Sahabat Wirausaha, masihkah kalian ingat dengan gelar "Penghuni Ruko Kosong" yang diberikan kepada Mixue? Toko es krim yang sedang meroket ini telah membuka cabang-cabang di berbagai penjuru Indonesia sepanjang tahun ini. Dikutip dari Pandaily, hingga pada bulan Mei 2023, Mixue telah memiliki sebanyak 317 gerai di seluruh Indonesia. Melalui model bisnis yang mengadopsi konsep franchise atau waralaba, Mixue telah mampu meraih keuntungan yang luar biasa. Seperti yang dijelaskan pada Tirto.id, omset yang bisa didapatkan oleh franchise Mixue tembus hingga Rp20 juta perbulan. Tampaknya usaha ini sangat menggiurkan bukan? Sahabat Wirausaha sudah kenal dengan jenis bisnis waralaba? Kalau belum, yuk simak penjelasan berikut!


Jenis-Jenis Waralaba Berdasarkan Lokasi

1. Waralaba Luar Negeri (International Franchise)

Jenis waralaba ini yaitu pemilik bisnis induk (franchisor) yang berlokasi di suatu negara memberikan lisensi kepada pihak di negara lain (franchisee) untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek, sistem operasional, dan model bisnis yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, pemilik bisnis induk adalah dari negara yang berbeda dengan negara di mana bisnis franchise akan dijalankan. Contoh waralaba luar negeri yang sudah ada di Indonesia yaitu Mixue, Pizza Hut, KFC, McDonalds, Burger King, dan Baskin Robbins.

Kelebihan dari waralaba luar negeri dapat meliputi:

  1. Merek yang sudah dikenal masyarakat.
  2. Dukungan melalui bimbingan operasional.
  3. Peluang untuk memanfaatkan pasar baru.
  4. Memperluas jaringan bisnis ke tingkat internasional.

Selain kelebihan, adapun kekurangan dari waralaba luar negeri, yaitu:

  1. Perbedaan budaya
  2. Regulasi bisnis termasuk izin operasional, pajak, dan perizinan lainnya
  3. Faktor-faktor lain seperti lingkungan, dll.

Baca Juga: 7 Jenis Usaha yang Cuan dari Acara Pernikahan

2. Waralaba Dalam Negeri (Domestic Franchise)

Jenis waralaba ini yaitu pemilik bisnis induk (franchisor) yang berlokasi di dalam suatu negara memberikan lisensi kepada pihak-pihak di negara yang sama (franchisee) untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek, sistem operasional, dan model bisnis yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, baik pemilik bisnis induk maupun franchisee berada di negara yang sama. Contoh waralaba lokal di Indonesia yaitu Jco Donuts and Coffee, Janji Jiwa, Indomaret, dan Apotek K-24.

Kelebihan dari waralaba dalam negeri dapat meliputi:

  1. Penggunaan merek yang sudah dikenal.
  2. Memiliki pemahaman yang lebih baik tentang budaya dan preferensi lokal.
  3. Memiliki akses yang lebih mudah untuk dukungan dan pelatihan.
  4. Peluang untuk mengembangkan jaringan bisnis di berbagai lokasi di dalam negeri.

Selain kelebihan, adapun kekurangan dari waralaba dalam negeri, yaitu:

  1. Persaingan dengan bisnis sejenis.
  2. Kepatuhan terhadap peraturan pemerintah setempat.
  3. Pemenuhan kebutuhan pasar lokal yang mungkin berbeda.

Jenis-Jenis Waralaba Berdasarkan Bentuknya

1. Waralaba Produk (Product Franchise)

Waralaba produk melibatkan lisensi untuk menjual produk fisik yang dapat berupa barang-barang konsumen atau komoditas. Pemilik bisnis induk (franchisor) memberikan hak kepada pihak lain (franchisee) untuk menjual produk-produk tertentu dengan menggunakan merek, sistem operasional, dan dukungan yang telah ditetapkan. Beberapa kategori waralaba produk beserta contohnya yaitu restoran cepat saji (CFC), toko ritel (Super Indo), pakaian (Busana Muslim Shasmira), makanan (Sabana Fried Chicken), minuman (Es Teler 77), dan lainnya.

Kelebihan dari waralaba produk dapat meliputi:

  1. Penggunaan merek yang sudah dikenal.
  2. Dukungan dalam hal pemasaran dan promosi.
  3. Mendapat panduan operasional dan dukungan pelatihan.

