Peluang Ekspor Indonesia ke Thailand – Peluang ekspor bagi UMKM Indonesia semakin terbuka lebar seiring dengan berkembangnya pasar internasional. Salah satu pasar potensial yang patut diperhitungkan adalah Thailand. Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan permintaan yang meningkat terhadap produk-produk unik dan berkualitas, Thailand menawarkan kesempatan emas bagi UMKM Indonesia untuk memperluas jangkauan bisnis mereka.

Dari kerajinan tangan hingga produk makanan dan minuman, berbagai sektor UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk diterima dengan baik di pasar Thailand. Namun, untuk memanfaatkan peluang ini secara optimal, diperlukan pemahaman mendalam tentang jaringan dan potensi di sana. Penasaran bagaimana peluang ekspor Indonesia ke Thailand? Yuk, baca artikel ini.


Gambaran Pasar Thailand: Macan Ekonomi Asia Tenggara

Thailand, negara yang menempati posisi sentral di Asia Tenggara, berbatasan dengan Myanmar di barat dan utara, Laos dan Kamboja di timur, serta Teluk Thailand dan Malaysia di selatan. Selain itu, Thailand juga memiliki batas maritim dengan Vietnam, Indonesia, dan India. Saat ini, Thailand mengadopsi sistem monarki konstitusional dan demokrasi parlementer, serta dianggap sebagai kekuatan besar di kawasan ini dengan ekonomi terbesar kedua.

Negara ini memiliki infrastruktur yang relatif maju, serta ekonomi terbuka dengan kebijakan yang ramah bisnis. Thailand memiliki jaringan perdagangan internasional yang kuat, di mana kegiatan ekspornya menyumbang sekitar 67% dari PDB, termasuk barang elektronik, produk pertanian dan makanan olahan, serta produksi kendaraan termasuk suku cadangnya.

Baca Juga: Mau Jadi Eksportir Kopi? Begini Cara Ekspor Produk Kopi ke Luar Negeri

Meski kondisi perekonomian Thailand sedikit melambat sejak kudeta pada tahun 2014, tetapi secara keseluruhan ekonomi tetap positif dengan inflasi rendah, tingkat pengangguran rendah, dan tingkat utang publik yang relatif baik. Peluang ekspor Indonesia ke Thailand semakin terbuka beberapa saat sebelum pandemi.

Di tahun 2019, Thailand meluncurkan strategi Thailand 4.0 yang bertujuan untuk mendorong investasi ke dalam ekonomi berbasis inovasi dan jasa, serta membawa negara ini ke tingkat teknologi yang lebih tinggi dengan fokus pada robotika, penerbangan dan logistik, biofuel dan biokimia, pusat medis, dan digitalisasi. Keputusan ini sekaligus membuka kesempatan hubungan perdagangan yang lebih besar antar-negara, termasuk Indonesia.


China Dominasi Pasar Impor Thailand

Thailand, sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya yang beragam. Pada tahun 2022, China muncul sebagai pemasok utama produk impor Thailand, jauh melampaui negara-negara lain.

Data menunjukkan bahwa nilai impor Thailand dari China mencapai lebih dari 70 miliar dolar AS pada tahun 2022. Angka ini mengerdilkan nilai impor dari negara-negara lain seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab, hingga peluang ekspor Indonesia ke Thailand.

Dominasi China dapat dikaitkan dengan beberapa faktor, termasuk:

  • Kedekatan geografis: China berbatasan langsung dengan Thailand, yang secara signifikan mengurangi biaya transportasi dan logistik.
  • Basis manufaktur yang kuat: China dikenal sebagai "pabrik dunia" karena kemampuannya memproduksi berbagai macam barang dengan harga yang kompetitif.
  • Perjanjian perdagangan bebas: Thailand dan China merupakan anggota dari beberapa perjanjian perdagangan bebas, yang semakin memperlancar arus barang antara kedua negara.

Setelah China, posisi importir terbesar selanjutnya ditempati oleh Jepang, dengan nilai impor sekitar 35 miliar dolar AS. Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan Malaysia melengkapi lima besar negara pemasok utama, masing-masing dengan nilai impor berkisar antara 15 hingga 20 miliar dolar AS.

