Rebranding – Sahabat Wirausaha, dunia usaha ibarat dua sisi mata uang. Sisi pertama yaitu tentang bagaimana pelaku usaha menampilkan bisnis mereka (baik brand, visi dan misi, produk, maupun harga) kepada konsumen. Sementara itu, sisi lainnya adalah tentang bagaimana cara pandang atau penilaian konsumen terhadap bisnis tersebut. Kedua sisi ini selalu sepaket dan tidak dapat dipisahkan.

Tak bisa dipungkiri bahwa penilaian konsumen terhadap suatu bisnis (baik brand maupun produk), turut mempengaruhi sejauh mana bisnis tersebut dapat bertahan. Bahkan sejumlah perusahaan besar pun hampir gagal bertahan karena adanya penilaian negatif dari konsumen. Lantas, apa yang mereka lakukan untuk tetap bertahan? Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan rebranding. Nah, ingin tahu apa itu rebranding? Apa saja tipsnya? Berikut ulasannya.


Definisi Brand dan Rebranding

Brand (merek) adalah identitas suatu produk yang ditampilkan dalam bentuk nama, simbol, logo, atau desain lainnya. Dengan adanya merek, calon konsumen dapat membedakan suatu produk dengan produk lainnya. Contoh brand untuk produk sepatu misalnya Nike dan Adidas. Brand Nike dikenal dengan logo berbentuk seperti tanda centang [ √ ] sedangkan brand Adidas dikenal dengan logo tiga garis, yang terletak di kedua sisi produk sepatu tersebut.

Sementara itu, rebranding merupakan salah satu strategi pemasaran yang dilakukan dengan cara mengubah nama, simbol, logo, konsep, produk, dan/atau lainnya dengan tujuan untuk menciptakan citra baru atau identitas baru yang dapat diterima oleh masyarakat. Dilansir dari katadata.co.id, salah contoh situs e-commerce yang sukses melakukan rebranding adalah MatahariMall.com, milik Lippo Group.

Baca Juga: Mengapa Branding Penting Untuk Bisnis? Mengenal Manfaat dan Elemen Branding

Pada tahun 2018, MatahariMall.com melakukan rebranding menjadi Matahari.com. Sebelum rebranding, MatahariMall.com berfokus pada penjualan produk dengan konsep omnichannel. Setelah rebranding, bisnis mereka semakin berkembang dengan penjualan produk di bidang fashion secara online dan offline. Proses rebranding yang dilakukan tersebut meliputi perubahan strategi bisnis dengan cara melakukan merger dengan PT. Matahari Department Store.


Perlukah Melakukan Rebranding?

Timbul pertanyaan, mengapa para pelaku bisnis melakukan rebranding? Kira-kira, kapan waktu yang tepat untuk mengambil tindakan tersebut? Rebranding merupakan keputusan yang sangat serius sehingga tentu dibutuhkan alasan dan motivasi yang kuat. Pasalnya, bisnis yang telah berjalan selama periode tertentu akan mengalami banyak perubahan.

Belajar dari pengalaman sejumlah perusahaan-perusahan besar, berikut ini adalah alasan dan motivasi dibalik keputusan rebranding yang mereka lakukan.

1. Cara Pandang Pasar Terhadap Produk Berubah Negatif

Tahukah Sahabat Wirausaha, bahwa perusahaan McDonald’s pernah digugat di pengadilan federal Amerika Serikat oleh delapan orang remaja? Mereka meyakini bahwa produk makanan cepat saji McDonald’s telah membuat mereka mengalami obesitas. 

Meskipun gugatan tersebut sempat dibatalkan, namun Hakim Ketua tetap membuka kemungkinan tuntutan hukum di masa depan. Pasalnya, McDonald's dinilai rentan terhadap tuntutan hukum karena perusahaan tersebut tampaknya kurang jujur mengenai nilai makanan, bahan-bahan yang digunakan, serta  kandungan lemak yang terkandung di dalam produk-produknya.

Kala itu, citra perusahaan McDonald's di mata masyarakat memburuk hingga terjadi penurunan omzet yang cukup signifikan. Peristiwa ini kemudian memotivasi pihak perusahaan untuk melakukan rebranding guna merubah citra buruk tersebut dan berusaha meraih kepercayaan dari masyarakat. Strategi bisnis yang dilakukan adalah rebranding. Rebranding dilakukan dengan cara menambahkan menu sehat seperti menu rendah kalori yang baik untuk diet. Pada daftar menu juga telah disajikan kandungan nutrisi untuk setiap menu seperti jumlah kalori, lemak, karbohidrat, dan protein.

Lantas, apakah strategi rebranding tersebut berhasil? Tentu iya! Hal ini tampak pada peningkatan rasio keuntungan (ROI) McDonald's sekitar 29% sejak strategi rebranding tersebut dilakukan.

2. Permintaan Pasar Terhadap Produk Menurun

Perusahaan teknologi multinasional seperti Apple Inc. juga turut melakukan strategi rebranding untuk produknya. Hal ini dilakukan karena penilaian pasar terhadap produk Apple Inc. tersebut pada saat itu dianggap kaku dan lamban dalam melakukan pengembangan produk. Akibatnya, omzet pun menurun.

