Jadi Eksportir Produk Pertanian Terbesar di Dunia, Intip Sederet Teknologi Canggih Belanda – Sahabat Wirausaha, Belanda telah menjadi salah satu pengekspor produk pertanian terbesar di dunia selain Amerika Serikat, meskipun wilayah negaranya kecil. Lantas apa rahasianya? Ternyata Belanda menggunakan kombinasi teknologi pertanian yang sangat canggih, disertai praktik pertanian inovatif dan sistem yang efisien.

Bukan hanya itu, keberhasilan Belanda dalam mengelola pertanian juga didukung oleh para ilmuwan, perusahaan rintisan (start-up), dan pusat inovasi AgriTech loh. Wah, negara kita perlu belajar banyak nih dari kemajuan Belanda di sektor pertanian. Kira-kira, metode dan teknologi canggih apa ya yang digunakan Negeri Kincir Angin tersebut? Yuk, simak ulasannya berikut ini.


Mengenal Teknologi Pertanian di Belanda

Berikut ini adalah deretan teknologi dan metode pertanian yang digunakan oleh Belanda untuk menghasilkan produk-produk pertanian berkualitas tinggi, yang diekspor ke berbagai negara.

1. Pertanian Presisi (Precision Farming)

Pertanian presisi yaitu metode bertani yang memanfaatkan teknik berbasis data untuk mengoptimalkan hasil panen. Teknologi canggih yang digunakan seperti GPS, drone, sensor, dan data satelit untuk membantu petani memantau kondisi tanah, tingkat kelembapan, dan kesehatan tanaman secara real-time.

Manfaat dari penerapan teknologi ini yaitu petani dapat mengurangi limbah serta meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan usaha. Pasalnya teknologi tersebut memastikan pemakaian sumber daya seperti air, pupuk, dan pestisida tidak digunakan secara berlebihan, hanya digunakan saat diperlukan saja. Canggih, bukan?

Baca Juga: Mau Ekspor Produk Pertanian ke Jerman? Simak Dulu Peluang Pasar dan Teknik Pemilihan  Produk yang Tepat

2. Pertanian Rumah Kaca (Greenhouses)

Sahabat Wirausaha, Belanda sangat unggul dalam menerapkan metode pertanian rumah kaca. Metode ini memanfaatkan lingkungan yang terkendali untuk menanam tanaman secara efisien. Rumah kaca modern tersebut dilengkapi dengan teknologi canggih seperti berikut.

  • Pencahayaan LED : Digunakan untuk mensimulasikan sinar matahari dan memperpanjang periode pertumbuhan tanaman.
  • Sistem kontrol iklim : Digunakan untuk mengatur suhu, kelembapan, dan kadar karbondioksida.
  • Sistem hidroponik dan akuaponik : Digunakan sebagai tempat tanaman bertumbuh, yaitu di air dengan nutrisi sebagai pengganti tanah sehingga dapat meminimalkan penggunaan ruang dan sumber daya.

Ketiga teknologi tersebut menghasilkan kualitas tanaman yang bernilai tinggi sepanjang tahun, terutama untuk produk pertanian seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.  

3. Pertanian Vertikal (Vertical Farming)

Pertanian vertikal merupakan metode bertani dengan melibatkan penanaman tanaman dalam lapisan-lapisan yang ditumpuk di dalam ruangan. Metode ini memungkinkan penggunaan ruang yang efisien sehingga cocok diterapkan di lahan yang terbatas. 

Dengan menggunakan pencahayaan buatan dan sistem kontrol lingkungan yang tepat, pertanian vertikal di Belanda dapat menghasilkan produk pertanian yang lebih dekat dengan wilayah perkotaan, sehingga petani dapat menghemat biaya transportasi dan mengurangi dampak pencemaran lingkungan.

4. Teknologi Otomatisasi dan Robotika

Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat, pertanian Belanda kini semakin bergantung pada teknologi otomatisasi dan robotika. Para petani di Belanda menggunakan robot untuk menanam, memanen, dan menyortir tanaman. Sementara sistem otomatis digunakan untuk memantau pertumbuhan dan kesehatan tanaman, sehingga meminimalkan tenaga kerja manusia dan meningkatkan efisiensi.

5. Teknologi Pengelolaan Air

Mengingat kondisi geografis Belanda, yang terkadang menghadapi kekeringan selama berbulan-bulan di musim panas. Kekurangan air dapat terjadi, terutama untuk lahan pertanian, yang memerlukan sistem konservasi dan distribusi air yang canggih. Dengan demikian, pengelolaan air yang efisien sangatlah penting. 

Solusinya, para petani di Belanda menggunakan sistem irigasi canggih, seperti irigasi tetes dan alat penyiram otomatis, tujuannya untuk memastikan bahwa air digunakan secara efisien. Selain itu, petani Belanda menggunakan air daur ulang dan sistem pemanenan air hujan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya air tawar.