Kekurangan dari waralaba produk, yaitu:

  1. Persaingan yang ketat dengan merek sejenis.
  2. Ketergantungan pada merek, pasokan dan kualitas produk.
  3. Keterbatasan lokasi.
  4. Tidak ada dukungan dari pemilik waralaba.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Bisnis Waralaba Ekspedisi untuk UMKM, Permintaan Tinggi di Tengah Tren Bisnis Online

2. Waralaba Jasa (Service Franchise)

Waralaba jasa melibatkan lisensi untuk menjual atau memberikan layanan tertentu dengan menggunakan merek, sistem operasional, dan model bisnis yang telah ditentukan oleh pemilik bisnis induk (franchisor). Beberapa kategori waralaba jasa beserta contohnya yaitu salon kecantikan (Rudy Hadisuwarno Salon), bengkel (Planet Ban), pendidikan (Kumon), ekspedisi (J&T Express), dan lainnya.

Kelebihan dari waralaba jasa dapat meliputi:

  1. Fokus pada pelayanan berkualitas.
  2. Peluang untuk mengembangkan layanan tambahan.
  3. Dukungan dalam pelatihan staf dan operasional.

Kekurangan dari waralaba jasa, yaitu:

  1. Beberapa memerlukan keterampilan dan pengetahuan khusus.
  2. Kualitas layanan harus dijaga dengan baik.
  3. Tantangan dalam mengukur dan mengendalikan kualitas layanan di berbagai lokasi.

3. Waralaba Gabungan (Product and Service Franchise)

Waralaba gabungan produk dan jasa adalah jenis model bisnis waralaba yang menggabungkan elemen produk dan layanan dalam satu konsep bisnis. Dalam model ini, pemilik bisnis induk (franchisor) memberikan hak kepada pihak lain (franchisee) untuk menjual produk tertentu dan juga memberikan layanan terkait menggunakan merek, sistem operasional, dan model bisnis yang telah ditetapkan.

Contoh dari waralaba gabungan yaitu Kopi Chuseyo. Kafe ini tidak hanya menjual makanan dan minuman (produk), tetapi juga menyediakan suasana yang menyenangkan bagi para K-Popers (layanan). Atau, bisnis layanan kesehatan Apotek K-24 yang menjual obat-obatan (produk) dan layanan Halo Apoteker yang memungkinkan pasien untuk melakukan konsultasi (jasa) obat dari rumah. 

Kelebihan dari waralaba produk dan jasa dapat meliputi:

  1. Kombinasi antara produk dan layanan dapat memberikan berbagai sumber pendapatan.
  2. Memberikan pelanggan pengalaman yang lebih lengkap dan beragam.
  3. Kombinasi produk dan layanan dapat menciptakan keunggulan kompetitif di pasar.

Kekurangan dari waralaba produk dan jasa, yaitu:

  1. Mengelola aspek produk dan layanan bisa menjadi lebih kompleks dibandingkan hanya satu jenis saja.
  2. Memerlukan manajemen sumber daya yang baik.
  3. Perlu pelatihan dalam kedua aspek, baik produk maupun layanan.

Contoh bisnis waralaba (KFC)

Baca Juga: 6 Strategi Pemasaran Bisnis Waralaba yang Efektif Undang Pelanggan, Pernah Coba?


Jenis-Jenis Waralaba Berdasarkan Karakteristik

1. Waralaba Manufaktur (Manufacturing Franchise)

Waralaba manufaktur adalah jenis bisnis waralaba di mana pemilik bisnis induk (franchisor) memberikan lisensi kepada pihak lain (franchisee) untuk memproduksi produk tertentu dengan menggunakan merek, proses produksi, dan sistem operasional yang telah ditentukan. Franchisee memiliki kebebasan dalam memproduksi produk dengan merek dan metode yang telah ditetapkan oleh franchisor, namun harus mematuhi panduan operasional dan kualitas yang telah ditetapkan. Kebebasan dalam hal ini yaitu franchisee memiliki hak untuk mencampur atau mengolah bahan baku yang telah disediakan. Dalam model ini, franchisee tidak hanya menjual produk-produk tersebut, tetapi juga bertanggung jawab atas proses produksi. 

Contoh waralaba manufaktur bisa berupa produk makanan dan minuman, peralatan, produk-produk kesehatan, produk kecantikan, dan banyak lagi. 

Kelebihan dari waralaba manufaktur dapat meliputi:

  1. Dukungan dalam hal penyediaan bahan baku, resep, proses produksi hingga pemasaran.
  2. Potensi untuk mengembangkan bisnis dengan memproduksi produk yang diminati oleh pasar.
  3. Merek yang dikenal.
  4. Sistem produksi yang efisien.

