Ekspor Tuna ke Eropa – Halo Sahabat Wirausaha! Pernah bertanya-tanya kenapa tuna bisa jadi komoditas yang begitu populer di pasar Eropa? Ternyata, tuna bukan hanya favorit para pecinta sushi, tapi juga bahan baku utama di industri pengalengan. Di Eropa, tuna kalengan menjadi bagian besar dari konsumsi makanan laut, dan ini memberi peluang besar buat Sahabat Wirausaha yang mau terjun ke pasar ini.
Nah, sebagai eksportir, target utama kita adalah pabrik-pabrik pengolahan tuna yang beroperasi di sana. Tapi sebelum Sahabat Wirausaha mulai menghubungi mereka, penting banget untuk mengerti seluk-beluk Ekspor Tuna ke Eropa dan importir tuna di Eropa. Walaupun terlihat menjanjikan, pasar ini cukup ketat. Jadi, bagi yang ingin mempersiapkan diri untuk menavigasi pasar importir tuna di Eropa, yuk kita bongkar strategi Ekspor Tuna ke Eropa lewat panduan berikut ini!
Ekspor Tuna ke Eropa, Tuna Frozen Apa Yang Dicari Di Eropa?
Banyak jenis tuna yang berenang di lautan, tapi di pasar Eropa, hanya ada dua jenis yang jadi bintang utama untuk tuna:
- Skipjack (cakalang): Ikan ini bisa kita kenali lewat garis-garis memanjang di perutnya yang khas. Ukurannya mungil, biasanya antara 40 cm sampai 80 cm dengan bobot sekitar 2,5 kg. Metode tangkapnya pun macam-macam, dari pukat cincin hingga pancing. Ukurannya yang kecil ini bikin dia mudah diolah dan jadi ikan tuna pilihan utama warga Eropa.
- Yellowfin (tuna sirip kuning): gampang banget dikenalin dari sirip dubur dan sirip punggung kedua yang bentuknya mirip sabit dan warnanya yang mencolok kuning. Ukuran spesies tuna ini terbilang sangat besar dan rata-rata bisa tumbuh dalam ukuran 40 hingga 150 cm. Bobotnya pun bisa mencapai lebih dari 189 kilogram dan jadi salah satu alasan utama mengapa dagingnya begitu digemari.
Tuna yang sudah dimasak ini dibersihkan rapi sesuai selera dan kebutuhan pelanggan. Setelah itu, loin yang mau dikirim ke luar negeri dikemas dengan vakum dan dibekukan, siap meluncur ke pelanggan di seluruh dunia.
Baca Juga: Peluang Ekspor Rambut Palsu Indonesia, Jadi Favorit Pasar Mancanegara
Mengapa Eropa Bisa Jadi Pasar Tuna Yang Potensial?
Sebuah studi yang dilakukan oleh European Market Observatory for Fisheries and Aquaculture Products (EUMOFA) baru-baru ini membongkar fakta menarik: Tuna adalah pilihan utama di antara semua spesies laut yang dimakan di Eropa, diikuti oleh ikan kod, salmon, dan ikan pollock Alaska.
Warga Eropa rupanya sangat gemar tuna kalengan, dengan konsumsi mencapai 2,78 kg per orang per tahun, yang artinya sekitar 11% dari total seafood dan produk akuakultur yang disantap di benua biru itu. Ternyata, orang Eropa saat ini makan tuna lebih banyak dibandingkan warga Amerika, yang belakangan konsumsi tuna kalengnya cenderung turun menjadi hanya 2,1 kg per orang.
Di Eropa sendiri, ada lonjakan menarik dalam konsumsi cakalang—sebuah jenis tuna—sebesar 95 gram per orang, salah satu kenaikan terbesar dalam konsumsi seafood. Namun, ada kabar kurang menggembirakan juga, yaitu penurunan konsumsi tuna jenis lain seperti sirip kuning sebanyak 63 gram.
Penurunan ini sebagian besar karena penghapusan produk sirip kuning di beberapa pasar di Eropa Tengah dan Utara karena isu keberlanjutan. Sementara itu, negara-negara seperti Spanyol dan Italia lebih memilih cakalang yang lebih terjangkau. Dengan tingkat konsumsi yang tinggi, Eropa harus mengimpor tuna dari luar untuk memenuhi kebutuhannya. Sebab saat ini, hanya sebesar 28% kebutuhan tuna Eropa yang dipenuhi dari dalam negeri.
Meski ada kenaikan tangkapan cakalang yang memberikan angin segar untuk swasembada tuna, masih banyak peluang terbuka lebar bagi produsen tuna dari luar Uni Eropa untuk merambah pasar Eropa.
