Sumber Foto: pixabay.com
Bagi Sahabat Wirausaha yang memiliki mimpi besar dengan menciptakan perusahaan rintisan sekelas unicorn, bisa melihat sejarah perusahaan ternama tanah air seperti Traveloka, Gojek, Tokopedia, sampai Buka Lapak.
Alasannya karena ketiga korporasi tersebut masuk dalam kategori unicorn dunia saat ini. Mereka ada yang bergerak dibidang jasa pemesanan tiket pesawat dan hotel, angkutan jasa ojek, hingga marketplace, yang jelas-jelas tak pernah jauh dari hiruk pikuknya dunia teknologi. Untuk mengenal lebih dalam lagi dengan apa itu unicorn, berikut penjabarannya singkatnya.
Apa itu Unicorn?
Sebelum lebih dekat dengan unicorn, ada baiknya Sahabat Wirausaha mengenal apa itu startup. Sesuai dengan namanya, startup sendiri dapat disebut sebagai perusahaan rintisan yang masuk dalam fase pengembangan dalam menentukan pasar yang tepat.
Baca Juga: Apa itu Lean Start-up?
Dalam startup sendiri dapat dijabarkan lagi menjadi unicorn, decacorn, dan terakhir hectocorn. Untuk unicorn merupakan tingkatan startup paling rendah jika dibandingkan dengan dua startup lainnya. Sebuah perusahaan yang masuk dalam kategori unicorn ketika memiliki nilai valuasi 1 miliar USD atau setara dengan Rp14,1 triliun.
Ketika unicorn ini terus bertumbuh lalu berkembangan pesat hingga mampu menembus valuasi perusahaan menjadi 10 miliar USD atau Rp100 triliun, dia dianggap sudah naik level lalu dapat disebut sebagai decacorn. Berlaku juga untuk kriteria selanjutnya ketika decacorn mampu meraih valuasi sebesar 100 miliar USD atau Rp 1.410 triliunan otomatis akan naik kelas lagi menjadi hectocorn.
Baca Juga: Seluk Beluk Analisa Peluang Pasar di Tokopedia
Mengenal Sejarah Unicorn
Sebutan unicorn diciptakan pertama kali oleh founder dari Cowboy Ventures Aileen Lee dalam artikelnya yang berjudul: Selamat datang di Klub Unicorn: Belajar dari Startup Miliar Dolar. Sebutan itu tercetus setelah mengetahui jika sangat sedikit startup perangkat lunak yang memiliki kekayaan hingga 1 miliar USD tahun 2000.
Dia mengatakan startup dengan capaian tersebut amat langka sehingga jika pun menemukannya sama sulitnya dengan menemukan penampakan wujud unicorn di dunia nyata. Alasannya karena hanya 0.07 persen startup yang pernah meraih capaian tersebut. Satu dari sekian banyak unicorn yang pertama tumbuh adalah Alphabet yang kemudian mengganti namanya menjadi Google.
Baca Juga: Mengenal Apa itu Google Adsense?
Perusahaan mesin pencari ini disebutkannya merupakan super-unicorn yang kemudian kiprahnya diikuti oleh Facebook. Setelah Lee menghebohkan dunia dengan tulisannya, lama kelamaan istilah unicorn menjadi booming dikalangan masyarakat dunia. Biasanya, penyebutan unicorn banyak dipakai pada perusahaan rintisan untuk sektor teknologi, seluler, dan teknologi informasi.
Baca Juga: Ragam Jenis Endorser Dalam Pemasaran Digital
Setidaknya hingga tahun 2020 sudah lebih dari 600 unicorn hadir di seluruh dunia. Meskipun nilai unicorn dihargai dengan capaian 1 miliar USD, nyatanya selama di lapangan ujung-ujungnya hanya bermuara pada prediksi jangka panjang alias uang bukanlah segalanya. Hal itu karena masih banyak unicorn dunia sama sekali belum menghasilkan keuntungan ketika pertama kali berdiri.
Baca Juga: Optimalisasi Facebook untuk UMKM melalui Facebook Ads
Kesimpulannya, tak ada salahnya Sahabat Wirausaha bermimpi menciptakan perusahaan sekelas unicorn. Meskipun untuk mendapatkan title tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Yang jelas, unicorn Tanah Air seperti BukaLapak, Gojek, hingga Traveloka memiliki pembeda dan kelebihan tersendiri yang tak dimiliki perusahaan manapun.
Referensi:
- https://indonesiabaik.id/infografis/kenali-perbeda...
- https://www.investopedia.com/terms/u/unicorn.asp