Ciri-Ciri Investasi Bodong - Sahabat Wirausaha tahukah kamu? Investasi merupakan salah satu cara yang umum digunakan oleh masyarakat untuk mengembangkan kekayaan dan memperoleh keuntungan finansial. Namun, di tengah perkembangan pasar keuangan yang dinamis, masyarakat sering kali terjebak dalam penawaran investasi yang tidak jelas dan berpotensi merugikan, yang dikenal dengan istilah investasi bodong. 

Investasi bodong sering kali menjanjikan imbal hasil tinggi dalam waktu singkat tanpa risiko yang sesungguhnya, namun pada kenyataannya berujung pada kerugian yang besar bagi para investor. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami ciri-ciri investasi bodong agar dapat menghindari jebakan tersebut. Berikut ciri-ciri investasi bodong:

1. Imbal Hasil yang Tidak Masuk Akal

Salah satu ciri-ciri investasi bodong adalah imbal hasil yang terlalu tinggi dan tidak masuk akal dibandingkan dengan investasi yang sejenis di pasar yang sah. Para pelaku investasi bodong sering kali menawarkan imbal hasil yang jauh di atas rata-rata pasar tanpa mempertimbangkan risiko yang sesungguhnya.

Misalnya, sebuah investasi yang menjanjikan imbal hasil tetap 20% per bulan, sedangkan investasi sejenis di pasar yang sah hanya memberikan imbal hasil sekitar 5-10% per tahun. Imbal hasil yang tidak masuk akal seperti ini seharusnya menjadi peringatan bagi para investor untuk lebih berhati-hati dalam mengevaluasi investasi tersebut.

Baca Juga: Mengenal Berbagai Instrumen Investasi Untuk UMKM: Reksadana, Obligasi, Properti, Deposito

2. Skema Piramida atau Ponzi

Investasi bodong sering kali menggunakan skema piramida atau ponzi untuk menarik investor baru dan membayar investor lama. Skema ini membutuhkan aliran terus-menerus dari dana baru untuk memenuhi kewajiban pembayaran kepada investor yang sudah ada. Ketika aliran dana baru mulai menurun atau tidak mencukupi, skema ini akan runtuh dan banyak investor akan kehilangan seluruh investasi mereka. 

Sahabat Wirausaha, para pelaku skema ini sering menggunakan berbagai cara untuk menyembunyikan fakta bahwa dana yang diinvestasikan hanya digunakan untuk membayar investor yang sudah ada. Hal ini bisa mencakup penyajian laporan keuangan palsu atau tidak jelas, serta mengadopsi gaya hidup mewah untuk memberikan kesan palsu tentang kesuksesan investasi mereka kepada calon investor.

3. Tidak Terdaftar atau Tidak Diawasi oleh Otoritas yang Berwenang

Investasi bodong biasanya tidak terdaftar dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pelaku investasi bodong seringkali mencoba menghindari pengawasan pemerintah karena mereka beroperasi secara ilegal. Hal ini menempatkan investor dalam risiko yang tinggi karena mereka tidak dilindungi oleh undang-undang atau regulasi yang ada jika terjadi masalah atau penipuan.

Investor harus selalu waspada terhadap investasi yang tidak memiliki izin atau registrasi resmi dari otoritas yang berwenang. Tanpa pengawasan yang tepat, investor tidak memiliki jaminan atas keamanan dana mereka. Penting untuk memastikan bahwa perusahaan investasi memiliki lisensi yang sah dan telah mematuhi semua regulasi yang berlaku.

4. Informasi Tidak Transparan

Pelaku investasi bodong cenderung menyembunyikan atau menyajikan informasi dengan cara yang tidak jelas, sehingga sulit bagi investor untuk memahami secara tepat bagaimana investasi tersebut beroperasi dan tingkat risiko yang terlibat. Ketidakjelasan dalam penyajian informasi ini dapat menjadi tanda bahwa investasi tersebut tidaklah legit dan mungkin hanya merupakan upaya untuk menarik dana investor tanpa memberikan manfaat yang sesuai.

Ketidaktransparanan juga dapat muncul dalam pelaporan keuangan dan kinerja investasi. Banyak investasi bodong menggunakan laporan keuangan palsu atau manipulatif untuk menciptakan ilusi keberhasilan dan memikat investor. Tanpa akses yang jelas dan terperinci terhadap informasi keuangan yang sah, investor sulit untuk menilai risiko sebenarnya dari investasi tersebut.

Baca Juga: 7 Hal yang Harus Disampaikan Saat Presentasi Untuk Gaet Calon Investor

Penting bagi investor untuk selalu meminta informasi yang jelas dan transparan tentang investasi yang mereka pertimbangkan, serta melakukan penelitian independen untuk memastikan keabsahan informasi yang diberikan oleh pihak yang menawarkan investasi. Dengan cara ini, investor dapat menghindari jebakan investasi bodong yang dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.

5. Tekanan untuk Segera Berinvestasi

Mereka mungkin menggunakan berbagai strategi persuasif seperti menjanjikan kesempatan terbatas atau keuntungan eksklusif yang hanya tersedia untuk waktu yang singkat. Tekanan ini bertujuan untuk memanfaatkan ketidaktahuan atau ketidaksabaran investor, membuat mereka merasa bahwa mereka akan kehilangan kesempatan besar jika tidak segera berinvestasi. 

