Sahabat wirausaha, rasanya kurang lengkap jika kita hanya mengenakan busana tanpa aksesoris ya. Misalnya bagi wanita muslimah yang berhijab, tentu ingin tampil kece dengan aksesoris bros unik pada hijabnya. Serta pernak-pernik lainnya seperti kalung, gelang, dan sebagainya. Nah, salah satu UKM bernama Dnikz Collection, yang berdomisili di Semarang, Jawa Tengah ini ternyata menyediakan beberapa aksesoris tersebut, lho.

Tidak hanya menyediakan aksesoris saja, tetapi Dnikz Collection memiliki filosofi tersendiri dari setiap aksesoris yang diproduksinya, serta tetap menjaga orisinalitas aksesoris. Sepertinya, aksesoris dari Dnikz Collection memiliki kisah unik ya. Di saat usaha aksesoris lainnya sudah menggunakan teknologi dalam produksi, namun Dnikz Collection tetap melakukan produksi dengan handmade atau dibuat dengan tangan manusia. Apa ya kira-kira alasannya? Mari kita cari tahu pada artikel Cerita Inspirasi ini.

Baca Juga: Membangun Tim Dengan Budaya Inovasi


Kisah Awal “Dnikz Collection” yang berawal dari teman dekat

Dnikz Collection merupakan ide usaha yang “dicetuskan” oleh Ibu Dewi Ayu Lestari, yang kini menjadi owner dari usaha tersebut. Wanita yang lebih akrab disapa Ibu Dewi tersebut memiliki hobi dan sangat menggemari dunia handycraft atau kerajinan tangan, dan belajar membuatnya secara otodidak. Pada tahun 2007, mulanya beliau membuat aksesoris untuk dipakai sendiri sebagai pemanis pada hijabnya. Tetapi, karena banyak teman-temannya yang tertarik dengan aksesoris tersebut, akhirnya Ibu Dewi mulai menerima order atau pesanan khusus dari teman-teman tersebut.

Kemudian, pesanan tersebut semakin bertambah hingga pada tahun 2012, Ibu Dewi mulai serius untuk menekuni hobi tersebut sebagai bisnis menjanjikan. Tak tanggung-tanggung, di tahun yang sama Ibu Dewi langsung membuat brand aksesoris “Dnikz Collection” yang memproduksi aksesoris wanita seperti bros, kalung, peniti hijab dan aksesoris lainnya yang dipasarkan secara online melalui Facebook dan secara offline di lingkungan kantornya pada saat itu.

Baca Juga: Pengenalan Bentuk SOP Yang Penting Diketahui Bagi UMKM

Ternyata, ada pengalaman unik suka&duka dari “Dnikz Collection”, mulai dari yang sedih dulu yaa…

Pada saat mengikuti pameran pertama kali, Dnikz Collection belum memiliki pengalaman memulai usaha, sehingga Ibu Dewi mengaku kebingungan untuk menjual produknya. “Jadi, saya selalu mengiyakan ajakan pameran tanpa survei terlebih dahulu lokasi, pengunjung, dan waktunya. Beberapa pameran jadi berasa “zonk” karena salah sasaran, jadi stand sepi tidak ada pembeli, ada yang melihat-lihat tapi mundur lagi.” ujarnya. Tetapi, dari pengalaman tersebut beliau menjadi sadar akan segmen pasar yang dituju, sehingga beberapa waktu kemudian Ibu Dewi sudah mampu untuk memilih tawaran pameran untuk diikutinya.

Nah, kalau pengalaman unik sukanya…

Tahun 2018, Dnikz Collection berkolaborasi dengan salah satu brand fashion di Yogyakarta yaitu "Alula Indonesia". Dnikz Collection mendesain aksesoris dan memproduksinya sendiri untuk melengkapi salah satu seri produk dari Alula. Di tahun yang sama, Dnikz Collection juga mengadakan pelatihan membuat aksesoris di berbagai kota di Indonesia, seperti Semarang, Yogyakarta, dan Bandung. Dari pelatihan ini, Ibu Dewi juga memasarkan produknya dan beberapa peserta jadi banyak yang mengenal aksesoris dari “Dnikz Collection”.

