Ilustrasi : Vanda Kartasasmita

Tahukah Sahabat Wirausaha bahwa Indonesia berada di posisi keempat negara penghasil emisi gas rumah kaca terbanyak di dunia?

Tak hanya itu, Indonesia juga menempati peringkat kedua penghasil sampah plastik terbesar secara global. Fakta membuktikan, bahwa waktu yang dibutuhkan sampah plastik untuk terurai adalah ratusan tahun bahkan mungkin tidak dapat terurai sama sekali, hanya berubah menjadi mikroplastik berukuran kecil yang ditemukan di dalam biota laut. Kondisi ini tentu sangat menyedihkan bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk bumi.

Tapi Sahabat Wirausaha, yang lebih menyedihkan lagi adalah bahwa sektor industri turut menjadi kontributor dampak lingkungan yang buruk tersebut.


Gaya Hidup Tanpa Sampah

Melihat kenyataan atas dampak buruk sampah plastik, Sahabat Wirausaha mungkin mencermati, bahwa bermunculan para pegiat dan komunitas yang mengusung kampanye mengurangi sampah plastik. Ternyata, peran mereka cukup besar dalam memberi edukasi pada masyarakat untuk mengubah gaya hidup tanpa sampah. Masyarakat diajak memulai dengan langkah awal meminimalkan sampah rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Cerita Inspirasi, Bhoomi Art

Sahabat Wirausaha pasti juga memahami, tantangan besar banyak dihadapi para pegiat dan komunitas dalam mengubah gaya hidup masyarakat dalam memilah sampah yang mudah dan sulit terurai. Kesulitan lainya adalah kepedulian warga terhadap masalah sampah juga masih minim. Hal itu dibuktikan temuan indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 yang menyebut 72 persen orang Indonesia tidak peduli akan sampah. Butuh pendekatan super-ekstra untuk menyelesaikan kompleksnya persoalan sampah.

Baca Juga: Mengejar Sertifikasi Pemerintah Untuk Fesyen Berkelanjutan

Upaya para pejuang lingkungan mulai membuahkan hasil beberapa tahun terakhir ini, dan gaya hidup minim sampah menjadi tren yang melonjak di masyarakat. Pengetahuan tentang bagaimana mengelola sampah, pemilahan sampah organik dan non-organik serta berbagai kegiatan edukasi lainnya mudah diakses melalui banyak platform, salah satunya melalui media sosial. Kondisi inilah yang akhirnya melahirkan cikal bakal bidang usaha yang masuk dalam kategori ecopreneur di Indonesia.


Apa Yang Dimaksud Dengan Ecopreneur?

Dikutip dari Business Dictionary, ecopreneur adalah wirausahawan yang menciptakan dan menjual produk atau jasa yang ramah lingkungan dengan berlandaskan prinsip ekonomi lingkungan dan ekologi. Sebuah konsep yang membawa optimisme lingkungan, ya, Sahabat Wirausaha?

Kewirausahaan berorientasi lingkungan (ecopreneurship) menjadi langkah krusial mengurangi pencemaran dan menjaga kelestarian alam Indonesia, serta sejalan dengan program perekonomian hijau yang disusun pemerintah. Bidang usaha berbasis ecopreneur tidak hanya menjanjikan dari sisi bisnis, tapi juga memberi kepuasan karena pelaku wirausaha bisa mempertanggungjawabkan moral terhadap ekosistem alam yang makin terancam.

Baca Juga: Jawa Classic, Mengulik Limbah Menjadi Apik dan Menarik

Ladang usaha ramah lingkungan ini, mulai diminati masyarakat. Satu persatu bidang usaha mulai mengaplikasikan konsep yang juga disebut green jobs atau pekerja ramah lingkungan. Perlahan, ecopreneurship juga telah membuka lapangan kerja bagi masyarakat luas, Menarik, bukan?


4 Kelompok Usaha Ecopreneur

Sahabat Wirausaha tertarik dengan konsep usaha ramah lingkungan? Ada 4 kelompok usaha yang dapat dimasukkan dalam kategori ecopreneur, loh!

1. Eco Farming, sebuah kegiatan memilah dan mengolah sampah organik yang nantinya diperuntukan bagi keperluan pertanian, perkebunan dan peternakan.

Contoh : Pembuatan pupuk kompos dari sampah organik.

2. Eco Digital, menciptakan sistem digitalisasi terhadap kebutuhan harian masyarakat.

Contoh : Bekerja sama dengan para pengembang aplikasi untuk membuat program yang membuat aplikasi bank sampah atau aplikasi layanan isi ulang kebutuhan rumah tangga.

Baca Juga: 10 Wirausaha Inovatif yang Ramah Lingkungan

3. Eco Education, merupakan program edukasi kreatif terkait lingkungan.

Contoh : Melakukan pendampingan dan pemberdayaan pengelolaan sampah sekaligus mengajarkan bertanam tanaman produksi kepada masyarakat atau lingkungan rumah tinggal.

4. Eco Tourism, yaitu wisata pengelolaan sampah.

Contoh : Menjadikan kegiatan di tempat pengelolaan sampah menjadi wisata edukasi bagi siapapun yang ingin mempelajari dan mengelola sampah agar lebih bermanfaat.

Baca Juga: Pengertian Daur Ulang

Masih banyak lagi bidang usaha yang dapat mendukung kepedulian lingkungan loh, Sahabat Wirausaha! Diantaranya, usaha vermak furnitur lama, membuat dan menjual kosmetik organik, membuka toko curah atau membangun katering yang ramah lingkungan dan masih banyak lagi.

Apapun pilihan usaha kreatif Sahabat Wirausaha, mari bangkitkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan demi masa depan kita semua ya!

Referensi:

  1. https://www.liputan6.com
  2. http://greengrowth.bappenas.go.id
  3. https://mediaindonesia.com
  4. https://www.antaranews.com
  5. https://www.kompasiana.com
  6. https://www.cermati.com