Hermanto Tanoko, Cat Avian - Halo Sahabat Wirausaha! Dalam memulai bisnis tentunya akan sangat banyak tantangan yang dihadapi, apalagi ketika menjalankannya. Proses ini akan terus mengikuti kita seiring waktu, dalam upaya mencapai kesuksesan dan meningkatkan keuntungan. Proses ini dialami sendiri oleh salah satu pebisnis bernama Hermanto Tanoko, yang terlahir di sebuah rumah kecil dengan kondisi ekonomi keluarga yang terbatas.

Namun, keadaan yang dihadapinya tadi justru menginspirasi Hermanto untuk belajar memulai bisnis bersama orang tuanya. Hingga saat ini, ia pun berhasil menjadi pebisnis sukses yang kini telah menaungi grup bisnis bernama “Tan Corp Group” dengan total 77 perusahaan serta 1.500 karyawan. Wah, kira-kira seperti apa ya perjalanan Hermanto Tanoko sampai bisa mendirikan kerajaan bisnisnya sendiri? Daripada penasaran, yuk kita cari tahu bareng pada artikel berikut ini. 


Profil Hermanto Tanoko: Lahir Dengan Kondisi Ekonomi yang Pas-Pasan

Siapa sangka, Hermanto sang konglomerat besar rupanya terlahir di sebuah tempat kecil berukuran 1,5 meter X 9 meter pada 17 September 1962 silam. Di sana, ia tinggal bersama 4 (empat) kakak dan kedua orang tuanya. Sang ayah, Soetikno Tanoko, terpaksa menyewa tempat tersebut karena keterbatasan ekonomi yang menimpanya. Ya, tempat kecil tersebut terletak di Malang, Provinsi Jawa Timur.

Saking sempitnya, pintu rumah tersebut selalu dibuka agar udara bisa masuk ke dalam. Akibatnya, banyak orang yang penasaran untuk melihat isi rumah keluarga Tanoko tersebut, bahkan Hermanto mengaku pernah hampir diculik. “Iya, pernah suatu hari ada orang yang ingin menculik saya ketika masih kecil” ungkapnya.

Baca Juga: Cuan dari Bisnis Daur Ulang, Rebricks Sulap Limbah Sampah Jadi Bahan Bangunan


Keluarga Tanoko: Pekerja Keras yang Menghargai Setiap Proses Kehidupan

Sejak masih kecil, Hermanto sudah mengenali bahwa kedua orang tuanya merupakan sosok yang pekerja keras. Sang ayah membanting tulang setiap harinya untuk membeli hasil bumi dari para petani di daerah Singosari, Jawa Timur. Kemudian, ia jual kembali di kota Malang untuk mendapat untung. Sedangkan sang Ibu memilih untuk berdagang pakaian bekas di depan rumahnya.

Namun, hasil penjualan yang didapat cenderung tidak terlalu besar sehingga keluarga Tanoko tetap harus berhemat dengan bersantap beras jagung setiap harinya. Pada suatu hari, sang Ibu pernah mendapat untung besar dan ingin memasak hidangan spesial yaitu opor ayam untuk membahagiakan keluarga.

Tetapi, ketika sang ayah pulang ke rumah ia justru marah dan mengatakan bahwa belum waktunya merayakan kesuksesan di hari tersebut. Dari peristiwa tersebut, keluarga Tanoko pun belajar bahwa menabung dan hidup hemat sangatlah penting. Selain itu, ayahnya juga menanamkan pola pikir bahwa jika pendapatan meningkat, bukan berarti gaya hidup juga otomatis meningkat.


Pola Pikir Hermanto: Diajarkan Investasi Sejak Usia Dini

Kemudian, berkat kerja keras dan kegigihannya akhirnya sang Ayah dapat membuka toko cat sendiri, sedangkan sang Ibu bisa membuka toko kelontong di tahun 1964. Semasa kecilnya, Hermanto sudah diajari tentang ilmu investasi oleh ayahnya. Berawal dari tradisi Imlek di mana perayaan tersebut sering menghadiahkan angpao ke anak anak, Hermanto pun ditawarkan untuk investasi uang angpaonya tersebut untuk membeli bahan pokok terigu.

Kegiatan investasi ini pun selalu ditanamkan oleh ayahnya secara rutin, agar dapat mendidik Hermanto terkait pengelolaan dan perputaran uang. Hermanto sering ditawari agar menggunakan uangnya untuk berbelanja stok barang bahan pokok, seperti terigu, biskuit, bahkan minyak goreng supaya dapat dijual kembali di toko kelontong ibunya untuk menghasilkan keuntungan.

Bahkan, kebiasaan tersebut akhirnya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari Hermanto, karena telah mengerti nilai/value uang sejak usia dini. “Setelah tahu nilai uang, saya jadi berpikir, kalau untung belum dapat, gimana bisa beli makan. Dari situlah, pola pikir saya mulai terbentuk.” ujar Hermanto.

Baca Juga: Perlancar Distribusi Logistik UKM dengan Fitur Fulfillment Mekari Jurnal


Titik Awal Perjalanan : Membantu Usaha Toko Cat Sang Ayah

Setelah beranjak remaja, sang ayah pun mulai mengajarkan Hermanto cara berdagang di toko cat miliknya. Dimulai dengan menjaga toko cat tersebut, Hermanto pun belajar mengenai product knowledge, seperti keunggulan cat dengan merek yang bekerja sama dengan toko ayahnya, dibandingkan dengan merek lainnya. Ternyata, setelah ditelusuri keunggulannya terlihat dari harganya yang lebih murah, lebih kental, lebih cepat kering, serta lebih mengkilap.

