Keberadaan jumlah stok barang akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha. Khususnya pada perusahaan yang melibatkan produksi barang atau manufaktur.
Namun, dalam praktiknya masih ada pengusaha yang kesulitan dalam mengelola persediaan mereka baik untuk dijual maupun sebagai bahan baku produksi. Kemudian, bagaimana cara untuk mengelola persediaan barang yang baik dan benar pada sebuah perusahaan? Berikut penjelasannya.
Pentingnya Mengelola Stock Barang Untuk Arus Kas
Arus kas dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi perputaran uang keluar dan masuk yang dimiliki perusahaan. Arus kas keluar bisa berupa biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Sedangkan arus kas masuk ini biasanya berasal dari penjualan produk atau penjualan aset perusahaan. Untuk itu, perlu adanya pengelolaan stock barang yang baik & benar untuk memudahkan dalam mengontrol persediaan.
Sumber: Indonesiana.
Faktor Kesalahan Pengelolaan Stok Barang
Sumber: Jojonomic
Dalam pengelolaan stock barang sangat diperlukan kesabaran dan ketelitian. Pasalnya, dalam mencatat persediaan akan membutuhkan waktu dan cukup melelahkan. Apalagi jika perusahaan yang skalanya lebih besar, biasanya akan melibatkan persediaan yang banyak dengan jenis yang beragam.
Baca Juga: Mengoptimalkan Keuntungan dengan Pengelolaan Stok yang Tepat
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terhadap pengelolaan persediaan barang adalah sebagai berikut:
1. Tentukan Metode Pengelolaan Barang Sesuai dengan Jenis Bisnis
Dalam mencatat stok barang, ada dua metode pencatatan persediaan yang biasa digunakan oleh perusahaan, yaitu:
- Metode FIFO (First In First Out)
FIFO merupakan metode yang dipakai dalam manajemen persediaan barang untuk mendahulukan stok lama dikeluarkan dari tempat penyimpanan daripada stok yang baru. Metode ini biasa digunakan pada perusahaan yang memiliki masa kadaluarsa pada produknya, seperti makanan, kosmetik, obat-obatan, dll.
- Metode LIFO (Last In First Out)
LIFO merupakan manajemen stock lainnya yag memiliki konsep mendahulukan stock baru untuk dikeluarkan daripada stock yang lama. Biasanya metode ini digunakan pada perusahaan dengan produk apparel atau produk fashion lainnya.
Pada dunia fashion, mode yang dipakai di masayarakat mengalami perubahan yang cukup cepat. Sehingga apabila model baru tidak segera dikeluarkan, bisa jadi model tersebut akan usang dan sudah tidak lagi diminati di masyarakat. Hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap penentuan harga jual
Baca Juga: Meneropong Masa Depan Rantai Pasok Melalui Pemanfaatan Teknologi
2. Pencatatan Barang Tidak Sesuai
Pada saat pencatatan, seharusnya barang dihitung dan dicatat sedetail mungkin. Apalagi jika perusahaan yang memiliki produk dengan beragam jenis dan warna. Namun, kebanyakan pengusaha tidak mau terlalu ambil pusing dalam menghitung jumlah stock yang ada. Jadi, pencatatan yang dilakukan pun hanya sebatas garis besarnya saja.
3. Sistem Persediaan Tidak Jelas
Idealnya, dalam setiap divisi perusahaan memiliki standar atau sistem dalam pengelolaannya, termasuk pada divisi gudang untuk pengelolaan barang. Namun, tidak dipungkiri jika masih sedikit sekali pengusaha yang menerapkan sistem yang jelas dan teratur. Sehingga, ketidakjelasan sistem membuat pergerakan stock barang pun menjadi tidak terkendali.
4. Kontrol Persediaan Sangat Terbatas
Faktor lainnya yang bisa menyebabkan kesalahan dalam stock barang adalah minimnya monitoring dalam pengelolaannya. Jumlah persediaan barang biasanya akan terus bergerak setiap harinya. Untuk itu, jika pergerakan ini tidak terus dikontrol dan dibiarkan maka akan mempengaruhi pada pencatatan persediaan.
