Rekomendasi Bisnis Kuliner Ala Korea Selatan – Sahabat Wirausaha, jika bicara Korea Selatan biasanya tak lepas dari industri entertainment-nya. Mulai dari musiknya yakni K-Pop, serial drama TV-nya atau K-Drama, hingga film-film layar lebarnya yakni K-Movie. Bersama-sama, ketiga pilar entertainment Korea Selatan itu menjadi bagian Hallyu Wave atau Korean Wave yang bisa bermakna gelombang Korea. Jangan diremehkan, Hallyu Wave ini rupanya menjadi salah satu penyebaran diplomasi budaya yang sangat efektif bagi Korea Selatan.
Berkat Hallyu Wave ini pula, saat ini segala hal yang berkaitan dengan Korea Selatan menjadi digandrungi oleh banyak orang di seluruh dunia mulai dari fashion, bahasa, tempat wisata hingga kuliner. Di Indonesia sendiri, penggemar kuliner Korea Selatan memang banyak muncul berkat produk Hallyu Wave yang ternyata ini justru menjadi prospek bisnis yang cukup menjanjikan. Seperti apa kuliner-kuliner Korea Selatan yang bisa dilirik jadi bisnis? Simak terus ulasannya di artikel ini.
Sejarah Hallyu Wave dan Digandrunginya Kuliner Korea Selatan
Sebelum membahas mengenai kuliner-kuliner Korea Selatan yang ternyata punya banyak penggemar di Indonesia sehingga berpeluang besar jadi bisnis, ada baiknya kalau Sahabat Wirausaha memahami sekilas soal Hallyu Wave dan sejarahnya terlebih dulu. Tidak banyak yang tahu kalau ternyata kata hallyu sendiri berasal dari bahasa Mandarin yang bermakna gelombang Korea Selatan, seperti dilansir Merdeka.
Alasan kenapa menggunakan kata dalam bahasa Mandarin, ternyata memang awalnya istilah itu dikenalkan oleh jurnalis-jurnalis asal China saat sejumlah serial drama Korea Selatan mulai ditayangkan di China pada akhir tahun 90-an. Berawal dari wilayah Asia Timur, Hallyu Wave kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia hingga lebih dari dua dekade sampai saat ini. Bisa dibilang kalau K-Drama ini merupakan amunisi terampuh Korea Selatan dalam menyebarkan budaya.
Baca Juga: Bisnis Kuliner di ShopeeFood Bisa Bikin Untung? Begini Tipsnya!
Penyebaran Hallyu Wave ini juga terus meningkat berkat dukungan penuh pemerintah Korea Selatan sejak 30-40 tahun silam. Song Young Chae selaku profesor di Universitas Sangmyung Seoul kepada DW dalam kutipan Liputan6, tidak menampik kalau Hallyu Wave memang digunakan sebagai promosi budaya. Usaha yang panjang ini menjadikan Korea Selatan sebagai satu-satunya negara dengan kementerian yang fokus pada industri hiburan dan kreatif, sebagai penopang ekonomi negara.
Lewat program bernama Hansik: Kimchi Diplomacy seperti dilansir dari skripsi Tiffani Muthia Kanza, Korea Selatan melakukan ekspor budaya secara masif di tingkat global sehingga membuka peluang wisata mereka dengan sangat lebar melalui kuliner. Terbukti kampanye yang sangat panjang itu akhirnya membuahkan hasil saat kuliner Korea Selatan dijual di seluruh dunia termasuk Indonesia dan menjadi salah satu bisnis yang sangat menjanjikan.
6 Rekomendasi Bisnis Kuliner Ala Korea Selatan yang Wajib Dicoba
Melihat aktor atau aktris di drakor melakukan adegan tengah mokbang menyantap ramyeon atau tteokbokki tentu cukup membuat penonton tertarik ingin mencobanya. Tak hanya itu saja, kebiasaan idol K-Pop membocorkan kuliner favoritnya juga membuat para penggemar yang mayoritas fanatik penasaran ingin menyantap makanan dan minuman Korea Selatan. Ditambah dengan citarasa kuliner Negeri Ginseng yang dominan pedas, ternyata tak sulit diterima lidah orang Indonesia.
Nah, dari banyaknya kuliner Korea Selatan yang sangat digandrungi di Tanah Air, berikut beberapa di antaranya yang bisa dipertimbangkan Sahabat Wirausaha lantaran punya peluang besar sebagai bisnis yang cukup menjanjikan:
1. Ramyeon
Inilah kuliner Korea Selatan yang paling sering muncul dalam drakor. Sama seperti Sahabat Wirausaha yang sangat menyukai mie instan, masyarakat Korea Selatan juga begitu menyukai ramyeon yang merupakan mie kuah kebanggaan mereka. Tidak sulit untuk membuat ramyeon karena saat ini sudah banyak tersedia brand ramyeon instan.
