Tidak ada rotan, koran pun jadi. Meskipun kalimat tersebut terdengar seperti sebuah kelakar, namun ternyata di balik kalimat tersebut menyimpan sejarah tersendiri. Terutama bagi salah satu pegiat bisnis ramah lingkungan seperti yang dilakukan oleh Salam Rancage. Saat ini, bisnis yang ramah lingkungan sudah mulai banyak dilirik oleh para pengusaha. Kepedulian terhadap lingkungan sekitar menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi terciptanya eco-friendly business. Jika Sahabat adalah salah satu pengusaha yang concern terhadap isu lingkungan, maka artikel ini sangat cocok untuk disimak.


Isu Global Tentang Sampah

Tahukah Sahabat Wirausaha, jika saat ini masalah sampah menjadi isu global yang dialami oleh berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Data menunjukkan bahwa setiap tahunnya jumlah sampah yang dihasilkan terus meningkat. Tecatat pada tahun 2021, Indonesia menghasilkan sampah lebih dari 17,79 ton sampah. Banyak cara terus diupayakan untuk mengurangi jumlah sampah tersebut. Misalnya dengan berbagai cara pengelohan sampah seperti didaur ulang, digunakan kembali maupun disubtitusi dengan bahan lain yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: 10 Tipe Inovasi Bisnis yang Perlu Dilakukan

Sumber Gambar: SIPSN

Tercemarnya lingkungan banyak diakibatkan oleh sampah yang tidak dikelola dengan baik. Sebagai akibatnya, sampah tersebut tidak bisa diurai dan malah mencemari lingkungan. Selain sampah plastik, sampah kertas pun sama-sama memberikan dampak buruk terhadap alam. Seperti yang diketahui bahwa kertas merupakan salah satu produk olahan yang berasal dari kayu. Produksi pembuatan kertas terus bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan pasar. Peningkatan jumlah produksi kertas tersebut ikut berpengaruh terhadap luas hutan yang hilang sekitar 386 juta hektar di seluruh dunia.

Data dari The World Counts menemukan bahwa di tahun 2022, produksi kertas mencapai angka 166 juta ton. Dari produksi tersebut membutuhkan lebih dari 11 juta hektar hutan yang harus ditebang. Sehingga, akan sangat disayangkan apabila pada penggunaan kertas maupun produk sejenisnya yang berasal dari olahan kayu tidak dimanfaatkan dengan bijak. Untuk itu, perlu cara lain dalam pemanfaatan limbah-limbah yang sudah tidak terpakai yang malah mengotori lingkungan.

Baca Juga: Ragam Jenis Endorser Dalam Pemasaran Digital

Sumber Gambar: The World Counts

Kementrian Perindustrian mencatat bahwa di Indonesia ada sekitar 857 Usaha Kecil Menengah yang beroperasi di sektor kriya dan kerajinan. Termasuk di dalamnya adalah unit usaha kerajinan yang memanfaatkan sampah sebagai bahan baku utama. Dari data tersebut mendatangkan angin segar bahwa ternyata sektor kerajinan bisa menjadi salah satu solusi dalam pengolahan sampah. Sampah yang menjadi sumber masalah kemudian bisa memiliki nilai ekonomis.

Seperti yang dilakukan juga oleh salah satu UKM asal Kota Bogor, Jawa Barat, Salam Rancage. Salam Rancage merupakan produsen penghasil kerajinan tangan yang berbahan dasar koran dan kertas bekas. UKM ini mendesain dan menghasilkan berbagai produk kerajinan yang berkualitas premium. Para pengrajinnya berasal dari masyarakat sekitar yang tergolong kurang mampu. Adapun informasi lengkapnya sebgagai berikut.

Baca Juga: Memilih Berbisnis Lewat E-commerce di Era Digital


Asal Mula Salam Rancage

ANYAMAN KORAN UNTUK PEREMPUAN - PressReader

Sumber Gambar: Press Reader

Berangkat dari isu sampah yang terus terjadi dan berulang di lingkungan sekitar, Salam rancage kemudian termotivasi untuk membuat sebuah usaha yang berbasis lingkungan. Awalnya Salam Rancage merupakan Sekolah Alam di Bogor (SAB), Jawa Barat. Salam merupakan akronim dari Sekolah Alam, sedangkan Rancage sendiri memiliki arti cakap atau pandai. Salah satu kegiatannya adalah mengelola bank sampah dari masyarakat sekitar sekolahan. Banyak sampah yang berhasil dikumpulkan kemudian dipilah sesuai dengan jenisnya.

