Tahukah sahabat wirausaha bahwa kebutuhan konsumsi sayur dan buah di Indonesia selalu meningkat dari tahun ketahun, dimana jumlah peningkatan permintaan pasar tersebut lebih cepat dari ketersediaan barang. Kebutuhan konsumsi buah dan sayur rata-rata pertahun 50,16 kg/kapita/tahun sedangkan produktifitas sayuran dan buah pertahun hanya mencapai 42,46 kg/kapita/tahun (sample data penghitungan NBM dan SUSENAS tahun 2008).

Artinya permintaan pasar untuk sayur dan buah masih jauh lebih besar dibanding ketersediaan pasokan dari tahun ketahun, sehingga peluang pasarnyapun masih sangat terbuka luas baik untuk pasar sayur dan buah segar maupun olahan. Untuk mengetahui lebih detail kebutuhan pasar sayur dan buah di Indonesia, Asean, dan Internasional, mari kita coba membuat ulasan singkat tentang peluang pangsa pasar sayuran dan buah tersebut.

Baca Juga: Peluang Pasar: Minuman Jus

Konsumsi sayuran dan buah di Indonesia, sudahkah terpenuhi ?

Sumber: www.old.litbang.pertanian.go.id

Secara global, data NBM dan SUSENAS sejak tahun 1993 menunjukkan peningkatan kebutuhan sayuran dan buah yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Sedangkan kemampuan ketersediaan barangpun selalu minus atau kurang pasokan dari tahun ke tahun.

Kebutuhan Sayuran dan Buah tersebut meliputi kebutuhan sayuran dan buah untuk Rumahan/Rumah tangga, dan konsumsi sayuran dan buah di luar rumah tangga seperti Rumah sakit, hotel, restaurant, industry, penjara, perkantoran, dll.

Dari table tersebut dapat kita perhatikan bahwa pertumbuhan konsumsi untuk seluruh jenis buah mengalami kenaikan rata-rata 6,27% per tahun sejak tahun 2011 dan pertumbuhan konsumsi seluruh jenis sayuran mengalami kenaikan rata-rata 2,77% pertahun sejak tahun 2011.

Peningkatan permintaan tersebut meliputi semua sejis sayuran dan buah dalam kemasan atau packing seperti packing sayur sop, capcai, atau packing sayur dan buah segar dan olahan dalam kemasan plastic atau kaleng.

Baca Juga: Potensi Ekspor Buah dan Sayur Segar

Peningkatan permintaan konsumsi sayuran dan buah yang terus meningkat setiap tahunnya dan tidak diimbangi dengan peningkatan produksi dibidang agroindustry di Indonesia, menyebabkan kebutuhan konsumsi tersebut belum dapat terpenuhi secara maksimal. Hal ini menjadi tugas dan PR kita bersama untuk meningkatkan kualitas produksi sayuran dan buah agar dapat mengimbangi kebutuhan konsumsi tersebut.

Bagaimana pertumbuhan konsumsi sayuran dan buah per kapita ?

Sumber: www.old.litbang.pertanian.go.id

Pertumbuhan konsumsi sayuran dan buah per kapita pertahun mengalami pertumbuhan yang signifikan. Jika kita perhatikan catatan perhitungan data SUSENAS dan Neraca Bahan Makanan, pertumbuhan konsumsi kelompok sayuran yang mengalami peningkatan paling besar adalah bawang putih yaitu 7,58% disusul dengan tomat 3,84% dan Sawi 3,01 %.

Sementara pertumbuhan konsumsi buah yang mengalami peningkatan paling besar adalah buah jeruk 14,67% disusul buah durian 12,70% dan buah manga 10,65%.

Peningkatan konsumsi buah rata-rata lebih besar dibanding konsumsi sayuran per kapita per tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk kebutuhan sayuran dan buah lebih kearah citarasa yang enak, bukan pada kualitas nilai gizinya.

Baca Juga: Peluang Pasar: Katering

Bagaimana Perbandingan Laju Pertumbuhan Produksi dan Pertumbuhan Konsumsi Sayuran dan Buah di Indonesia?

Sumber: www.old.litbang.pertanian.go.id

Jika melihat data peningkatan permintaan sayuran dan buah yang terus meningkat tiap tahunnya, maka secara garis besar dapat dilihat bahwa laju pertsumsi buah dan sayur jauh lebih besar dari pada pertumbuhan produksi dan ketersediaan barang.