Baca Juga: Harumnya Peluang Ekspor Jengkol, Makin Diminati di Pasar Mancanegara
Bagaimana Cara Masuk Ekspor Tuna Frozen ke Eropa?
Di Eropa, komoditas ikan tuna didapuk sebagai bahan baku utama dalam industri pengalengan di sana. Jadi, tuna yang kita pasok nantinya bisa langsung berakhir di rak supermarket.
Sebagai eksportir, target utama kita adalah perusahaan-perusahaan pengolah tuna kaleng di Eropa. Tapi, sebelum mulai menghubungi mereka, penting banget untuk memahami seluk-beluk pasar Eropa. Kebanyakan perusahaan pengalengan di sana terintegrasi secara vertikal, yang artinya mereka punya seluruh proses dari tangkap ikan hingga pengalengan, jadi bisa jadi tantangan untuk masuk langsung.
Biasanya, komoditas tuna laris manis di sektor pengolahan, meski beberapa eksportir nekat dengan langsung mendekati peritel besar di Eropa guna memperoleh marjin yang lebih pantas. Untuk praktik ini, kita harus lebih berhati-hati, sebab ada risiko yang mengintai. Misalnya, kita harus paham betul tanggung jawab sebagai eksportir, terutama jika pasokan tuna lain dari Indonesia lagi seret, atau ada fluktuasi stok dan kompetisi ketat dengan penjual lain.
Untuk jangka panjang, penting bagi eksportir untuk mengikuti update terbaru dari pasar tuna kalengan yang akhirnya jadi pendorong permintaan untuk tuna lain. Di dunia perdagangan, tuna beku atau yang sudah dimasak sering diekspor ke Eropa sebagai bahan baku.
Nah, karena kebanyakan pabrik pengalengan sudah terintegrasi dan punya armada penangkapannya sendiri, strategi terbaik buat Sahabat Wirausaha adalah melalui importir, pedagang, dan agen. Mereka ini perantara ke pabrik pengalengan, yang punya permintaan besar buat produk ini. Berhubungan langsung dengan importir bisa jadi langkah cerdas buat mendapatkan akses pasar.
Jangan lupa juga, kita bisa manfaatkan jasa agen, yang bisa mewakili kita di pasar atau negara tertentu. Misalnya, kalau mau masuk ke pasar Spanyol, cobalah hubungi agen yang ada di sana untuk negosiasi dengan pabrik pengalengan setempat.
Meskipun kontak langsung dengan pengolah mungkin bukan praktik umum, jika Sahabat Wirausaha sudah cukup paham pasar Eropa, dan tahu kalau ada perusahaan layanan makanan atau peritel yang terkait dengan sektor pengolahan, ini bisa jadi jalan alternatif buatmu. Ingat, pengetahuan itu kunci, dan koneksi adalah akses!
Baca Juga: Ekspor ke Mesir, Menjelajahi Peluang Emas Bagi UMKM Indonesia di Negeri Piramida
Manakah Jalur Masuk Yang Paling Potensial?
Memilih untuk berhubungan dengan agen dan importir lokal bisa jadi pilihan cerdas, terutama karena perusahaan pengolahan besar di negara-negara seperti Spanyol, Italia, atau Prancis sudah punya pemasok tetap untuk tuna kalengan mereka. Agen-agen ini bisa membantu Sahabat Wirausaha mengenal para pengolah yang nantinya akan menjadi klien.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Ekspor Tuna ke Eropa berurusan langsung dengan perusahaan pengolah memang menarik, tapi juga penuh risiko. Biasanya mereka sudah punya pemasok langsung dari negara asal dan punya standar tinggi soal volume dan kecepatan pengiriman. Kecuali Sahabat Wirausaha udah punya nama besar sebagai pemasok loin tuna dengan kapasitas besar dan bisa kirim barang cepat, maka jalur terbaik adalah lewat pedagang atau agen.
Sejarah panjang Eropa dalam bisnis pengalengan tuna bikin industri ini ketat dan terorganisir, sehingga pasarnya sulit untuk ditembus, kecuali kita bisa menawarkan harga yang jauh lebih murah dari pesaing. Nah, pemasok tuna loin dari Cina, sebagai contoh, berhasil melakukan ini dengan menawarkan harga yang sangat kompetitif. Ditambah lagi, mereka juga aktif mencari pasar baru, termasuk Eropa, karena perang dagang dengan Amerika Serikat.