Kekurangan dari waralaba manufaktur, yaitu:

  1. Biaya produksi dan manajemen rantai pasokan.
  2. Ketergantungan pada jumlah, kualitas dan bahan baku yang diberikan oleh franchisor.
  3. Sistem operasional yang kompleks.
  4. Investasi awal yang besar.

Jenis-Jenis Waralaba Berdasarkan Sistem

1. Waralaba Peluang Bisnis (Business Opportunity Ventures)

Business Opportunity Ventures adalah jenis model bisnis di mana individu atau entitas (franchisee) diberikan kesempatan untuk membeli hak untuk menjalankan suatu konsep bisnis atau memanfaatkan peluang bisnis tertentu yang telah diatur oleh pemilik bisnis asal (franchisor). Dalam model ini, franchisor umumnya menyediakan panduan, alat pemasaran, dan beberapa sumber daya untuk membantu franchisee dalam menjalankan dan menjual produk atau layanan mereka, tetapi franchisee juga memberikan kesempatan untuk memanfaatkan ide bisnis yang telah ada.

Contoh Business Opportunity Ventures meliputi sistem keagenan (seperti asuransi, properti, atau produk lainnya), distributor produk, kemitraan bisnis, dan lainnya. Kelebihan dari Business Opportunity Ventures, yaitu:

  1. Peluang untuk memanfaatkan konsep bisnis.
  2. Fleksibel dalam menjalankan bisnis.
  3. Dukungan pemasaran dan alat.
  4. Modal awal yang lebih rendah. 

Kekurangan dari Business Opportunity Ventures, yaitu:

  1. Kurangnya dukungan panduan operasional.
  2. Kurangnya pengakuan merek.
  3. Tingkat keberhasilan yang bervariasi.
  4. Resiko yang lebih besar.

Baca Juga: 6 Waralaba Kuliner Terjangkau yang Cocok Untuk UMKM, Minat Coba?

2. Waralaba Format Bisnis (Business Format Franchising)

Business Format Franchising adalah model bisnis waralaba yang melibatkan penjualan hak kepada individu atau entitas (franchisee) untuk menjalankan bisnis yang lengkap dengan semua aspek operasional, sistem, dan panduan yang telah ditentukan oleh pemilik bisnis asal (franchisor). Dalam model ini, franchisee tidak hanya membeli hak untuk menggunakan merek atau menjual produk tertentu, tetapi juga mengadopsi seluruh format bisnis dari franchisor.

Kemudian, franchisor akan bertanggung jawab untuk memberikan panduan operasional, prosedur, pelatihan, dukungan pemasaran, dan aspek-aspek lain dalam menjalankan bisnis secara efektif. Contoh Business Format Franchising meliputi berbagai industri, seperti makanan dan minuman, ritel, layanan perawatan tubuh, pendidikan, dan lainnya.

Kelebihan dari Business Format Franchising, yaitu:

  1. Merek yang Dikenal.
  2. Dukungan operasional dan pemasaran.
  3. Memiliki pelanggan.

Kekurangan dari Business Format Franchising, yaitu:

  1. Biaya awal yang tinggi.
  2. Ketergantungan pada merek.
  3. Adanya pengawasan franchisor.
  4. Margin keuntungannya lebih sempit.

Setiap jenis waralaba memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Tidak ada jenis waralaba yang secara mutlak memberi keuntungan lebih daripada yang lain, karena keuntungan dari waralaba sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lokasi, manajemen, persaingan pasar, pemasaran, peluang pasar, persaingan, dukungan franchisor, biaya awal, royalti, tingkat resiko, dan lain-lain. Hal yang paling penting bagi Sahabat Wirausaha adalah melakukan riset dan analisis menyeluruh sebelum memutuskan jenis waralaba mana yang sesuai dengan tujuan, minat, dan sumber daya yang dimiliki. Jadi, apakah Sahabat Wirausaha tertarik untuk mencoba bisnis waralaba?

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi: 

  1. https://www.freepik.com/free-vector/small-shops-owners-holding-location-pins-map_45256009.htm
  2. https://pandaily.com/chinese-tea-chain-mixue-enters-south-korea-and-japan/
  3. https://tirto.id/mixue-tengah-viral-berapa-keuntungannya-dalam-sebulan-gATs
  4. https://unsplash.com/photos/1QbpuYgYScQ?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditShareLink