E&G Jewellery - Siapa bilang Indonesia tidak mampu menghasilkan perhiasan berkualitas sendiri? Nyatanya, ada lho UMKM asal Trenggalek yang berkreasi dengan perpaduan yang unik, yaitu batu mulia dan kayu asli Indonesia. Bahkan kabarnya, brand perhiasan ini sudah jadi langganan banyak pejabat Indonesia.
Dari Bupati sampai Gubernur, banyak yang mengaku ketagihan membeli produk E & G Jewellery milik Ervina Melpa Eduarsyah, atau selanjutnya lebih akrab dipanggil Vina. Bahkan, ada yang rela sampai membelikan tiket pesawat dan penginapan untuk mengantarkan langsung produknya di hari yang sama! Wah, jika sampai sekeren itu, pastinya penasaran kan sama proses dibalik bisnisnya? Yuk kita simak!
Mengusung Konsep Bisnis Lestari
Daya tarik unik dari E & G Jewellery ini adalah bahan baku dibalik pembuatan perhiasan. Siapa sangka, ternyata kayu yang digunakan bukanlah kayu gelondongan, melainkan kayu hasil limbah yang sudah tidak terpakai dan diolah kembali, dalam hal ini misalnya adalah akar kayu jati. Wah, sangat ramah lingkungan, ya!
Pemilik dari bisnis E & G Jewellery ini adalah Ervina Melpa Eduarsyah, atau yang lebih akrab disapa dengan Vina. Perempuan paruh baya ini dalam operasional bisnisnya dibantu oleh sang suami yang saling bahu membahu dalam memperbaiki kualitas dan meningkatkan kreativitas produk perhiasan mereka.
“Biasanya, kalau kita sudah pakai batu alam, kita akan bikin lebih glamour dengan memperbanyak tembaga rose gold yang diproduksi langsung dari Jerman. Ini sengaja kita lakukan agar berbeda dengan kompetitor kita. Kenapa kita pilih Jerman? Karena produk tembaga dari sana telah terbukti tidak berubah warna meskipun telah dipakai dalam waktu yang lama. ” Jelas Vina.
Jadi Langganan Para Pejabat Indonesia
Sahabat Wirausaha, penting rasanya untuk mengetahui apa yang menjadi kesenangan bagi pembeli. Sebagai penjual, tentunya kita harus “memancing” pembeli untuk membeli produk lebih banyak, dengan dibungkus dengan kata “lebih hemat”. Nah, trik seperti inilah yang dilakukan oleh Vina dan suaminya dalam mempromosikan perhiasannya.
“Ciri khas kita itu, kita selalu memproduksi 1 set mbak, yaitu kalung, gelang, dan cincin. Jadi konsepnya 1 desain 1 produk, sehingga perhiasan yang dipakai para pembeli akan selalu berbeda dari pembeli yang lainnya. Bahkan, saya sering dibelikan tiket pesawat oleh para pejabat untuk mengantarkan sendiri paket perhiasan pesanan mereka. Saya nggak nyangka saja sampai sebegitunya mereka percaya dengan saya.” Jelas Vina.
Dari teknik seperti inilah, tak jarang Vina mendapatkan pesanan dalam jumlah banyak di acara-acara besar. Vina menjelaskan, ada banyak pejabat yang biasanya akan menghadiahkan tamunya dengan sesuatu yang spesial, terlebih lagi jika tamu tersebut datang dari luar negeri. Nah, disinilah produk Vina berperan penting karena mencerminkan ciri khas motif Indonesia pada setiap desain perhiasannya.
Sedikit tips dari Vina untuk mendapatkan customer dari kalangan pejabat adalah dengan sering-sering mengikuti program pelatihan UMKM dari pemerintah. Hal ini karena para pejabat Indonesia kini sudah mulai percaya dengan kualitas produk buatan Indonesia sehingga lebih bangga dalam memakainya.
“Saya sih sering bilang ke para ibu pejabat, mbok kalau ingin kirim hampers atau parsel tuh jangan melulu dari supermarket, coba sesekali dari produk UMKM biar nggak monoton. Kan banyak tuh kemasan UMKM zaman sekarang yang sudah bagus-bagus. Paling nggak di setiap hampers tuh ada 1-2 produk UMKM saja sudah lumayan,” ujar Vina. Terbukti, hal ini cukup mendongkrak minat kantor pemerintahan terhadap produk-produk lokal Indonesia.
Berwisata untuk Mencari Inspirasi Pengembangan Produk
Sahabat Wirausaha, saat sedang jalan-jalan bersama keluarga, coba sesekali perhatikan sekeliling kita. Kira-kira, hal apa di sekitar kita yang bisa dijadikan inspirasi untuk pertumbuhan bisnis kita? Dengan begitu, sepulangnya dari liburan panjang, kita siap untuk kembali ke pekerjaan kita dengan ide yang fresh dan dapat menghasilkan uang kembali. Nah, cara ini yang diadopsi oleh Vina dan suaminya ketika berwisata ke setiap daerah di Indonesia, misalnya ke Lampung dan Palembang.
“Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke Lampung dan Palembang lalu memperhatikan ciri khas budaya mereka. Kalau di Lampung, mereka punya kain Tapis, sedangkan di Palembang ada kain songket. Nah, setiap sudut dan motifnya saya ambil dan saya jadikan desain pada perhiasan, mbak. Jadi kelihatan sekali motif khas Indonesianya pada perhiasan kami.” Jelas Vina penuh semangat.
Inspirasi Vina tidak hanya dari kedua kota tersebut, tapi juga dari daerah-daerah lainnya, seperti Yogyakarta dengan motif kain parang yang dimilikinya, Bali dengan motif khas kotak hitam putih, dan masih banyak lagi.
Bekerja dari Hati
Percaya nggak percaya, orang yang mencintai apa yang dilakukannya bisa dilihat dari kualitas hasil pekerjaannya. Hal ini juga berlaku jika kita memutuskan untuk berbisnis. “Saya dan suami itu memang suka sama hal yang seperti ini mbak, jadi kita tidak asal buat perhiasan, tapi kita buat tema tertentu sehingga setiap produk memiliki cerita uniknya tersendiri. Mungkin karena saya dan suami bekerja pakai hati kali ya, jadi konsumen ikut terbawa dengan perasaan itu,” papar Vina.
Sahabat Wirausaha, memiliki skill storytelling memang cukup penting dalam berbisnis, karena nantinya kita akan menceritakan keunikan produk kita pada konsumen. Dengan bekal inilah, produk Vina sering sold out bahkan sebelum diunggah ke media sosial, karena pelanggan selalu menanti-nanti produk terbaru dari E & G Jewellery.
Tidak Perlu Perang Harga dengan Kompetitor
Mungkin, Sahabat Wirausaha khawatir produk kita tidak akan laku jika dijual terlalu mahal. Apalagi jika kompetitor ternyata menjual jauh lebih murah ketimbang kita. Namun, selama kita yakin produk yang kita jual berkualitas, jangan pernah takut dan tidak perlu perang harga dengan kompetitor.
Prinsip seperti ini yang diyakini oleh Vina dan suaminya dalam menjual perhiasan di E & G Jewellery. Bagi mereka, pembeli yang benar-benar menghargai sebuah karya tidak akan pernah menawar harga, apalagi minta diskon. Penikmat seni akan membayar berapapun jika sudah terlanjur jatuh cinta dengan karya tersebut dan sudah memahami nilai seninya.
“Ada nih teman-teman saya di Kediri yang juga ‘bermain’ tembaga seperti saya, mereka sudah klaim bahwa produk saya mahal mahal. Awalnya saya marah ketika dibilang seperti itu, takut nggak laku. Tapi, setelah konsultasi dengan para mentor bisnis, saya belajar untuk tutup telinga dan tutup mata dengan apa kata orang, agar saya bisa fokus untuk mengembangkan perhiasan saya. Nyatanya, toh tetap laris juga,” ujar Vina.
Terakhir, Vina berpesan kepada seluruh UMKM yang sedang merintis bisnisnya untuk jangan sering-sering mengeluh jika menghadapi kesulitan. Teruslah aktif mencari solusi dari para ahli dan juga teman bisnis yang sudah berpengalaman.
Nah, itu tadi segelintir kisah Vina dalam membangun bisnisnya di E & G Jewellery. Semoga dengan membaca cerita inspirasi ini, kita bisa mengambil teknik-teknik tertentu yang cocok diaplikasikan ke dalam bisnis kita. Selamat mencoba!
Referensi :
Wawancara langsung dengan Vina, founder dan owner E & G Jewellery selama bulan Desember 2022.
Katalog UKM JagoWAn E & G Jewellery