Pada tahun 2009, SAB membuat bank sampah yang dikhususkan untuk dikelola oleh para siswanya. Tujuan awalnya adalah untuk mengedukasi siswa dalam memilah sampah. Sampai pada akhirnya di tahun 2012, didirikan Salam Rancage sebagai pengembangan dari bank sampah sekolah menjadi bank sampah masyarakat.

Baca Juga: Membangun Brand Positioning Agar Bisnis Berkembang

Sebelumnya, sampah tersebut dikumpulkan dan dijual ke pengepul. Biasanya satu kilo limbah akan dihargai seribu lima ratus rupiah untuk jenis kertas bekas. Jumlah tersebut dinilai sangat kecil untuk bisa membantu masyarakat dan operasional sekolah. Kemudian, pendiri Salam Rancage, Aling Nur Naluri dan Tri Permana Dewi memutuskan untuk mengolah sendiri limbah kertas tersebut. Tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai ekonomis dari limbah yang ada.

Produk yang dihasilkan pun beragam, seperti keranjang, vas bunga, hanging lamp, placemat, tas, cover buku dan produk lainnya. Kualitas yang dihasilkan pun tidak main-main. Salam Rancage memiliki standar khusus dan bersertifikasi untuk setiap produknya.


Pemberdayaan dari Salam Rancage

FOTO: Kerajinan dari Koran Bekas Asal Bogor Tembus Pasar Ekspor - Bisnis  Liputan6.com

Sumber Gambar: Liputan6

Selain fokus pada pengolahan limbah kertas menjadi lebih bernilai ekonomis, Salam Rancage juga sangat peduli dengan kondisi masyarakat sekitar. Lingkungan sekitar Salam Rancage merupakan masyarakat yang memiliki keterbatasan terhadap pendidikan. Akses terhadap informasi dan pendidikan menjadikan kemampuan ekonomi mereka pun rendah. Keterbatasan tersebut membuat para wanita di daerahnya menjadi kurang produktif dalam menghasilkan pendapatan tambahan.

Baca juga: Pola Struktur Organisasi bagi UMKM

Kondisi itu juga yang kemudian berpengaruh terhadap mentality para wanita, terutama yang sudah berkeluarga dan memiliki anak. Biasanya wanita yang sudah memiliki anak, akan lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Kesibukan menjadi ibu rumah tangga membuat waktu untuk bekerja di luar rumah pun menjadi tidak ada. Pada akhirnya, kemampuan dan keterampilan para wanita tersebut menjadi kurang terapresiasi.

Oleh karenanya, Salam Rancage memberikan solusi atas keresahan tersebut dengan memberdayakan para wanita di daerahnya sebagai pengrajin. Nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Salam Rancage adalah menyelaraskan kemampuan ekonomi, sosial dan lingkungan dengan memberdayakan para pengrajinnya. Dimana kebanyakan pengrajin Salam Rancage adalah ibu rumah tangga.

Waktu kerjanya pun sangat fleksibel. Bahkan, para pengrajin tersebut bisa membawa pekerjaan ke rumah untuk diselesaikan. Setelah pekerjaannya selesai, kemudian bisa disetorkan ke Salam Rancage. Dalam sebulan, para pengrajin bisa mengantongi upah sebesar Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu rupiah. Angka tersebut tergantung dari jumlah pekerjaan dan jenis pekerjaannya seperti memilin atau menganyam.

Baca Juga: Cara UMKM Menetapkan Target Usaha

Dengan memberdayakan para wanita dan meningkatkan kemampuan financial mereka, sedikit banyak Salam Rancage memberikan ruang untuk mereka berkreasi dan diapresiasi. Hal ini tentu ikut berpengaruh juga terhadap mentality dan sosok wanita sebagai figure dalam keluarga.


