Mengenal Berbagai Instrumen Investasi – Sebagai UMKM, kita perlu cermat dalam mengelola keuangan usaha. Salah satunya dapat dilakukan dengan berinvestasi pada berbagai instrumen. Namun, terkadang kita masih bingung mengenai instrumen investasi apa saja yang cocok bagi UMKM dan sesuai dengan profil risiko kita. Disinilah kita akan membahas hal tersebut secara mendalam yang akan membantu kita dalam menentukan instrumen investasi yang tepat.
Sudut Pandang dalam Berinvestasi
Sebelum memulai investasi, penting untuk memiliki tujuan keuangan yang jelas dan terukur. Tujuan ini dapat mencakup persiapan pensiun, membeli rumah, pendidikan anak-anak, atau mencapai kebebasan finansial. Sehingga perlu kita pahami apakah tujuan kita berinvestasi merupakan tujuan jangka panjang atau jangka pendek.
Namun, perlu diperhatikan juga bahwa berinvestasi memiliki resiko yang berbeda-beda sesuai dengan instrumen investasi yang telah tersedia. Dengan menetapkan tujuan yang spesifik, kita dapat merancang strategi investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kita.
Baca Juga: 7 Hal yang Harus Disampaikan Saat Presentasi Untuk Gaet Calon Investor
Mengenal Berbagai Instrumen Investasi yang Cocok untuk UMKM
Tujuan investasi dan profil resiko akan berbeda bagi setiap orang, tapi kali ini kita akan berfokus pada tujuan investasi jangka panjang dengan profil resiko rendah hingga menengah. Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa aman dan manajemen keuangan kita tidak akan mengganggu keuangan usaha yang kita miliki. Berikut beberapa instrumen investasi yang cocok bagi UMKM:
1. Reksa Dana
Reksa dana merupakan suatu mekanisme investasi dengan menghimpun dana masyarakat secara kolektif yang akan dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi. Terdapat berbagai produk investasi di dalam reksa dana mulai dari reksa dana pasar uang, obligasi, saham, dan lainnya. Reksa dana sangat cocok bagi kita yang memiliki tujuan jangka panjang. Terdapat berbagai kelebihan dan kekurangan dari instrumen reksa dana, yaitu:
a. Kelebihan Reksa Dana
-
Dikelola oleh Profesional
Reksa dana dikelola oleh manajer investasi profesional yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam memilih investasi yang tepat. Dengan hal ini, kita tidak perlu memiliki pengetahuan dan waktu untuk menganalisis instrumen investasi sendiri.
-
Investasi dalam Jumlah Kecil
Reksa dana memungkinkan kita untuk memulai berinvestasi dengan jumlah yang relatif kecil. Telah terdapat platform investasi reksa dana di Indonesia, diantaranya dapat memulai untuk memulai investasi hanya dengan Rp. 100.000 sehingga sangat cocok bagi pemula yang ingin memulai investasi dengan modal terbatas.
-
Tingkat Likuiditas yang Tinggi
Mayoritas reksa dana memiliki likuiditas yang tinggi, artinya kita dapat dengan mudah membeli atau menjual unit reksa dana yang kita miliki kapan pun diperlukan, tanpa adanya pembatasan jangka waktu tertentu.
Baca Juga: 5 Tips Atasi Kecemasan Saat Presentasi di Hadapan Calon Investor
b. Kekurangan Reksa Dana
-
Terbatasnya Kontrol
Pada dasarnya kita sebagai investor tetap memiliki kepemilikan atas unit reksa dana yang telah kita beli, namun kita tidak memiliki kendali langsung atas pengelolaan portofolio investasi. Keputusan investasi sepenuhnya dipegang oleh manajer investasi. Kita hanya memiliki kendali kapan harus membeli dan menjual unit reksadana yang kita miliki
-
Kinerja Tergantung pada Manajer Investasi
Kinerja reksa dana sangat bergantung pada kemampuan dan keputusan manajer investasi. Jika manajer investasi gagal menghasilkan hasil yang diharapkan, maka kinerja reksa dana tersebut cenderung akan turun dan kita tidak memiliki kendali untuk memitigasi penurunan yang lebih jauh lagi.
c. Simulasi Keuntungan yang Didapat Melalui Reksa Dana
Apabila kita memilih reksa dana sebagai instrumen investasi dan telah memiliki uang untuk diinvestasikan sebesar Rp. 10.000.000. Lalu, kita memilih reksa dana pendapatan tetap dengan imbal hasil konsisten sebesar 6,5% / tahun. Maka setelah satu tahun kita akan mendapatkan imbal hasil sebesar Rp.650.000. Sehingga total dana kita saat itu akan menjadi Rp. 10.650.000 tanpa memikirkan dan selalu memantau prosesnya.
