Foto diambil dari ekrut.com

Saat ini banyak inovasi yang kita temui di bisnis makanan, mulai dari cara penyajian yang unik, varian rasa yang lebih beragam, hingga lokasi bisnis yang menarik untuk dikunjungi. Citarasa dan kreativitas itu lahir dari ide inovatif para foodpreneur.

Namun pertanyaannya bagaimana untuk menjadi foodpreneur yang sukses? Karena kita melihat bahwa mayoritas pelaku UKM bergerak di bidang F&B sehingga menuntut pelaku usaha di bidang ini punya kreativitas yang tinggi.

Yuk, kita belajar bersama di artikel Kamus Bisnis ini mengenai karakteristik yang harus dimiliki foodpreneur untuk bisa terus naik kelas.


Definisi

Foodpreneur atau food entrepreneur adalah wirausaha yang mengelola bisnis di bidang makanan dan minuman. Kategori bidang ini sendiri sangat beragam, mulai dari makanan dan minuman kemasan hingga yang siap dikonsumsi di cafe dan restoran. Jenis bisnis yang masuk dalam kategori garapan foodpreneur antara lain: bisnis kuliner, minuman siap saji, makanan dan minuman olahan, makanan dan minuman kemasan, mengelola franchise, dan menjadi distributor.

Baca Juga: Apa itu Creativepreneur?

Bisnis makanan dan minuman memang salah satu bisnis yang paling bertahan, meski dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil sekalipun. Alasan sederhananya, makanan dan minuman adalah kebutuhan primer manusia sehingga bisnis ini akan selalu dibutuhkan. Walaupun sempat terpukul selama pandemi, sektor ini kembali membaik pada pertengahan 2020. Badan Pusat Statistik mencatat jika sektor bisnis ini sudah mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,22% ketika sektor lainnya masih negatif. Ini menunjukkan sektor bisnis makanan dan minuman relatif aman dalam jangka panjang.

Baca Juga: Tren-tren dalam GoFood/GrabFood yang Penting Bagi Digital Marketing


Skill dan Pengetahuan Untuk Foodpreneur

Syarat utama menjadi seorang foodpreneur adalah punya passion di bidang makanan atau minuman sehingga mengerti standar rasa enak yang disukai konsumen. Orang yang memang tertarik di bidang santap menyantap dan pernah mencicipi berbagai masakan, pasti akan mengerti perbedaan rasa. Ini dapat meningkatkan rasa percaya diri ketika kita menawarkan produk makanan dan minuman kepada konsumen.

Baca Juga: 10 Tips Membuat Foto Konten yang Menarik untuk Produk Makanan

Kemampuan mengolah dan menyajikan makanan adalah nilai tambah. Seorang foodpreneur yang punya passion di bidang makanan/minuman dilengkapi dengan kemampuan memasak sudah memiliki modal yang cukup. Kabar baiknya, memulai bisnis makanan tidak harus punya modal besar. Terkadang bisnis di bidang ini dimulai dari sebuah ketekunan, melalui proses uji coba di dapur milik pribadi lalu menawarkan produk makanan yang sudah jadi kepada orang-orang terdekat seperti teman dan kerabat.

Jika ingin melihat contoh seorang foodpreneur yang cukup sukses, kisah Rimayanti Wardani bisa kita jadikan inspirasi. Dengan produk sambal Roa Judes yang sudah diekspor ke berbagai negara, siapa sangka dulu ia memulai bisnis kecil-kecilan dari dapur rumahnya.

Baca Juga: Roa Judes, Menduniakan Sambal Khas Manado

Lebih lanjut, jika ingin usaha terus berkembang, kita harus meluangkan waktu untuk mengasah gergaji, yaitu melengkapi diri dengan skill dan pengetahuan kewirausahaan. Kalau hanya sibuk memproduksi dan menjual, lalu lupa mengembangkan kapasitas diri, kita hanya akan berkutat di level yang sama dan sulit naik kelas. Seorang foodpreneur perlu melengkapi dirinya dengan pengetahuan berikut :

  1. Membuat rencana usaha - Sebelum memulai, seorang foodpreneur haruslah menyusun konsep usaha yang akan dijalankan. Ia perlu menentukan jenis dan varian produk yang akan ditawarkan, harga jual, bagaimana cara menjualnya, media promosi, saluran penjualan, estimasi pendapatan, dan juga biaya yang dikeluarkan.
  2. Mengelola keuangan sederhana - Kunci keberhasilan bisnis ada di manajemen keuangan usaha. Seorang foodpreneur perlu tahu bagaimana mengelola keuangan yang baik, yaitu dimulai dengan mencatat pengeluaran dan pemasukan usaha secara tertib, melakukan perhitungan laba dan rugi, serta memisahkan keuangan usaha dan pribadi.
  3. Riset pasar - Sebelum menawarkan produk kepada pasar, ada baiknya seorang foodpreneur mengetahui bagaimana kondisi pasar dan karakteristik pembeli agar dapat menjual produk yang sesuai dengan keinginan pembeli. Riset pasar bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mengumpulkan data secara langsung dan mengumpulkan data dari sumber yang sudah ada.
  4. Merencanakan pemasaran - Elemen penting dalam penjualan adalah pemasaran. Untuk menginformasikan produk kepada konsumen, seorang foodpreneur harus merencanakan strategi pemasaran yang efektif seperti membuat konsep produk dan menentukan media promosi yang tepat.
  5. Mengetahui regulasi dan perizinan - Seorang foodpreneur juga perlu mengetahui informasi tentang regulasi dan perizinan. Misalnya, kalau ingin membuka usaha kafe, apa saja izin yang dibutuhkan agar usaha dapat berjalan secara legal. Atau kalau ingin memproduksi dan mengedarkan makanan kemasan, produk yang akan ditawarkan seminimal mungkin harus memiliki izin P-IRT (Pangan Industri Rumah Tangga), lalu dilengkapi dengan Sertifikasi BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan Sertifikasi Halal.

Baca Juga: Langkah Mengajukan Sertifikasi Halal

Disini kita mengetahui bahwa usaha makanan dan minuman memiliki prospek yang bagus dan menguntungkan. Bisnis ini menyediakan kesempatan yang luas bagi siapa saja yang ingin menekuninya. Apakah Sahabat Wirausaha tertarik menjadi seorang foodpreneur?

Akan tetapi, pastikan teman-teman memiliki passion yang kuat di bidang F&B dan mau untuk terus belajar. Kita harus menjadi foodpreneur yang inovatif, bukan hanya konvensional. Semangat!