Dalam hal ini, jika Sahabat Wirausaha memutuskan untuk menghubungi perusahaan pengolah secara langsung, ada beberapa hal yang harus diketahui. Salah satunya adalah apa saja syarat masuk pasar yang berlaku di negara tersebut. Sebab, industri pengolahan tuna kalengan di Eropa itu terstruktur dengan baik dan ada asosiasi yang terorganisir di setiap negara.
Ekspor Tuna ke Eropa, Inilah Daftar Importirnya
Halo Sahabat Wirausaha, jika kalian sedang menimbang-nimbang importir mana yang pas buat menjual tuna, yuk kita intip lebih dalam. Ternyata, sasaran utama tuna itu ada di Eropa Selatan, di mana banyak sekali pabrik pengolahan tuna beroperasi. Namun, jangan hanya terpaku di sana, Eropa Utara dan Timur juga patut diperhitungkan karena impor mereka terus meningkat, meskipun mereka tidak terlalu banyak mengolah loin tuna menjadi tuna kalengan.
Misalnya, di negara Belanda, pasar yang ada hanya mengimpor produk ini untuk diekspor lagi ke negara lain di Eropa. Sementara di negara-negara Eropa Timur, impor tuna meningkat seiring dengan kecenderungan konsumen mencari pilihan protein yang lebih sehat.
1. Spanyol
Spanyol cukup terkenal sebagai rajanya pengolahan tuna di Eropa dengan pemain-pemain besar seperti Jealsa, Frinsa, dan Grupo Calvo. Tuna kalengan mereka nyumbang sampai 83% dari ekspor makanan kaleng Spanyol. Tak cuma memasok pasar dalam negeri, mereka juga mengirim ke banyak negara Eropa lain seperti Italia, Prancis, dan Portugal. Ekspor mereka ke luar Eropa terbatas dan harganya juga lebih mahal dibanding dengan negara-negara terdekat.
Baca Juga: Peluang Ekspor Indonesia ke Malaysia, Rahasia Sukses di Pasar Tetangga untuk UMKM
2. Italia
Italia, si negara penghasil tuna kalengan terbesar kedua di Eropa, juga merupakan salah satu importir tuna terbesar setelah Spanyol. Perusahaan besar di sini, yaitu Bolton Food Group, punya beberapa merek ternama di Eropa, seperti Saupiquet, Isabel, dan Rio Mare, yang menguasai lebih dari sepertiga pasar tuna di Italia.
3. Perancis
Perancis merupakan gudangnya pasar besar untuk produk tuna cakalang dari pemasok luar. Dominasi di bisnis tuna kalengan dipegang oleh Petit Navire yang milik Thai Union, Saupiquet yang dipegang oleh Bolton, dan juga Sapmer, perusahaan penangkapan dan pengolahan tuna.
4. Portugal
Walaupun volume impornya kecil dibanding Spanyol, Italia, atau Perancis, Portugal punya potensi besar buat pemasok yang mau nyemplung ke pasar Eropa. Konsumsi ikan dan seafood per kapita di Portugal memang termasuk yang paling tinggi di Uni Eropa, yaitu mencapai 57 kg per orang per tahun, melampaui rata-rata konsumsi tahunan Uni Eropa yang hanya 24,3 kg. Portugal juga punya banyak pabrik pengolahan ikan kaleng dengan berbagai merek yang sebagian besar ditargetkan untuk ekspor, seperti Santa Catarina, A Poveira, dan Ramirez.
Berapa Harga Tuna Frozen Yang Sesuai?
Sahabat Wirausaha, sekarang saatnya kita bicara soal harga tuna yang menjadi bahan baku utama dalam industri pengalengan tuna. Ternyata, harga bahan baku ini menyumbang sekitar 65-70% dari harga akhir produk tuna kalengan. Jadi, bisa dibilang, ini faktor yang sangat menentukan harganya.
Di Eropa, dengan mengimpor tuna, para perusahaan pengolah bisa kurangi kerja keras yang biasanya dibutuhkan dalam proses memasak dan membersihkan ikan. Nah, tahukah kamu? Proses pengalengan itu sendiri bisa menyedot hingga 80% dari total biaya tenaga kerja untuk pengalengan tuna secara lengkap.
Ditambah lagi, biaya transportasi juga bisa ditekan jika yang diangkut adalah loin tuna, bukan tuna beku secara keseluruhan, karena beratnya cuma sekitar 60% dari berat ikan utuh. Ini juga lebih praktis, karena bisa diangkut dalam kontainer standar ketimbang harus pakai reefer curah.
