menaungi GoodVibes, Gina sudah berkomitmen untuk melengkapi semua legalitas yang dibutuhkan untuk perusahaannya. Saat itu, ia mengaku cukup pusing dalam mengurus izin serta legalitas yang cukup rumit di Indonesia.

Namun Gina tak menyesal sudah berpusing-pusing di masa tersebut. Sebab ternyata, legalitas dan perizinan yang ia peroleh sangat berguna dalam membantu GoodVibes bertahan dan bahkan berkembang.

Baca Juga: Surat Keterangan Ekspor Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik

“Sisi baiknya, begitu saya sudah punya legal, saya bisa mengurus BPOM,” ujarnya. Gina beruntung. Saat banyak usaha dan bisnis yang tiarap akibat tidak memiliki BPOM, GoodVibes bisa dengan tegas menunjukkan legalitas yang lengkap, termasuk BPOM.

Dengan berbekal modal awal yang hanya 30 juta rupiah, Gina bangga bisnisnya bisa bertahan sejauh ini. Bahkan dalam menjalankannya, ia tidak pernah berhutang dan hanya bergantung dari uang yang diperolehnya melalui penjualan produk yang terus diputarkan.

Saat ini, GoodVibes bisa mengantongi omzet hingga 6 – 10 juta rupiah dalam sehari, dengan harga jual produk yang berkisar antara 179 ribu hingga 900 ribu rupiah.


Mengembangkan Bisnis Berkelanjutan yang Dimotori Anak Muda

Dalam berbisnis, Gina Priandini memutuskan untuk menerapkan basis sustainability alias berkelanjutan sehingga usaha yang ia jalankan berpegang pada nilai-nilai estetika sosial. Ia memastikan masyarakat lokal terlibat dalam proses penjalanan bisnisnya dan diberdayakan menjadi pekerja profesional.

Baca Juga: Tang Kitchen: Usaha Kuliner yang Dirintis di Usia Muda

“Biasanya, kita mengutamakan orang-orang yang tinggal di daerah kita,” ujar Gina dalam wawancara bersama salah satu media nasional. Menurutnya, hal ini ia lakukan agar GoodVibes bisa memberikan dampak positif terlebih dulu kepada lingkungan sekitar, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Saat ini, GoodVibes Botanical beroperasi di bawah PT. Reka Natura Asia dengan tim yang beranggotakan 13 orang karyawan, termasuk Gina di dalamnya. Dalam mengembangkan GoodVibes, Gina lebih senang memakai tenaga kaum muda.

Sebagian besar karyawannya berusia 20-an tahun. Untuk penjualan, GoodVibes memanfaatkan layanan e-commerce Shopee dan Tokopedia, serta situs website GoodVibes sendiri. Menurut Gina, saat ini penjualan sangat mengandalkan layanan platform online. Inilah tantangan lainnya, yang bersifat multidimensional terutama karena aspek infratsruktur yang cukup mahal.

Baca Juga: 8 Jenis Inovasi yang Efektif Untuk Menaikkan Skala UMKM


Strategi Bertahan Selama Pandemi

Di awal tahun 2020, Gina mengakui bahwa bisnisnya sempat terpukul akibat pandemi COVID-19. Semua jalur distribusi selain toko fisik menjadi sangat tertekan. Meski begitu, beberapa produk GoodVibes yang berfungsi sebagai pembersih dan disinfektan justru mengalami peningkatan penjualan. Produk-produk tersebut antara lain adalah Surface Anti Bacterial, Release Massage Oil, Anti-Germs Rinse Free Cleanser, Hairpro Shampoo, dan Tension Aromatherapy Droplets.

Baca Juga: Sukses Usaha di Era Pandemi Dengan Teknologi Digital

GoodVibes berhasil bertahan selama pandemi. Bahkan mampu membuka dua cabang toko offline pada bulan Juli dan November 2020. Apa strateginya?

Menurut Gina, ia selalu berpikir bahwa GoodVibes adalah tipe bisnis yang customer-centric, alias berpusat pada konsumen untuk bertahan. Artinya, selama masih bisa memenuhi kebutuhan konsumen, ia yakin GoodVibes akan tetap bertahan. Gina menganjurkan para pelaku UKM untuk mengoptimalkan energi untuk bertahan, bukan malah memikirkan kegagalan demi kegagalan selama pandemi.

“Jadi, tidak perlu berpikir berlebihan usaha kita akan gagal atau bagaimana,” ujar Gina. Salah satu pelajaran di tengah pandemi, menurutnya, adalah bahwa pelaku usaha harus bekerja lebih keras dibanding sebelumnya. Hal-hal positif dan memotivasi inilah yang harus diambil pelaku usaha dari pandemi.

Baca Juga: Tips Desain Kemasan untuk Menonjolkan Keunggulan Produk dan Citra Brand

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4515754/kisah-gina-priadini-berdayakan-warga-lewat-produk-perawatan-kulit-goodvibes