Sahabat Wirausaha pasti sudah tidak asing dengan kata “Retail atau Bisnis Retail”. Perlu Sahabat Wirausaha ketahui bahwa bisnis retail ini sangat menjanjikan karena memiliki potensi besar untuk meraup pundi-pundi keuntungan.

Eits, tapi sebelum memulai bisnis ini, ada baiknya Sahabat Wirausaha mengetahui dan memahami apa itu bisnis retail terlebih dahulu. Tentunya agar Sahabat Wirausaha mendapat gambaran harus melakukan apa ke depan. Yuk, langsung saja kita simak artikel ini sampai selesai ya Sahabat Wirausaha, agar informasi yang didapat tidak setengah-setengah.

Baca Juga: Tips Mengelola Stok Barang Untuk Kelancaran Arus Kas


Definisi

Kata retail sendiri berasal dari bahasa Perancis, diambil dari kata retailer yang berarti “memotong menjadi kecil-kecil”. Dan jika diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Indonesia, retail berarti “eceran”.

Lalu bagaimana menurut para ahli? Menurut Berman dan Evans, “retail meliputi kegiatan bisnis yang menjual barang dan jasa kepada konsumen untuk pribadi, keluarga, atau keperluan rumah tangga”.

Sedangkan menurut Kotler, “retail mencakup semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi non bisnis”.

Baca Juga: Grosir (Wholesale)

Berdasarkan pengertian di atas, retail/ritel pada dasarnya merupakan bisnis yang melibatkan penjualan barang atau jasa kepada konsumen dalam jumlah satuan atau eceran.


Fungsi dan Manfaat Bisnis Retail

Beberapa fungsi dan manfaat bisnis retail adalah sebagai berikut :

  1. Ujung tombak pemasaran produk. Dengan adanya pengecer, maka produsen menjadi lebih fokus untuk produksi dan tidak terlalu pusing dengan urusan penjualan.
  2. Memudahkan konsumen memenuhi kebutuhan. Tentu saja! Keberadaan bisnis retail dapat memberikan jaminan kebutuhan harian konsumen dengan sistem pembelian yang mudah, murah, cepat dan mudah diakses.
  3. Promosi Produk Lebih Cepat. Tidak hanya menjual, bisnis retail dapat menjadi sarana promosi sehingga produk baru akan lebih cepat dikenal masyarakat secara luas.
  4. Mengobservasi pasar. Karena berhubungan langsung dengan konsumen, bisnis retail dapat mengobservasi tren pasar, perilaku konsumen dan bahkan feedback (masukan) langsung dari konsumen.

Baca Juga: Meneropong Masa Depan Rantai Pasok Melalui Pemanfaatan Teknologi


Karakteristik Bisnis Retail

Bisnis retail memiliki karakteristik sebagai berikut :

  1. Dijual dalam jumlah satuan
  2. Menyediakan berbagai produk atau jasa
  3. Langsung berhubungan dengan konsumen
  4. Konsumsi pribadi dan bukan untuk dijual kembali

Retail Berbeda dengan Grosiran

‘Apa benar bisnis retail sama dengan bisnis grosiran?’ No, no, no. Bisnis retail itu berbeda dengan bisnis grosiran, lho, Sahabat Wirausaha. Konsumen bisnis retail tidak menjual kembali produk yang telah dibeli, sedangkan konsumen bisnis grosiran, konsumen akan menjual kembali produk yang telah dibeli. Karenanya, harga yang ditawarkan pun sudah pasti akan berbeda antara bisnis retail dan grosiran.


Jenis-jenis Bisnis Retail

Bisnis retail dapat dibedakan berdasarkan skala penjualan, kepemilikan dan teknik pemasaran. Adapun penjelasan lebih detailnya sebagai berikut :

1. Berdasarkan Skala

  • Skala Besar : Menjual barang dalam jumlah besar. Biasanya disebut sebagai modern trade (perdagangan modern) karena bernuansa modern, mulai dari lokasi yang strategis, fitur, teknologi dan pelayanannya. Contohnya supermarket atau department store, seperti Matahari, Ramayana, Hypermart, dan sebagainya.
  • Skala Kecil : Menjual barang dalam jumlah kecil. Biasanya disebut dengan general trade (perdagangan umum) atau tradisional retail. Kategori ini juga terbagi lagi atas ritel kecil berpangkal dan tidak berpangkal. Misalnya untuk yang berpangkal itu seperti minimarket (Alfamart, Indomaret), agen makanan atau sembako, toko sayuran, toko buah segar, bengkel dan sebagainya. Sedangkan contoh ritel tidak berpangkal seperti tukang sayur keliling, roti keliling, dan sebagainya.

Baca Juga: Mengoptimalkan Keuntungan dengan Pengelolaan Stok yang Tepat

2. Berdasarkan Kepemilikan

  • Retail Mandiri : Dimiliki oleh individu atau perorangan. Biasanya dalam skala kecil dan dikerjakan mandiri oleh sang pemilik. Namun tetap bisa mengembangkan usahanya dengan menambah jumlah karyawan, menambah modal usaha dan sebagainya.
  • Franchise/Waralaba : Bisnis ini memungkinkan kita untuk membeli atau menyewa hak untuk menggunakan konsep bisnis orang lain, atau bahkan produk dari brand tertentu. Sehingga Sahabat Wirausaha tidak perlu memperkenalkan produk dari nol karena sudah dikenal masyarakat. Misalnya Sahabat Wirausaha membeli atau menyewa hak dari Ayam Geprek Bensu, Kopi Kenangan, Indomaret, Alfamart, dan sebagainya.
  • Corporate Chain : Kepemilikannya merupakan gabungan dari beberapa individu atau beberapa pemegang saham. Contohnya seperti Matahari Group, Robinson Group, Ramayana Group, dan sebagainya.

3. Teknik Pemasaran

  • Retail Offline : Ini mengharuskan proses transaksi jual-beli berlangsung di tempat atau secara langsung. Biasanya ada strategi pemasaran tertentu untuk menarik pembeli datang, misalnya dengan spanduk, banner, dan sebagainya. Contoh retail offline ini seperti supermarket, minimarket, toko baju, outlet, dan sebagainya
  • Retail Online : Mengandalkan kemajuan teknologi dengan cara berjualan secara online, baik melalui e-commerce (Tokopedia, Shopee, dan sebagainya), media sosial atau pemesanan online yang dikelola secara pribadi. Kategori ini dapat mencakup bisnis makanan, fashion, elektronik dan sebagainya.

Kesimpulan

Nah, gimana nih Sahabat Wirausaha, sudah paham dong ya apa itu bisnis retail? Pada intinya, bisnis retail bisa mencakup apapun jenis barang atau jasa yang akan dijual. Gimana? Tertarik ingin membangun bisnis retail? Tunggu apa lagi? Yuk, bisa yuk!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.