Selain itu, Ibu Dewi juga pernah juga mengikuti ajang lomba desain aksesoris pada tahun 2019 dan menjadi 10 besar finalist lomba “Wastra Craft Competition”. Lomba yang diikutinya termasuk dalam acara ASEAN Traditional Textile Symposium di Yogyakarta. Di situ, Ibu Dewi bertemu dengan beberapa mahasiswa dari sekolah desain yang sangat kreatif dan inovatif, serta juri-juri yang berpengalaman dibidangnya. “Deg-degan saat penjuriannya, hehe... karena ini pertama kalinya mengikuti lomba semacam ini. Meskipun tidak masuk dalam 3 besar, tapi ini merupakan pengalaman yang tidak terlupakan bagi saya” tuturnya sambil tersenyum. Ibu Dewi juga menjadikan hal ini sebagai motivasi untuk terus berkarya, karena sebenarnya aksesoris bisa dibuat dari bahan apa pun, asalkan aman untuk dipakai.

Baca Juga: Mengenal Ragam Standar Global Kemasan dan Label

Di tahun yang sama, Dnikz Collection juga mendapat kesempatan dari Pemerintah Kota Tegal untuk memberikan pelatihan kerajinan dari limbah kulit kerang. Targetnya adalah warga lokal, tepatnya warga pesisir pantai utara Kota Tegal. Namun, karena lokasinya berada di pelosok, Ibu Dewi mengunjungi warga dengan sepeda motor. Beliau mengaku senang sekali, meskipun harus terpapar sinar matahari. Mendapat tantangan ini menjadikan Ibu Dewi untuk terus berinovasi membuat produk baru dengan bahan dasar limbah kulit kerang. Dari pelatihan inilah, tercipta salah satu karya aksesoris bernama “Segara” yang berarti Laut dalam bahasa Jawa. “Kami juga ingin menghadirkan karya yang membuat orang mengingat sesuatu yang indah, dan berasal dari kekayaan laut Indonesia. Misalnya kerang dan mutiara.” ucapnya.


Pemasaran “Dnikz Collection” Tetap Mengedepankan Kualitas!

Selama ini, Dnikz Collection lebih banyak melakukan penjualan melalui media sosial, terutama Instagram dan WhatsApp. Caranya dengan membuat foto produk semenarik mungkin, dan diposting dengan membuat tema atau cerita tertentu, serta memberikan caption tentang proses pembuatan aksesoris. Selanjutnya, jika mulai ada respons seperti komentar atau pesan singkat, maka artinya ada konsumen yang tertarik. Biasanya, mereka memulai dengan sapaan yang ramah seperti sedang mengobrol dengan teman. Dari sini, Dnikz Collection akan senang hati melayani agar mereka membeli produk dari Dnikz Collection.

Menjalin hubungan yang baik dengan customer adalah salah satu strategi marketing Dnikz Collection. Jika kita memberikan pelayanan yang baik, maka mereka tidak akan segan merekomendasikan produk kita pada yang lain. Dnikz Collection juga sangat memperhatikan kualitas produknya, dimulai dari sebelum hingga sesudah produksi. Tidak ketinggalan juga dari mulai membuat desain, memilih bahan, mengerjakan produksi dengan rapi, sampai dengan kemasan produk agar konsumen merasa puas menggunakan produk handmade dari Dnikz Collection. Wah, detail banget ya, sahabat wirausaha!

Baca Juga: Pengendalian Produksi


Ciri Khas “Dnikz Collection” Otentik dan Unik!

Beberapa koleksi Dnikz dibuat terbatas dan tidak bisa dibuat ulang, karena terkadang bahan yang dipakai tidak tersedia dalam jumlah banyak oleh supplier. Namun, hal itulah yang menjadi ciri khas dari Dnikz Collection dalam menciptakan produk yang berkualitas dan unik. Seperti tagline yang dimiliki Dnikz Collection yaitu “Unique and Unbeatable”. Selalu menjaga kualitas adalah "kunci" dari karya Dnikz Collection agar tetap bertahan dan diminati.