Dari pengetahuan tersebut, jika ada yang ingin membeli cat dengan merek lain, Hermanto pun langsung menawarkan ke merek cat yang “berafiliasi” dengan toko ayahnya tersebut. Hasilnya, hampir 90% pembeli mau membeli cat tersebut.


Strategi Bisnis : Mengembangkan Varian Produk Cat untuk Berbagai Kebutuhan

Toko cat milik ayah Hermanto pun berkembang pesat hingga menjadi pabrik cat bernama “Avian”. Pada usia 19 tahun, Hermanto diminta ayahnya untuk membantunya di pabrik cat tersebut dengan visi menjadikan Avian sebagai produk nasional cat terbesar di Indonesia.

Dibantu dengan saudaranya, Wijono Tanoko, mereka pun menyusun strategi untuk mewujudkan visi tersebut dan mengalahkan kompetitor. Kemudian, berbekal hasil riset pasar dan pertumbuhan penjualan yang signifikan, mereka pun mendirikan PT. Avia Avian dengan mulai memproduksi cat otomotif yang berbentuk top coats, primers dan spray.

Pada tahun 1992, Avian pun melebarkan sayap bisnisnya dengan mengembangkan pabrik kaleng metal. Selain itu, seiring dengan perjalanan bisnisnya Avian juga membangun pabrik keduanya di Jakarta di tahun 1996. Hingga saat ini, Avian pun terus mengembangkan varian produk baru untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, seperti cat “No Drop” yang diklaim anti bocor, cat “Lenkotte” yang efektif melindungi permukaan dari kotoran dan sangat mudah untuk dicuci, dan lainnya.

Selanjutnya, sejak tahun 2003 Hermanto Tanoko juga telah sukses mengembangkan 2 (dua) anak usaha di bawah naungan “Tancorp” yang dikelolanya. Keduanya merupakan PT. Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) serta PT. Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk. (RISE). Cleo merupakan produsen air minum dalam kemasan yang didirikan di tahun tersebut, sedangkan RISE adalah bisnis properti yang didirikannya seperti Cleo Hotel Surabaya, Apartment Arc100 Surabaya, Hotel Solaris Bali dan Malang, Perumahan Grand Sunrise Gresik, Gudang Tritan Point, dan masih banyak lagi.  Hingga saat ini, ia telah memiliki “Tancorp” Group yang sudah menaungi 77 perusahaan dengan 1.500 karyawan. Keren banget kan, Sahabat Wirausaha!

Baca Juga: Libatkan Pelanggan dengan Seni Humor, Kenali Strategi Meme Marketing dan Cara Menerapkannya 


Langkah Sukses Hermanto Tanoko Yang Bisa Dicontoh UMKM

Bersama keluarganya, Hermanto Tanoko mampu membuat strategi dan perusahaan yang dikelolanya menjadi semakin besar setiap tahunnya. Bahkan, mereka mampu melewati krisis di tahun 1998 dengan mengikuti prinsip ayahnya. Prinsip tersebut yaitu menghindari utang dengan mata uang asing, karena jika terjadi devaluasi mata uang tersebut maka nilai utangnya bisa meningkat hingga berkali-kali lipat.

Dari sini, pelaku usaha bisa mencontoh perilaku dari Hermanto dan keluarganya, yaitu bekerja keras, pantang menyerah, namun tetap berhemat dan tidak foya-foya. Selain itu, kita juga tidak boleh mengabaikan pendidikan alias tetap menuntut ilmu. Hal ini dikarenakan Hermanto juga tetap bisa berbisnis dan lulus kuliah di STIE IBMT Surabaya. Hermanto menekankan bahwa kita tidak boleh berhenti belajar dan tetap perlu mengutamakan pendidikan. Berbekal ilmu yang didapatkan, kita juga bisa belajar untuk terus berimprovisasi, serta berusaha untuk menjadi yang terbaik pada bidang usaha yang dijalankan.

Nah Sahabat Wirausaha, dari kisah perjalanan Hermanto Tanoko di atas kita dapat belajar bahwa dalam berbisnis memang membutuhkan ketekunan dan kegigihan yang kuat. Kesuksesan akan diraih dengan mudah jika kita disiplin dan mau berusaha ke arah yang lebih baik. Selain itu, menghadapi setiap tantangan juga menjadi salah satu hal yang penting agar bisnis kita bisa berkembang. 

Terakhir, ada quote dari Hermanto Tanoko sebagai motivasi dalam kehidupan, yaitu:

“Tidak ada batu berlian yang berkilau tanpa diasah. Sama seperti manusia, yang tidak akan menjadi kuat tanpa tantangan dan cobaan dalam kehidupan.” 

Ya, quote di atas bisa menjadi penyemangat kita bawa segala sesuatunya memerlukan proses dan usaha untuk mencapai sebuah tujuan. Jika bisnis ingin sukses, maka nikmati prosesnya dan hadapi segala rintangan tanpa putus asa. Semangat selalu, ya!

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi : Bisnis.com, Hipwee, Hops.id, Kumparan