Proses Produksi Salam Rancage

Sumber Gambar: Salam Rancage

Selama proses produksi, Salam Rancage mengupayakan proses yang benar-benar ramah terhadap lingkungan. Mulai dari pengolahan sampai proses finishing. Saat menerima pesanan, awalnya Salam Rancage akan melakukan prototyping terhadap produk yang diinginkan pembeli. Setelah produk dirancang dan desetujui, kemudian berlanjut pada proses pengerjaan.

Pada proses pengolahan, kertas akan disortir. Pengrajin pun dibagi menjadi dua pekerjaan, yaitu memilin dan menganyam. Setiap orang memiliki bagian masing-masing sehingga proses pengerjaan pun akan lebih mudah dan cepat.

Pada proses finishing, Salam Rancage melakukan coating pada permukaan kertas yang sudah dianyam. Proses finishing ini dilakukan untuk menambah masa pakai produk menjadi lebih lama. Kualitas finishing dan ketahanan anyaman kertas ini bisa setara dengan anyaman berbahan rotan maupun kayu.

Baca Juga: Ragam Bentuk Pelestarian Lingkungan Untuk UMKM

Bahan yang digunakan untuk finishing pun dijamin terbebas dari bahan toxic atau berbahaya. Tujuannya adalah untuk menjaga keamanan konsumen dari produk yang dijualnya. Selain itu, bahan non-toxic malah dinilai lebih bagus pada kualitas hasil akhir produk yang lebih tahan lama.

Setelah produk selesai dibuat, selanjutnya produk pun dikemas dan dikirim kepada pemesan. Saat ini, pengiriman sudah dilakukan ke banyak negara, termasuk ke Eropa dan Amerika. Kualitas dan keunikan dari produk-produk Salam Rancage yang membuat orang-orang luar negeri jatuh hati dan ingin membeli produk-produknya.

Dari kebanyakan hasil produksi yang dihasilkan, banyak sentuhan minimalis dan modern pada produk-produk Salam Rancage. Pembeda produk-produk Rancage dengan produk sejenis adalah selain dari fungsi juga dari bentuknya yang unik.

Sekolah Rancage diciptakan dengan mengusung konsep social business. Konsep ini ditujukan untuk menebarkan manfaat sosial yang memiliki jangka panjang dan berkelanjutan. Untuk itu, produk yang dijual harus laku dengan prinsip kualitas pun harus tetap terjaga. Dengan demikian, produk yang dihasilkan harus memiliki standar khusus seperti bagus dan rapi.

Baca Juga: Tips Memulai Bisnis Dengan Modal Minim

Salam Rancage memiliki prinsip bahwa konsumen yang membeli produknya bukanlah karena atas dasar kasihan. Namun, alasan konsumen membeli adalah karena membutuhkan fungsi dan kualitas barangnya yang bagus. Tujuannya adalah untuk menciptakan repeat order pada produk dan operasional pun akan terus berlanjut. Kemudian perputaran modal di bisnis akan terus berjalan dan menghidupi kehidupan para pengrajinnya.


Tantangan Salam Rancage

Salam Rancage: Tangan-tangan Terampil Mengolah Limbah Kertas – Bina Swadaya

Sekolah Rancage diciptakan dengan mengusung konsep social business. Konsep ini ditujukan untuk menebarkan manfaat sosial yang memiliki jangka panjang dan berkelanjutan. Untuk itu, produk yang dijual harus laku dengan prinsip kualitas pun harus tetap terjaga. Dengan demikian, produk yang dihasilkan harus memiliki standar khusus seperti bagus dan rapi.

Baca Juga: Pengendalian Produksi

Salam Rancage memiliki prinsip bahwa konsumen yang membeli produknya bukanlah karena atas dasar kasihan. Namun, alasan konsumen membeli adalah karena membutuhkan fungsi dan kualitas barangnya yang bagus. Dengan demikian akan tercipta repeat order pada produk dengan sendirinya. Operasional usaha pun akan terus berlanjut dan perputaran modal di bisnis akan terus berjalan untuk menghidupi kehidupan para pengrajinnya.

Mengelola produksi yang berasal dari limbah memiliki tantangan tersendiri. Ditambah lagi dengan proses pengolahan yang memberdayakan masyarakat sekitar tanpa ada ikatan baku. Disini diperlukan manajemen yang baik, terstruktur dan konsisten.

