Bisnis Furniture, Modal Nol Rupiah – Sahabat Wirausaha, kita tentu sepakat bahwa salah satu profesi yang bisa dipilih untuk mewujudkan kebebasan finansial adalah menjadi seorang pengusaha. Bahkan mereka yang menjadi orang-orang terkaya di negeri ini, semua berprofesi sebagai pebisnis. Hal inilah yang akhirnya membuat profesi pengusaha begitu menarik perhatian banyak orang.

Hanya saja, ternyata tidak semua orang mampu melewati jalan terjal untuk jadi seorang pebisnis sukses. Dibutuhkan mental yang luar biasa kuat dan kembali bangkit sekalipun gagal untuk jadi seorang pengusaha yang berhasil. Sesuatu yang ternyata sanggup diwujudkan oleh Mela Dwi Amelia, sang mantan guru honorer yang kini meraih sukses finansial berkat bisnisnya, Zame Furniture.


Cerita Awal Berbisnis, Penuh Air Mata dan Perjuangan

Mela Dwi Amelia dan sang suami, Hendrik foto: Instagram Mela Amelia

Menyimak perjalanan Mela dengan Zame Furniture tidaklah berbeda dengan berbagai kisah pebisnis lain yang erat kaitannya dengan air mata dan perjuangan. Dalam wawancaranya di channel YouTube Naik Kelas, perempuan berhijab yang kini berusia 33 tahun itu bahkan tak pernah melupakan lembaran sedih saat dirinya awal-awal membangun usaha.

“Jadi saya itu kan memang merasa nyaman tinggal di Tasikmalaya, sehingga memutuskan menetap dan cari kerja di sini. Sempet tujuh bulan nganggur setelah kuliah dan disuruh pulang kampung daripada nggak ada kerjaan, saya akhirnya diterima jadi guru honorer di salah satu sekolah di Cijulang, Kabupaten Pangandaran,” cerita Mela.

Baca Juga: Cara Riset Produk Di Google, Ampuh Tingkatkan Penjualan Online

Semangatnya untuk menerapkan seluruh ilmu yang didapat saat kuliah menjadi seorang guru ternyata tidaklah seindah kenyataan. Kala itu karena sekolah tempatnya bekerja belum membutuhkan kemampuannya, Mela harus rela tidak digaji selama enam bulan bekerja padahal dia tetap menjadi tenaga honorer. Beruntung Mela memiliki seorang Ibu yang selalu memberinya kekuatan.

Sadar kalau hidup memang butuh pemasukan, Mela yang kala itu sudah menikah dan harus membangun hubungan jarak jauh dengan suami yang berada di Tasikmalaya, memutuskan untuk berjualan. Mela memilih berjualan kerupuk sebagai upaya memperoleh income tambahan.

“Sepulang dari kerja di sekolah saya ke pasar buat belanja bahan. Masih sempet juga buat ngajar ekskul dan les matematika di sore hari. Biasanya mulai goreng krupuk itu saat Isya sampai tengah malam, baru dikemas besok Subuh. Ada sekitar 200-250 bungkus gitu setiap harinya dan semua saya anter sendiri sebelum kerja, Alhamdulillah selalu habis,” lanjut Mela.

Mela sendiri memang menjual kerupuk jualannya dengan menitipkan di koperasi sekolah yang ternyata sangat disukai muridnya. Hanya saja bisnis jualan krupuk itu tidak berlangsung lama saat pihak sekolah melarangnya menitip kerupuk dan berdagang di lingkungan sekolah, tanpa alasan yang jelas.

“Sampai saat ini saya masih ingat ucapan pihak sekolah yang melarang saya titip jualan krupuk lagi, padahal saat itu benar-benar butuh uang. Mereka bilang, ‘kalau mau uang banyak jangan di sini, keluar saja, cari perusahaan yang gajinya besar’, seperti itu,” kenang Mela sembari menahan tangis.

Seperti kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, Mela pun terpaksa mundur sebagai guru honorer saat kehamilannya sedikit bermasalah. Saat itu Mela bahkan sampai harus bedrest selama tiga bulan lamanya di awal kehamilan, yang membuat mimpinya menjadi guru atau bahkan PNS, terkubur dalam-dalam. Mela pun memutuskan pindah ke Tasikmalaya bersama suaminya.

Tanpa diduga Mela, kepindahannya ke Tasikmalaya justru membuatnya menemukan peluang usaha baru. Sadar kalau di lingkungan tempatnya tinggal banyak pengrajin mebel, membuatnya memberanikan diri memulai Zame Furniture.

Baca Juga: Mengulik Strategi Le Minerale Bersaing di Tengah Kompetisi Pasar Air Mineral Domestik


Modal Terbatas, Zame Furniture Ubah DP Jadi Stok Barang

“Sejujurnya bisnis ini memang modal nekat. Jadi waktu itu kan lagi hamil setelah bedrest dan kondisi mulai membaik, saya kepikiran untuk jualan mebel karena banyak pengrajin di dekat rumah. Karena gada modal uang sama sekali, saya ambil aja foto furniture di internet lalu dipasang ke OLX dan status BBM. Sejak awal jualan, saya ini memang menawarkan furniture custom,” papar Mela.