6. Teknologi Rekayasa Genetika dan Pemuliaan

Negara Belanda berinvestasi besar dalam Penelitian dan Pengembangan (R&D) untuk menciptakan tanaman yang tahan penyakit dan berproduksi tinggi. Melalui teknologi pemuliaan selektif dan rekayasa genetika, ilmuwan Belanda mengembangkan varietas tanaman yang dapat tumbuh subur dalam kondisi rumah kaca dan tahan terhadap tekanan lingkungan, sehingga mengurangi kebutuhan akan pestisida dan pupuk. Jadi, hasil produk pertanian di Belanda tidak diragukan lagi kualitasnya.

Baca Juga: Standar Ekspor Produk Pertanian dan Perkebunan, Berikut Hal-Hal Penting yang Perlu Diketahui

7. Praktik Pertanian Berkelanjutan

Keberlanjutan merupakan inti dari pertanian Belanda. Banyak pertanian di Belanda berfokus pada pengurangan dampak buruk terhadap lingkungan. Caranya yaitu:

  • Menggunakan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, untuk menjalankan kegiatan pertanian mereka.
  • Mendaur ulang produk limbah seperti menggunakan kotoran hewan untuk menyuburkan tanaman.
  • Pertanian sirkular yaitu dimana sumber daya akan terus digunakan kembali sehingga dapat mengurangi limbah secara keseluruhan.

8. Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)

Lembaga seperti Wageningen University & Research (WUR) merupakan salah satu Universitas pertanian terkemuka di dunia yang turut mendorong inovasi di sektor pertanian. Penelitian difokuskan pada peningkatan hasil panen, pengurangan dampak lingkungan, dan pengembangan teknologi baru untuk pertanian berkelanjutan.

Kontribusi WUR yaitu mempelopori penelitian dalam teknologi pertanian presisi, teknologi rumah kaca, praktik pertanian berkelanjutan, dan keamanan pangan. WUR juga telah membantu petani Belanda untuk memaksimalkan produktivitas di lahan terbatas.

9. Kolaborasi Perusahaan Rintisan dengan Pusat Inovasi AgriTech

Belanda merupakan rumah bagi banyak perusahaan rintisan (start-up) dan pusat inovasi AgriTech yang bereksperimen dengan teknologi mutakhir. Perusahaan rintisan ini seringkali berkolaborasi dengan pihak Universitas, para petani, dan investor untuk mengembangkan dan menerapkan solusi baru bagi sektor pertanian. Jadi, wajar saja jika Belanda memiliki teknologi pertanian yang begitu canggih.

Salah satu contoh hasil kolaborasi lainnya yaitu kolaborasi antara perusahaan rintisan agritech Belanda, Agriplace dan PostHarvest. Mereka telah mengembangkan platform digital untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, dan keberlanjutan rantai pasokan agri-food. Platform tersebut membantu petani Belanda untuk melacak hasil panen dari ladang hingga ke meja makan, mengoptimalkan logistik, dan mengurangi kerugian pasca panen.

Baca Juga: Mau Ekspor Jahe? Simak Peluang Pasar dan Daftar Negara Tujuan Ekspor Jahe Indonesia

10. Dukungan Rantai Pasokan dan Infrastruktur Ekspor yang Efisien

Lokasi negara yang strategis, logistik yang canggih, dan infrastruktur yang sangat baik memungkinkan distribusi produk pertanian Belanda yang cepat dan efisien ke pasar internasional. Pelabuhan Rotterdam bahkan menjadi salah satu pelabuhan terbesar di dunia, yang memainkan peran penting dalam proses ekspor. Hal inilah yang menjadikan Belanda unggul dalam kegiatan ekspor produk pertanian.

Dengan mengintegrasikan teknologi canggih dan metode bertani yang efektif, Belanda telah memaksimalkan produktivitas di lahannya yang terbatas. Hal tersebut membuktikan bahwa Negeri Kincir Angin ini layak menjadi pemimpin global dalam ekspor pertanian. Bahkan Belanda hingga kini tetap berfokus pada praktik pertanian berkelanjutan dan terus berinovasi. 

Indonesia, dengan potensi pertanian yang begitu besar, dapat belajar nih dari kemajuan teknologi pertanian Belanda. Meskipun kedua negara berbeda dalam hal iklim, kondisi geografis, dan keadaan ekonomi, namun masih banyak praktik dan teknologi inovatif yang dikembangkan oleh Belanda, yang bisa diadaptasi untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian di Indonesia loh. Salah satunya yaitu penggunaan teknologi rumah kaca (greenhouses).

Semoga ulasan ini dapat menginspirasi Sahabat Wirausaha dalam bertani ya.

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi Web

  1. National Geographic - How the Netherlands Feeds the World
  2. Wageningen University & Research (WUR)
  3. Rabobank - Agriculture in the Netherlands: A Global Leader in Agri-Innovation
  4. World Economic Forum - What the world can learn from the Netherlands about feeding the planet
  5. Dutch Ministry of Agriculture, Nature, and Food Quality