Apple Inc. kemudian melakukan strategi rebranding melalui cara merubah desain produk yang sesuai dengan selera pasar serta melakukan penyesuaian harga. Selain itu, di tahun 2020, Apple Inc. juga melakukan rebranding dengan merubah nama sistem OS iOS menjadi iPhone OS. Strategi rebranding tersebut terbukti berhasil, Apple Inc. pun hingga kini masih menjadi market leader dalam industri teknologi.

Baca Juga: Sudah Tahu Belum? Pentingnya Label pada Produk untuk Perkuat Brand dan Tingkatkan Omzet UMKM 

3. Tidak Mampu Bersaing dengan Produk Kompetitor

Strategi rebranding juga pernah dilakukan oleh perusahaan pembuat sepeda motor di Amerika Serikat, Harley-Davidson. Hampir bangkrut di tahun 1985 karena tidak mampu bersaing dengan produk kompetitor, Harley-Davidson pun memutuskan untuk melakukan rebranding dengan cara meningkatkan kualitas produk melalui product improvement. Melalui strategi rebranding, Harley-Davidson berhasil bertahan hingga kini.

Dengan demikian, untuk menjawab pertanyaan ‘kapan waktu yang tepat untuk melakukan rebranding?’, ada beberapa skenario kondisi yang dapat diambil dari ketiga poin di atas yaitu:

  • Saat bisnis Sahabat Wirausaha memperoleh penilaian negatif dari masyarakat.
  • Saat jumlah permintaan produk dan jumlah omzet menurun drastis.
  • Saat bisnis Sahabat Wirausaha tidak bisa berkembang dengan baik.
  • Saat bisnis Sahabat Wirausaha berada di ambang kebangkrutan.

Tips Rebranding Bagi UMKM

Nah, ada beberapa tips bagi Sahabat Wirausaha yang ingin melakukan rebranding. Apa saja? Berikut penjelasannya.

1. Tetap Terhubung dengan Konsumen

Komunikasi adalah kunci untuk membangun hubungan baik dengan konsumen. Agar tetap terhubung dengan konsumen, Sahabat Wirausaha dapat melakukan survei kepuasan pelanggan/konsumen.  Survei tersebut dapat membantu Sahabat Wirausaha untuk mengevaluasi dan mengetahui apa yang diinginkan konsumen, apakah ada perubahan selera konsumen terhadap produk, hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan/atau dikembangkan, serta hal penting lainnya. 

Jika ternyata hasil survei tersebut menunjukkan tingkat kepuasan yang rendah dan muncul penilaian negatif dari konsumen, maka Sahabat Wirausaha dapat mempersiapkan diri untuk melakukan strategi rebranding.

2. Ciptakan Nama atau Simbol Brand Baru yang Bermakna

Pada saat melakukan strategi rebranding untuk nama atau simbol brand, nama yang dipilih tidak bisa sekedar asal-asalan saja. Hal ini karena sebaik-baiknya brand, adalah brand yang dapat mencerminkan nilai-nilai, visi dan misi perusahaan, serta keseluruhan operasi bisnis.

Sebagai contoh, pendiri platform Facebook melakukan rebranding dengan cara mengganti nama ‘Facebook’ menjadi ‘Meta’. Nama ‘Meta’ diambil dari kata ‘Metaverse’ yang merujuk kepada dunia atau ruang virtual, tempat dimana orang-orang bisa membangun komunitas dan melakukan banyak hal.

3. Pahami Tren Baru dan Kebutuhan Pasar

Pada saat melakukan rebranding, Sahabat Wirausaha perlu mengkaji ulang tentang target pasar, memahami tren terkini di kalangan masyarakat, serta menciptakan konsep/produk baru yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini.

Baca Juga: ​Diana Restu, Sukses Bangun Bisnis Fashion dengan Strategi Brand Identity

4. Terapkan Unique Selling Proposition (UPS)

Jika ingin agar konsumen memilih brand baru milik Sahabat Wirausaha ketika dihadapkan pada banyak pilihan, perlu ada proposisi penjualan yang unik (Unique Selling Proposition/UPS). Proposisi penjualan unik inilah yang membedakan produk/penawaran Sahabat Wirausaha dengan produk/penawaran dari pesaing. UPS dapat dilakukan melalui fitur, harga, atau bahkan hal lain yang membuat produk Sahabat Wirausaha lebih keren dari produk pesaing.

5. Lakukan Uji/Evaluasi Pasar

Setelah menerapkan strategi rebranding, Sahabat Wirausaha dapat melakukan uji/evaluasi pasar untuk mengetahui apakah hasil rebranding tersebut dapat diterima dengan baik oleh konsumen atau tidak.

6. Kampanye Pasca Rebranding: Pengenalan Brand/Produk Baru

Sahabat Wirausaha perlu melakukan kampanye setelah proses rebranding dalam rangka memperkenalkan nama/logo brand, produk, atau konsep yang baru diciptakan kepada konsumen. Hal ini bertujuan untuk menginformasikan kepada konsumen, apa saja yang berubah dari brand sebelumnya.

Nah, demikian ulasan mengenai brand dan rebranding beserta tips-tipsnya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sahabat Wirausaha.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini. 

Referensi Web dreambox.ibd, katadata.co.id.