Halo Sahabat Wirausaha! Mungkin Sahabat saat ini sedang menimbang-nimbang akan berbisnis apakah yang prospek ke depannya semakin bagus. Nah, kebetulan sekali di artikel kali ini kita akan membahas tentang sebuah industri yang semakin terlihat menjanjikan dari tahun ke tahun, yaitu industri makanan sehat!

Tentunya sebagai orang yang tinggal di Indonesia, saat membicarakan tentang makanan sehat, tidak akan lepas dari yang namanya beras organik. Namun, sebelum kita melihat peluang beras organik secara spesifik, yuk kita intip dulu gimana sih pertumbuhan industri organik secara general! Dan apakah tren konsumsi makanan organik juga ikut bertumbuh?

Baca Juga: Pemerintah Matangkan Mekanisme Penyaluran Bantuan Sembako Pada Daerah Episentrum Penyebaran Covid-19


Trend Healthy Food di Indonesia dan Dunia

1. Perkembangan awareness

Situasi pandemi saat ini memaksa kita untuk terus menjaga kesehatan, karena daya tahan tubuh adalah faktor utama yang paling besar dampaknya terhadap kesehatan kita. Upaya-upaya yang bisa dilakukan dan semakin banyak dilakukan saat ini adalah olahraga, mengkonsumsi vitamin, dan memakan makanan yang bersih dan sehat.

Semakin banyaknya orang yang sadar akan pentingnya menjaga asupan makanan bahkan sudah terlihat peningkatannya sejak sebelum pandemi dimulai. Berdasarkan lifestyle.bisnis.com, 2019, di platform belanja Shopee saja penjualan produk olahraga di tahun 2018 sudah meningkat sebesar tiga kali lipat dibandingkan tahun 2017. Penjualan produk makanan sehat bahkan meningkat lebih fantastis lagi yaitu empat kali lipat! Itu saja berdasarkan data sebelum terjadinya pandemi.

Lalu bagaimana dengan perkembangan konsumsi produk organik di tahun 2021? Ada data menarik dari hasil riset yang dilakukan oleh Femina di awal tahun 2021 yang dikutip dari alinea.id. Dari 300 responden yang diwawancara, 69% mengatakan bahwa mereka mulai mengonsumsi makanan dengan bahan organik untuk menjaga kesehatan terutama di masa pandemi ini.

Baca Juga: Memanfaatkan Peluang Pasar Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Dari keseluruhan responden, saat ditanya apakah ada perubahan terhadap pola makan mereka di era pandemi ini, 82% mengatakan ada perubahan. Dari 82% yang mengalami perubahan pola makan, 62% mengemukakan bahwa perubahan pola tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan mereka.

2. Industri healthy food

Saat Anggota Dewan Kehormatan Aliansi Organis Indonesia (AOI), Indro Surono, diwawancarai oleh Alinea.id, beliau mengatakan bahwa perkembangan industri makanan organik sejak tahun 1999 - 2018 sudah berkembang 546% dan masih akan terus bertumbuh apalagi di sejak era pandemi ini.

Di Indonesia sendiri saja pada tahun 2018 sudah mengalami pertumbuhan sebesar 21% untuk industri organik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Beliau pun optimis bahwa pandemi ini justru akan membuka mata banyak orang akan pentingnya makanan sehat dan akan mendorong pertumbuhan industri organik jauh lebih pesat lagi.

3. Dukungan Pemerintah

Tidak hanya pertumbuhan industri dan awareness masyarakat saja yang berkembang mengenai produk organik, pemerintah pun menyelaraskan misinya dalam konteks perdagangan produk-produk organik Indonesia. Dikutip dari ekonomi.bisnis.com, 2021, Kementerian Perdagangan menjalin kerja sama dengan Aliansi Organis Indonesia (AOI) dan PT Trubus Swadaya untuk mendorong pertumbuhan ekspor produk organik Indonesia ke tingkat global.

Melalui program kerja sama tersebut, UKM produsen produk organik nantinya akan difasilitasi dengan pelatihan, promosi, pengetahuan tentang pasar organik internasional, kampanye produk organik di tingkat internasional, bahkan diberikan jejaring dengan perwakilan perdagangan di berbagai negara di seluruh dunia. Jadi pemerintah sudah mencarikan dan membukakan peluang sebesar-besarnya nih untuk UKM organik di seluruh Indonesia!


