Jika sobat UKM akrab dengan merk Ayam Goreng Nelongso, selamat! Maka sobat UKM adalah salah satu pencinta ayam dan bebek goreng serta sambal bawang khas racikan dari Mas Nanang dengan nama akun di instagramnya @nananganakbaik.

Sambal ayam goreng nelongso termasuk sambal dengan tingkat kepedasan luar biasa dan bikin nagih! Selain harganya yang murah dengan porsi yang mengenyangkan, Ayam Goreng Nelongso juga menghadirkan cita rasa ayam dan bebeknya yang khas, tak mudah terlupakan.


Mengenal Ayam Goreng Nelongso

Pertama kali mencicipi Ayam Goreng Nelongso milik Mas Nanang yang berdomisili di Kota Malang ini adalah ketika saya masih kuliah. Masih dalam rangka menghemat pengeluaran untuk makan salah satunya.

Ayam Goreng Nelongso saat itu menjadi salah satu makanan jujukan kami para mahasiswa yang lapar tapi menaruh minat pada makanan murah yang enak. Wajar jika akhirnya Ayam Goreng Nelongso menjadi pilihan kami. Selain karena harganya yang murah, ayam goreng Nelongso juga punya rasa yang enak sekali!

Baca juga: Pola Struktur Organisasi bagi UMKM

Ayang goreng legendaris ini tidak hanya menjadi idolanya anak kos, tapi juga menjadi idolanya bapak-bapak dan ibu-ibu yang suka hemat soal urusan makan. Target pasar mereka jelas : pembeli menengah dan menengah ke bawah. Meskipun begitu, rasanya tidak kalah jauh dengan sajian ayam goreng di restoran mahal.

Namun, siapa sangka dibalik kesuksesan Mas Nanang yang sudah memiliki lebih dari 71 cabang di seluruh Indonesia ini ada kisah pilu yang dialami oleh Sang Owner. Sebagaimana kata pepatah, tak ada hasil yang mengkhianati usaha. Begitulah yang terjadi pada Mas Nanang. Kini, kerja kerasnya telah membuahkan hasil yang menggembirakan.

C:\Users\Jihan\Downloads\ayam-goreng-nelongso2.jpg


Mengenal Mas Nanang, Owner Rendah Hati dan Pantang Menyerah

Mas Nanang adalah anak tunggal yang lahir di tengah keterbatasan ekonomi. Meski begitu, Mas Nanang dibebaskan untuk bermimpi oleh kedua orangtuanya. Apapun impiannya, orangtua Mas Nanang akan mendukungnya.

Termasuk ketika Mas Nanang ingin kuliah saat itu. Padahal kondisi perekonomian keluarga tengah terbatas. Namun karena impiannya ingin menuntut ilmu hingga sarjana itulah, akhirnya pria kelahiran Probolinggo tersebut hijrah ke Malang dan menuntut ilmu di sana dengan berbekal tekad yang bulat dapat mengubah nasibnya dan juga keluarganya.

Kuliah di Malang pun dilakoninya sambil bekerja sebagai loper koran di perempatan Dinoyo. Bagi sobat UKM yang tinggal di Kota Malang tentu tahu ya betapa ramainya perempatan Dinoyo dari dulu hingga kini.

Baca juga: Visi dan Misi

Namun Mas Nanang tak pernah merasa malu sedikitpun. Kuliah semester pertama sudah jualan loper koran. Lagian, ngapain malu sih? Kan halal.

Bahkan ketika ada saudaranya yang tidak sengaja bertemu dengan Mas Nanang pun, sang saudara enggan menyapa. Kalau perlu putar balik agar tidak bertatap muka dengan mas Nanang. Semata karena mereka malu punya saudara seorang loper koran.


Dari Loper Koran Menuju Owner Rumah Makan

Dasar Mas Nanang yang punya jiwa tangguh, tak sedikitpun ia malu maupun berkecil hati. Ia tidak punya waktu untuk itu. Tekadnya yang kuat dan keluwesannya dalam bekerja membawa Mas Nanang menjadi agen loper koran pada akhirnya. Hingga ia memiliki banyak kios yang ujung-ujungnya banyak digusur oleh satpol PP.

Lalu Mas Nanang berpindah bisnis untuk membuka toko komputer, dan pernah beberapa kali memenangkan tender di Pemerintahan Daerah. Namun lagi-lagi toko komputer pun tidak bertahan lama. Mas Nanang juga sempat beberapa kali membangun bisnisnya kembali yang diakhiri dengan kebangkrutan.

Baca Juga: Cara UMKM Menetapkan Target Usaha

C:\Users\Jihan\Downloads\nnnn.jpg

foto : instagram.com/nanang_anakbaik

Apakah kemudian Mas Nanang menyerah? Tentu saja tidak! Jika menyerah, tentu Mas Nanang tidak akan sampai di titik ini. Mas Nanang menemukan kesempatan lainnya yang mungkin jauh dari impiannya selama ini. Mas Nanang akhirnya masuk ke dunia perbankan. Menjadi pegawai sebuah bank dengan gaji yang sudah pasti setiap bulannya.

Namun, menjadi pegawai ternyata tidak membuat Mas Nanang puas. Akhirnya beliau berhenti dan memutuskan untuk belajar bisnis besi tua bersama pamannya. Sambil belajar dan menabung sedikit demi sedikit, Mas Nanang pun akhirnya membuka bisnis besi tua itu sendiri sambil mempersiapkan pernikahannya dengan gadis yang baru ditemuinya selama satu bulan saja.