Baca Juga: Pentingnya Keamanan Pangan Untuk Bisnis Kuliner, Inilah Alasan dan Cara Penerapannya

Bagaimana dengan Indonesia? Menariknya, Indonesia menempati posisi ketujuh, dengan nilai impor mencapai sekitar 10 miliar dolar AS. Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu pemain penting di pasar impor Thailand.

Posisi Indonesia berada di atas Singapura, Korea Selatan, dan Vietnam, yang juga merupakan negara-negara dengan perekonomian yang cukup kuat di kawasan Asia Tenggara. Artinya,  produk-produk Indonesia memiliki daya saing yang cukup tinggi di pasar Thailand.

Meskipun nilai impor Indonesia masih jauh di bawah China dan Jepang, namun kontribusi Indonesia tetap signifikan dalam memenuhi kebutuhan impor Thailand. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan perdagangan antara Indonesia dan Thailand cukup erat.

Pemerintah Indonesia perlu memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan peluang ekspor Indonesia ke Thailand. Diversifikasi produk ekspor dan peningkatan kualitas produk menjadi strategi penting untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar Thailand. Selain itu, kerja sama bilateral antara Indonesia dan Thailand juga perlu ditingkatkan untuk memperlancar arus perdagangan dan investasi. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat menjadi mitra dagang yang semakin penting bagi Thailand.


Impor Produk Pangan Olahan Thailand Mencapai 10 Miliar Dolar AS

Thailand tercatat mengimpor produk pangan olahan senilai lebih dari 10 miliar dolar AS pada tahun 2022. Angka ini menunjukkan tingginya permintaan produk pangan olahan di pasar Thailand, baik untuk konsumsi langsung maupun sebagai bahan baku industri.

Beberapa komoditas pangan olahan yang paling banyak diimpor antara lain:

  • Bungkil (oilcake) dan residu padat lainnya: Produk sampingan dari pengolahan minyak nabati ini banyak digunakan sebagai pakan ternak, dengan nilai impor mencapai 1,6 miliar dolar AS.
  • Makanan Olahan lainnya (n.e.s): Kategori ini mencakup berbagai produk olahan seperti makanan ringan, saus, dan bumbu.
  • Cumi-cumi dan sotong beku: Produk makanan laut ini populer di kalangan konsumen Thailand.
  • Pakan ternak: Seiring dengan berkembangnya industri peternakan, kebutuhan akan pakan ternak olahan juga meningkat.
  • Campuran zat pewangi: Bahan baku ini digunakan dalam industri kosmetik, farmasi, dan makanan.

Baca Juga: Peluang Ekspor Kemiri Indonesia di Pasar Global, Dicari Untuk Bahan Baku Produk Kesehatan dan Kecantikan 


Impor Produk Industri Kreatif Tahun 2022 Mencapai USD 4 Miliar

Dalam melihat peluang ekspor Indonesia ke Thailand, kita tak boleh abaikan sektor kreatif. Industri kreatif telah menjadi salah satu sektor yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Thailand. Pada tahun 2022, nilai impornya mencapai angka yang mengesankan, yaitu USD 4,1 miliar. Angka ini menunjukkan tingginya permintaan terhadap produk-produk kreatif dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Di antara berbagai produk industri kreatif yang diimpor, perhiasan menjadi primadona dengan nilai impor mencapai hampir USD 1 miliar. Perhiasan yang terbuat dari logam mulia selain perak, seperti emas, menjadi incaran para konsumen yang mencari aksesori mewah dan elegan. Selain perhiasan, produk fashion seperti tas tangan juga mencatatkan nilai impor yang cukup besar, mencapai USD 250 juta.

Tak hanya perhiasan dan produk fashion, furnitur logam juga menjadi salah satu produk industri kreatif yang banyak diimpor. Furnitur logam dengan desain yang unik dan modern menjadi pilihan populer bagi konsumen yang ingin menciptakan suasana yang berbeda di rumah atau kantor mereka. Keramik juga menjadi salah satu produk yang diminati sebagai peluang ekspor Indonesia ke Thailand, dengan nilai impor mencapai hampir USD 200 juta. Keramik dengan motif dan bentuk yang khas menjadi daya tarik tersendiri bagi para kolektor dan pecinta seni.

Secara keseluruhan, data impor produk industri kreatif tahun 2022 menunjukkan bahwa sektor ini memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang. Hal ini membuka peluang bagi para pelaku industri kreatif Indonesia untuk terus berinovasi dan menciptakan produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar Thailand.