Bahan dasar untuk membuat ramyeon yang enak dan mempunyai tampilan ala drakor adalah mie ramyeon instan yang dijual di supermarket/minimarket. Kemudian Sahabat Wirausaha tinggal menambahkan topping seperti daging ham/sosis, tahu, jamur enoki, tteokpokki, keju mozarella, sawi putih, jamur, daun bawang, telur, rumput laut kering, kimchi, hingga ayam goreng.
Sedangkan agar rasa kuah ramyeon lebih lezat bisa menambah gochujang (pasta cabai Korea), gochugaru (bubuk cabai Korea), brown sugar/gula pasir, minyak wijen, ikan teri besar/kecap ikan teri, kimchi, cabai merah, kecambah dan air kaldu. Dari aneka bahan itu, Sahabat Wirausaha tinggal memilih dan menyesuaikan dengan beberapa jenis ramyeon populer seperti ramyeon jjigae, ramyeon hot spicy, ramyeon tteokpokki (ropokki), ramyeon kimchi dan ramyeon dakgaejang.
Kisaran modal usaha jika ingin membuka usaha kuliner ramyeon adalah sekitar Rp 300 ribu – Rp 500 ribu untuk bahannya saja.
Baca Juga: 8 Tips Berbisnis Kuliner di GoFood, Terapkan Hal Berikut Untuk Jangkau Lebih Banyak Konsumen
2. Kimbab
foto: Filippo Faruffini/UNSPLASH
Nasi gulung yang satu ini memang begitu mirip dengan sushi asal Jepang. Namun perbedaan yang paling besar adalah jika sushi menggunakan bahan segar, maka kimbab mewajibkan sayuran, daging dan telur di dalamnya harus dimasak sampai matang terlebih dulu. Bahan dasar untuk membuat kimbab adalah nasi pulen yang cenderung panas, minyak wijen, garam, rumput laut kering, daging ayam atau daging sapi, telur, wortel, timun, daun bawang, cuka beras, kecap asin, gula, merica bubuk.
Tidak sulit untuk membuat kimbab karena Sahabat Wirausaha hanya tinggal memastikan seluruh isian sudah matang seperti bagian dagingnya. Supaya mudah dalam penggulungan, untuk wortel, telur dadar, timun dan daun bawang usahakan dipotong memanjang. Jika semua bahan sudah siap, tinggal tuangkan nasi panas di atas rumput laut kering, susun seluruh isian dan gulung. Agar semakin mantap, biasanya kimbab diberi taburan wijen sebelum disantap.
Kisaran modal usaha jika ingin berjualan kimbab mulai dari Rp300 ribu – Rp500 ribu untuk bahannya saja.
Baca Juga: Ingin Dapat Untung Dari Bisnis Kuliner? 9 Ide Bisnis Kuliner Khas Jawa Barat ini Boleh Dicoba!
3. Kimchi
foto: Portuguese Gravity/UNSPLASH
Seperti sambal di Indonesia yang sangat wajib muncul dalam berbagai jenis masakan, kimchi pun demikian. Kimchi sendiri pada dasarnya adalah aneka sayuran yang difermentasi dan diberi taburan bubuk cabai, sehingga rasa kimchi merupakan paduan dari asam, pedas dan juga segar. Rasa yang unik ini membuat kimchi selalu jadi lauk pendamping dalam berbagai kuliner Korea Selatan.
Bahan dasar untuk membuat kimchi adalah sawi putih, wortel, garam, daun bawang, tepung beras/tepung terigu, gula pasir, bawang putih, bawang bombay, jahe, air, kecap ikan/saus tiram dan bubuk cabai. Sebelum memasuki proses fermentasi, pastikan seluruh sayur sudah dicuci bersih dan dibaluri garam dalam kurun waktu tertentu, serta dicuci kembali. Lalu kemudian bahan yang tersisa dicampur sebagai larutan bumbu kimchi yang nantinya dibalurkan pada sawi.
Sawi-sawi yang sudah dibaluri harus disimpan di dalam wadah kedap udara selama minimal dua hari sebelum akhirnya menjadi kimchi dan siap disantap. Kisaran modal usaha jika ingin berjualan kimchi mulai dari Rp 300 ribu – Rp 500 ribu untuk bahannya saja.