Pada table diatas dapat kita lihat bahwa untuk jenis sayuran utama seperti Bawang putih, bawang merah, kubis, sawi, cabai, ketimun, terong, buncis, tomat dan kangkung memiliki pertumbuhan konsumsi baik konsumsi per kapita maupun kebutuhan konsumsi total yang jauh lebih besar dibanding dengan kemampuan produksi dan ketersediaan barang.

Contoh, kebutuhan bawang putih untuk konsumsi perkapita adalah 7,58%/tahun dan kebutuhan konsumsi total adalah 9,07%/tahun sedangkan kemampuan produksi bawang putih bahkan minus -11,31%/tahun. Artinya ketersediaan bawang putih masih mengandalkan impor dari luar negeri karena industry agro kita belum mampu memproduksi dengan jumlah yang memadai. Sehingga kebutuhan bawang putih ini mengalami defisit -20,38%.

Contoh lain adalah kebutuhan sawi yang merupakan sayuran utama yang hampir digunakan untuk sayuran campuran diberbagai jenis masakan. Konsumsi sawi per kapita adalah 3,01% dan kebutuhan konsumsi total adalah 4,50% sedangkan kemampuan produksi sawi dan ketersediaan barang hanya 1,48% sehingga mengalami selisih total atau deficit -3,02%.

Baca Juga: Peluang Pasar: Produk Makanan Siap Saji

Sedangkan untuk konsumsi buah dapat kita lihat bahwa untuk jenis buah utama seperti Alpukat, Jeruk, Duku, Durian, manga, papaya, salak, pisang, rambutan dan jambu biji, memiliki pertumbuhan konsumsi baik konsumsi per kapita maupun kebutuhan konsumsi total yang juga jauh lebih besar dibanding dengan kemampuan produksi dan ketersediaan barang.

Kita ambil contoh kebutuhan jeruk untuk konsumsi perkapita adalah 14,67%/tahun dan kebutuhan konsumsi total adalah 16,16%/tahun sedangkan kemampuan produksi jeruk hanyalah 7,83%/tahun. Sehingga kebutuhan konsumsi jeruk ini mengalami defisit total sebesar -8,33%.

Contoh lain adalah kebutuhan durian yang buah favorit yang hampir digunakan untuk campuran diberbagai jenis makanan dan minuman pendamping. Konsumsi durian per kapita adalah 12,70% dan kebutuhan konsumsi total adalah 14,19% sedangkan kemampuan produksi durian dan ketersediaan barang hanya 6,64% sehingga mengalami selisih total atau deficit -7,55%

Contoh sayuran dan buah lain dapat anda perhatikan pada table perbandingan di atas.


Bagaimana Peluang Pasar Sayuran dan Buah di Indonesia?

Dari data dan penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa peluang pangsa pasar sayuran dan buah di Indonesia baik sayuran dan buah segar maupun sayuran dan buah olahan dalam kemasan memiliki potensi yang sangat besar dan menjanjikan. Permintaan pasar meningkat cukup pesat dari tahun ke tahun.

Peluang ini tentu menjadi kesempatan emas bagi sahabat wirausaha yang ingin terjun dalam komoditi perdagangan buah dan sayur, ataupun terjun dalam agroindustry untuk meningkatkan produktifitas dan ketersediaan buah dan sayuran utama secara global.

Baca Juga: 6 Bisnis yang Punya Prospek Cerah di Masa Pandemi

Sumber: www.old.litbang.pertanian.go.id

Kuantitas dan nilai perdagangan Sayuran dan buah di Indonesia, menurut data statistik FAO sejak tahun 1980 sampai 2010 mengalami peningkatan permintaan pasar yang cukup melonjak di akhir tahun 2010 dan berlanjut di tahun-tahun berikutnya.

Permintaan yang melonjak tersebut tidak dibarengi dengan jumlah produktivitas yang memadai sehingga ketersediaan barang menjadi kurang atau defisit. Hal tersebut menyebabkan grafik permintaan kuantitas impor buah dan sayur pun melonjak tajam, sehingga menurunkan nilai perdagangan Indonesia.

Bahkan dari data grafik tersebut menunjukkan bahwa kuantitas perdagangan Indonesia cenderung mengalami penurunan dan defisit hingga 10,3 % per tahun.