Mengenal Beras Organik

Salah satu produk organik yang pastinya paling banyak dikonsumsi, apalagi karena itu merupakan makanan pokok orang Indonesia, adalah beras organik. Tapi, apa bedanya beras organik dengan yang non-organik?

Baca Juga: Memahami Berbagai Jenis Aset Untuk Mulai Menyusun Langkah Diversifikasi Rasio

Beras organik adalah beras yang diproduksi tidak dengan melibatkan bahan kimia sama sekali dalam proses produksinya, baik dari pupuknya, pestisida nya, bahkan hingga bibit padinya pun dipilih yang bukan transgenik atau Non-GMO. Dari perspektif produsen atau pengusaha, hal ini justru sangat menguntungkan.

Karena biaya produksinya bisa sangat dihemat. Biaya pupuk dan pestisida kimia semakin hari semakin tinggi, dan penggunaan alternatifnya yang organik atau alami seperti pupuk kandang tentunya bisa membantu menghindari biaya tersebut.

Dari perspektif konsumen pun beras organik memiliki banyak manfaat, apalagi bila dibandingkan dengan versi non-organiknya. Dikutip dari kompas.com, beras organik yang bebas dari pupuk urea bermanfaat mengurangi kadar urea dalam darah yang disebabkan karena konsumsi beras non-organik selama ini. Lalu, beras organik juga memiliki kadar glukosa, karbohidrat, serta protein yang mudah terurai.

Sehingga beras organik ini sangat cocok untuk orang yang menderita diabetes. Kandungan antioksidannya juga tinggi. Antioksidan sendiri bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit berat seperti kanker dan hepatitis. Kandungan antioksidan juga bisa membantu mencegah penuaan, lho, mengurangi kolesterol dalam darah, menjaga kesehatan ginjal, dan menyehatkan jantung.

Baca Juga: Ragam Bentuk Pelestarian Lingkungan Untuk UMKM

Beras organik juga memiliki kandungan protein, mineral, dan vitamin B yang tinggi. Kandungan-kandungan tersebut bermanfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan dan menjaga kesehatan sel-sel saraf. Beras hitam sendiri memiliki kandungan serat 60 kali lipat lebih banyak lho dari beras merah yang sama-sama organik.

Bahkan beras hitam memiliki kandungan kalium yang tinggi, bermanfaat untuk memperbaiki kualitas metabolisme tubuh. Kandungan zat seng (Zinc) nya juga berperan sebagai katalisator tubuh, menjaga kualitas dan kinerja enzim dalam tubuh agar tetap seimbang dan bekerja maksimal.

Wah, banyak sekali ya manfaat dari beras organik ini. Mengingat biaya produksinya yang relatif lebih murah dan manfaatnya yang sedemikian banyak, sayangnya, beras organik masih kalah populer daripada versi non-organiknya. Tetapi justru ini menjadi tanda adanya sebuah peluang karena masih besarnya potensi pasar yang belum tersentuh.

Nah, berbicara tentang peluang pasar. Gimana ya potensi pasar beras organik di Indonesia dan luar negeri? Apakah betul menjanjikan?


Peluang Pasar Beras Organik


Sumber: Alinea.id

Mengetahui bahwa beras organik memiliki banyak sekali manfaat, ternyata beras menduduki peringkat kedua sebagai produk organik yang paling banyak dikonsumsi. Peringkat pertama masih diduduki oleh sayuran organik. Tetapi mengingat nasi adalah kebutuhan pokok untuk orang-orang di Indonesia dan Asia, peluangnya untuk naik ke peringkat satu pastinya sangat besar.

Baca Juga: Melirik Peluang Bisnis di Sektor Pertanian Lewat Inovasi

Lalu bagaimanakah karakteristik pembeli dan pengkonsumsi beras organik di Indonesia? Ada sebuah penelitian yang dilakukan di pertengahan tahun 2019. Dikutip dari money.kompas.com, 2020, penelitian tersebut dilakukan dengan mewawancarai 200 pembeli beras organik dengan berbagai latar belakang, mulai dari PNS, wirausaha, karyawan swasta, hingga ibu rumah tangga.