Tips Pengelolaan Stock Barang
Sumber: mmproperty
Setelah mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi terhadap pencatatan dan laporan persediaan, selanjutnya tinggal melakukan antisipasi untuk meminimalisir kesalahan. Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan dalam pengelolaan persediaan barang.
Baca Juga: Tips Memilih Sumber Peer-to-Peer lending untuk Mendukung Rantai Pasok dan Arus Kas
Sumber: Kumparan
Sebelum melakukan pencatatan persediaan, sebaiknya membuat daftar stock terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam mengelompokkan persediaan barang yang sejenis dalam melakukan stock opname. Stock Opname merupakan pencatatan stock secara berkala dan biasanya dilakukan pada saat tutup buku dalam satu periode laporan keuangan.
Dengan demikian, pembuatan daftar stock juga akan membantu mempersingkat waktu dalam pencatatan dan perhitungan jumlah stock yang tersedia di gudang penyimpanan. Semakin rinci dalam pencatatan maka akan semakin jelas informasi yang didapatkan.
2. Membuat Kode Barang
Menentukan kode pada masing-masing barang atau produk akan lebih mempermudah dalam pengecekan persediaan. Dengan demikian, proses identifikasi barang akan lebih cepat dan lebih akurat.
Baca
Juga: Mempersiapkan Kemasan (Packaging) Untuk Memenuhi Standar Ekspor
Cara ini juga sudah banyak digunakan oleh banyak perusahaan besar yang memiliki jumlah stock yang lebih banyak dan beragam. Pemberian kode pada setiap barang akan membantu memberikan informasi yang lebih spesifik dan otomatis dalam waktu singkat.
3. Memisahkan Stock Barang
Jumlah stock yang masuk dan keluar dalam satu periode akan terus mengalami pergerakan setiap harinya. Namun, apabila produk yang memiliki masa kadaluarsa tidak terkontrol, bisa jadi produk lama akan lebih lama tersimpan di gudang dan tidak terjual. Akhirnya produk yang seharusnya keluar malah rusak dan terbuang begitu saja. Untuk itu perlu adanya pemisahan stock barang lama dengan yang baru.
4. Monitoring Stock Sebelum Masuk Gudang
Ada hal lain yang juga sama pentingnya dalam pengelolaan persediaan barang yaitu monitoring. Dalam proses monitoring persediaan barang, kegiatan yang dilakukan adalah mengecek kembali kualitas produk sebelum disimpan di gudang. Terutama barang yang mudah sekali rusak dan memiliki masa kadaluarsa yang singkat.
Baca Juga: 10 Tipe Inovasi Bisnis yang Perlu Dilakukan
Tujuannya adalah untuk menjaga kualitas persediaan produk lainnya yang sama-sama tersimpan di gudang. Dengan demikian, kemungkinan barang yang tercampur pun akan lebih kecil.
5. Membuat Perencanaan Stock
Selain itu, bagian penyimpanan produk juga sebaiknya memiliki perencanaan dalam mengelola persediaan. Dengan kata lain, perusahaan membuat perkiraan terhadap jumlah barang yang akan keluar masuk berdasarkan riwayat perputaran stock sebelumnya. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan kapasitas yang bisa dilakukan oleh perusahaan dalam pengelolaan persediaan.
Misalnya hal yang perlu dipertimbangkan adalah jumlah penjualan pada periode sebelumnya memerlukan barang sebanyak seribu item. Maka, perencanaan untuk periode selanjutnya adalah sebanyak itu juga.
Namun, di samping itu juga perlu mempertimbangkan kapasitas tempat penyimpanan perusahaan. Jangan sampai perencanaan tersebut malah membuat barang yang sudah diproduksi tidak bisa tersimpan dengan baik.
Demikian penjelasan mengenai pengelolaan stock barang pada perusahaan. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan persediaan barang. Walau bagaimanapun, perlakuan dalam mengelola persediaan barang akan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Hal tersebut tergantung dari jenis dan aktivitas yang dilakukan dalam usahanya. Namun, dengan pemaparan di atas semoga bisa membantu perusahaan dalam mengelola persediaan barangnya dengan lebih baik. Semoga bermanfaat!
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk
bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan
komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.