Gambar diambil dari https://cdn2.hubspot.net/

Bagaimana caranya saya ingin mengetahui tingkat balik dari modal yang saya setor ke bisnis? Anda bisa mengetahuinya dari rasio ROE. Dalam artikel ini, kita dapat memahami tentang bagaimana cara menghitung dan menganalisa ROE. Return on Equity (ROE) adalah suatu indicator yang mengukur performa keuangan yang didapat dari perbandingan antara Penghasilan Bersih (Net Income) terhadap Ekuitas (Shareholders’ Equity).

Baca Juga: Apa itu Gross Profit Margin Ratio?


Apa itu ROE?

Return on Equity (ROE) adalah suatu indicator yang mengukur performa keuangan yang didapat dari perbandingan antara Penghasilan Bersih (Net Income) terhadap Ekuitas (Shareholders’ Equity). Dikarenakan Ekuitas adalah sama dengan nilai Aset dikurangi Kewajiban, maka ROE bisa dianggap sebagai rasio profit terhadap Aset bersih. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memakai Aset untuk menghasilkan profit.

Baca Juga: Tips Membaca Laporan Laba Rugi Bagi UMKM


Bagaimana cara menghitung ROE?

ROE ditunjukkan dalam persentase dari perbandingan antara Penghasilan Bersih terhadap Ekuitas. Rasio ini dapat dikalkulasikan pada perusahaan jika Penghasilan Bersih dan Ekuitas adalah keduanya positif. Penghasilan Bersih diambil dari Laporan Laba Rugi, sedangkan Ekuitas diambil dari Neraca Keuangan. Berikut adalah formulanya.


Bagaimana menganalisa ROE?

Baik atau buruknya ROE adalah tergantung dari industrinya. Contohnya, industri manufaktur yang memiliki nilai Aset dan Kewajiban yang besar memiliki ROE yang kecil. Sedangkan industri retail yang memiliki nilai Aset dan Kewajiban yang kecil memiliki ROE yang lebih besar. Maka dari itu, bandingkanlah ROE dengan kompetitor di industri yang sama. ROE yang baik adalah yang memiliki nilai yang sama atau diatas kompetitor tersebut.

Pertumbuhan bisnis yang baik juga dapat diestimasi ketika ROE lebih tinggi dibandingkan kompetitor. Jadi, ROE bisa menjadi dasar untuk projeksi pertumbuhan bisnis. Untuk lebih mengetahui berapa tingkat projeksi pertumbuhan bisnis, dipercaya bahwa ini dapat digambarkan dengan mengalikan angka ROE dengan persentase Laba Ditahan.

Baca Juga: Apa itu Price Earning Ratio?

Tingginya ROE belum tentu menentukan baiknya performa bisnis. Tingginya rasio ROE bisa jadi dikarenakan Penghasilan Bersih yang sedang dalam performa sangat baik. Akan tetapi, bisa saja tingginya rasio ROE dikarenakan sangat rendahnya nilai Ekuitas, yang mengindikasikan adanya risiko. Oleh karena itu, kita perlu berhati-hari dalam menggunakan tingginya rasio ROE yang bisa diidentifikasikan ke berbagai masalah, seperti dibawah ini.

  • Profit yang tidak konsisten

Masalah ini dapat diindikasikan karena tingginya angka ROE. Contohnya, suatu bisnis mengalami kerugian dalam beberapa periode. Kerugian ini akan mengurangi nilai Ekuitas. Oleh karena itulah, ketika bisnis mengalami keuntungan, maka rasio ROE akan tinggi, sehingga terjadi kesalahan analisa

  • Terlalu banyaknya Kewajiban

Jika perusahaan meminjam dana secara agresif, maka ini dapat meningkatkan ROE. Hal ini dikarenakan makin tinggi nilai Kewajiban, maka makin rendah nilai Ekuitas.

  • Penghasilan Bersih yang Negatif

Jika kedua nilai Penghasilan Bersih dan Ekuitas sama-sama negatif, maka bisa jadi ini dapat dikalkulasikan tingginya rasio ROE. Padahal nilai negatif ini menandakan sangat buruknya performa bisnis.

Baca Juga: Apa itu Payables Turnover?

Dari pembahasan kali ini, ternyata ROE penting untuk dianalisa oleh pelaku UKM dikarenakan dapat memahami efisiensi modal yang disetor oleh pemilik. Namun, perlu diingat bahwa tingginya rasio ROE belum tentu menandakan performa yang baik sehingga perlu analisa yang cermat. Maka dari itu, ROE sendiri tidak cukup untuk menganalisa efisiensi bisnis, sehingga dibutuhkan rasio keuangan lainnya seperti ROA, ROCE, dan lainnya. Jangan khawatir dalam menghitung rasio-rasio keuangan ini karena ukmindonesia.id memiliki beberapa mitra yang dapat membantu UKM dalam hal ini seperti jurnal.id, accurate.id, dan lainnya dengan harga spesial untuk para member ukmindonesia.id

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

Investopedia