Kesalahan Dalam Berbisnis Waralaba - Bisnis waralaba merupakan salah satu bisnis yang menarik serta dapat memberikan keuntungan yang lebih bagi para pebisnis. Hal ini sesuai dengan makna istilahnya loh yaitu kata ‘wara’ yang berarti lebih, dan ‘laba’ yang berarti keuntungan.
Namun demikian, bisnis waralaba merupakan salah satu bisnis yang berisiko sehingga sebelum mulai masuk dalam bisnis waralaba, baiknya Sahabat Wirausaha perlu menghindari kesalahan-kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemberi dan penerima waralaba.
Beberapa kesalahan umum dalam mengelola bisnis waralaba dapat berasal dari dua pihak yang terlibat yaitu pihak pemberi waralaba (franchisor) dan pihak penerima waralaba (franchisee). Apa saja? Yuk simak ulasannya berikut ini.
Kesalahan Dalam Berbisnis Waralaba Bagi Pemberi Waralaba
Pemberi waralaba (pewaralaba) atau disebut juga franchisor merupakan badan usaha atau perorangan yang memiliki dan menjual merek dagang beserta sistemnya dengan harapan dapat memperoleh royalti. Berikut adalah kesalahan umum yang sering dilakukan oleh franchisor.
1. Tidak Melakukan Perencanaan Bisnis dengan Matang
Keberhasilan atau kegagalan sebuah bisnis waralaba ditentukan oleh seberapa baik franchisor menyusun rencana awal bisnis dengan matang. Oleh sebab itu, rencanakanlah operasi bisnis waralaba dengan cermat. Bila perlu, franchisor dapat menggunakan jasa konsultan yang memahami tentang bisnis untuk memperoleh nasihat atau saran profesional.
Baca Juga: Menjaga Standar Mutu Bisnis Kuliner Waralaba
Saat memulai bisnis waralaba, ada banyak keputusan penting yang harus dibuat. Mulai dari memilih lokasi yang tepat hingga menegosiasikan perjanjian waralaba sehingga sangat penting untuk mendapatkan bantuan profesional saat membuat keputusan ini. Jika tidak, maka franchisor dapat melakukan kesalahan yang merugikan bisnis waralaba.
2. Melakukan Pengeluaran Secara Berlebihan
Pada dasarnya, bisnis waralaba merupakan bisnis yang berisiko. Namun demikian, franchisor cenderung menghabiskan terlalu banyak uang untuk membuat gedung perkantoran yang bertingkat tinggi, membeli mobil perusahaan, melakukan kegiatan promosi atau iklan dengan biaya yang mahal.
Meskipun penting untuk menginvestasikan cukup uang untuk memulai bisnis, franchisor tidak boleh berhutang atau membahayakan keuangan bisnis waralaba. Akibat kesalahan ini, franchisor cenderung mengalami undercapitalization.
Undercapitalization merupakan suatu kondisi dimana sebuah bisnis tidak memiliki modal yang cukup untuk menjalankan kegiatan bisnisnya secara normal. Tentu kesalahan seperti ini dapat merugikan bisnis waralaba sehingga franchisor perlu melakukan penganggaran bisnis (budgeting) dengan bijak dan realistis baik untuk biaya pemasaran, biaya pemeliharaan gedung, maupun kegiatan operasional bisnis setiap harinya.
3. Tidak Hati-Hati dalam Memilih Mitra Franchisee
Bisnis waralaba yang sukses dan populer tentu akan menarik minat banyak pebisnis untuk menjadi franchisee. Oleh sebab itu, franchisor harus memilih calon franchisee dengan hati-hati. Jangan pernah menjual waralaba kepada siapapun yang dianggap tidak sepenuhnya memenuhi syarat untuk pekerjaan ini.
Baca Juga: Mengintip Peluang Memperluas Pemasaran melalui Waralaba
Pemilihan franchisee yang baik akan mengurangi kemungkinan kegagalan dalam bisnis waralaba. Bila perlu, franchisor dapat mencari saran profesional dari konsultan bisnis tentang cara memilih franchisee yang tepat bagi bisnis waralaba yang sedang dijalankan saat ini.
4. Tidak Memberikan Pelatihan Bagi Franchisee
Pelatihan merupakan bagian penting yang harus dilakukan oleh franchisor. Pelatihan tersebut haruslah pelatihan yang memadai dan berkelanjutan agar franchisee dapat mengoperasikan bisnis waralaba secara mandiri.
Franchisee perlu merasa yakin bahwa mereka dapat menjalankan bisnis dengan sukses dan bahwa franchisor siap untuk membantu mereka. Meskipun demikian, hingga kini masih banyak franchisor yang merasa tidak wajib menyediakan program pelatihan bagi franchisee serta tidak mewajibkan franchisee untuk mengikuti program pelatihan.
5. Tidak Memahami Perspektif Franchisee
Franchisor perlu memahami perspektif franchisee. Penting untuk mengetahui apa tujuan mereka, motivasi mereka, serta kebutuhan-kebutuhan mereka. Jika franchisor tidak meluangkan waktu untuk memahami sudut pandang mereka, maka franchisor akan kesulitan menyusun tawaran waralaba yang menarik.
