Sumber gambar : Empuls
Sahabat Wirausaha kita pasti setuju jika tingkat pergantian atau keluar masuknya karyawan pada sebuah perusahaan akan berpengaruh pada kinerja dan produktivitas bisnis. Pergantian atau keluar masuknya karyawan pada sebuah institusi menjadi fenomena penting. Dampak yang dihasilkan pun bisa jadi positif atau malah sebaliknya negatif.
Nah, tingkat pergantian atau perpindahan karyawan pada sebuah perusahaan tersebut biasa disebut sebagai Accession Rate atau Attrition Rate (AR). Semakin tinggi AR menandakan bahwa banyak karyawan yang memilih untuk resign dari perusahaan dari waktu ke waktu. Dalam bisnis, tingkat AR akan memberikan gambaran kepada pengusaha seberapa bagus sebuah perusahaan dalam memperhatikan kenyamanan karyawannya. Oleh karena itu, dengan memahami AR bisa membantu perusahaan dalam mempertahankan karyawan terbaiknya.
Baca Juga: Cara Tepat Menerima Kritik dan Saran dari Karyawan
Lalu, bagaimana cara menghitung AR pada sebuah perusahaan?
AR= Jumlah Karyawan Keluar Periode Sekarang/Total Karyawan Periode Sebelumnya
Dengan nilai AR yang tinggi menjelaskan bahwa dalam perusahaan terdapat banyak karyawan yang merasa tidak cocok dan memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut. Namun, sebelum terjadinya Accession Rate akan ditandai dengan munculnya Turnover Intentions. Turnover Intention merupakan keinginan untuk berpindah, namun belum sampai ke tahap realisasi pindah kerja ke tempat kerja lainnya. Studi lebih lanjut dapat dibaca pada link berikut Jurnal Bisnis.
Baca Juga: Ragam Jenis Endorser Dalam Pemasaran Digital
Biasanya nilai turnover intentions ditunjukkan dalam persentase yang mencakup jangka waktu tertentu. Berikut cara untuk menghitung Turnover Intention"
Jumlah Karyawan Keluar Periode Sekarang/Total Karyawan Periode Sebelumnya x 100%
Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki tenaga kerja rata-rata per bulan yaitu 100 orang, dengan jumlah karyawan keluar sebanyak 5 orang (accession). Maka perhitungan accession rate adalah 5/100 x 100% = 5%. Oleh karena itu, tingkat replacement biasanya akan sama dengan tingkat accession yaitu sebesar 5%.
Baca Juga: Cerita Inspirasi Bosteak
Kemudian angka turnover rate tersebut bisa dibandingkan antara satu periode dengan periode sebelumnya. Dengan mengetahui nilai turnover rate karyawan pada sebuah perusahaan dapat menjadi indikator ataupun bukti bahwa sistem kerja di perusahaan sudah sesuai atau belum dengan yang dibutuhkan oleh karyawan. Nilai turnover rate karyawan yang meningkat daripada periode sebelumnya menandakan bahwa perusahaan perlu memperbaiki sistem kerja selama ini. Bisa jadi banyak faktor yang menimbulkan Turnover Intention terjadi, diantaranya adalah keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Berikut beberapa indikasi terjadinya Turnover Intention:
1. Meningkatnya Absensi Karyawan
Karyawan yang memiliki keinginan untuk berpindah kerja biasanya akan ditandai dengan menurunnya tingkat kehadiran pada saat jam kerja. Hal tersebut tentu akan berpengaruh pada tingkat tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaannya.
2. Menurunnya Kinerja Karyawan
Tingkat produktivitas kerja pada karyawan yang sudah berkeinginan berpindah kerja akan semakin menurun. Hal ini ditandai dengan perilaku karyawan yang mulai malas-malasan dalam mengerjakan tugasnya.
3. Meningkatnya Pelanggaran Tata Tertib Kerja
Karyawan yang sudah tidak memiliki keinginan bekerja pada suatu perusahaan biasanya akan lebih berani dalam melakukan pelanggaran tata tertib, seperti meninggalkan tempat kerja ketika waktu kerja sedang berlangsung maupun bentuk pelanggaran lainnya.
4. Meningkatnya Tingkat Protes Terhadap Atasan
elakukan protes terhadap atasan bisa menjadi dampak dari adanya keinginan untuk keluar dari perusahaan. Materi protes yang biasanya dikemukakan adalah berhubungan dengan balas jasa atau aturan lain yang tidak sejalan dengan keinginan karyawan.
Penyebab Terjadinya Accession Rate
Berikut beberapa penyebab terjadinya Accession Rate (continu):
1. Tingkat stress pekerjaan
Banyaknya tugas yang diemban oleh seorang karyawan akan berpengaruh pada tingkat stress karyawan tersebut. Semakin tinggi jabatan atau posisi di perusahaan biasanya akan berbanding lurus dengan beban tanggung jawab dan disertai meningkatnya tingkat stress.
2. Besaran Gaji
Banyak perusahaan yang menginginkan performa perusahaan bagus namun mengabaikan pada kesejahteraan karyawannya. Pada akhirnya situasi seperti ini berdampak pada jumlah pekerjaan yang ditanggung oleh karyawan lebih banyak dibanding dengan benefit yang diterima oleh karyawan tersebut, seperti gaji atau tunjangan. Tidak sedikit pula karyawan yang justru memegang dua atau lebih pekerjaan di luar tanggung jawabnya.
Baca Juga: Peluang Pasar Usaha yang Memberdayakan Perempuan
3. Apresiasi dari Perusahaan
Merasa dihargai merupakan naluri dasar yang diinginkan seseorang terutama oleh karyawan pada sebuah perusahaan. Bisa dikatakan bahwa pemberian apresiasi atas kinerja karyawan pada perusahaan adalah usaha termurah perusahaan untuk mendapatkan dampak lebih besar pada performa perusahaan. Namun, masih banyak juga perusahaan yang malah mengabaikan hal sepele tersebut.
4. Fasilitas Pengembangan Karyawan
Tidak ada seorang pun yang menginginkan stuck pada sebuah kondisi maupun posisi. Dengan menyediakan jenjang karir maupun pengembangan kompetensi kepada karyawan bisa menjadi alasan karyawan untuk tetap bertahan pada sebuah perusahaan.
5. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang sehat akan membuat karyawan merasa nyaman dalam mengerjakan tugasnya pada perusahaan. Namun, sebaliknya, jika lingkungan kerja tidak nyaman atau bisa jadi toxic environment justru malah akan membuat karyawan tidak betah dan memutuskan untuk keluar dari pekerjaan.
Baca Juga: Cerita Inspirasi Citramata
Dampak yang dihasilkan terjadinya Accession Rate:
- Butuh biaya tambahan untuk penarikan karyawan seperti biaya seleksi dan training karyawan baru
- Tingkat error pada karyawan baru cenderung lebih tinggi
- Memakan waktu untuk hiring karyawan baru
- Adanya penundaan kinerja perusahaan pada saat perekrutan
Nah, Sahabat Wirausaha itulah pemaparan dari Accession Rate beserta faktor-faktor yang terkait dengannya. Meskipun banyak sekali penyebab yang membuat Accession Rate terjadi, namun sahabat bisa mencegahnya dengan memperbaiki sistem pengelolaan karyawan dengan lebih efektif dan efisien. Selain itu, ada juga beberapa hal yang bisa mengurangi turnover intentions seperti membuat kegiatan pengembangan SDM, pemberian tunjangan insentif, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan sebagainya.