Sumber gambar : Unsplash (https://unsplash.com/photos/-UsJoNxLaNo)
Dewasa ini, istilah engagement rate digaungkan di mana-mana sebagai salah satu faktor pengunci kesuksesan kita dalam mengelola bisnis di platform-platform digital. Di media sosialdan kanal e-commerce, followers berarti sama pentingnya dengan konsumen.
Dilansir dari website Marketing Craft, engagement merupakan salah satu parameter terpenting untuk memastikan bahwa konten yang kita sajikan di kanal digital benar-benar efektif dan relevan dengan pengikut akun kita. Bahkan, engagement rate bisa dikatakan lebih penting ketimbang pertumbuhan jumlah pengikut, lho!
Nah, karena itulah sebagai pebisnis yang memasarkan dan menjual produk secara digital, Sahabat Wirausaha harus lebih paham tentang engagement rate. Hal ini bisa dimulai dari yang paling dasar, seperti : “apa itu engagement?” dan “apa hubungannya dengan peningkatan angka penjualan?”. Kedua pertanyaan ini bisa teman-teman jawab dengan menyimak artikel berikut.
Baca Juga: Apa itu Guerilla Marketing?
Definisi Engagement Secara Digital
Dalam konsep digital marketing, engagement secara sederhana diartikan sebagai tingkat keterlibatan atau interaksi followers terhadap konten di media sosial atau kanal e-commerce yang kita kelola. Atau, menurut pakar komunikasi Wilbur Schramm (1954) engagement berarti komunikasi dua arah alias komunikasi interaksional.
Artinya, adalah seberapa sering dan seberapa banyak para followers alias pengikut kita di kanal-kanal tersebut menanggapi setiap konten yang dibuat. Cara mereka menanggapi ini antara lain adalah berkomentar, menyukai, atau bahkan repot-repot membalas story yang kita buat.
Baca Juga: Inilah Platform E-Commerce yang Mendorong Omset UKM
Bobot engagement dalam pasar digital dianggap berpengaruh besar terhadap keberhasilan kita memasarkan produk. Kunci dari komunikasi antara kita dan followers adalah umpan balik (feedback) atau tanggapan mereka terhadap suatu konten tertentu yang kita buat.
Pentingnya feedback tersebut diamini oleh Jason Falls, seorang penulis yang telah menghasilkan beberapa buku terkait media sosial. Melalui artikel yang ditulisnya pada tahun 2012, ia menggarisbawahi pentingnya hasil komunikasi yang baik, yaitu yang membuat audiens memberikan perhatian terhadap suatu konten melalui berbagai bentuk respon.
Bentuk respon yang dimaksud bermacam-macam, antara lain :
- Komentar
- Pemberian tanda “like” atau “love”
- Pesan langsung (direct message)
- Reposting (mengunggah ulang)
- Menanggapi kuis yang kita buat
- Keikutsertaan followers dalam event yang kita buat, seperti giveaway atau lomba berhadiah secara digital.
Baca Juga: Tren-tren dalam GoFood/GrabFood yang Penting Bagi Digital Marketing
Bagaimana cara mengukur bobot engagement?
Untuk lebih jelasnya, Avinash Kaushik—seorang pakar statistik internet dan penulis tentang komunikasi digital—membagi interaksi media sosial dalam tiga kategori, yaitu :
- Conversation : Aktivitas percakapan antar-pengguna
- Amplification : Aktivitas penyebaran atau perluasan konten yang kita buat
- Applause : Aktivitas respon singkat lewat fitur sederhana, seperti like, comment, pemberian respon emoji, hingga klik pada tautan yang kita bagikan.
Ketiga jenis interaksi di atas digunakan untuk mengukur bobot engagement suatu akun terhadap para pengikut atau pengunjungnya di media sosial. Melalui data yang dikumpulkan dalam tiga kategori tersebut, kita bisa melihat seberapa jauh pengaruh akun kita terhadap followers, juga seberapa besar minat mereka terhadap akun sekaligus produk yang kita tawarkan.
Baca Juga: Apa itu Creativepreneur?
Karena alasan-alasan inilah, bobot 100 buah engagement yang positif bisa dikatakan jauh lebih penting dibandingkan 10.000 followers. Jadi, jika Sahabat Wirausaha ingin sukses dalam mengelola akun dan berjualan di sosial media serta kanal e-commerce, tentu dibutuhkan strategi yang apik dan rapi. Di sinilah kita bisa memanfaatkan hasil analisis terhadap engagement, yang memberikan gambaran konten dan produk apa yang paling diminati pengunjung akun.
Baca Juga: Bangun Customer Engagement Lewat Gimmick di Media Sosial
Misalnya saja, hasil analisis menunjukkan bahwa pengunjung akun kita paling menyukai unggahan berupa konten produk atau gaya hidup yang bisa dicapai dari produk kita, maka ada baiknya kita lebih fokus pada konten tersebut. Karenanya, yuk mulai lebih cerdas dalam melakukan digital marketing. Sebab, sudah saatnya UKM naik kelas!
Referensi :
- https://marketingcraft.getcraft.com/id-articles/pe...
- https://accurate.id/marketing-manajemen/engagement...
- https://glints.com/id/lowongan/customer-engagement...