Jumlah prosentase ini sangatlah besar dan mestinya menjadi tamparan dan peringatan keras kepada kita semua mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya dan subur, negara dengan jumlah penduduk yang mayoritas bertani dan berkebun, sehingga memungkinkan untuk menjadi negara pemasok segala hasil pertanian dan perkebunan yaitu buah dan sayuran.

Bagaimana sahabat wirausaha, apakah anda termasuk pahlawan yang akan mendobrak dan meningkatkan kuantitas serta kualitas produksi sayuran dan buah di Indonesia? Apakah sahabat akan menangkap peluang pasar sayuran dan buah yang terbuka lebar tersebut?

Baca Juga: Ragam Skema Insentif dari Usaha Kepada Pemilik UMKM

Peningkatan kuantitas dan kualitas produksi sayuran dan buah tersebut tentu akan berimbas positif bagi income perkapita, berimbas pada pemenuhan kebutuhan konsumsi buah dan sayuran lokal dan domestic, serta jika surplus maka kita dapat melakukan ekspor sayur dan buah secara internasional.


Bagaimanakah Peluang Pasar Sayuran dan Buah Internasional?

Pada dasarnya kebutuhan konsumsi sayuran dan buah tidak hanya mengalami peningkatan permintaan di Indonesia saja, tetapi juga mengalami peningkatan permintaan konsumsi sayur dan buah secara internasional.

Menurut catatan data FAO, rasio antara nilai impor terhadap nilai ekspor sayuran dan buah relative stabil di negara-negara Eropa, USA dan negara-negara lainnya. Ini menunjukkan bahwa pangsa pasar buah dan sayuran adalah terbuka lebar baik di Eropa, USA, dan Asean, karena permintaan kebutuhan konsumsi sayuran dan buah secara umum meningkat dan naik per kapita per tahunnya.

Ketersediaan Sayuran dan Buah per Kapita menurut Kelompok Negara

Sumber: www.old.litbang.pertanian.go.id

Menurut sumber Hall et al, pada diagram batang diatas menunjukkan baha ketersediaan sayuran dan buah di berbagai kelompok negara bervariasi tergantung pada tingkat kesejahteraan masyarakat dan budaya setempat.

Baca Juga: Penyusunan Rencana Untuk Menunjang Pertumbuhan Usaha

Pada umumnya di negara maju, mengkonsumsi sauran dan buah lebih banyak dibanding negara berjembang. Ketersediaan sayuran dan buah di negara maju mencapai rata-rata hampir 500 gram per kapita per hari. Artinya, anda bisa bayangkan, masyarakat di negara maju mengkonsumsi sayuran dan buah rata-rata 500gram atau setengah kilo per hari. Dan negara berhasil menyediakan kebutuhan konsumsi tersebut melalui distribusi dan persediaan public seperti di pasar-pasar maupun mall.

Untuk negara berkembang seperti Asia dan Afrika, ketersediaan sayuran dan buah rata-rata 300gram per kapita per hari. Sedangkan di Amerika Latin dan Karibia, persediaan sayuran dan buah mencapai ratarata 400 gram per kapita per hari.

Pada tahun 2007 keatas, Ketersediaan buah dan sayuran di negara-negara asia yang memiliki mayoritas penduduk beretnis tionghoa seperti Cina, Laos, Vietnam,Thailand dan Filipina, mengalami peningkatan yang tajam untuk ketersediaan sayuran dan buah melampau Negara-negara maju, yaitu hampir rata-rata 600 gram per kapita per hari.

Hal ini disebabkan budaya tionghoa yang menyukai konsumsi sayur dan buah dalam setiap menu makanannya. Tak heran jika pemerintah mereka menggalakkan produksi agroindustry dan meningkatkan kualitas dan kuantitas panen holtikultura baik sayuran, buah, padi, maupun produk holtikultura lainnya.

Keberhasilan mereka dibidang teknologi pertanian, membuat jumlah kuantitas dan kualitas panen per hektar meningkat tajam hampir 3 kali dari kuantitas panen per hektar di Indonesia. Jika dihitung dengan biaya produksi yang hampir sama, maka tentu dapat menurunkan harga produk sehingga dapat bersaing dengan ketat di pasar global dunia, serta dapat memperoleh profit yang meningkat lebih besar.

Baca Juga: Beberapa Model Ekspansi Bisnis yang Perlu Diketahui UMKM

Ketersediaan Sayuran dan Buah per Kapita di Asia Tenggara

Sumber: www.old.litbang.pertanian.go.id

Dinamika produksi agroindustry dan ketersediaan sayuran dan buah di berbagai negara di Asia Tenggara dapat kita lihat dan perhatikan pada table diatas yang bersumber dari data FAO.

Negara Laos menjadi produsen sayur terbesar yang mampu menyediakan sayuran sebesar 81,1 kg/kapita/tahun disusul dengan Vietnam yang mampu memproduksi sayuran 61,1 kg/kapita/tahun. Sedangkan Indonesia menjadi negara terendah kedua setelah timor leste dalam penyediaan sayuran yaitu 32,1 kg/kapita/tahun.

Untuk Produsen buah-buahan, Negara Filipina menjadi produsen buah terbesar yang mampu menyediakan buah sebesar 105,4 kg/kapita/tahun disusul dengan Thailand yang mampu memproduksi buah 105,0 kg/kapita/tahun. Sedangkan Indonesia menjadi hanya mampu memproduksi dan menyediakan buah sebesar 42,7 kg/kapita/tahun.

Sedangkan untuk pertumbuhan permintaan konsumsi buah, Indonesia menjadi negara yang paling besar pertumbuhan permintaan konsumsi buah tersebut yaitu rata-rata 5,73% per tahun, sedangkan untuk sayuran mengalami pertumbuhan sebesar 3,90% per tahun.

Perbandingan Produktifitas Sayuran dan Buah di kawasan Asean

Sumber: www.old.litbang.pertanian.go.id

Produktifitas sayuran baik sayuran segar dan sayuran olahan di berbagai negara di Asean untuk masing-masing produk sayuran utama seperti kubis, wortel,cabe, ketimun, terong, bawang putih, bawang merah, bayam dan tomat dapat kita lihat pada table diatas yang bersumber dari catatan data FAO.

Baca Juga: Membangun Diferensiasi Produk Pada Bisnis Kuliner

Indonesia memiliki produk sayuran unggulan terbesar yaitu wortel dan turnip sebesar 15,53 kg/kapita/tahun dan bawang putih sebesar 7,19 kg/kapita/tahun. Kuantitas produksi sayuran tersebut lebih unggul dari negara-negara lain.

Sedangkan Thailand memiliki produk sayuran unggulan terbesar yaitu cabe sebesar 13,40 kg/kapita/tahun dan terong sebesar 15,63 kg/kapita/tahun serta bawang merah sebesar 25,26 kg/kapita/tahun. Kuantitas produksi sayuran tersebut lebih unggul dibandingkan negara-negara lain.

Adapun Malaysia memiliki produk sayuran unggulan terbesar yaitu kubis sebesar 30,03 kg/kapita/tahun dan ketimun sebesar 16,20 kg/kapita/tahun serta tomat sebesar 97,65 kg/kapita/tahun. Kuantitas produksi sayuran tersebut lebih unggul dibandingkan negara-negara lain.

Untuk Produk Buah-buahan, Indonesia menjadi pemenang yang memiliki produk unggulan terbesar dari negara-negar lain yaitu buah Pisang sebesar 58,22 kg/kapita/tahun, buah jeruk sebesar 35,31 kg/kapita/tahun, buah Melon sebesar 16,80 kg/kapita/tahun, buah papaya sebesar 82,22 kg/kapita/tahun dan buah Nanas sebesar 121,76 kg/kapita/tahun.

Nah dari uraian dan data-data diatas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa peluang pasar sayuran dan buah baik sayuran dan buah segar maupun sauran dan buah olahan sangatlah tinggi, potensinya sangat besar dan menjanjikan, baik di lingkup pangsa pasar lokal, domestic atau pasar internasional.

Baca Juga: Bagaimana UKM Dapat Memvalidasi Potensi Produk dan Peluang Pasar?

Jadi gimana sahabat wirausaha, apakah anda siap untuk terjun di bidang komoditi sayuran dan buah olahan? Kesempatan emas sedang menunggu anda.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

  1. www.old.litbang.pertanian.go.id/by B Irawan
  2. www.alhafidzah.ponpes.id
  3. www.databaseque.com
  4. www.kemenkopukm.go.id