Eps earnings per share text on the wooden block blue background Premium Photo

Sumber: Freepik

Tujuan seorang investor ketika menanamkan sejumlah modal di sebuah perusahaan adalah sudah pasti untuk mendapatkan keuntungan. Akan tetapi, salah satu hal yang penting dan selalu menjadi perhatian para investor adalah penilaian terhadap keamanan investasi yang dapat dilihat dari pertumbuhan suatu perusahaan.

Nah, agar mengetahui pertumbuhan suatu perusahaan, Sahabat Wirausaha dapat melakukannya dengan menghitung nilai antara imbal hasil yang diberikan dengan keseimbangan proporsi utang. Tidak cukup sampai di situ, perusahaan juga harus menghitung nilai Price Earning Ratio (PER) sebagai pertimbangan bagi para investor ketika memutuskan untuk melakukan pembelian terhadap suatu saham tertentu.

Baca Juga: Apa itu Payables Turnover?

Lantas, apa itu rasio harga-pendapatan dalam investasi atau Price Earning Ratio (PER)? Bagaimana cara menghitungnya dengan benar? Sahabat Wirausaha, mari simak pembahasan berikut hingga tuntas ya.


Definisi

Price Earning Ratio (PER) atau yang juga bisa disebut dengan rasio harga-pendapatan adalah nilai perbandingan antara Earning per Share (EPS) dengan Market Price per Share terhadap pertumbuhan penghasilan. Jika peningkatan rasionya diupayakan agar naik, harapannya penghasilan juga secara otomatis akan ikut meningkat.

Adapun kedua faktor yang turut memberikan pengaruh secara langsung terhadap peningkatan maupun penurunan Price Earning Ratio (PER) antara lain pertumbuhan laba serta Dividend Payout Rate. Jika laba meningkat, maka nilai Price Earning Ratio pun semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, jika angka Dividend Payout Rate rendah, maka nilai rasio-harga pendapatan juga ikut turun.

Baca Juga: Inilah Aplikasi Akuntansi yang Membantu UMKM


Cara Menghitung Price Earning Ratio

Dua komponen yang harus ada ketika hendak menghitung nilai rasio-harga pendapatan adalah Earning per Share (EPS) dan harga saham per lembar atau closing price. Kedua komponen tersebut dapat dituangkan dalam kalimat matematika berikut.

PER = Harga Saham per Lembar/Earning Per Share (EPS)

Selain cara di atas, Sahabat Wirausaha juga dapat menggunakan rumus berikut ini.

PER = Closing Price/Earning per Share (EPS)

Baca Juga: Tips Membaca Laporan Neraca Keuangan Bagi UKM

Contohnya, PT Endless dan Azzura Company bergerak di bidang usaha sejenis namun memiliki nilai Earning per Share (EPS) serta harga saham per lembar yang berbeda. Diketahui nilai closing price PT Endless sebesar Rp100.000, sementara itu Azzura Company sebesar Rp 5.500. Kemudian, nilai rasio Earning per Share PT Endless selama 1 tahun adalah Rp5.000, adapun nilai rasio Earning Per Share Azzura Company selama 12 bulan sebesar Rp500.

Berdasarkan rumus yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, maka perhitungan masing-masing nilai Price Earning Ratio (PER) kedua perusahaan tersebut sebagai berikut.

PER PT Endless = Rp100.000Rp5.000 = 20

PER Azzura Company = Rp5.500Rp500 = 11

Baca Juga: Tips Membaca Laporan Laba Rugi Bagi UMKM

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan nilai Price Earning Ratio Azzura Company lebih rendah jika dibandingkan dengan PT Endless.

Bagaimana? Mudah bukan mengetahui nilai Price Earning Ratio (PER) pada suatu perusahaan? Semoga Sahabat Wirausaha semakin paham setelah membaca artikel ini ya. Yuk kita selalu belajar keuangan untuk mengembangkan bisnis.

Baca Juga: Potensi Ekspor Produk Teh

Referensi:

Akseleran