Di tengah bencana global pandemic COVID19 – aktivitas ekonomi masyarakat sangat terdampak dan untuk memetakan bentuk-bentuk masalah yang terjadi, Kementerian Koperasi dan UKM RI melakukan pemetaan melalui pembukaan Call Center 1500 587 sejak 16 Maret 2020.

Berdasarkan laporan yang masuk, tertangkap pola bahwa UMKM produsen UMKM Makanan dan Minuman merasakan dampak yang paling berat – bukan hanya dari penurunan omset (terlebih UMKM yang belum tersambung pada pasar online, dan bergantung pada pasar offline seperti kantin sekolah, universitas, perkantoran, bazaar, dll); melainkan juga pada kesulitan bahan baku.

Menyingkapi hal tersebut, Asdep Pemasaran - Deputi Produksi dan Pemasaran - Kemenkop UKM RI ingin merancang program berupa subsidi/bantuan langsung untuk meringankan beban UMKM produsen pangan; khususnya di tengah kelangkaan dan kenaikan harga beberapa bahan baku.

Dalam rangka menambah pemahaman dalam merencanakan program diatas, penulis melakukan survey cepat secara online – yang dilaksanakan pada tanggal 29-31 Maret 2020. Formulir online disebarkan ke kalangan jaringan member ukmindonesia dan UMKM peserta program yang pernah dikerjasamakan oleh ukmindonesia.id dengan berbagai mitra.

Terdapat kesimpulan menarik dari pola data yang masuk:

  1. Masih ada sekitar 8% responden yang mengaku malah mengalami peningkatan omset.
  2. UMKM Pangan - responden - yang mengalami peningkatan omset adalah yang memproduksi produk-produk herbal, natural, buah-buahan, yang baik untuk kesehatan dan daya tahan tubuh.
  3. Hal lain yang diproduksi adalah makanan-makanan praktis yang mudah diolah dan dapat disimpan lama (frozen food, rendah, bumbu-bumbuan, dll); hal ini mungkin karena di era saat ini banyak masyarakat yang ingin melakukan stok pangan di rumah.
  4. Semua yang mengalami peningkatan omset sudah Go Online dalam artian produk-produknya dapat dipesan secara online. Dengan demikian, untuk lebih bisa bersaing ke depan, setiap UMKM yang ingin naik kelas, wajib belajar untuk Go Digital.

Memprediksi tren masa depan dari hikmah pandemi corona

  1. Pandemi Corona menyadarkan dunia mengenai begitu pentingnya kesehatan dan aspek sanitasi dan higienitas (rajin cuci tangan, pakai masker, dll). Saya memprediksi, setelah ini, konsumen Indonesia akan melanjutnya "budaya atau mindset" peduli higienitas ini. Jika dulu masih berani makan bakso sembarangan, ke depan, konsumen Indonesia akan lebih takut-takut untuk konsumsi pangan sembarangan. Untuk itu penting sekali bagi UMKM untuk berbenah, memperbaiki proses produksinya agar sesuai dengan kaidah sanitasi dan higienitas. Mumpung masih pandemi Corona, yuk pelajari standar-standar sanitasi dan mari kita gunakan waktu yang ada untuk berbenah. Untuk mempelajari hal ini, silakan membaca konten tentang standar kesehatan PIRT disini; atau Sertifikat Laik Hygiene disini.
  2. Budaya pangan praktis - tanpa mengorbankan aspek kesehatan - adalah ruang inovasi yang berpotensi berkembang di masa depan. Bukan hanya praktis untuk disimpan, diolah, dan dikonsumsi sendiri di rumah; melainkan juga praktis jika hendak dijadikan oleh-oleh atau hadiah yang "pantas" bagi sanak famili, sahabat, dan kolega kerja.

