Apa yang ada di pikiran Sahabat Wirausaha ketika melihat suatu barang bekas? Apakah hanya masa bodoh dengan barang bekas, atau barang bekas tidak bisa digunakan lagi dan hanya bisa dibuang, atau berpikir bahwa mungkin ada potensi nilai jual jika diolah kembali menjadi bentuk yang berbeda?
Nah, kalimat yang terakhir menjadi langkah awal bagi seorang laki-laki bernama lengkap Muhammad Rizki Wahyu Azmy, dalam membangun bisnis kerajinan dari kayu jati Belanda bekas yang bernilai jual tinggi. Penasaran bukan dengan kisahnya? Yuk, simak perjalanan bisnis Blawood Craft di bawah ini!
Perjalanan Awal Blawood Craft
Blawood Craft telah berdiri sejak tahun 2017. Saat itu, Rizki masih duduk dibangku kuliah semester akhir. Selama menjalani proses skripsi, ia mencoba membuat kerajinan tangan dari kayu cemara di waktu luang. “Waktu itu, kebetulan di rumah ada kayu cemara yang menurut saya itu menarik. Terus kayu itu saya potong berbentuk slice dan saya gunakan untuk bidang transfer foto,” kisah Rizki.
Baca Juga: Tips Memulai Usaha Dagang atau Toko Online
Kerajinan tangan pertamanya berupa gantungan kunci kayu yang terdapat foto di dalamnya. Kemudian ia mencoba menjualnya kepada teman-teman kuliahnya dengan harga 5 ribu rupiah. Ia mendapat respon yang baik karena teman-temannya menyukai kerajinan tangan yang ia buat dan setelah itu ia pun menerima banyak pesanan.
Alasan Kayu Jati Belanda Menjadi Bahan Baku Utama Kerajinan
Setelah mendapat respon yang baik, Rizki menjadi semakin tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang kerajinan kayu. Ia kemudian mencoba mencari informasi di internet dan ia mendapatkan informasi bahwa ternyata foto bisa dipindahkan alias disablon ke berbagai macam media jenis kayu, salah satunya kayu jati Belanda. “Saya memilih kayu jati Belanda karena jati Belanda itu memiliki serat yang bagus, dan warnanya juga cerah. Sehingga foto akan terlihat sangat jelas”, ungkap Rizki.
Selain itu, Rizki juga mengungkapkan bahwa kayu jati Belanda juga banyak digunakan dalam peti kemas atau palet pengiriman logistik barang, sehingga banyak kayu jati Belanda bekas yang tidak terpakai lagi. Menurutnya kayu jati Belanda tersebut masih dapat digunakan kembali. Beruntungnya, ia dapat membeli kayu jati Belanda bekas dengan harga murah. “Meskipun kayu bekas, tapi setelah diolah hasilnya tidak jauh berbeda dengan kayu baru,” tambahnya.
Rizki juga menceritakan bahwa dirinya membeli kayu jati Belanda dari luar kota karena di Blora sendiri belum ada yang menjual dan juga belum ada pengrajin kayu jati Belanda.
Baca Juga: Peluang Pasar: Furniture
Mengembangkan Bisnis Dengan Diversifikasi Produk
Nah, dari cuplikan wawancara di atas, Sahabat Wirausaha sudah tahu bagaimana cerita awal berdirinya Blawood Craft. Kini Rizki juga telah memiliki 2 karyawan. Pada awalnya, ia juga hanya memiliki varian produk seperti gantungan kunci, pajangan meja, dan jam dinding. Tidak disangka, jam dinding kayu justru memiliki banyak sekali peminat, mulai dari teman sendiri hingga konsumen baru yang didapat setelah ia memasarkan produk melalui media sosial.
Produk jam dinding kayu tadi juga terbilang unik, lho! Pasalnya jam dinding tersebut terdapat sebuah foto di samping jarum jam. Itulah sebabnya banyak sekali yang memesan jam dinding kayu tersebut untuk kado ulang tahun, pernikahan, perpisahan, dan sebagainya.
Sumber gambar : Muhammad Rizki Wahyu Azmy
Dalam upayanya mengembangkan bisnis, ternyata Rizki juga melakukan diversifikasi produk dengan menawarkan kerajinan kayu custom, artinya kerajinan tersebut akan dibuat sesuai dengan permintaan konsumen. Upaya tersebut membuahkan hasil karena banyak pelanggan yang memesan produknya. Ada yang memesan rak sepatu, meja bar, meja cafe, kursi cafe, rak dinding gantung, dan segala macam home decor. Termasuk juga pigura foto 2D, 3D, pigura double glass. Bahkan kini, Rizki juga merambah produk wedding, seperti kotak cincin, kotak hantaran dengan tutup akrilik, kotak uang, dan lain-lain.