4. Tteokpokki
foto: Marcin Skalij/UNSPLASH
Bisa dibilang inilah kuliner yang paling sering muncul berikutnya di drakor selain ramyeon dan kimchi. Bahkan tteokpokki di Korea Selatan juga lazim dijual sebagai streetfood sehingga cukup populer di kalangan generasi muda. Tteokpokki sendiri merupakan kue beras yang disiram dengan saus gochujang dan dihidangkan saat panas. Rasa tteokpokki cenderung pedas karena gochujang tapi punya tekstur yang cukup empuk.
Bahan dasar untuk membuat tteokpokki adalah tepung beras, tepung tapioka dan garam yang semuanya dicampur lalu direbus dalam air mendidih. Kemudian untuk saus gochujang, biasanya sudah dijual secara instan karena cukup sulit membuat pasta cabai yang terdiri dari beras ketan dan bubuk cabai yang difermentasi. Jika Sahabat Wirausaha enggan ribet, saat ini juga banyak dijual tteokpokki instan dalam bentuk frozen food yang lebih tahan lama.
Supaya semakin otentik, hidangan tteokpokki biasanya pada sausnya juga diberi teri kering, bawang bombay, bawang putih, dan kecap asin. Sebagai pendamping, odeng (kue ikan Korea) biasanya disuguhkan bersama tteokpokki. Agar penampilannya menggugah selera, beri taburan kombu atau rumput laut kering, daun bawang, wijen yang disangrai dan kemudian gochugaru. Kisaran modal usaha jika ingin berjualan tteokpokki mulai dari Rp 500 ribu – Rp 700 ribu untuk bahannya saja.
Baca Juga: Ingin Bisnis Kuliner di Grabfood? Simak Cara dan Tips Bermanfaat Ini!
5. Dakgangjeong Chicken
Kalau Sahabat Wirausaha menonton drakor, tentu akan sering muncul adegan karakternya tengah asyik makan di restoran ayam goreng. Bukan tanpa alasan, karena ayam goreng memang jadi salah satu makanan pokok yang sangat populer di Korea Selatan. Seperti dilansir Koreaboo, krisis finansial Asia beberapa puluh tahun lalu memicu tingginya angka pengangguran dan membuat banyak orang memilih berbisnis kuliner ayam goreng yang akhirnya justru jadi makanan populer.
Dibandingkan ayam-ayam goreng lain di seluruh dunia, dakgangjeong chicken (ayam goreng Korea) memiliki rasa yang justru cenderung pedas-manis dan sangat diminati publik Indonesia sehingga punya potensi besar jadi produk bisnis kuliner. Dikutip dari Epicurious, bahan dasar untuk membuat dakgangjeong chicken adalah daging ayam bagian sayap atau paha, garam, lada hitam bubuk, tepung kentang/maizena, minyak sayur, kacang panggang.
Sedangkan untuk bumbunya yang sangat lezat itu, dakgangjeong chicken rupanya menggunakan saus yang terdiri dari madu/sirup beras, kecap asin, brown sugar/gula putih, cuka beras, mustard, jahe kupas, cabai merah kering, wijen sangrai dan paprika flakes. Kisaran modal usaha jika ingin berjualan dakgangjeong chicken mulai dari Rp500 ribu – Rp800 ribu untuk bahan bakunya saja.
6. Corndog
Berbeda dengan kuliner lain, corn dog adalah makanan street food yang memang lebih berupa snack. Camilan yang satu ini merupakan sosis atau keju mozzarella yang kemudian digulung dengan adonan dari tepung dan dibaluri aneka topping, sebelum akhirnya digoreng dalam minyak panas sampai berwarna kuning kecoklatan. Biasanya corndog disuguhkan bersama saus sambal atau saos tomat, serta mayonaise.
Bahan dasar untuk membuat corn dog adalah sosis atau keju mozzarella sebagai isiannya. Lalu untuk adonan yang membalut isian adalah tepung terigu, gula, garam, ragi instan, telur, air hangat dan keju mozarella lagi. Topping corn dog cukup variatif ada yang tepung roti atau tepung maizena dengan campuran kentang, cokelat bubuk dan lain-lain yang semuanya dibalurkan paling terakhir sebelum digoreng.
Kisaran modal usaha jika ingin berjualan corndog mulai dari Rp 500 ribu – Rp 1 juta untuk bahannya saja.
Bagaimana? Sangat menarik sekali bukan mempelajari kuliner-kuliner populer asal Korea Selatan yang ternyata tak hanya lezat disantap, tapi juga menjanjikan sebagai ide bisnis terbaru? Asalkan Sahabat Wirausaha mempelajari betul teknik memasak yang tepat, menggunakan bahan baku berkualitas dan mempertimbangkan modal seefektif mungkin, berjualan kuliner Korea Selatan bisa jadi mata pencaharian yang menjanjikan lantaran punya penggemar sangat fanatik.
Jika Sahabat Wirausaha merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman lainnya. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.