Rata-rata responden sudah rutin mengkonsumsi beras organik selama 2 tahun. Mayoritas memiliki pendapatan antara 10-15 juta rupiah per bulan (67%) dan ada pula yang bahkan memiliki pendapatan 20 juta rupiah ke atas (11%). Hal ini menandakan bahwa pasar domestik untuk beras organik didominasi oleh pembeli dengan kelas ekonomi menengah ke atas.

Mayoritas responden mengemukakan bahwa mereka biasanya membeli beras organik dari supermarket (63%) dan sebagian membeli dari agen beras (28%). Hal ini mengindikasikan bahwa supermarket masih menjadi jalur terbaik untuk menjual produk beras organik. 54% dari responden juga mengemukakan bahwa mereka mendapat berita, iklan, atau dorongan untuk membeli produk beras organik melalui media sosial. Hal ini mengindikasikan bahwa pemasaran digital masih menjadi channel terbaik untuk memasarkan produk beras organik.

Ada beberapa poin menarik juga yang ditemukan dari penelitian tersebut. Pertama, mayoritas kalangan yang biasa mengkonsumsi beras organik memiliki latar belakang pendidikan minimal S1. Hal ini menandakan bahwa golongan berpendidikan tinggi cenderung lebih mudah menerima dan memahami nilai dari beras organik.

Baca Juga: Dnikz Collection, UKM dengan Seni Craft Otentik yang Memberdayakan Kreativitas

Kedua, dari segi keluarga, mereka yang sudah berkeluarga dan memiliki anak balita adalah golongan yang paling banyak membeli beras organik. Hadirnya buah hati ternyata banyak berperan terhadap perubahan gaya hidup dan konsumsi sehingga mereka mulai mencari alternatif makanan yang lebih sehat, salah satunya beras organik.

Ketiga, ternyata ibu rumah tangga yang suka masak sendiri untuk keluarga di rumah juga menjadi mayoritas pengkonsumsi beras organik. Dibandingkan profesi-profesi lain, ibu rumah tangga cenderung lebih memikirkan kesehatan keluarganya, terutama karena rasa tanggung jawabnya untuk memasak untuk keluarganya.

Banyak pula dari mereka yang memilih untuk memasak sendiri daripada membeli makanan di luar karena merasa masakan sendiri lebih terjamin kebersihan dan kesehatannya. Inilah target segmen yang paling potensial untuk pemasaran beras organik.

Nah, itu baru di pasar domestik saja, lho. Lalu bagaimana dengan pasar ekspor untuk beras organik? Kementerian Pertanian melaporkan bahwa peluang Indonesia untuk turut bermain dalam pasar internasional beras organik semakin terbuka.

Sejak tahun 2017, Indonesia sendiri telah mengekspor beras organik sebanyak 2.100 ton ke lima negara, yaitu Belanda, Bangladesh, Malaysia, Belgia, dan Amerika Serikat. Tahun 2018 merupakan tahun yang mencetak rekor dengan ekspor sebesar 1.400 ton beras organik.

Namun, ekspor tersebut sempat mengalami penurunan di 2019 dengan jumlah ekspor 230 ton dan di 2020 sebesar 341 ton. Pandemi Covid menjadi salah satu faktor terbesar atas penurunan tersebut terutama di 2020 karena kebijakan perdagangan internasional yang mulai ketat.

Baca Juga: Incremental Innovation

Tapi, kabar baiknya, justru di tengah pandemi dan penurunan angka ekspor, Indonesia telah membuka pasar ekspor beras organik ke 20 negara, lho! Jadi meskipun angkanya menurun, peluang pasarnya semakin terbuka lebar. Bila sebelumnya saja yang hanya lima negara tujuan ekspor bisa menghasilkan angka 2.100 ton, bayangkan bila pasarnya semakin besar dengan tujuan 20 negara!

Apalagi ekspor beras organik ini pun mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Kementan sendiri, berdasarkan laporan dari pertanian.go.id, memberikan dukungan dari sisi operasional produsen beras organik dengan menyediakan bantuan alat seperti color sorter, destoner, RMU, dan packing grading agar kualitas berasnya bisa sesuai dengan standar pasar ekspor.

Kementan juga memberikan dukungan budidaya beras organik dengan mengembangkan 1.000 desa organik untuk mendorong jumlah produksi. Bahkan, Kementan juga sudah membantu pengurusan sertifikasi beras organik yang akan dibutuhkan untuk ekspor sejak tahun 2015.