Perlahan, bisnisnya itu mulai menarik perhatian beberapa orang. Keunggulan Zame Furniture yang bisa menyesuaikan dengan permintaan calon pembeli, membuat bisnis Mela ini cukup unik. Bahkan saat itu sampai ada customer yang datang ke rumahnya meskipun tidak ada bengkel produksi, dan tanpa ragu memberikan DP langsung.

Produk Zame Furniture foto: Zame Furniture

Berawal dari DP itulah, Mela mulai mengelola finansial Zame Furniture. Dari penuturan Mela, uang DP itu dialokasikan juga untuk membeli produk baru. Strategi tanpa modal inipun berjalan dengan sukses karena bisnis Mela akhirnya memiliki produk ready stock.

“Berjuang dari nol sebetulnya bukan hal yang baru bagi saya. Apalagi titik terendah kami itu sebetulnya waktu memutuskan menikah, suami kan baru resign dari pekerjaan. Saya nekat menjalankan Zame Furniture sendiri, suami sama satu tenaga lain di bagian produksi. Kami berdua kirim barang ke konsumen pakai pinjam mobil tetangga, padahal lagi hamil besar,” kisah Mela.


Berawal dari 3 Karyawan, Zame Furniture Kini Omzet Ratusan Juta

Seperti kalimat hasil tidak akan mengkhianati usaha, Mela pun mulai mengecap manisnya Zame Furniture. Berawal dari tiga orang pekerja (termasuk dirinya dan suami), bisnisnya ini berkembang dan memiliki total 68 karyawan. Lantaran semakin dikenal, Mela pun terus bersemangat melakukan upgrade termasuk belajar ilmu-ilmu dalam berbisnis.

Produk Zame Furniture foto: Zame Furniture

“Kalau dulu cuma bisa jual 1-2 produk per bulan, sekarang Alhamdulilah bisa 200-250 produk yang laku. Itupun penjualan sudah keluar Tasikmalaya, keluar Pulau Jawa dan sampai dibeli beberapa artis,” ungkap Mela bangga.

Dengan produk yang semakin variatif, harga jual Zame Furniture ternyata tergantung pada model dan desain yang diminta oleh konsumen. Hanya saja rata-rata bernilai mulai dari Rp700 ribu dan Rp3 juta untuk sofa. Dari perhitungan sederhana itu, setidaknya Zame Furniture yang kini sudah memiliki lima kendaraan logistik, meraup omzet bulanan mulai Rp140 juta - Rp175 juta.

Baca Juga: Modal 500 Ribu Bisa Bisnis Kue Kering? Begini Cara Memulainya

Tentu apa yang berhasil diraih oleh Mela ini adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Meskipun mampu meraih kesejahteraan finansial dan hunian sendiri setelah sebelumnya tinggal dengan mertua, Mela selalu belajar apalagi jika berkaitan dengan bisnis.

Brand kami ini kan memang memproduksi berbagai interior seperti sofa, lemari, kitchen set yang sesuai keinginan pelanggan jadi Alhamdulillah itu membuat produk kami berbeda. Saya ingin bisnis ini selalu berkembang. Belajar juga dengan perubahan zaman dan teknologi, kalau dulu jualan lewat status BBM, sekarang rajin bikin konten media sosial biar bisa viral,” beber Mela.

Tentu strategi bisnis yang dipilih Mela itu sangatlah tepat mengingat 99% konsumen Zame Furniture melakukan pembelian dan transaksi secara online. Apa yang dilakukan Mela ini bisa Sahabat Wirausaha tiru, karena berdagang online cenderung lebih minim modal uang lantaran bisa dilakukan di platform media sosial dan marketplace.

Tidak hanya fokus berjualan di media sosial, Zame Furniture juga menawarkan konsep pembelian produk lewat skema arisan, tabungan hingga cicilan. Dengan demikian konsumen yang ingin memiliki furniture impian tapi terkendala budget, tetap bisa memiliki mebel.

“Saya berharap Zame Furniture ini lebih berkembang dan membantu banyak orang, baik sebagai karyawan atau pembeli. Ingin juga bisnis ini tidak hanya memenuhi kebutuhan mebel di Tasikmalaya, tapi seluruh Indonesia. Pokoknya kalau kita suka dengan sesuatu, lakukan dengan ikhlas, selalu cari ilmu dan maksimal berproses. Hasilnya? Serahkan pada Tuhan,” tutup Mela senang.

Bagaimana Sahabat Wirausaha? Sungguh menginspirasi sekali kan perjalanan Mela Dwi Amelia dalam membangun Zame Furniture? Kalian juga bisa mengikuti jejak Mela dengan mengembangkan bisnis yang memang disukai, serta senantiasa terus belajar untuk meningkatkan kualitas diri dan bisnis. Dengan begitu usaha yang digeluti akan mampu meraih omzet maksimal sesuai harapan. Semangat untuk berbisnis, ya!

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.