Baca Juga: Tips Melakukan Riset Pasar Bagi UMKM
Strategi custom ini merupakan bagian dari tagline atau jargon yang dibangun sejak awal, yang mana mengutamakan kebutuhan dan keinginan pelanggan. “Tagline kami adalah Custom Wood with your Mood. Jadi customer bisa custom atau pesan berbagai produk sesuai kebutuhan dan keinginan dengan bahan dasar kayu jati belanda,” tutur Rizki.
Menangkap Peluang Di Masa Pandemi
Dalam ceritanya, Rizki turut mengungkapkan keadaan bisnisnya di masa pandemi COVID-19. Awal pandemi menjadi titik terberat bagi Blawood Craft, di mana selama beberapa bulan belum ada satu pun pelanggan yang membeli. “Pandemi 2 bulan pertama saya tidak mendapat pesanan sama sekali. Di bulan berikutnya hanya dapat 1 orderan, itu pun hanya pembelian bahan baku kayu mentahan saja,” ungkap Rizki.
Namun, ia tetap optimis dan terus berusaha sampai akhirnya ia menangkap sebuah peluang. Larangan mengadakan pesta pernikahan atau acara tertentu saat pandemi menjadi peluang emas bagi Blawood Craft untuk menawarkan kerajinan kayu custom sebagai hadiah atau kado. Jadi meskipun pesta atau acaranya dilarang, bukan tidak mungkin kita tidak bisa memberikan kado. Nah, peluang itulah yang Rizki dapatkan sehingga ia mulai menawarkan produknya di media sosial.
Baca Juga: Peluang Pasar : Membangun Usaha Jasa Rutin Pendukung Kehidupan
Usaha yang Rizki lakukan ternyata disambut baik oleh pelanggan. Sehingga orderan meningkat, bahkan e-commerce yang tadinya belum ada pembeli, mendadak dilirik orang. “Setelah itu mulai terjadi pergerakan orderan, pesanan masuk dan terus meningkat, Shopee yang sebelumnya belum pernah mendapat pesanan juga mulai ada peningkatan,” tuturnya.
Nah, berbicara konsumen, ternyata produk dari Blawood Craft ini sudah sampai kemana-kemana,lho. Meskipun Rizki mengungkapkan bahwa dirinya masih memfokuskan produknya di Blora, Jawa Tengah. Namun, permintaan yang datang dari Shopee membuat produknya banyak diminati sampai ke luar negeri. “Untuk Shopee sudah pernah kirim ke seluruh pulau di Indonesia, dan beberapa negara seperti Vietnam,” ungkapnya.
Terus Belajar Dan Tidak Menyerah
Suksesnya proses perjalanan Blawood Craft ternyata tak lepas dari pelatihan-pelatihan yang dengan rajin diikuti Rizky. Hal ini mampu menambah ilmu dan wawasannya dalam berbisnis. Kemudian apa yang ia pelajari ia terapkan pada bisnisnya. Rizky selalu memegang teguh apa yang diyakininya, bahwa kunci bisnis bertahan adalah terus belajar, fokus dan tidak menyerah. Dan pesan itu juga yang ingin disampaikan pada Sahabat Wirausaha yang sedang berusaha mengembangkan bisnis.
Baca Juga: Pentingnya Kontrak Pengadaan Bahan Baku Bagi UMKM
“Intinya fokus dan tekun, fokus ke satu hal yang ingin dikembangkan, dan ditekuni. Jika ada kegagalan jangan mudah beralih ke hal lain, tetap fokus dan perbaiki kesalahan yang ada,” terangnya. Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa dirinya ingin bisa mengikuti bazar atau pameran, namun masih terkendala dengan produk yang akan dipamerkan. Hal ini karena Blawood Craft belum memiliki produk yang ready alias masih fokus pada pemesanan by order.
Namun harapan besar masih terbentang luas di depan. Rizki berharap bahwa Blawood Craft bisa terus dikenal di masyarakat Blora dan sekitarnya. Dan ia juga berharap bahwa kedepannya ia bisa memiliki toko offline atau galeri di lokasi yang strategis.
Nah, bagaimana Sahabat Wirausaha, menarik sekali bukan ceritanya? Itu tadi perjalanan bisnis dari Blawood Craft. Semoga cerita di atas dapat menginspirasi kita semua, ya! Tetap semangat dan sampai ketemu di cerita inspirasi berikutnya!
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.
Narasumber : Muhammad Rizki Wahyu Azmy (Founder Blawood Craft)
Katalog di website ukmjagowan.id : Blawood Craft