Waralaba Kuliner Terjangkau - Sahabat Wirausaha, menjalankan sebuah bisnis yang sukses adalah impian banyak orang. Hanya saja untuk bisa mencapai tahapan tersebut, tentu membutuhkan usaha yang tidak mudah. Tak sedikit bisnis yang awalnya direncanakan penuh semangat, mendadak ambruk karena berbagai kondisi dan membuat banyak orang enggan menjalani profesi sebagai pebisnis karena takut merugi. Namun tenang saja, ada sebuah bisnis yang bisa jadi pilihan yakni waralaba atau franchise.

Berbeda dengan bisnis yang dibangun sendiri dari awal, waralaba adalah jenis bisnis kemitraan di mana kita memperluas sebuah produk barang atau jasa pihak lain lewat lisensi dagang. Lantaran merupakan milik pihak lain, kita tak perlu bersusah payah membangun bisnis dari awal karena produk telah dikenal. Hal inilah yang membuat bisnis waralaba tumbuh dengan menjanjikan di Indonesia terutama untuk sektor kuliner.

Lantas apa saja waralaba kuliner yang menjanjikan dan bagaimana proyeksi bisnis ini kedepannya? Simak terus ulasannya dalam artikel berikut ini.

Pasca Pandemi, Bisnis Waralaba Makin Menjanjikan

Seperti yang Sahabat Wirausaha ketahui, pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak tahun 2020 dan akhirnya berhasil dikendalikan pada 2022, memang membuat banyak sektor ekonomi tumbang. Namun menurut Kemendag seperti dilansir Kontan, industri waralaba justru mengalami pertumbuhan bahkan mencapai 3% kala pandemi melanda di tahun 2020-2021 silam. Tak heran kalau Oke Nurwan selaku Dirjen Perdagangan Dalam Negeri sempat mengungkapkan optimismenya.

Menurut Oke, industri waralaba memberikan kontribusi hingga stabil di level 5% per tahun pada perekonomian Indonesia. Dengan total omset mencapai Rp 54,4 miliar, setidaknya ada lebih dari 93 ribu gerai waralaba berbagai sektor di Tanah Air. Mampu menyerap tenaga kerja menembus 628 ribu orang, waralaba jelas menjadi salah satu sektor ekonomi menjanjikan. Dari jumlah itu, 59,37% diantaranya merupakan waralaba kuliner.

Baca Juga: Cara Membuat Izin Usaha Waralaba

Kendati sempat terguncang kala pandemi lantara adanya pembatasan sosial, Anang Sukandar selaku Ketua Asosiasi Franchise Indonesia seperti dilansir Kompas, menyatakan kalau waralaba kuliner mulai berangsur membaik sejak semester kedua tahun 2022. Tingginya tingkat konsumsi domestik yang tinggi, membuat waralaba kuliner masih menjanjikan terutama di tengah ancaman resesi global tahun 2023.

Fakta bahwa semua orang butuh makanan dan minuman dalam setiap harinya, membuat waralaba kuliner tak akan pernah punah. Lantas, apa saja franchise kuliner yang layak dipertimbangkan? Simak pilihannya berikut ini.

Inilah 6 Waralaba Kuliner Terjangkau yang Layak Dipertimbangkan

Sebagai konsep bisnis yang cocok bagi Sahabat Wirausaha yang mencari penghasilan pasif, waralaba kuliner tentu sangat menjanjikan untuk dijalani. Supaya tidak salah dalam menentukan brand, berikut ulasan enam waralaba kuliner di Indonesia yang sudah terbukti laris manis di pasaran:

1. Ayam Goreng Sabana

Kalau ditanya apa lauk paling populer di Indonesia, ayam goreng akan menduduki posisi teratas termasuk salah satu variannya, ayam goreng tepung. Hal inilah yang membuat ada banyak sekali penjual ayam goreng tepung termasuk Sabana. Bisa dibilang Sabana merupakan salah satu franchise kuliner lokal terlaris di Indonesia, karena harganya yang murah dan rasanya enak. Tak hanya populer, Sabana yang didirikan pada tahun 20116 ini, sudah meraih berbagai penghargaan top brand selama tahun 2010-2019.