Selain itu, kebanyakan produk adalah yang akan dikirim ke luar negeri. Standar pun akan sangat berbeda dan lebih kompleks. Misalnya perlu adalnya sertifikasi untuk zat non-toxic pada bahan lapisan produk. Selain itu, produk harus dinyatakan bebas dari fungi atau sejenis jamur pada produk furniture. Pernyataan keamanan tersebut dibuat dalam dokumen khusus yang sudah melalui uji laboratorium.

Untuk itu, Salam Rancage memutuskan untuk membuat standar tersendiri untuk produk-produk yang akan dikirim ke luar negeri. Pada akhirnya, standar tersebut diterapkan juga untuk produk yang dipasarkan secara lokal di dalam negeri.

Baca Juga: Pengenalan Bentuk SOP Yang Penting Diketahui Bagi UMKM

Tantangan lainnya adalah pada manajemen pengolahan. Kapasitas produksi ekspor membutuhkan jumlah yang tidak sedikit. Namun, dalam pengerjaannya mengandalkan proses handmade melalui tangan pengrajin. Salam Rancage sendiri menerapkan sistem tidak mengikat pada para pengrajinnya.

Untuk itu, perlu usaha lebih untuk mempertahankan kinerja dari pengrajin dalam menjaga kualitas produk. Tugas kerja pun dibagi-bagi dan setiap orang diarahkan untuk mengrjakan satu bagian secara konsisten. Tujuannya adalah sebagai upaya controlling terhadap kualitas dan ukuran yang sudah ditentukan.


Pencapaian Salam Rancage

Bagi sebagian orang mungkin sampah hanyalah sumber masalah. Namun, tidak berlaku untuk Salam Rancage. Sekolah Alam ini berhasil menyulap limbah kertas menjadi sumber pundi-pundi rupiah. Dalam satu bulan, omset yang dihasilkan bisa mencapai angka Rp 60 juta, atau sebesar Rp 720 juta dalam setahun.

Baca Juga: Mengidentifikasi Peta Persaingan Supaya Bisnis Tetap Unggul

Produk yang berhasil diproduksi sudah pernah dikirim langsung ke beberapa wilayah di Amerika seperti California, Kalabasa dan Boston. Sedangkan penjualannya melalui co-branding sudah berhasil dikirim ke negara-negara Eropa, Jepang dan Australia.

Pada tahun 2019, Salam Rancage mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pameran internasional Handarty Korea. Handarty Korea merupakan pameran kerajinan tangan dan desain tertua dan terbesar di Korea. Peserta yang mengikuti pameran tersebut berasal dari lebih dari 30 negara di seluruh dunia. Jumlah pengunjung nya pun tercatat sekitar 110 ribu orang selama pameran.

Di tahun yang sama, founder dari Salam Rancage diundang untuk menjadi salah satu pembicara pada gelaran Creative Economy Forum di Melbourne, Australia. Tema yang dibahas adalah “Creative Economy Industry in Indonesia: Indonesia’s Emerging Innovation in South East Asia”. Forum tersebut merupakan hasil kerjasama antara Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Melbourne dengan Pemerintah Negara Bagian Victoria Australia dan didukukng oleh Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta dan Indonesian Trade Promotion Centre di Sydney.

Baca Juga: Menentukan Unique Selling Proposition

Selain itu, pencapaian lainnya adalah dari meningkatnya kemampuan financial para pengrajin Salam Rancage. Dimana saat ini kurang lebih ada 90% dari seluruh pekerja dan pengrajin di Salam Rancage adalah wanita yang sebagian besar merupakan ibu rumah tangga.


Penutup

Untuk menghasilkan produk yang bagus tentu memerlukan waktu yang tidak sebentar dan proses yang panjang. Apalagi dalam menjalankan usaha social business yang memiliki visi dan misi berkelanjutan. Meskipun demikian, menjalankan social business merupakan pekerjaan yang mulia. Selain bisa mendatangkan keuntungan bisnis, tetapi bisa juga bermanfaat untuk orang lain dan lingkungan sekitar. Semangat dan konsistensi dalam menjalankan usaha tersebut harus terus dijaga. Salah satunya adalah untuk terus berada di circle yang tepat. Nah, jadi apakah Sahabat Wirausaha juga tertarik untuk ikut menjalankan Social Business?

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.