Beberapa STRATEGI BERTAHAN DAN BANGKIT yang dapat dipertimbangkan UMKM:

  1. Promo dengan diskon signifikan, untuk membuat produk lebih bersaing dan dapat dibeli oleh konsumen yang daya belinya sedang turun; yang penting impas atau bisa menutup biaya (tak apa tidak ada untung); yang penting ada cash masuk.
  2. Berhemat: mengurangi jam operasi, musyawarah dengan pegawai terkait pengurangan gaji sementara waktu dikompensasi dengan penurunan beban kerja (salah satunya dengan menurunkan jam kerja), mengakses program pemerintah yang dapat membantu menurunkan beban biaya (misalnya ciciilan pinjaman, listrik, BPJS, pajak, dll).
  3. Membidik peluang lain yang ada di depan mata – shifting sementara –selama dapat mendatangkan arus pendapatan (contoh, tadinya jualan jus, jadi jualan buah mentah; tadinya jualan kopi, jadi jualan frozen food atau jahe merah atau ayam kampung bumbu frozen,: tadinya buat film layar lebar, jadi membuat video iklan untuk YouTube, dll) ; kolaborasi dengan UMKM lain menjual “paket parcel bersama” dan semacamnya harga promo.
  4. Jika memungkinkan, menjual paket untuk masa depan di saat sekarang – harga diskon (contoh yang sudah dilakukan beberapa hotel dan maskapai); ini juga taktik untuk memperlancar cash flow saat ini. Beberapa hotel sudah menjual beberapa kamar untuk jadual tahun 2021, harga diskon saat ini.
  5. Gunakan waktu untuk sebanyak-banyaknya belajar dan membenahi usaha agar lebih siap untuk bangkit dan lebih berdaya saing pasca covid – hal ini penting karena konsumen akan lebih picky (pemilih) pasca covid ini, karena “new normal konsumen” adalah yang sudah sadar, biasa, dan memiliki standar kualitas baru khususnya terkait sanitasi, higienitas, kesehatan natural, dan keramahan lingkungan (propaganda detoksifikasi bumi). Jadi belajarlah dan terapkan untuk benahi usaha dengan belajar e-commerce/digital marketing, memperbaiki logo, desain gerobak yang lebih menarik, mengikuti berbagai pelatihan online, mendengar podcast atau baca artikel wawasan bisnis (contohnya di ukmindonesia.id), benahi keuangan,amalkan standar kebersihan yang lebih baik, membuat business plan, SOP, lengkapi legalitas, dll)
  6. Inovasi produk dan layanan pendukungnya. Contoh inovasi produk adalah menambah varian rasa baru, membuat paket khusus oleh-oleh atau hadiah, memperbarui logo dan desain kemasan agar lebih menarik, dll. Contoh inovasi layanan pendukungnya, menyediakan layanan pesan melalui WA dan jasa antarnya, menyediakan pilihan untuk pesanan custom dengan skema pre-order, menyediakan garansi uang kembali jika barang tidak sesuai, dll.
  7. Pelajari peluang mendapatkan mitra investor ekuitas (agar bisa memiliki mentor/mitra bisnis yang bisa diajak berpikir strategis yang diikat dalam hubungan bisnis, sehingga tidak bersifat sementara jika hanya mendapatkan mentor Ketika ikut program saja).
  8. Pro aktif mencari informasi (ngulik), membidik peluang, dan kolaborasi untuk bertahan dengan bergabung di komunitas atau ikut program pendampingan tertentu.


Mari kreatif berinovasi untuk memenuhi ceruk peluang ini, jadikan produk pangan kita solusi kehidupan; bukan hanya dari produknya itu sendiri, tapi juga melalui pelayanannya.

Hasil tabulasi data, pemetaan produk-produk pangan yang saat ini mengalami peningkatan omset, dan analisa kebijakan, yang tertuang dalam suatu dokumen laporan "Peluang dan Kebijakan UMKM di Era Pandemi Covid19" dapat diunduh disini.

Catatan: Laporan atas survey cepat ini merupakan sepenuhnya tanggungjawab penulis, dan tidak mencerminkan pendapat organisasi. Artikel ini diperbarui pada 1 Juni 2020.