Peluang Emas Ekspor Produk Pangan Indonesia ke Thailand

Salah satu komoditas peluang ekspor Indonesia ke Thailand yang cukup menonjol adalah di sektor pertanian. Hal ini terlihat dari data ITC Export Potential Map yang menunjukkan beberapa produk UMKM Indonesia yang potensial dengan permintaan tinggi di pasar Thailand, namun belum tergarap optimal oleh eksportir Indonesia. Yuk kita bahas sebagian produk potensial untuk diekspor.

1. Produk Hasil Laut, Invertebrata Air dan Olahannya

Produk laut, seperti invertebrata, cakalang, tongkol, dan tuna menjadi primadona dalam daftar potensi ekspor ini. Permintaan yang tinggi akan makanan laut segar dan produk olahannya di Thailand membuka peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor komoditas ini.

Apalagi produk invertebrate air ini menyimpan potensi yang belum tergarap secara maksimal. Data menunjukkan bahwa potensi ekspor komoditas ini ke Thailand mencapai US$136 juta, tetapi realisasi ekspor saat ini baru mencapai US$16 juta. Artinya, masih ada potensi sebesar US$120 juta yang belum dimanfaatkan.

Invertebrata air seperti udang, kerang, dan cumi-cumi merupakan bahan makanan yang digemari di berbagai negara. Selain itu, produk olahan seperti kerupuk udang, bakso ikan, dan makanan laut kalengan juga memiliki pasar yang luas. Dengan meningkatkan produksi dan kualitas produk, serta memperluas akses pasar, Indonesia dapat meningkatkan ekspor komoditas ini secara signifikan.

Baca Juga: Strategi Ekspor Tuna ke Pasar Eropa, Membedah Langkah, Cara, dan Daftar Importirnya

2. Buah Kelapa Segar

Kelapa segar menjadi salah satu komoditas dengan potensi ekspor yang belum tergarap secara maksimal. Meskipun buah ini memiliki potensi yang besar, namun peluang ekspor Indonesia ke Thailand masih tergolong rendah. Peningkatan produksi dan kualitas kelapa segar dapat menjadi kunci untuk memanfaatkan peluang ini.

Data terbaru menunjukkan bahwa potensi ekspor kelapa segar Indonesia mencapai $67 juta, namun realisasi ekspor baru mencapai setengahnya, yaitu $33 juta. Artinya, masih ada peluang senilai $34 juta yang belum dimanfaatkan.

3. Makanan Olahan

Selain produk segar, produk pangan olahan seperti makanan olahan (food preparations) dan kacang-kacangan olahan (nuts) juga memiliki potensi ekspor yang cukup besar. Inovasi dalam produk pangan olahan dapat menjadi strategi untuk menarik minat konsumen Thailand dan meningkatkan ekspor.

Khususnya, makanan olahan Indonesia (HS code 210690) menyimpan potensi ekspor yang belum tergarap sepenuhnya. Data menunjukkan bahwa potensi ekspor makanan olahan mencapai $65 juta, namun realisasinya baru mencapai $37 juta. Artinya, masih ada peluang senilai $28 juta yang belum dimanfaatkan.

Peluang ekspor Indonesia ke Thailand yang satu ini menjadi angin segar bagi para pelaku industri makanan olahan di Indonesia. Dengan meningkatkan kualitas produk dan strategi pemasaran yang tepat, mereka dapat merebut pasar ekspor yang lebih luas.

Secara garis besar, peluang ekspor Indonesia ke Thailand menunjukkan prospek yang menjanjikan. Dengan kekayaan produk lokal yang unik dan berkualitas, serta semakin terbukanya akses pasar, UMKM Indonesia memiliki kesempatan besar untuk memperluas jangkauan pasar ke Thailand.

Namun, untuk meraih kesuksesan, dibutuhkan strategi yang matang, pemahaman mendalam terhadap kebutuhan dan preferensi konsumen Thailand, serta kolaborasi yang erat dengan berbagai pemangku kepentingan. Dengan komitmen dan inovasi, Sahabat Wirausaha dapat memanfaatkan peluang ini untuk berkembang dan berkontribusi lebih besar. Mari bersama-sama meraih kesuksesan di kancah internasional, khususnya di pasar ASEAN.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.

Referensi :

  1. ITC Trade Map
  2. ITC Export Potential Map
  3. ASEAN Access