Mobile banking app and epayment hand with smartphone and pay by credit card via electronic wallet Premium Vector

Sumber: Freepik

Dalam melakukan kegiatan operasional suatu bisnis, pembelian bahan baku merupakan salah satu kunci. Sahabat wirausaha pasti akan mencari bahan baku dengan harga terjangkau dengan kualitas terbaik. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan produk terbaik yang dapat dijual kepada para konsumen.

Selain kualitas dan harga, pembelian bahan baku juga memperhatikan isu likuiditas. Likuiditas di sini berarti mempertimbangkan ketersediaan dan manajemen arus kas. Sahabat Wirausaha harus mampu mengatur dengan baik bagaimana dan kapan pembelian terhadap bahan baku dilakukan. Pembelian bahan baku ini harus disesuaikan dengan ketersediaan kas yang didapatkan dari penjualan produk kepada konsumen. Apabila tidak diperhatikan dengan baik, sahabat wirausaha mungkin saja tidak dapat melakukan pembayaran terhadap bahan baku yang ingin dibeli.

Baca Juga: Pentingnya Pencatatan Keuangan Bagi UMKM

Pada kasus ini, utang dagang atau yang biasa dikenal sebagai account payable merupakan sebuah solusi. Utang dagang adalah sebuah kondisi dimana Sahabat Wirausaha dapat membeli bahan baku dan membayarnya beberapa hari setelah periode tersebut. Sahabat wirausaha dapat menggunakan utang dagang tersebut untuk memberikan sedikit waktu dalam menunggu ketersediaan kas.

Ketersediaan utang dagang sendiri akan sangat beragam pada setiap usaha. Hal ini merupakan kesepakatan antara sahabat wirausaha dengan pemasok bahan baku. Meskipun begitu, sahabat wirausaha sebenarnya bisa menghitung dengan menggunakan laporan keuangan sendiri untuk mengetahui ketersediaan utang dagang dan lamanya durasi utang yang biasanya didapatkan oleh bisnis. Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung payable turnover.

Baca Juga: Apa itu Operating Expense?


Apa Itu Payable Turnover?

Payable turnover adalah sebuah konsep dimana sahabat wirausaha mencoba menghitung berapa kali pembayaran utang dagang dalam satu periode. Perhitungan ini menjadi penting karena sahabat wirausaha dapat memperkirakan berapa besar utang produksi dan pembayarannya dalam satu periode waktu.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, utang dagang sangat dipengaruhi oleh negosiasi antara Sahabat Wirausaha dengan pemasok bahan baku. Negosiasi ini akan berdampak terhadap besaran payable turnover yang dihasilkan oleh Sahabat Wirausaha. Apabila payable turnover cukup tinggi, maka hal ini menunjukkan bahwa Sahabat Wirausaha mungkin memiliki cukup banyak ketersediaan kas untuk melakukan pembayaran utang dagang secara cepat. Sebaliknya, apabila payable turnover yang terlalu rendah menunjukkan sahabat wirausaha mungkin memiliki ketersediaan kas yang tidak cukup baik.

Mengenal QRIS: Metode Pembayaran Digital Baru yang Bermanfaat Bagi UKM

Selain karena kondisi kas, payable turnover juga dapat menjadi indikasi kemampuan negosiasi sahabat wirausaha dengan pemasok. Apabila Sahabat Wirausaha mampu melakukan negosiasi berupa durasi utang dagang yang cukup lama, maka payable turnover dapat ditekan menjadi cukup rendah dan akan berguna saat kekurangan kas. Sebaliknya, sahabat wirausaha dapat meminta durasi utang dagang yang relatif singkat ketika memiliki cukup banyak kas. Hal ini dilakukan untuk mencegah uang kas yang tidak produktif.


Menghitung Payable Turnover

Pada dasarnya, payable turnover dapat dihitung dengan membagi jumlah pembelian bahan baku dari pemasok dibagi dengan jumlah rata-rata utang dagang dalam satu periode berjalan. Sebagai contoh, Pak Hamdi melakukan pembelian bahan baku sebesar 10 juta rupiah dalam 1 bulan.

Baca Juga: Inilah Aplikasi yang Membantu UMKM

Pak Hamdi juga mencatatkan utang dagang pada bulan lalu sebesar 2 juta rupiah dan bulan ini sebesar 3 juta rupiah. Apabila Pak Hamdi ingin mengetahui payable turnover-nya, maka beliau dapat menghitung dengan menggunakan formula berikut:


Berdasarkan angka tersebut, payable turnover Pak Hamid adalah sebesar 4 kali. Secara tidak langsung, ini menunjukkan bahwa Pak Hamdi membayarkan utang dagang sebanyak 4 kali setahun dengan rata-rata utang dagang sebesar 2,5 juta rupiah. Angka ini tidak bisa dikatakan besar atau kecil karena perlu dibandingkan dengan usaha pada industri sejenis.

Nah, setelah mengetahui mengenai payable turnover tersebut, Sahabat Wirausaha diharapkan bisa melakukan manajemen persediaan dan arus kas dengan lebih baik.

Baca Juga: Tips Membaca Laporan Neraca Keuangan Bagi UKM