Prosesnya pun sangat cepat. Sejak perkenalan menuju pernikahan, Mas Nanang dan istrinya hanya butuh waktu satu bulan saja. Gentle banget ya? Mas Nanang dan istrinya memilih untuk terus berkomitmen dengan cinta mereka karena diberi waktu berapapun tidak akan cukup untuk mengenal pasangan kita.

Baca Juga: Menentukan Unique Selling Proposition

Setelah menikah, Mas Nanang juga diterpa begitu banyak ujian. Bisnis plastiknya yang bangkrut, hilangnya pekerjaan, menumpuknya hutang-hutang (baik dari bank sampai rentenir). Jumlah pinjaman Mas Nanang saat itu sekitar 1,5 Milliar. Bukan jumlah yang sedikit tentu saja. Mas Nanang harus merelakan banyak hal dalam hidupnya, termasuk rumah.

Bahkan Mas Nanang dan istri pernah menginap dari pom bensin satu ke pom bensin lain. Hidup tak tentu arah karena hutang yang menumpuk sebab gagalnya bisnis yang dirintis. Mas Nanang lagi-lagi tak gentar dan terus berpikir bagaimana ia harus memulai usaha lagi dari nol.

Bahkan di saat titik terendah pun, Mas Nanang masih tetap optimis dengan potensi yang dimilikinya. Menyewa rumah sekaligus warung yang di dalamnya sudah ada gerobak, kompor, wajan penggorengan, dan lain sebagainya seolah menuntun Mas Nanang pada usaha kuliner.

Apakah Mas Nanang bisa masak? Tentu saja tidak.

Baca Juga: Tips Melakukan Riset Pasar Bagi UMKM

“Alhamdulillah lidah saya ini normal. Kalau nyicip masakan di tempat makan, pasti tempat makan itu rame. Berarti selera saya juga disukai oleh banyak orang. Saya memang ngga bisa masak, tapi saya bisa nyicip masakan.” Begitu kata beliau dalam sesi wawancara di channel Youtube Pecah Telur.

Luar biasa bukan? Mas Nanang selalu fokus pada kelebihan yang dimilikinya, kemudian mengembangkan potensi tersebut hingga bisa menjadi cuan. Saya pikir, karena tekad dan ndablegnya mas Nanang inilah akhirnya beliau bisa berhasil.

Berawal dari jual ayam goreng dan bebek goreng di gerobak sambil antar jemput istri yang memutuskan untuk bekerja, mas Nanang pun akhirnya menemukan jalan menuju kesuksesannya hingga saat ini.

Meskipun sempat akan diusir lagi dari kontrakannya karena akan dibangun ruko di tanah tersebut, namun mas Nanang justru bertekad akan membeli tanah di tempat itu bagaimanapun caranya.

Siapa sangka warung ayam dan bebek goreng Mas Nanang ramai dan diminati banyak orang? Akhirnya usahanya bersama istri pun membuahkan hasil. Mas Nanang berhasil membeli ruko pertama kalinya dengan harga sekian Miliar tanpa ditawar. Karena Mas Nanang ingat, di sanalah ia merintis usahanya menjual ayam dan bebek goreng. Berlelah-lelah dengan istrinya yang luar biasa.

Baca Juga: Membedah Penggunaan Analisis SWOT pada UKM

Tak ada lagi kepayahan, kesedihan, serta kesakitan. Semuanya terbayar tuntas ketika kita berhasil meraih impian. Tentu saja butuh waktu yang tidak sebentar. Rintisan usaha mereka diterpa banyak badai dan kerikil. Mulai dari gangguan dari kompetitor, hingga peristiwa terbakarnya salah satu outlet terbaik yang dimiliki Mas Nanang saat itu.

Ayam goreng nelongso yang cabangnya sudah mulai berdiri tegak di beberapa titik, harus merelakan satu cabang habis dilalap api. Habis tak bersisa kecuali neon box ayam goreng nelongso yang menjadi icon keberuntungan.

Bukannya menyerah dan menutup gerai yang membuatnya rugi besar itu, namun Mas Nanang justru merombaknya, merenovasi dan bangkit lagi dari keterpurukan. Kebakaran yang begitu besar itu bahkan sempat diberitakan di media masa nasional. Lalu siapa yang tidak kenal dengan Ayam Goreng Nelongso kemudian?

Jadi meskipun rugi, Mas Nanang mengambil pelajaran dari situ. Kini, ia tak usah mengeluarkan biaya marketing untuk memasarkan produknya itu. Tanpa itu semua, kini Ayam Goreng Nelongso sudah terkenal.

Baca Juga: Mengumpulkan Data Untuk Inovasi Bisnis Kuliner

C:\Users\Jihan\Downloads\yeniisna.jpg

Mas Nanang dan Keluarganya (source : instagram.com/yeniisna)

Kini, banyak yang menanyakan resep ayam goreng nelongso. Padahal menu ayam goreng nelongso ya itu-itu saja. Apa sih rahasia resepnya? Cabangnya pun tidak hanya di Malang, tapi juga ada ayam goreng nelongso Surabaya hingga Depok. Resepnya ya tetap saja rahasia sobat UKM! Hehe..

Yuk temukan apa yang unik dari bisnis kita dan pikirkan juga ada berapa banyak orang yang terbantu karena bisnis yang kita bangun? Itu semua akan menjadi value yang bisa terus kita pertahankan meski jatuh berkali-kali kemudian.

Baca Juga: Jenis-jenis Promosi Paling Pas Untuk Bisnis Kuliner

Semoga cerita Mas Nanang ini bisa menginspirasi kita semua ya! Bahwa tak ada kesuksesan yang dibangun dalam satu malam. Semua butuh ilmu, kerja keras dan mental pantang menyerah agar bisa meraih apa yang kita impikan.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi :

Youtube/pecahtelur