Dalam proposal kemitraan Sabana Fried Chicken yang dilansir dari Kumparan, Sahabat Wirausaha harus menyiapkan modal Rp22 juta untuk memulai waralaba ini. Dengan modal itu, mitra akan memperoleh booth full stainless, bahan baku untuk opening berupa 10 ekor ayam siap goreng, biaya pendaftaran termasuk media promosi seperti banner dan tentunya pelatihan serta pembinaan. 

foto: Sweetrip

Memperhitungkan biaya sewa tempat, gaji karyawan, gas dan bahan baku, penjualan minimal 10 ekor ayam per hari akan membuat Sahabat Wirausaha meraup untung Rp4,7 juta per bulan. Sedangkan jika mampu menjual hingga 50 ekor ayam per hari, akan meraih hingga Rp23,5 juta per bulan, seperti dilansir Bisnis. Untuk BEP (Break Event Point) sendiri, Sabana menyebutkan jika mitra akan memperolehnya dalam kurun waktu 1-4 bulan tergantung penjualan.

Baca Juga: 11 Kesalahan Dalam Berbisnis Waralaba, Penting Diketahui Bagi Penjual dan Pembeli!

2. Kopi Janji Jiwa

Berdiri pada tahun 2018, Janji Jiwa bisa dibilang sebagai salah satu brand minuman kopi kekinian paling populer di Indonesia. Dimulai dari ITC Kuningan, gerai kopi Janji Jiwa bahkan sudah tersebar di lebih dari 100 kota di seluruh Indonesia. Terkenal di kalangan milenial dan gen Z, Sahabat Wirausaha yang ingin memiliki waralaba Janji Jiwa harus menyiapkan modal mulai dari Rp 85 juta. Biaya itu bahkan bisa mencapai Rp150 juta dengan penambahan biaya alat-alat produksi.

Dilansir dari iReap News, mitra Janji Jiwa akan memperoleh fasilitas sewa tempat, karyawan, hingga dukungan promosi penuh dalam kontrak awal waralaba. Hanya saja sejumlah syarat ditetapkan oleh manajemen Janji Jiwa kepada calon mitra mereka mulai dari lokasi usaha di wajib di tempat strategis, harus memiliki desain gerai sesuai konsep Janji Jiwa seperti luas minimal 3x2,5 meter dan daya listrik minimal 18A, adanya kualifikasi kitchen set profesional, hingga saluran pembuangan yang baik.

Untuk BEP-nya sendiri, pihak Janji Jiwa memperhitungkan kalau mitra akan memperolehnya dalam waktu 10-12 bulan sejak awal pembukaannya. Di mana asumsinya adalah penjualan minimal stabil di 20 cup per hari, serta ini tanpa memperhitungkan biaya produksi seperti gaji karyawan dan perawatan peralatan serta lokasi.

3. Kebab Baba Rafi

Dari banyaknya vendor street food makanan asing yang dimiliki oleh orang Indonesia, Kebab Baba Rafi mungkin bisa dibilang cukup menonjol. Ya, kuliner khas Timur Tengah ini bahkan begitu populer di Tanah Air lantaran dijajakan dalam konsep gerobak pinggir jalan. Berawal dari tahun 2003, Kebab Baba Rafi kini bahkan telah jadi brand usaha kebab dengan jaringan terbesar di dunia karena tak hanya tersedia di seluruh pelosok Indonesia, tetapi hingga Malaysia, Filipina dan Eropa.

Dengan lebih dari 1.300 outlet di sembilan negara, franchise kuliner yang bahkan sudah melantai di Bursa Saham Indonesia (BEI) ini menawarkan tiga jenis kemitraan. Dilansir Bisnis, jenis kemitraan itu adalah:

  • Black Booth: Nilai investasi Rp120 juta dan perhitungan BEP sekitar 19-20 bulan, dengan penghasilan bulanan rata-rata Rp19,5 juta
  • Container Kebab: Nilai investasi Rp250 juta dan perhitungan BEP sekitar 12 bulan, dengan penghasilan bulanan rata-rata Rp75 juta
  • Container Kebab Cafe: Nilai investasi Rp300 juta dan perhitungan BEP sekitar 13-14 bulan, dengan penghasilan bulanan rata-rata Rp100 juta

foto: Andika Wahyu/ANTARA

Melalui jenis kemitraan apapun yang nantinya kita pilih, calon mitra akan memperoleh segala keperluan usaha kebab seperti booth, peralatan jualan, bahan baku awal memulai usaha, sampai beberapa biaya untuk keperluan bisnis. Hanya saja pertimbangan BEP dan pemasukan kotor akan berbeda-beda sesuai dengan lokasi jualan.

Baca Juga: 3 Strategi Membangun Standar Mutu Bisnis Waralaba, Rahasia Sukses Kembangkan Banyak Gerai

4. Restoran Padang Sederhana

Masakan Padang adalah salah satu kategori kuliner khas Indonesia yang tak diragukan lagi ketenarannya. Tak heran jika rumah makan Padang bisa ditemukan dengan mudah di penjuru Tanah Air, tak harus di Sumatera Barat. Salah satu yang cukup populer dan ternyata menawarkan bisnis waralaba adalah Restoran Padang Sederhana. Berdiri pada tahun 1972, saat ini sudah ada lebih dari 200 gerai Restoran padang Sederhana di Indonesia. 