Tekanan untuk segera berinvestasi juga dapat diiringi dengan taktik penjualan agresif yang menekankan pada emosi dan keinginan untuk memperoleh keuntungan. Mereka menciptakan persepsi bahwa investasi tersebut adalah peluang yang tidak boleh dilewatkan. Dalam situasi seperti ini, investor sering kali merasa terdorong untuk mengambil keputusan impulsif tanpa mempertimbangkan secara rasional risiko dan manfaat dari investasi yang ditawarkan.

Oleh karena itu, penting bagi investor untuk tetap tenang dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan investasi. Lebih baik melakukan penelitian yang komprehensif dan berkonsultasi dengan ahli keuangan independen sebelum melakukan investasi apa pun.

6. Tidak Ada Transaksi yang Jelas atau Produk yang Tidak Nyata

Pelaku investasi bodong seringkali menawarkan skema investasi yang mengklaim menggunakan model bisnis yang rumit atau teknologi canggih, tetapi pada kenyataannya, tidak ada produk nyata atau layanan yang ditawarkan. Mereka mungkin menggunakan istilah-istilah yang menarik atau kompleks untuk menutupi fakta bahwa tidak ada kegiatan bisnis yang sebenarnya berlangsung. 

Pelaku skema ini mungkin mengklaim bahwa dana tersebut diinvestasikan dalam bisnis atau proyek tertentu, tetapi pada kenyataannya, uang tersebut hanya berputar-putar di antara investor tanpa menciptakan nilai tambah yang sebenarnya. Dengan melakukan penelitian yang cermat dan skeptis terhadap klaim yang tidak masuk akal, investor dapat menghindari jebakan investasi bodong yang dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar.

Baca Juga: 5 Tips Atasi Kecemasan Saat Presentasi di Hadapan Calon Investor


Trik Hindari Investasi Bodong

Menghindari investasi bodong merupakan langkah penting bagi setiap individu yang ingin melindungi kekayaan dan menghindari kerugian finansial yang besar. Investasi bodong seringkali menjanjikan keuntungan yang tidak realistis atau tidak masuk akal, dan dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi para investor. Untuk menghindari jebakan investasi bodong, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Penelitian Mendalam

Penting untuk melakukan penelitian mendalam sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Ini melibatkan pemeriksaan latar belakang perusahaan atau individu yang menawarkan investasi, seperti: reputasi, pengalaman, dan lisensi mereka. Pastikan mereka terdaftar dan diawasi oleh otoritas yang berwenang.

2. Waspadai Janji Keuntungan yang Tidak Realistis

Investasi yang menjanjikan imbal hasil yang terlalu tinggi dalam waktu singkat seringkali merupakan tanda bahaya investasi bodong. Seiring dengan itu, penting juga untuk memahami bahwa investasi yang menghasilkan keuntungan tinggi juga melibatkan risiko yang lebih tinggi. Investor harus mengadopsi pendekatan yang realistis dan hati-hati dalam mengevaluasi potensi imbal hasil dan risiko dari suatu investasi.

3. Transparansi Informasi

Pastikan bahwa semua informasi terkait dengan investasi tersebut tersedia secara jelas dan transparan. Seperti laporan keuangan, prospek investasi, struktur investasi, biaya dan komisi, serta segala jenis risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Jika ada ketidakjelasan atau informasi yang disembunyikan, investor harus waspada dan mungkin lebih baik untuk menghindari investasi tersebut.

4. Hati-hati dengan Tekanan untuk Segera Berinvestasi

Mereka mungkin menggunakan teknik persuasif seperti menjanjikan kesempatan terbatas atau keuntungan eksklusif untuk menarik investor. Investor harus waspada terhadap taktik ini dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan investasi. Selain itu kita juga harus mengambil waktu untuk mempelajari dengan seksama investasi yang ditawarkan dan mempertimbangkan risiko dan manfaatnya dengan cermat.

5. Tinjau Produk atau Layanan yang Ditawarkan

Pastikan bahwa investasi tersebut memiliki produk atau layanan yang nyata, dan bahwa model bisnisnya masuk akal. Hindari investasi yang hanya berdasarkan pada aliran dana baru tanpa adanya produk atau layanan yang sebenarnya.

Baca Juga: Kriteria Company Profile yang Perlu Kamu Tahu Biar Sukses Gaet Investor

6. Konsultasi dengan Ahli Keuangan

Jika Sahabat Wirausaha masih ragu atau tidak yakin tentang suatu investasi, konsultasikan dengan ahli keuangan independen atau penasihat investasi untuk mendapatkan saran yang tepat. 

Sahabat Wirausaha, dengan mengikuti langkah-langkah ini dan tetap waspada terhadap ciri-ciri investasi bodong. Investor dapat menghindari jebakan dan melindungi dana kita dari risiko kerugian finansial yang tidak perlu, dan mengambil langkah yang lebih aman dalam mengelola kekayaan yang kita miliki.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi:

  1. https://glints.com/id/lowongan/ciri-investasi-bodong/
  2. https://sahabat.pegadaian.co.id/artikel/investasi/ketahui-ciri-investasi-bodong-dan-cara-mewaspadainya
  3. https://www.ocbc.id/id/article/2023/08/10/cara-menghindari-investasi-bodong