Penjualan masih baik tapi kenapa uang Kas menipis yah? Ini mungkin dikarenakan anda tidak memonitor Laporan Arus Kas. Nilai Kas sangat penting bagi suatu bisnis. Penjualan tinggi tidak berarti pemasukan Kas tinggi ketika sebagian besar dijual dengan Piutang. Oleh karena itu, mari kita bahas mengenai Laporan Arus Kas untuk dapat mengelola Kas dengan lebih baik
Definisi
Laporan Arus Kas adalah laporan keuangan yang menyediakan data mengenai penerimaan Kas perusahaan dari operasional dan investasi bisnis serta pengeluaran Kas perusahaan dari pembayaran operasional dan investasi bisnis. Laporan ini menunjukkan segala transaksi dalam bisnis yang menerima dan mengeluarkan Kas. Laporan Arus Kas dipercaya sebagai laporan keuangan yang paling penting dikarenakan menyediakan penghasilan Kas dari tiga aktivitas utama: operasional, investasi, dan pendanaan. Total Arus Kas dari ketiga aktivitas ini dinamakan Arus Kas Bersih (Net Cash Flow).
Baca Juga: Tips Membaca Laporan Laba Rugi Bagi UMKM
Apa bedanya Laporan Arus Kas dengan Laporan Laba Rugi?
Laporan Laba Rugi sebagian besar mencatat transaksi yang akrual, yaitu sudah diakui namun belum diterima atau dibayar Kasnya, sehingga disini tidak sama dengan posisi Kas. Pencatatan posisi Kas disediakan di Laporan Arus Kas.
Bisnis yang menguntungkan bisa saja bangkrut seketika dikarenakan gagal mengelola Kas. Contohnya, CV. Semesta Nusantara menjual produk tempe kepada pelanggannya dengan 60 hari tempo pembayaran. Meskipun penjualannya diakui pada bulan ini, namun pembayaran diterima pada dua bulan setelahnya. Perusahaan ini memang mendapatkan penghasilan di Laporan Laba Rugi. Akan tetapi, bisa saja terjadi gagal bayar dari pelanggannya tersebut sehingga menerima Kas lebih sedikit daripada yang diakui di Penjualan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan membaca Arus Kas yang tidak hanya dari aktivitas operasional namun juga aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Baca Juga: Tips Membaca Laporan Neraca Keuangan Bagi UKM
Bagaimana menganalisa Arus Kas dari aktivitas operasional?
Arus Kas dari aktivitas operasional dicatat dari Penghasilan Bersih (Net Income) yang diambil dari Laporan Laba Rugi, lalu direkonsiliasi dengan aktivitas operasional yang bersifat Non-Kas. Jadi dengan kata lain, ini adalah Penghasilan Bersih namun dengan versi posisi Kas. Contoh transaksi operasional adalah membeli/menjual produk dan membayar gaji karyawan. Jika Arus Kas ini negatif, maka bisa jadi artinya proporsi penjualan dari Piutang Dagang meningkat. Ini juga mengindikasikan perusahaan membutuhkan pendanaan untuk keberlangsungan bisnis.
Baca Juga: Pengertian Biaya Administrasi
Bagaimana menganalisa Arus Kas dari aktivitas investasi?
Setelah pencatatan Arus Kas dari aktivitas operasional, Arus Kas dari aktivitas investasi dicatat dari Kas yang dikeluarkan atau diterima untuk properti, pabrik, mesin, peralatan, dan Aset lainnya. Nilai ini didapatkan dari perubahan Pengeluaran Modal (Capital Expenditure). Ketika Arus Kas ini negatif, maka artinya nilai Pengeluaran Modal bertambah. Jadi terdapat pengeluaran Kas untuk membeli Aset baru, namun perlu dilihat apakah dibayar dengan Kredit atau Kas.
Baca Juga: Apa itu Operating Expense?
Bagaimana menganalisa Arus Kas dari aktivitas pendanaan?
Setelah pencatatan Arus Kas dari aktivitas investasi, Arus Kas dari aktivitas pendanaan dicatat dari transaksi antara Perusahaan dengan Pemberi Pinjaman dan Pemegang Saham. Jadi sumbernya adalah nilai Kewajiban dan Ekuitas. Arus Kas ini didapat dari berapa nilai uang yang diterima atau dikeluarkan atas Pinjaman dan Dividen. Ketika Arus Kas ini negatif, maka artinya perusahaan membayar pinjamannya, membayar dividen, atau membeli sahamnya kembali.
Dalam artikel ini, Laporan Arus Kas ternyata penting sekali untuk memahami performa bisnis kita yang dilihat dari transaksi Kas. Tanpa adanya Kas yang cukup, maka bisnis sulit untuk dapat meneruskan bisnisnya dengan baik maupun meningkatkan pertumbuhan bisnis. Oleh karena itu, pelaku UKM penting sekali untuk memahami dalam membaca Laporan Arus Kas. Namun, Laporan Arus Kas sendiri saja tidak cukup untuk memahami gambaran seutuhnya dalam performa bisnis dikarenakan hanya melihat transaksi Kas. Padahal bisa saja performa bisnis baik namun tidak menerima sebagian besar Kas dalam periode itu. Oleh karena itu, diperlukan juga bagi suatu perusahaan memiliki laporan keuangan lainnya untuk melengkapi, yaitu Neraca Keuangan (Balance Sheet) dan Laporan Laba Rugi (Income Statement) sehingga mendapatkan gambaran seutuhnya tentang kondisi dan performa bisnis perusahaan.
Jangan khawatir dalam membuat laporan-laporan keuangan ini karena ukmindonesia.id memiliki beberapa mitra yang dapat membantu UKM dalam hal ini seperti jurnal.id, accurate.id, dan lainnya dengan harga spesial untuk para member. Teman-teman juga dapat mempelajari ini lebih lanjut melalui WeLearn di modul Keuangan.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi:
Gambar diambil dari lynda.com