Sama seperti bisnis waralaba lain, mitra akan memperoleh dukungan lengkap usai berinvestasi mulai dari pelatihan, pengembangan produk, dukungan pemasaran hingga supply tenaga kerja berupa juru masak yang terlatih. Menawarkan bahan baku berkualitas tinggi dan manajemen profesional, Restoran Padang Sederhana memang mampu menjamin kesuksesan. Untuk modal waralaba sendiri, Sahabat Wirausaha harus menyiapkan hingga Rp1 miliar.

Nilai yang cukup besar itu sudah termasuk franchise fee sebesar Rp95 juta. Jika dibandingkan waralaba kuliner lainnya, Restoran Padang Sederhana mematok nilai cukup tinggi, tapi itu sepadan dengan potensi keuntungan yang ditawarkan. Anggap saja dalam sehari bisa laku 100 porsi menu seharga Rp20 ribu, maka dibutuhkan waktu minimal 15-18 bulan untuk memperoleh BEP jika berdasarkan pada omzet saja.

5. Warteg Kharisma Bahari

Jika Restoran Padang Sederhana memang khusus berjualan kuliner khas Minangkabau, bagi penggemar masakan Jawa tentu Warteg Kharisma Bahari yang jadi andalan saat lapar. Sama seperti Restoran Padang Sederhana, Warteg Kharisma Bahari adalah salah satu waralaba kuliner yang kini tengah naik daun. Didirikan oleh Sayudi pada tahun 1996, franchise kuliner ini menawarkan tiga jenis paket yang berbeda untuk calon mitra seperti dilansir dalam website resminya yakni:

  • Paket Ekonomis: Dengan biaya investasi mulai dari Rp165,3 juta, calon mitra akan memperoleh potensi omzet hingga Rp2 juta per hari dan balik modal dalam waktu satu tahun
  • Paket Small: Dengan biaya investasi mulai dari Rp230,3 juta, calon mitra akan memperoleh potensi omzet hingga Rp5 juta per hari dan balik modal dalam waktu dua tahun
  • Paket Medium: Dengan biaya investasi mulai dari Rp511,3 juta, calon mitra akan memperoleh potensi omzet hingga Rp10 juta per hari dan balik modal dalam waktu dua tahun

Dari seluruh paket yang ditawarkan oleh Warteg Kharisma Bahari, mitra waralaba akan memperoleh bimbingan bisnis seumur hidup dan dibantu pencarian lokasi berjualan. Tentunya proyeksi keuntungan dan balik modal itu akan berbeda sesuai dengan kemampuan penjualan dan lokasi.

6. Mixue

Berbeda dengan franchise kuliner lain yang sudah dibahas, waralaba satu ini berasal dari luar negeri tepatnya di China. Bisnis ini dirintis oleh seorang mahasiswa bernama Zhang Hongchao di tahun 1997 dan hingga saat ini sudah memiliki lebih dari 10 ribu kedai di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara.

Dilansir Detik, Mixue yang kini sudah memiliki sertifikasi halal ini menawarkan paket kemitraan dengan modal awal sekitar Rp700 juta – Rp800 juta. Dari biaya tersebut ternyata sudah mencakup biaya deposit (Rp40 juta), biaya manajemen (Rp18 juta – Rp24 juta per tahun), biaya survey (Rp2 juta), biaya mesin dan peralatan (Rp170 juta), biaya bahan baku pertama (Rp100 juta), biaya pelatihan (Rp3 juta), biaya renovasi gerai (Rp200 juta – Rp350 juta) dan biaya sewa ruko (Rp75 juta – Rp150 juta).

foto: Info Brand

Lantaran Mixue saat ini menjadi salah satu brand minuman terlaris di Indonesia, mitra diperkirakan bakal memperoleh BEP dalam waktu 12-18 bulan saja. Tentunya jika Sahabat Wirausaha tertarik, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi dari Mixue seperti lokasi dan tempat operasional yang memadai mulai dari luas bangunan bersih minimal 25 meter persegi, daya listrik 33 ribu watt, tinggi plafon minimal 2,7 meter dan tentunya NPWP.

Bagaimana? Apakah Sahabat Wirausaha tertarik untuk menjalankan waralaba kuliner? Dengan memilih brand franchise yang sudah populer, peluang untuk untung dan balik modal cepat tentu bisa diwujudkan.

Jika Sahabat Wirausaha merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman lainnya. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.