Kisah Sukses Pengusaha Beras Organik

Seorang pemuda yang baru saja lulus dari Fakultas Peternakan di IPB pada tahun 2021 berhasil mengembangkan sebuah usaha beras organik bernama Beras Sahalam. Pria yang bernama Bayu Aji Pangestu ini bahkan tidak menunggu hingga lulus kuliah untuk memulai usahanya. Bayu menceritakan bahwa usahanya sudah dimulai bahkan dari tahun 2018.

Tapi, itu bukan usaha beras organik lho, tapi usaha smartkandang.com yang bergerak di bidang distribusi hasil peternakan, khususnya ayam. Hebatnya, untuk usaha beras organik Beras Sahalam, justru baru dimulainya di awal tahun 2021 dan di bulan Agustus 2021 sudah berhasil menghasilkan keuntungan sebesar Rp 45 juta per bulan! Dan itu murni hanya dari usaha beras organiknya saja. Menurutnya, usaha bahan pokok akan selalu menjanjikan karena kebutuhannya akan selalu ada.

Baca Juga: Memberdayakan Potensi Lokal Dengan Inovasi Melalui Singkong Ala Sriminil Cake Singkong

Bayu juga mengemukakan bahwa beras organik itu jauh lebih sehat karena tidak menggunakan bahan kimia sama sekali dalam proses produksinya seperti bahan pemutih beras atau pengawet. Dan menariknya, Bayu bisa memasarkan produk beras organiknya dengan harga terjangkau, yaitu Rp. 49.000,-/5Kg. Bahkan dengan harga itu pun Bayu tetap bisa menjaga kualitasnya karena menggunakan teknologi tinggi dalam proses pasca panennya.

Untuk penjualan beras organiknya, Bayu sudah menjalin kerja sama dengan toko penjual beras yang ada di sekitar Jabodetabek. Bayu pun juga menjual produknya di media digital seperti e-commerce Blibli.com, Tokopedia, dan Shopee. Memperluas jangkauan pasarnya dengan menggunakan media digital juga sangat membantunya meraih keuntungan sebesar itu.

Sebagai mahasiswa IPB, Bayu mengemukakan bahwa ia harus mengutamakan kualitas berasnya. Bayu ingin agar semua kalangan bisa menikmati beras organik dengan harga terjangkau namun tetap dengan kualitas terbaik. Bayu juga memiliki misi untuk memberdayakan petani-petani lokal dengan menjadikan mereka sebagai mitra produksinya agar berasnya mampu memiliki daya saing yang tinggi.

Baca Juga: Tips Memilih Mitra Ahli Untuk Melakukan Inovasi

Nah, terbayang kan Sahabat Wirausaha, ada seorang laki-laki yang masih berusia muda, sembari berkuliah, dalam waktu setengah tahun berhasil mengembangkan usaha beras organiknya hingga berpendapatan Rp. 45 juta/bulan bahkan sebelum lulus. Ayo jangan mau kalah!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

  1. https://www.alinea.id/bisnis/cuan-pangan-organik-di-tengah-boomingnya-pola-hidup-sehat-b2cFk984h
  2. https://ekonomi.bisnis.com/read/20210728/12/1422855/peluang-besar-pemerintah-dorong-ekspor-produk-organik
  3. https://lifestyle.bisnis.com/read/20190125/106/882006/tren-gaya-hidup-sehat-kian-meningkat
  4. https://money.kompas.com/read/2020/03/30/144501226/menilik-konsumsi-beras-organik-dalam-masa-pandemi-covid-19?page=all
  5. https://www.beritasatu.com/ekonomi/751993/kemtan-nilai-indonesia-punya-peluang-ekspor-beras
  6. https://www.republika.co.id/berita/pvndio453/beras-organik-indonesia-diminati-pasar-ekspor
  7. https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=3907
  8. https://www.kompas.com/edu/read/2021/08/06/183000171/jual-beras-organik-mahasiswa-ipb-untung-rp-45-juta-per-bulan?page=all
  9. https://kumparan.com/dzaky-muhandis/khasiat-dan-manfaat-beras-organik/4
  10. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4408972/fokus-beras-khusus-kementan-kembangkan-daya-saing-ke-pasar-ekspor