2. Obligasi
Obligasi adalah instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh pemerintah atau korporasi. Dalam hal ini, investor yang membeli obligasi memberikan pinjaman kepada penerbit obligasi untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan pembayaran berupa bunga atau kupon secara berkala dan pengembalian pokok saat jatuh tempo. Obligasi biasanya jatuh tempo dalam waktu yang cukup lama sehingga sangat cocok bagi kita yang ingin berinvestasi jangka panjang. Terdapat berbagai kelebihan dan kekurangan dari instrumen reksa dana, yaitu:
a. Kelebihan Obligasi
-
Pendapatan Tetap
Kelebihan utama obligasi adalah penerbit obligasi dalam hal ini pemerintah akan memberikan pendapatan tetap dalam bentuk pembayaran bunga atau kupon dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, pada masa jatuh tempo penerbit obligasi harus mengembalikan nilai nominal obligasi dan juga kita akan menerima pembayaran bunga terakhir.
-
Keterjaminan dan Prediktabilitas
Obligasi dianggap sebagai instrumen investasi yang relatif aman karena telah dijamin oleh penerbit obligasi, biasanya Pemerintah. Selama sebuah negara tetap berdiri dan terjadi perputaran ekonomi yang sehat, obligasi akan tetap terjamin untuk dibayarkan oleh pemerintah. Selain itu, pembayaran bunga obligasi yang terjadwal membuat aliran kas dari investasi ini lebih dapat diprediksi.
Baca Juga: 7 Cara Membangun Usaha Kos-Kosan, Cocok untuk Investasi!
b. Kekurangan Obligasi
-
Risiko Kredit
Salah satu risiko utama dalam berinvestasi di obligasi adalah risiko kredit, yaitu kemungkinan bahwa penerbit obligasi tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran bunga atau pokok obligasi. Risiko ini lebih tinggi dalam obligasi korporasi daripada obligasi pemerintah.
-
Risiko Suku Bunga
Obligasi masih memiliki mekanisme pasar, sehingga suku bunga dapat mengalami naik dan turun. Risiko ini bisa menjadi masalah terutama jika investor perlu menjual obligasi mereka sebelum jatuh tempo.
-
Tingkat Likuiditas yang Rendah
Pada dasarnya, beberapa jenis obligasi memiliki tingkat likuiditas yang rendah, artinya sulit untuk menjual obligasi sebelum jatuh tempo dengan harga yang wajar. Ini bisa menjadi masalah jika kita sebagai investor membutuhkan akses cepat untuk mendapatkan dananya kembali.
c. Simulasi Keuntungan yang Didapat Melalui Obligasi
Asumsikan bahwa kita membeli obligasi pada 1 Januari 2022 dengan nilai investasi sebesar Rp. 10.000.000 dengan bunga sebesar 8,375% dan jatuh tempo pada 15 Maret 2024, maka masa investasi kita adalah sekitar 2 tahun dan 2 bulan. Maka perhitungannya sebagai berikut:
-
Perhitungan Pembayaran Bunga Tahunan:
Bunga tahunan = 10.000.000 × 8,375% = Rp. 837.500
-
Menghitung Total Pendapatan Bunga selama Masa Investasi:
Masa investasi = 2 tahun + 2 bulan = 2,1667 tahun
Total pendapatan bunga = 837.500 × 2,1667 = Rp. 1.814.167
-
Menghitung Total Keuntungan Keseluruhan:
Total keuntungan keseluruhan = Total pendapatan bunga + Pengembalian pokok
Total keuntungan keseluruhan = Rp. 1.814.167 + Rp. 10.000.000 = Rp. 11.814.167
Baca Juga: YCAB Foundation : Mengentaskan Kemiskinan Lewat Pembinaan Ultra Mikro
3. Properti
Investasi properti merupakan proses membeli, memiliki, mengelola, hingga menjual kembali dengan tujuan mendapatkan pengembalian investasi dan keuntungan. Properti yang diinvestasikan dapat berupa rumah, apartemen, gedung komersial, tanah, atau properti lainnya. investasi properti merupakan investasi yang populer karena potensi pengembalian yang tinggi dan kemampuannya untuk menyediakan sumber pendapatan pasif.
a. Kelebihan Properti
-
Pendapatan Pasif
Kita dapat menyewakan properti yang kita miliki sehingga akan mendapatkan pendapatan pasif setiap bulannya dan juga akan meminimalisir biaya pemeliharaan atas properti tersebut.
-
Pertumbuhan Nilai Aset
Nilai properti cenderung meningkat seiring waktu. Kenaikan tersebut terjadi seiring dengan berkembangnya lingkungan sekitar atau lokasi properti yang kita miliki di daerah strategis.