Sebelum pandemi, Dnikz Collection memiliki 3 orang di bagian produksi, namun saat ini Ibu Dewi hanya dibantu 1 orang di bagian produksi. Tugasnya adalah membuat aksesoris sesuai desain yang dicontohkan, dan memastikan produk rapi, aman dan berkualitas.


Tantangan yang dihadapi oleh “Dnikz Collection” selama Pandemi

Pada awal tahun 2020, pandemi COVID-19 datang dan sangat berpengaruh pada penjualan aksesoris Dnikz Collection. Hal ini dikarenakan aksesoris adalah bukan kebutuhan mendasar, serta situasi yang mengharuskan orang untuk memperhatikan protokol kesehatan bukan memperhatikan penampilan. Akibatnya, penjualan mulai menurun drastis, reseller mulai berkurang karena toko mereka juga tutup dan hampir 1 tahun lamanya, tanpa kepastian kapan pandemi akan usai.

Baca Juga: Mengenal Istilah Kapasitas Produksi

Namun, Ibu Dewi tidak menyerah dengan keadaan, beliau tetap menekuni bisnis ini dan mencoba untuk mencari solusi. Hingga pada akhirnya, Dnikz Collection merilis produk aksesoris baru seperti strapmask yang bisa membantu wanita berhijab saat memakai masker. Tidak hanya itu, Ibu Dewi juga bekerja sama dengan sahabatnya untuk membuat Kelas Belajar Online seputar membuat aksesoris. Meskipun tidak dapat mengajar secara langsung, setidaknya beliau mengaku bisa mengajar dengan lingkup yang lebih luas. Hal ini dikarenakan pesertanya berasal dari seluruh Indonesia, bahkan ada juga yang berasal dari luar negeri. Wah, menginspirasi banget ya, sahabat wirausaha?

Dnikz Collection memiliki harapan agar jumlah produksi bisa semakin meningkat, yang artinya juga menambah jumlah karyawan sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu, Ibu Dewi juga ingin terus memberikan pelatihan membuat aksesoris, baik secara online maupun offline jika memungkinkan. “Tentunya dengan harapan pelatihan tersebut bisa menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.” pungkasnya.


Kesimpulan

Beberapa kompetitor yang menjual aneka macam aksesoris, tentu menjadikan bisnis Dnikz Collection ini tidak mudah untuk dilakukan. Namun karena bisnis ini memiliki ciri khas yaitu menjual karya handmade sehingga memiliki nilai tersendiri bagi para konsumennya. Jadi, sahabat wirausaha juga bisa berkreasi membuat karya yang menarik, serta menjaga kualitas produk agar diminati oleh konsumen!

Jika diperhatikan, saat ini banyak bermunculan bisnis-bisnis baru yang menyesuaikan pola hidup saat ini. Oleh karena itu, di masa “recovery” atau pemulihan pasca pandemi ini, kita harus pintar dan jeli melihat peluang yang ada. Ciptakan inovasi baru dengan memperhatikan lingkungan dan gaya hidup masyarakat saat ini. Jangan berhenti mencoba dan terus berusaha. Semoga cerita di atas bisa menginspirasi ya, sahabat wirausaha. Yuk, mulai mencoba dari sekarang.


Kontak Dnikz Collection

Jika sahabat wirausaha ingin mengetahui lebih lanjut atau menghubungi usaha Dnikz Collection, sahabat bisa langsung hubungi kontak di bawah ini:

Dnikz Collection

Handmade Jewelry dan Pelatihan Craft

E-mail : dnikz.collection@gmail.com

WhatsApp : 0856-1455-255

Instagram : @dnikz.collection

Shopee : dnikzcollection

Narasumber : Ibu Dewi Ayu Lestari, Owner dari Dnikz Collection

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.