Baca Juga: Syarat Ekspor Pangan Olahan yang Perlu UMKM Ketahui, Punya Permintaan Tinggi di Luar Negeri!
Karena harganya sangat krusial dalam menentukan daya saing sebagai eksportir, tentunya semakin murah harganya, semakin kita bisa bersaing di pasar.
Nah, agar lebih jelas, yuk kita lihat pembagian harganya:
- Bahan baku: 65-70%
- Importir: 12-15%
- Pengiriman: 5%
- Pemrosesan: 10-15%
Untuk produk tuna, menentukan kepastian margin tergolong sulit. Yang penting, Sahabat Wirausaha harus paham soal harga CFR (Cost and Freight) dan FOB (Free on Board), yang mana sangat menentukan dalam perdagangan internasional.
Sebagai contoh, harga FOB per ton untuk tuna cakalang itu berkisar antara $4.650 dan $6.850 untuk loin sirip kuning. Artinya, sebagai pembeli, kita yang akan menanggung semua biaya dan risiko barang mulai dari pelabuhan pengiriman.
Nah, untuk harga CFR per kg, yang mencakup biaya dan pengiriman barang, Sahabat Wirausaha bisa melihat daftar harga berikut sebagai acuan :
- Tuna cakalang: 5,3 Euro/kg
- Tuna sirip kuning (dibersihkan dua kali): 6,5 Euro/kg
- Tuna sirip kuning (dibersihkan satu kali): 6,0 Euro/kg
Tips untuk Mendapatkan Importir Tuna di Eropa
Sahabat Wirausaha, kalau ingin tetap up-to-date dengan tren terkini dan praktik terbaik di industri tuna, ada baiknya merencanakan untuk hadir di Konferensi Tuna Eropa Atuna. Biasanya ini fokus banget pada topik keterlacakan dan keberlanjutan dalam rantai pasokan tuna, jadi ini kesempatan emas buat Sahabat Wirausaha untuk tahu lebih dalam mengenai isu dan persyaratan ini.
Jangan lupa juga untuk mampir ke Seafood Expo dan Conxemar, dua ajang pameran dagang yang bisa jadi tempat keren buat bertemu dengan pembeli dan pemasok tuna beku dari berbagai penjuru dunia. Pameran Makanan Laut tahunan di Belgia itu tempat sempurna buat berkenalan dengan pembeli internasional, sementara Conxemar di Spanyol, yang biasanya diadakan tiap Oktober, adalah spot yang pas buat kamu yang mau menggali lebih dalam tentang industri ikan dan makanan laut di Spanyol dan Eropa Selatan.
Baca Juga: Ketahui Syarat Ekspor Untuk Pangan Olahan Yuk!
Sebagai informasi tambahan, kebanyakan pembeli Eropa sangat menyukai produk yang sudah bersertifikat MSC (Marine Stewardship Council). Jika ingin mengecek proses sertifikasinya secara detail, kita bisa kunjungi situs web mereka. Sementara apabila bisnis perikanan Sahabat Wirausaha belum bersertifikat MSC, pertimbangkan kemungkinan untuk memulai proyek perbaikan perikanan (FIP). FIP merupakan langkah penting bagi bisnis tuna untuk mencapai praktik keberlanjutan yang diperlukan untuk memenuhi standar sertifikasi. FIP diawasi oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) seperti World Wildlife Fund (WWF) dan Kemitraan Perikanan Berkelanjutan (SFP).
Nah, itu dia gambaran umum tentang pasar importir tuna di Eropa yang perlu Sahabat Wirausaha ketahui. Dari pengolahan hingga kebutuhan impor, jelas sekali bahwa Eropa merupakan lahan subur bagi bisnis tuna. Ingat, pilihan terbaik mungkin melalui agen atau importir yang sudah memiliki jaringan kuat di dalam negeri tersebut, karena mereka bisa memudahkan kita dalam menembus pasar yang ketat ini.
Jadi, mari siapkan strategi Ekspor Tuna ke Eropa, pilih jalan yang paling sesuai dengan kapasitas dan sumber daya, dan jangan takut untuk mencoba pendekatan yang berbeda. Eropa adalah pasar yang besar dan selalu membutuhkan pasokan tuna, jadi ini adalah kesempatan emas untuk mengembangkan bisnismu. Selamat berjuang dan semoga sukses merambah pasar Eropa!
Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Referensi :
- https://www.cbi.eu/market-information/fish-seafood/frozen-pre-cooked-tuna/market-entry
- https://www.cbi.eu/market-information/fish-seafood/frozen-pre-cooked-tuna/market-potential