-
Diversifikasi Portofolio
Properti dapat menjadi strategi diversifikasi portofolio atas kepemilikan saham atau obligasi yang kita miliki karena properti cenderung tidak mengikuti harga pasar saham dan obligasi.
b. Kekurangan Properti
-
Biaya Investasi Awal yang Tinggi
Investasi properti cenderung harus memiliki dana investasi yang tinggi karena harus menyiapkan dana untuk pembelian properti, renovasi, dan perbaikan sebelum dapat disewa atau dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.
-
Likuiditas yang Rendah
Properti memiliki tingkat likuiditas yang rendah, artinya sulit untuk menjualnya dalam waktu cepat jika kita memerlukan dana dalam waktu yang singkat.
-
Biaya Pemeliharaan dan Perawatan
Kita sebagai pemilik properti masih bertanggung jawab atas biaya-biaya pemeliharaan dan perawatan atas properti yang kita miliki.
Baca Juga: 7 Hal yang Harus Ada di Company Profile Bisnismu, Agar Mudah Promosi ke Klien
c. Simulasi Break Even Point (BEP) Properti
Asumsikan bahwa kita telah membeli rumah seharga Rp. 500.000.000, dengan biaya renovasi Rp. 100.000.000, dan biaya pajak Rp. 5.000.000/tahun. Kita ingin BEP dalam 10 tahun, maka perhitungannya berikut ini:
-
Perhitungan Break Even Point (BEP) Properti
Total Investasi Awal = Harga beli rumah + biaya renovasi
= Rp. 500.000.000 + Rp. 100.000.000 = Rp. 600.000.000
Total Biaya tahunan selama 10 tahun = Rp. 5.000.000 x 10 = Rp. 50.000.000
BEP = Total investasi awal + Total biaya tahunan selama 10 tahun
BEP = Rp. 600.000.000 + Rp. 50.000.000 = Rp. 650.000.000
BEP = Rp. 650.000.000 / 10 Tahun = Rp. 65.000.000
Dengan demikian, untuk mencapai BEP dalam waktu 10 tahun, rumah harus disewakan sebesar 65 juta per tahunnya (650 juta / 10 tahun). Namun, penting untuk diingat bahwa ini hanyalah perkiraan sederhana dan tidak memperhitungkan faktor-faktor seperti kenaikan harga properti atau biaya tambahan yang mungkin timbul.
4. Deposito
Deposito adalah instrumen investasi yang umum dipilih di mana kita menempatkan dana kita di bank dalam jangka waktu tertentu dengan tingkat bunga yang telah ditentukan. Ini merupakan bentuk investasi yang relatif aman dan memberikan pendapatan tetap kepada investor. Deposito biasanya memiliki rentang waktu yang cukup pendek karena kurang dari satu tahun, sehingga cocok untuk kamu yang memiliki visi investasi jangka pendek. Adapun kelebihan dan kekurangan deposito adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan Deposito
-
Perlindungan Modal
Deposito dianggap sebagai instrumen investasi yang paling aman karena menawarkan perlindungan modal yang kuat. Hal ini dikarenakan dana yang diinvestasikan dalam deposito biasanya diasuransikan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang akan menjamin simpanan nasabah hingga Rp 2 Milyar.
-
Tingkat Likuiditas yang dapat Dikontrol
Deposito memiliki tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan dan kita dapat memilih tanggal jatuh tempo yang kita inginkan. Meskipun tidak secepat uang tunai, deposito masih lebih likuid daripada beberapa investasi lainnya seperti properti atau investasi dalam saham tertentu.
Baca Juga: UMKM Wajib Tahu! Inilah Plus Minus Membangun Bisnis Dengan Pinjaman
b. Kekurangan Deposito
-
Potensi Keuntungan Investasi yang Rendah
Tingkat bunga deposito cenderung lebih rendah daripada instrumen investasi yang kita bahas sebelumnya. Ini tentu saja dapat mengurangi potensi pertumbuhan modal jangka panjang bagi kita sebagai investor.
-
Terbatasnya Pertumbuhan Modal
Deposito tidak menawarkan potensi pertumbuhan modal yang signifikan karena pendapatan yang dihasilkan biasanya lebih rendah daripada tingkat inflasi, yang berarti nilai uang kita dapat berkurang dari waktu ke waktu.
-
Potensi Mendapatkan Penalti
Meskipun deposito memiliki likuiditas yang terkontrol, kita mungkin dikenakan penalti jika kita menarik dana sebelum tanggal jatuh tempo. Ini tentu saja dapat mengurangi fleksibilitas keuangan dan menghambat akses cepat terhadap kebutuhan dana di masa mendatang.
Dengan demikian, pemilihan instrumen investasi yang tepat memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai karakteristik, kelebihan, dan kekurangan dari setiap instrumen investasi Dengan pendekatan yang teliti dan berdasarkan informasi yang komprehensif, kita dapat mengoptimalkan portofolio investasi untuk mencapai pertumbuhan dan perlindungan modal yang maksimal.
Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Refrensi:
Jenis-Jenis Investasi yang Populer di Indonesia | HSBC