Franchisor perlu mendengarkan apa yang mereka katakan dan gunakan setiap umpan balik yang diperoleh untuk meningkatkan strategi bisnis waralaba.
Baca Juga: Cara Memulai Bisnis Franchise, Pertimbangkan 7 Hal Berikut Agar Tidak Salah Pilih
6. Tidak Mampu Beradaptasi
Salah satu kesalahan yang kerap dilakukan franchisor, yang dapat menuntun bisnis waralaba ke arah kegagalan adalah tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan bisnis. Jika franchisor tidak mau menyesuaikan strategi bisnis waralabanya, maka franchisor akan segera tertinggal dari persaingan. Lantas, apa yang perlu dilakukan? Franchisor perlu memperhatikan tren industri masa kini dan memastikan bahwa bisnis waralabanya akan selalu berkembang.
Kesalahan Dalam Berbisnis Waralaba Bagi Penerima Waralaba
Penerima waralaba (terwaralaba) atau disebut juga franchisee merupakan badan usaha atau perorangan yang membeli dan menggunakan merek dagang beserta sistemnya dengan harapan akan memperoleh keuntungan usaha. Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh franchisee, yaitu:
1. Tidak Hati-Hati Dalam Memilih Franchisor
Franchisee kerap bersikap ceroboh dan tidak berhati-hati dalam memilih franchisor. Banyak orang yang langsung membeli waralaba sebuah perusahaan tanpa benar-benar memikirkan jenis waralaba apa yang seharusnya mereka jalankan.
Nah, salah satu hal yang perlu dipertimbangkan saat hendak memilih bisnis waralaba yaitu kesesuaian dengan minat bisnis yang dimiliki entah waralaba restoran cepat saji, waralaba kedai kopi, atau lainnya. Franchisee perlu mengevaluasi dirinya dengan memikirkan tentang apa yang sering dilakukan di waktu luang. Hal tersebut akan mengarahkannya ke jenis peluang bisnis waralaba yang ingin digeluti.
2. Tidak Membuat Rencana Pemasaran
Kesalahan umum selanjutnya yang dilakukan oleh franchisee yaitu gagal membuat rencana pemasaran (marketing plan). Padahal pemasaran merupakan salah satu aspek terpenting dari bisnis apapun, terutama untuk bisnis waralaba.
Baca Juga: Strategi Pemasaran Digital Menggunakan
Influencer
Rencana pemasaran perlu dibuat agar franchisee dapat mengetahui tujuan apa yang ingin dicapai dan strategi apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Tanpa rencana pemasaran yang solid, maka akan sulit untuk menarik pelanggan baru.
3. Tidak Memahami Komitmen
Franchisee seringkali tidak memahami komitmen yang dibutuhkan untuk membuat bisnis waralaba menjadi sukses sedangkan memiliki waralaba merupakan tanggung jawab yang besar dan tidak boleh dianggap enteng.
Sebelum berinvestasi dalam waralaba, franchisee harus siap untuk membuat komitmen waktu, energi, dan sumber daya yang diperlukan serta benar-benar sanggup memenuhi komitmen yang telah dibuat tersebut.
4. Tidak Mengikuti Program Pelatihan
Pada dasarnya, franchisor memiliki tanggung jawab untuk menyediakan program pelatihan bagi franchisee, namun sebagian besar franchisor tidak mewajibkan franchisee untuk mengikuti program pelatihan tersebut.
Padahal program pelatihan sangat penting franchisee dan memiliki banyak manfaat bagi bisnis waralaba sendiri. Nah, apabila franchisee tidak bisa memanfaatkan kesempatan untuk mengikuti program pelatihan maka tentu franchisee akan mengalami berbagai kendala dalam bekerja karena bukan merupakan personil terlatih.
5. Tidak Berinvestasi Dalam Pemasaran Digital
Kesalahan umum lainnya yang sering dilakukan sebagian besar bisnis waralaba adalah tidak berinvestasi dalam pemasaran digital (digital marketing). Padahal di masa kini, sangat penting untuk memanfaatkan internet dan jejaring sosial seperti situs web dan media sosial untuk melakukan pemasaran atau iklan secara online.
Baca Juga: Tips Melakukan Pemasaran Dengan Promosi dan Diskon
Franchisee yang tidak berinvestasi dalam pemasaran digital cenderung akan kehilangan peluang besar untuk menjangkau pelanggan baru. Dengan memanfaatkan strategi pemasaran digital untuk bisnis waralaba, franchisee dapat menjangkau pelanggan potensial dan menghasilkan lebih banyak penjualan.
***
Demikian ulasan mengenai kesalahan mengelola bisnis waralaba yang sering dilakukan oleh pihak pemberi dan penerima waralaba. Dari ulasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kesalahan-kesalahan umum yang sering dilakukan, sebagian besar merupakan akibat dari kurangnya persiapan awal yang matang, komitmen, dan pengalaman (bagi pemula).
Belajar dari hal ini, semoga Sahabat Wirausaha dapat menjadi pewaralaba maupun terwaralaba yang tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga dapat menjadi sukses di kemudian hari.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.
Referensi Buku : [e-book] Keup, Erwin J. 2011. Franchise Bible: How To Buy A Franchise or Franchise Your Own Business. California, United States: Entrepreneur Press.
Referensi Web : pawoon.com, gramedia.com, walibu.com